Anda di halaman 1dari 31

PELAYANAN

KESEHATAN
BERWAWASAN
ISLAM
Dr Dewi Setiawati SpOG, M.Kes
Bimbingan rohani dalam pelayanan
kesehatan
Bila seseorang jatuh sakit dan mendapat pengobatan, maka dia
harus meyakini bahwa sakit itu merupakan cobaan dari Allah
dan untuk itu dia wajib berupaya untuk memperoleh
penyembuhan. Untuk ini diperlukan bimbingan rohani sebagai
berikut :
1. Sabar dalam Sakit
2. Berbaik sangka kepada Allah
3. Tawakkal (berserah diri)
4. Ridha dengan sakitnya
5. Raja‘ (berharap)
Dzikir dan Doa bagi orang sakit
Dzikir dan do'a merupakan Dzikir cara dan yang Do'a
tepat Bagi untuk Orang menenangkan Sakit dan
menentramkan hati
apabila kita dalam sakit, sehingga akan timbul
kesabaran, keridhaan dan selalu berharap kepada
Allah SWT.
1. Dzikir
 Salah satu cara untuk mengingat Allah adalah dengan
berdzikir, karena dengan dzikir akan mendekatkan kita kepada
Allah, serta dapat dijadikan sebagai penawar bagi hati dan
jiwa kita Yang pada akhirnya akan mempengaruhi kondisi
fisik kita juga di waktu sakit.
 Beberapa lafadz dzikir adalah dengan membaca :

