Anda di halaman 1dari 10

Mata Kuliah Dosen Pengampu

Keterampilan Agama Hanafi, M. Pd. I

“TATA CARA MEMANDIKAN JENAZAH”

Kelompok 1

Anggota:

Nama Npm
Muhammad Sukma Yahadi : 21.12.5405
Pratama
Risky Nur Hidayat : 21.12.5581
Anisa Maulina : 21.12.5478
Noor Ilham Rahmatullah : 21.12.5360
Suhairiah : 21.12.5586

ISTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM MARTAPURA


FAKULTAS TARBIYAH PRODI PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
2024
KATA PENGANTAR


Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya serta nikmat berupa kesehatan sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah dengan judul “Memandikan Jenazah” ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.

Shalawat serta salam juga tidak lupa dihaturkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad Saw beserta para keluarga, sahabat, kerabat, dan pengikut beliau dari
dulu hingga akhir zaman kelak.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen kami Bapak Hanafi,
M. Pd. I selaku dosen pembimbing kami dalam mata kuliah keterampilan agama.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut
membantu baik pikiran maupun materinya, sehingga kami mampu menyelesaikan
makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwasanya makalah ini


masih jauh dari kata sempurna. Akan tetapi kami berharap semoga makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman untuk para pembaca. Kami
memohon maaf apabila ada kesalahan kata dalam penulisan makalah ini. Semoga
bagi para pembaca dapat memberikan kritik dan saran bagi kami, agar makalah
kami kedepannya bisa lebih baik lagi.

Martapura, Maret 2024

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
BAB II
PEMBAHASAN .................................................................................................... 2
A. Mengurus Jenazah ........................................................................................ 2
B. Memandikan Jenazah ................................................................................... 3
BAB III
PENUTUP .............................................................................................................. 7
A. Kesimpulan .................................................................................................. 7
B. Saran ............................................................................................. ……… 7
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... . 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seperti orang yang hidup, Jenazah pun harus dimandikan sebelum
dishalatkan dan dikuburkan. Memandikan jenazah merupakan bahagian
darifardhu kifayah dalam mengurus jenazah. Sebagaimana yang kita
ketahui bahwa fardhu kifayah merupakan sebuah kewajiban yang harus
dilaksanakan,apabila tidak seorang pun yang melakukan hal tersebut maka
seluruh bahagian kampung dan penduduk di sekitar kediaman jenazah
tersebut akan berdosa, Oleh karena itu, memandikan jenazah merupakan
keharusan yang mesti dikerjakan. Dan apabila hal tersebut telah
dilaksanakan, maka putuslah kewajiban penduduk muslim setempat.
Dalil mengenai kewajiban seorang muslim untuk memandikan
jenazahterdapat dalam hadis yang disabdakan Rasulullah Saw yaitu:
Dari Abu Hurairah r.a berkata, aku mendengar Rasulllulah saw
bersabda, “hak seorang Muslim yang lain ada lima hal: menjawab
salam,membesuk orang sakit, mengantar jenazah, mendatangi undangan,
danmenjawab orang bersin.” (HR Bukhari)
Walaupun kata memandikan dalam hadis diatas tidak ada,
namunsebagaimana yang diketahui bahwa memandikan jenazah merupakan
bahagianfardhu kifayah dalam pengurusan jenazah. Itulah sebabnya
memandikan jenazah merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan
dengan segera.
Dalam Makalah ini akan membahas mengenai makalah yang
berjudul “Tata Cara Memandikan Jenazah”

