Disusun Oleh :
Ika Ramadhani
Rya Dwi Julita
Adel Anandar
Siti Noraffika
Safitri
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
A. Keutamaan dan Hikmah Mengurus Jenazah................................................2
B. Hal-Hal Yang Berhubungan Dengan Pengurusan Jenazah..........................3
BAB III PENUTUP................................................................................................8
A. Kesimpulan...................................................................................................8
B. Saran.............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Allah SWT menciptakan manusia berasal dari sari pati makanan yang
tumbuh dari hamparan tanah yang ada dipermukaan bumi ini. dari tanahlah
proses manusia diciptakan dan ketanah pulalah setiap manusia kebumikan.
Setiap manusia pasti akan mengalami kematian, dan kematian tidak seorang
pun mampu menghindarinya.
Orang yang meninggal dunia juga perlu dihormati karena orang yang
meninggal adalah makhluk Allah SWT yang sangat mulia. Karena manusia
adalah makhluk sebaik-baik ciptaan Allah SWT dan ditempatkan pada derajat
yang tiggi, oleh sebab itu, menjelang menghadap keharbiaan Allah SWT,
orang meninggal perlu mendapat perhatian khusus dari yang masih hidup.
Pengurusan jenazah termasuk ajaran islam yang perlu diketahui oleh
seluruh umat islam. Hal itu dimaksudkan agar dalam penyelenggaraan atau
pengurusan jenazah sesuai dengan ketentuan ajaran Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa keutamaan dan hikmah mengurus jenazah?
2. Apa saja hal-hal yang berhubungan dengan pengurusan jenazah?
C. Tujuan
1. Mengetahui keutamaan dan hikmah dalam mengurus jenazah.
2. Mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan pengurusan jenazah.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
B. Hal-Hal Yang Berhubungan Dengan Pengurusan Jenazah
Penyelenggaraan jenazah adalah fardu kifayah bagi sebagian kaum
muslimin, khususnya penduduk setempat terhadap jenazah muslim/ muslimah.
Namun, sebelum penyelenggaraan jenazah itu dimulai, maka ada beberapa hal
yang harus dilakukan terhadap jenazah tersebut, yaitu :
1. Dipejamkan matanya, mendo’akan dan meminta ampunkan atas dosanya.
2. Dilemaskan tangannya untuk disedekapkan di dada dan kakinya
diluruskan.
3. Mengatupkan rahangnya atau mengikatnya dari puncak kepala sampai ke
dagu supaya mulutnya tidak menganga/terbuka.
4. Jika memungkinkan jenazah diletakkan membujur ke arah utaradan
badannya diselubungi dengan kain.
5. Menyebarluaskan berita kematiannya kepada kerabat- kerabatnya dan
handai tolannya.
6. Lunasilah hutang-hutangnya dengan segera jika ia punya hutang.
7. Segerakanlah fardu kifayahnya.
3
3. Pakailah sarung tangan dan bersihkan jenazah dari segala kotoran.
4. Ganti sarung tangan yang baru, lalu bersihkan seluruh badannya
dantekan perutnya perlahan-lahan jika jenazah tidak hamil.
5. Tinggikan kepala jenazah agar air tidak mengalir ke arah kepala.
6. Masukkan jari tangan yang telah dibalut dengan kain basah ke
mulut jenazah, gosok giginya, dan
bersihkan hidungnya. Kemudian, wudlukanseperti wudlu untuk sholat.
7. Siramkan air ke tubuh yang sebelah kanan dahulu. Kemudian ke
sebelahkirinya.
8. Mandikan jenazah dengan air sabun dan air mandinya yang
terakhirdicampur dengan wangi-wangian.
9. Perlakukan jenazah dengan lembut ketika membalik dan menggosokan
ggota tubuhnya.
10. Memandikan jenazah satu kali jika dapat membasuh ke
seluruh tubuhnya,itulah yang wajib. Sunnah mengulanginya beberapa
kali dalam bilanganganjil.
11. Jika keluar najis dari jenazah itu setelah dimandikan dari badannya,
wajibdibuang dan dimandikan kembali. Jika keluar najis setelah di atas
kafan,tidak perlu untuk diulang mandinya, tetapi cukup untuk
membuangnajisnya saja.
12. Keringkan tubuh jenazah setelah dimandikan dengan kain atau handuk
sehingga tidak membasahi kafannya.
13. Selesai mandi, sebelum dikafani berilah wangi-wangian yang
tidakmengandung alkohol. Pemberian wewangian untuk jenazah
sebaiknyamenggunakan kapur barus.
4
2. Mengafani Jenazah
a. Ketentuan Umum
1. Kain yang digunakan hendaklah berwarna putih dan bisa menutupi
seluruh tubuh
2. Jumlah kain kafan bagi laki-laki hendaklah tiga lapis, sedangkan
perempuan lima lapis.
3. Sebelum digunakan untuk membungkus kain kafan hendaknya diberi
wangi-wangian
4. Tidak berlebihan dalam mengkafani jenazah
5. Kain kafan dihamparkan diatas tikar yang bersih lalu jenazah
ditekkan diatasnya;
6. Kedua tangan jenazah diletakkan diatas dada, dengan tangan kanan
di atas tangan kiri;
7. Sebelum kain penutup dilepaskan, bagian-bagian tubuh seperti
kemaluan, dubur, mulut, hidung, mata, dan telinga ditutup dengan
kapas dan seluruh tubuh jenazah ditaburi wangi-wangian, kemudian
kain kafan sehelai demi sehelai dihubungkan dengan mendahulukan
sebelah kiri baru kemudian sebelah kanan;
8. Setelah terbungkus, diikat dengan sehelai kain tali dari potongan
kain kafan pada ujung kepala, dada, perut, lutut, dan di bawah ujung
kaki.
b. Sunah mengkafani Jenazah
a) Kain kafan adalah kain yang baik, bersih dan berwarna putih.
