Kelompok 3
1. Shalzabilita Citra Dewi S 202102001
2. Mutiara Rahmawati 202102016
3. Natalia Cikadiva Tiara N 202102017
4. Agnes Nindy Yanuarta 202102018
5. Sesilia Novita Eka Larasati 202102022
6. Achmad Nur Hidayat 202102031
7. Theo Herlangga 202102032
8. Aisyatul Habibah 202102040
9. Andien Agustine Mulya P 202102044
PENGERTIAN
Perawatan jenazah dalam agama kristen adalah dimulai dari dimandikan, dirias (dibajukan),
didoakan, dimasukan ke dalam peti dan masuk ke acara kebaktian lalu sebelum dikubur dibaptis
lagi oleh pendeta yang dipercaya oleh keluarga jenazah.
1. Memandikan Jenazah
Memandikan jenazah dilakukan di ruang pemandian jenazah sebesar 5x3 oleh anggota yayasan
atau pihak keluarga. Proses pemandian jenazah dilakukan ketika sudah sampai ke rumah
persemayaman atau rumah duka. Pemandian dilakukan oleh satu atau dua orang tergantung
kondisi jenazah.
3. Mengawetkan Jenazah
Pegawetan jenazah dilakukan ketika jenazah telah selesai dimandikan dan mengenakan pakaian
lengkap. Pengawetan jenazah ini diperlukan untuk mencegah pembusukan dan penyebaran
kuman dari jenazah ke lingkungan, dikarenakan biasanya keluarga jenazah tinggal di tempat
yang berbeda-beda sehingga perlu menunggu kedatangannya dan pada saat ini telah berhasil
dibuat pengawetan jenazah yang tidak mengubah warna kulit, tekstur tidak keras, tidak meleleh
dan tidak perih, malahan dilengkapi dengan bau wangi yang dapat dipilih jenisnya.
Proses pengawetan ini dilakukan di ruang rias jenazah oleh mantri, dokter forensik atau asisten
dokter (bidan atau perawat) yang telah berpengalaman atau memiliki izin untuk melakukan
pengawetan jenazah.
4. Merias Jenazah
Merias jenazah dilakukan di ruang rias jenazah oleh satu orang anggota yayasan. Dalam hal ini,
merias jenazah adalah merias wajah dan rambut. Setelah selesai merias, jenazah dibawa ke aula
(ruang perseayaman) dan dimasukkan ke dalam peti mati.
MEMANDIKAN JENAZAH
PELAKSANAAN IBADAH
A. Ibadah Duka
Pengertian: doa duka atau doa penghibur biasanya bersangkutan dengan pihak dari keluarga
mempunyai ikatan dengan gereja atau persekutuan doa.
Tata cara:
1. Datang ke rumah duka,
2. berdoa,
3. menyanyikan sebuah kagu puji-pujian,
4. mereka bersaksi atau berfirman,
5. mereka memberi motivasi atau memberi penghiburan kepada keluarga yang ditinggalkan,
6. melakukan doa penutup,
7. selesai.
B. Ibadah Penghiburan
Setelah jenazah dimasukkan ke dalam peti, dan para pelayat dirasa cukup melihat kesempatan
pada jenazah, maka ibadah penghiburan pun akan dilakukan. Ibadah penghiburan sendiri
merupakan salah satu tata cara pemakaman Kristen yang tidak boleh dilewati. Karena dalam
ibadah penghiburan ini sendiri merupakan salah satu bentuk dukungan emosional dari pelayat
kepada orang yang ditinggalkan.
Biasanya pada ibadah penghiburan ini para pelayat atau saudara-saudara seiman akan memuji
Tuhan, mendengarkan khotbah serta memberikan penghiburan tersendiri bagi keluarga yang
ditinggalkan. Dengan begitu, maka orang yang ditinggalkan pun tidak akan mengalami sedih
yang berlarut-larut.
D. Ibadah Penguburan
Ibadah penguburan menjadi tata cara pemakamam Kristen yang terakhir. Pada proses ini, peti
jenazah akan di masukkan ke dalam tanah atau ke tempat peristirahatan yang terakhir. Tidak
lupa sebelum peti jenazah dimasukkan ke dalam tanah atau liang lahat, biasanya para pemuka
agama akan memberikan khotbah terlebih dahulu.
Apabila khotbah sudah selesai, maka peti jenazah pun akan dimasukkan ke dalam liang lahat
lalu ditimbun dengan tanah. Setelah itu para pelayat dan keluarga akan menabur bunga di atas
peristirahatan terakhir orang yang ditinggalkan. Tidak jarang para pemuka agama pun akan
memberikan kembali sedikit khotbah dan berdoa.