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Tata cara Memandikan Jenazah?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Mengurus Jenazah
Sebelum Jenazah dishalatkan, maka yang harus dilakukan adalah
memandikannya. Memandikan jenazah dimaksudkan agar segala bentuk
hadas dan najis yang ada pada jenazah tersebut hilang dan bersih, sehingga
jenazah yang akan dikafani terus dishalatkan telah suci dari hadas dan najis.
Pada dasarnya memandikan jenazah sama saja dengan mandinya orang yang
hidup, namun perbedaannya adalah orang yang hidup mandi sendiri
sedangkan jenazah harus dimandikan.
Walaupun demikian ada sedikit perbedaan dalam memandikan
jenazah, tidak saja meratakan air keseluruh tubuh, namun dalam
memandikannya juga harus dengan hati-hati dan lemah lembut.
Memandikan jenazah adalah hal yang harus dilakukan atas jenazah
seorang muslim, sebelum ia dishalatkan. Mandi ini dilakukan dengan cara
membersihkan segala najis yang ada di badannya dahulu, utamanya bagian
kemaluan, kemudian meratakan air ke seleruh tubuhnya, ini harus di
usahakan dengan hati-hati upaya mayit tersebut tidak membawa kotoran ke
hadapan Allah.
Dalam memandikan mayit wajib adanya niat mendekatkan diri
kepada Allah SWT, karena ia termasuk bagian dari ibadah. Demikian pula
muthlak, suci dan halalnya air. Menghilangkan najis dari badan mayit
terlebih dahulu, dan tidak adanya penghalang yang dapat mencegah
sampainya air ke kulit mayit, semua itu harus dipenuhi dalam memandikan
mayit.

2
B. Memandikan Jenazah
a. Hukum memandikan mayyit di tafshil:
1. Wajib jika jenazahnya orang Islam yang tidak mati syahid dan bukan
bayi yang keguguran yang masih belum jelas bentuknya.
2. Mubah jika jenazahnya merupakan bayi yang gugur yang masih
belum jelas bentuknya dan kafir.
3. Haram jika jenazahnya merupakan orang yang mati syahid.1
b. Adapun syarat memandikan jenazah yaitu:
1. Mayitnya itu islam
2. Lengkap tubuhnya atau ada bagian tubuhnya walaupun sedikit
3. Jenazah tersebut bukan mati syahid (mati dalam peperangan
membela agama Allah).2
Memandikan jenazah mempunyai beberapa ketentuan,
Pertama: memandikan dengan air yang dicampur dengan sedikit daun
bidara, air kapur barus, dan air murni tanpa dicampur apapun.
Kedua: wajib bersegera dalam memandikan jenazah, tidak perlu
menunggu kedatangan kerabat atau yang lainnya, terlihat jika
dikhawatirkan badan mayat rusak dan berubah baunya.
Ketiga: yang memandikan disyariatkan orang Muslim, baligh, berakal
dan mengetahui masalah-masalah yang terkait dengan mandi jenazah.
Keempat: jika jenazah meninggal dalam keadaan mati syahid di medan
perang, maka jenazah tidak dimandikan meski diketahui sebelum
peperangan jenazah dalam keadaan junub. Demikian pula jenazah
meninggal dalam peperangan maka tidak perlu untuk dishalatkan,
syuhada dalam peperangan dimakamkan dalam keadaan memakai baju
dan luka-luka pada tubuhnya.
Diutamakan yang memandikan adalah keluarga terdekat, apabila
tidak ada keluarga terdekat, maka hendaknya memandikan jenazah

1
Umi Nuriyatu Rohmah, “PEMBINAAN PRAKTEK MEMANDIKAN JENAZAH”, Vol. 1 No. 1,
(Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat, Juni, 2023) H. 57.
2
Umi Nuriyatu Rohmah, “PEMBINAAN PRAKTEK MEMANDIKAN JENAZAH”, Vol. 1 No. 1,
(Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat, Juni, 2023) H. 57-58.