Kalimat Tasbih : Subhanaallah

Kalimat Tahlil Laa Illaaha Illallah

Kalimat Tahmid : Alhamdulillah

Kalimat Hauqalah Laa Khaula wa laa Quwwata Illa Billah

Kalimat Hasballah . Hasbiyallah

Kalimat Basmallah Bismillahirrahmanirrahim


2. Do'a

 Do'a adalah ucapan permohonan dan pujian


kepada Allah SWT dengan cara-cara tertentu,
 dengan dilandasi keyakinan dan ketulusan dan
keikhlasan. Pada waktu anda sedang sakit,
perbanyaklah mernbaca dzikir disamping itu
bacalah do'a-do'a berikut ini dengan penuh
keyakinan bahwa Allah Maha Mendengar dan
Maha Mengabulkan do'a kita. Beberapa do'a itu
antara Iain :
 Do'a memohon kesembuhan
 Do'a menghilangkan rasa sakit
 Do'a minum Obat
 Do'a memohonkesabaran dan ketenangan
 Do'a menghilangkan kegundahan hati
 Do'a ketika akan dioperasi
 Do'a ketika akan melahirkan
 Do'a selesai melahirkan Do'a pasrah
 Do'a waktu susah tidur
 Do'a setelah sembuh
Tuntutan ibadah bagi orang sakit
 Bersuci bagi orang sakit
 Shalat bagi orang sakit
 Kemudahan melaksanakan shalat, khususnya bagi orang
sakit
 Orang sakit yang tidak mampu berwudhu atau bangun dari
tempat tidur
 Orang sakit yang mengeluarkan darah
 Orang sakit yang tidak mampu menahan tetes air seninya
 Orang sakit menderita Iuka bakar
Menjenguk Orang Sakit Dan
Mengurus Jenazah
Dalam sebuah hadits Rasulullah saw, disebutkan:
Artinya: Dari Abu Hurairah, dia berkata, Rasulullah saw
bersabda: "Hak seorang Muslim atas seorang Muslim
yang lain ada enam: Jika engkau bertemu dengannya
maka berilah salam, jika dia mengundangmu maka
datanglah, jika dia meminta nasehatmu maka berilah
nasehat, jika dia bersin lalu mengucapkan al-hamdulillah
maka doakanlah, jika dia sakit maka jenguklah, jika dia
meninggal maka iringilah jenazahnya". (HR Muslim)
Adab Menjenguk Orang Sakit
 Tujuan menjenguk orang sakit adalah memenuhi syariat
Rasulullah, tidak untuk mengambil muka, tidak karena
malu pada tetangga dan teman-teman, dsb.
 Saat menjenguk hendaknya menghibur orang yang sakit
dengan kata-kata yang tepat untuk membesarkan hati dan
memperkuat jiwanya dalam menghadapi penyakit yang
dideritanya.
 Menganjurkannya agar tetap sabar dan tabah, karena tidak
ada pemberian Allah kepada hambanya yang lebih besar
dan lebih tinggi dari kebesaran.
 Menyebutkan orang lain yang sakit serupa atau lebih berat
telah disembuhkan oleh Allah.
 Berdoa kepada Allah dengan ikhlas untuk yang sakit
agar segera disembuhkan.
 Jika sakit meminta diajarkan doa untuk dia sendiri,
maka ajarkanlah doa
 Berusaha membantu dengan memberi sumbangan
materi, jika keluarga orang sakit dalam
 keadaan tidak mampu. Atau memberi sumbangan
pikiran dan tenaga, jika keluarga si sakit dalam
keadaan mampu.
 Jika sakit berat, dan diduga sudah mendekati ajalnya,
maka tuntunlah dia mengucapkan kalimat tauhid.
Tanda-Tanda Kematian
Untuk mengetahui apakah seseorang sudah meninggal, bisa
dilakukan dengan cara:
 Mendekatkan kapas ke dekat lubang hidungnya, jlka
kapas itu tidak bergerak, maka orang itu sudah
meninggal.
 Memegang urat nadinya, baik yang ada dipergelangan
tangan maupun di pergelangan kaki, bila sudah tidak
berdenyut, maka berarti sudah meninggal.
 Periksaan dokter, atau tabib yang berpengalaman.
Penanganan Jenazah
Bila nyata kematian seseorang, maka hendaklah salah
seorang yang menyaksikan peristiwa itu melakukan hal-
hal sebagai berikut secara berurutan:
 Memejamkan matanya sampai rapat, jika masih
terbuka.
 Mendoakan
 Mengikat dagu dengan kain atau sapu tangan jika
mulutnya terbuka.
 Meletakkan kedua kaki tangan di atas dada
(bersedekap) dengan posisi tangan kanan di atas tangan
kiri
 Meluruskan kedua kaki dan mengikat kedua
pergelangan kedua kakinya dengan kain atau sapu
tangan
 Menindih perut dengan sesuatu yang sedikit berat
seperti gunting pisau, atau yang seberat itu, agar
kotoran mudah keluar.
 Menghadapkan tubuhnya kearah qiblat dengan
telentang dan membantalinya.
 Menutup tubuhnya dengan kain tipis dan lembut,
sebaiknya dengan kain yang bercorak/berwarna.
 Memberi nasihat kepada segenap keluarga yang diitinggalkan
agar tetap tenang dan sabar, memperbanyak taqwa dan
tawakkal kepada Allah dan hendak berdoa.
 Berusaha memberitahukan kepada sanak family, sahabat,
tetangga dan kenalan dengan harapan supaya turut ta’ziah dan
membantu melaksanakan selanjutnya.
 Berusaha membantu keluarga yang di tinggalkan dengan uang,
bahan-bahab yang diperlukan, tenaga dan pikiran.
 Berusaha melaksanakan wasiatnya dan membayar hutang-
hutangnya.
 Berusaha menyelenggarakan semua urusan jenazah
Kewajiban Kaum Muslimah
Terhadap Jenazah
Mengurus jenazah adalah fardhu kifayah (kewajiban
bersama) karena itu kewajiban atas sebagian
penduduk suatu kampung atau kota untuk mempe!
ajari hal-hal yang berkaitan dengan jenazah,
walaupun menurut kesanggupan masing-masing.
Kalau diantara mereka tidak ada yang mampu
mengurus jenazah maka berdosalah semua orang
Muslim yang berada didaerah tersebut.
Ada lima kewajiban orang Muslim terhadap jenazah:
memandikan, mengkafani, menshalati, membawa
kekuburan dan menguburkan. Mereka yang mengerti
tata cara memandikan hendaklah bersedia
melaksanakan pemandian itu. Begitu juga mereka
yang mengerti tata cara pengkafanan dan
penguburannya. Kepada masyarakat hendaklah
berlomba-lomba ta'ziah, menshalati, dan
mengantarkannya sampai ke pemakamannya.
Memandikan Jenazah
A. Persiapan-persiapan Sebelum Memandikan
 Mempersiapkan air dingin atau air hangat
secukupnya yang kira-kira dapat membasahi seluruh
tubuh mayat, dan boleh juga dengan air asin.
 Mempersiapkan tempat dimana ia akan memandikan.
 Menempatkan mayat pada tempat yang tinggi seperti
tipan, bangku, agar kotoran air tida memercik
ketubuhnya.
 Menyediakan sabun wangi, daun bidara dan kapas
barus yang ditumbuk halus.
 Menyediakan kain basahan, handuk, kain untuk
salinan dan dua pasang sarung tangan.
 Membuat dinding dari kain atau bahan lainnya,
jika akan dimandikan ditempat yang terbuka.
 Menyediakan gayung atau selang air.
 Menyediakan kendil (tempat pengasapan) dan bahan-bahan
yang akan dibakar di dalamnya seperti setanggi, gerahu, dan
kemeyan untuk menghalau bau.
 mendatangkan orang yang mengetahui hukum memandikan
mayat, yang mempunyai sifat jujur dan dapat dipercaya (tidak
menyiarkan aib yang ada pada mayit).
 Menyelenggarakan pelaksanaan memandikan mayat.
 syahi fi sabilillah (orang yang gugur dalam perang membela
agama Allah) tidak dimandikan. Rasulullah saw bersabda:
 Artinya: "Janganlah kalian memandikan mereka (jasad para
syuhadu) karena tiap luka dan darah mereka akan menebarkan
bau minyak wangi pada hari kiamat”.
B. Tata Cara Memandikan
 Langkah-langkah memandikan jenazah ini
menjadi bagian dari tata cara memandikan jenazah
perempuan dan laki-laki. Berikut tahapnya:
a. Periksa kuku jenazah, apabila panjang sebaiknya
dipotong sehingga ukurannya normal
b. Periksa rambut ketiak, jika panjang sebaiknya
dicukur terlebih dulu. Untuk rambut kemaluan
tidak perlu diperiksa atau dicukur
c. Selanjutnya, kepala jenazah diangkat sampai setengah duduk kemudian
perutnya ditekan sehingga semua kotoran keluar dari tubuh