Sebagaimana HR. Ahmad dan Abu Daud
b) Mengasapi kain kafan dengan dahan kayu yang wangi tiga kali,
Rasulullah SAW. sebagaimana HR. Abu Daud.
c) Kain kafan tidak menggunakan bahan yang terlalu mahal.
Sebagaimana HR. Abu Daud.
d) Mengafani jenazah, tiga helai untuk jenazah laki-laki dan lima
helai untuk jenazah perempuan.
5
3. Menshalatkan Jenazah
Menyolatkan jenazah adalah mendo’akan, memintakan ampun dan
rahmat bagi jenazah tersebut.
Dasar hukum shalat jenazah adalah sabda Nabi SAW. yang artinya :
Shalatkanlah orang-orang yang meninggal dunia antaramu (HR. Ibnu
Majah) Semua syarat wajib dan syarat sah shalat fardhu menjadi syarat
dalam shalat jenazah kecuali waktu shalat, Shalat jenazah pelaksanaan
shalat jenazah adalah sebagai berikut sebelum shalat jenazah laki-laki,
orang yang menyolatkan berdiri pada posisi searah dengan kepala jenazah
perempuan berdiri pada posisi searah pinggang. Kemudian mulai shalat
dengan urutan takbiratul ihrom dan niat, membaca surat Al-fatihah ,
takbir kedua, membaca sholawat atas Nabi, takbir ketiga membaca do’a
untuk si mayit, takbir keempat, membaca do’a kemudian salam.
4. Menguburkan Jenazah
Jenazah diletakkan di atas usungan atau tandu dan dipikul di atas bahu.
Disunnahkan memikul tandu atau usungan itu pada setiap sisi tandu atau
usungan tersebut.
1. Orang yang berjalan kaki hendaklah berada di sekitar jenazah dan
orang yang berkendaraan berada dibelakang orang yang berjalan
2. Orang yang mengantarkan disunatkan diam dan khusu’ tidak
membicarakan keduniaan dan hendaknya lebih banyak mengingat
Allah.
3. Membawa jenazah ke kubur hendaknya dilakukan segera.
4. Setelah dekat kubur sebaiknya membaca bacaan yang baik (doa-doa)
guna menghindari pembicaraan yang tidak baik (ma’siat)
Adapun peragaan cara mengubur jenazah dengan mengikuti petunjuk
berikut:
1. Turunlah tiga orang ke liang lahat guna menerima jenazah. Ada yang
menerima jenazah pada bagian kepala, bagian tengah, dan bagian kaki.
6
2. Angkatlah jenazah pelan-pelan. Orang yang berada di atas liang lahat
bertugas mengangkat jenazah. Ada yang memegangi kepala, perut dan
kaki. Ketika menurunkan jenazah, disunahkan membaca bismillahi
wa’ala millati rasulillah.
3. Mesukkan jenazah dari kaki kubur atau dari samping kubur (mana
yang mudah)
4. Taruhkan jenazah di liang lahat dan menghadap kiblat.
5. Berilah penyanga dengan tanah secukupnya agar jenazah tetap miring.
penyangga diletakkan pada bagian kepala dan punggung serta paha.
6. Kenakan pipi kanan jenazah dengan tanah. Oleh karena itu, lepaskan
tali pocong. Kain kafan dilonggarkan dibagian kepala agar mudah
ditarik untuk meletakkan pipi mengenai tanah.
7. Tutuplah liang lahat dengan papan kayu atau yang lain. Hal itu
dimaksudkan agar apabila ditimbun, badan jenazah tidak terhimpin
dengan timbunan.
8. Timbunlah pelan-pelanliang lahat sampai selesai. Maksudnya, agar
penutup liang lahat tidak patah. Timbunan ditinggikan dari tanah
sekitarnya agar tidak tergenang air apabila tergenang hujan.
9. Berilah tanda dari kayu atau batu.
10. Doakan si mayit dan keluarga yang ditinggalkannya.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hukum dalam
mengurus jenazah adalah kifayah, artinya jika sebagian orang sudah
mengurus jenazah maka sebagian warga lainnya sudah gugur kewajibannya,
oleh karena itu, setiap muslim yang telah meninggal maka sebagai kaum
muslim harus segera diselesaikan pengurusannya kecuali ada hal-hal yang
memaksa.
B. Saran
Demikianlah pokok bahasan makalah ini yang dapat kami paparkan, besar
harapan kami makalah ini apat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena
keterbatasan pengetahuan dan referensi. kami menyadari makalah ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan agar makalah ini dapat disusun menjadi lebih baik di masa yang
akan datang.
8
DAFTAR PUSTAKA
https://risalahmuslim.id/keutamaan-mengurus-jenazah/
https://www.academia.edu/40943358/
MAKALAH_PENGURUSAN_JENAZAH_DAN_HIKMAHNYA
https://www.academia.edu/38584770/
MAKALAH_TATA_CARA_PENGURUSAN_JENAZAH