3
diserahkan kepada orang yang alim, yang mengerti dengan baik proses
memandikan jenazah dan mampu menjaga dan menutup aib si mayit.3
c. Syarat orang yang memandikakn mayyit
1. Muslim, berakal dan baligh
2. Berniat memandikan jenazah
3. Kepribadiannya jujur dan sholeh
4. Terpercaya, Amanah, dan mengetahui hukum memandikan mayit,
serta dapat menjaga aib jenazah
5. Harus sejenis / punya ikatan mahrom, atau suami istri4
d. Hal-hal yang yang disunnahkan sebelum mayit di mandikan:
1. Memejamkan kedua mata mayit, jika mayyitnya meninggal dalam
keadaan mata terbuka
2. Mengikat dagu mayit dengan tali yang agak lebar dan diikatkan
diatas kepala, jika mulut mayyit terbuka
3. Melemaskan persendian meskipun menggunakan minyak
jika dibutuhkan
4. Melepaskan seluruh pakaiannya dan menutupnya dengan kain tipis
5. Dihadapkan ke arah kiblat
6. Meletakkan sesuatu yang agak berat di perutnya
7. Segera membebaskan tanggungannya, melaksanakan wasiatnya dan
mengumumkan kematiannya
8. Segera melakukan prosesi tajhiz (merawat atau mengurus mayyit)
dan dimulai dengan memandikannya.5
e. Tata cara memandikat mayit

3
Puji astuti, Muhammad Hasdin has, Samsu, Hasan Basri, MANAJEMEN PENYELENGGARAAN
JENAZAH, Vol. 2, No. 2, (Kendari: Jurnal Manajemen Dakwah, 2022) H. 46.
4
Erida Fadila, Ela Sri Sholihah, PERSIAPAN DAN PRAKTEK MEMANDIKAN JENAZAH, Vol. 5,
No. 5, (Cirebon: Jurnal Kreativitas Pengabdian kepada Masyarakat, Mei, 2022) H. 113.
5
Putri Handayani, Fuad Fitriawan, Risa Alfiah Ulfa, FASILITASI MASYARAKAT DESA WAGIR
KIDUL DALAM TATA CARA PEMULASARAN JENAZAH, (Ponorogo: Jurnal Social sciene
Academic, 2023) H. 7-10.

4
1. Pertama, letakkan tubuh di area yang sudah disiapkan dengan kepala
sedikit terangkat. Pastikan orang yang memandikan jenazah
memakai sarung tangan.
2. Lepaskan kafan dari tubuh dan letakkan di atas kain basah agar alat
kelamin tidak terlihat.
3. Membersihkan gigi, lubang hidung, telinga, ketiak, sela-sela jari
tangan dan kaki sertarambut. Pertama, bersihkan kotoran dari bagian
depan dan belakang bingkai. Caranyaadalah dengan meremas perut
secara perlahan untuk mendorong dari dalam ke luar.
4. Kemudian membasuh atau membasuh seluruh bagian tubuh dengan
air sabun. gunakantata cara yang benar Lalu cuci dengan air bersih
sesuai kadar garam tubuh.
5. Baca Niat Mencuci Tubuh Pria/Wanita. Setelah membaca niat,
membungkuk ke kanan,membasuh punggung kiri ular.
6. Kemudian membasuh dari ujung rambut sampai ujung kaki dengan
air bersih dan membasuh kembali dengan air kapur barus.
7. Jenazah kemudian dimandikan seperti orang mandi sebelum shalat.
Rawat tubuhdengan menggulung dan memijat anggota tubuh
dengan lembut.
8. Jika kotoran pada tubuh kotor setelah dicuci dan sampai ke tubuh,
maka harusdikeluarkan dan dicuci kembali. Jika sarung menjadi
kotor setelah digunakan, tidakperlu dicuci lagi, tetapi kotorannya
harus dihilangkan.
9. Rambut pada tubuh wanita harus dicabut dan dibiarkan tergerai.
Setelah dibasahi dandibersihkan, handuk dikeringkan dan dilipat.
Setelah dicuci, keringkan tubuh dengan handuk agar tidak basah.
10. Setelah membasuh tubuh, oleskan parfum bebas alkohol sebelum
menutupinya. Biasanya menggunakan air kapur barus.
11. Tubuh menghadap kiblat dan laki-laki harus ditutupi antara perut
dan lutut dan Wanita harus ditutup sampai ke dada.
12. Posisi badan kepala cukup tinggi agar air tidak mudah masuk ke
hidung. Tekan perutbadan secara perlahan untuk menghilangkan

5
kotoran, lalu basuh dengan kain dan lap dengan tangan “harus
memakai sarung tangan”.
13. Membersihkan bila ada kotoran yang menempel pada bagian-bagian
tertentu seperticat, oli, gemuk, dll.Jangan lupa baca basmalah.
14. Tujuannya untuk membasuh badan. Mulailah dengan
membersihkan anggota badan terlebih dahulu. Menuangkan air ke
seluruh tubuh. (Dr. Musthafa dii al-bugha, 2022)
15. Pijat tubuh dengan air kembang dan sabun, dimulai dari sisi kanan,
kepala, bahu, dada, perut, lengan, dilanjutkan ke kaki, kemudian
dilanjutkan dari sisi kiri tubuh.
16. Bersihkan punggung dari sisi kanan, lalu dari sisi kiri. Basuh tubuh
dengan air bersih. Disarankan body wash 3X, 5x, 7X tapi bisa
disesuaikan dengan kebutuhan tubuh.
17. Bersihkan kedua telinga, hidung, mata dan gigi dengan kapas yang
telah disiapkan. Taburkan air jeruk nipis keseluruh tubuh. Basuh
jenazah dan tunggu jenazah mengering sedikit, tunggu penguburan.
Adapun cara memandikan jenazah yang kedua, pertama jenazah
diletakkan di ruang depan dan dimandikan dengan baju kurunga.
18. Tujuannya dimasukan ke dalam kurungan agar aurat tidak terlihat
atau memandikan jenazah di kamar dan menutup aurat dan jika
terlihat maka hanya tukang cuci atau pembantu yang
memandikannya saja yang dapat melihat dia.
19. Mandi diawali dengan membersihkan badan bagian bawah seperti
halnya kuburan, sipembersih meletakkan tangannya di bagian
bawah badan, kemudian dilanjutkan denganmembersihkan bagian
tangan, jika ada satu orang yang membasuh badan, kemudian ganti.
kain, kain digunakan untuk membersihkan bagian bawah dengan
kain bersih,untuk membersihkan mulut badan, kemudian
membersihkan hidung badan, keduatelinga dan membasuh
badansebagai doa.6

6
Nursi Nursalima, METODE DEMONSTRASI MEMANDIKAN JENAZAH, Vol. 5, No. 2, (Jurnal
Sosial Humaniora dan Pendidikan, Oktober, 2023) H. 11-12.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Di dalam memandikan mayit harus teliti supaya mayit itu tidak
membawa kotoran kehadapan Allah. Perut si mayit harus di tekan, karena
didalam perutnya itu mungkin masih ada kotoran.
Di dalam memandikan mayit terlebih dahulu adalah niat, karena niat
adalah bahagian dari ibadah. Kemudian siramlah tubuhnya sebelah kanan
baru sebelah kiri sampai air itu merata dalam tubuhnya, setelah semuanya
siap, lalu mayit tersebut diwudhukan.
Demikianlah isi makalah kami ini dan sebelumnya penulis terlebih
dahulu mohon maaf kepada bapak atas kekurangan yang terdapat di dalam
makalah kami ini.
Dan kami berterima kasih atas bapak yang sudi memberikan judul
ini terhadap kami, karena kami sudah mengetahui lebih jelas lagi tentang
cara cara memandikan mayit.

B. Saran
Dalam penyusunan makalah, pemakalah berusaha memaparkan dan
menyajikan materi dengan semampunya agar pembaca dapat memahami isi
makalah ini. Namun tidak menutup kemungkinan pasti ada kekeliruan dan
kesalahan di dalam penyusunan makalah. Oleh karena itu, harapan
pemakalah semoga makalah ini memberi manfaat dan memberi pemahaman
terhadap para pembaca.

Anda mungkin juga menyukai