d. Seluruh tubuh jenazah disiram sehingga kotoran yang keluar dari perut
tidak ada yang menempel di tubuh

e. Kemaluan dan dubur juga harus dibersihkan sehingga tidak ada kotoran
yang menempel di bagian tersebut

f. Saat membersihkan kemaluan dan dubur sebaiknya menggunakan sarung


tangan supaya tidak menyentuh langsung area privat tersebut

g. Setelah kotoran dalam perut sudah bersih, tahap selanjutnya adalah


membasuh tubuh korban bagian kanan terlebih dulu mulai dari kepala, leher,
dada, perut, paha, hingga kaki paling ujung
h. Ketika membasuh, bagian tubuh juga harus digosok perlahan dengan
handuk halus

i. Jika sudah selesai, orang yang memandikan dapat membantu jenazah


wudhu seperti ketika akan sholat. Namun tidak perlu memasukkan air ke
hidung dan mulut, cukup dengan membasahi bagian tersebut dengan kain
atau sarung tangan. Selanjutnya bibir, gigi, dan kedua lubang hidung
jenazah harus dibersihkan.

j. Jenggot dan rambut jenazah harus dicuci dengan air yang dicampur daun
bidara, yang sisanya bisa digunakan membasuh tubuh jenazah

k. Jika sudah selesai, tubuh jenazah dikeringkan dengan handuk dan proses
selanjutnya adalah mengkafani jenazah.
C. Cara mengkafani jenazah

1. Bentangkan tali-tali pengikat kafan secukupnya. Tidak


ada jumlah tali yang ditentukan syariat, perkaranya
longgar.
2. Bentangkan kain kafan lapis pertama di atas tali-tali
tersebut.
3. Beri bukhur pada kain lapis pertama, atau jika tidak
ada bukhur maka dengan minyak wangi atau semisalnya.
4. Bentangkan kain kafan lapis kedua di atas lapis
pertama.
4. Bentangkan kain kafan lapis kedua di atas lapis
pertama.
5. Beri bukhur atau minyak wangi pada kain lapis
kedua.
6. Bentangkan kain kafan lapis ketiga di atas lapis
kedua.
7. Beri bukhur atau minyak wangi pada kain lapis
ketiga.
8. Letakkan mayit di tengah kain.
9. Tutup dengan kain lapis ketiga dari sisi kiri ke
kanan, kemudian kain dari sisi kanan ke kiri.
10. Tutup dengan kain lapis kedua dari sisi kiri ke
kanan, kemudian kain dari sisi kanan ke kiri.
11. Tutup dengan kain lapis pertama dari sisi kiri ke
kanan, kemudian kain dari sisi kanan ke kiri.
12. Ikat dengan tali yang ada yang sudah disediakan.
D. Tata Cara Shalat Jenazah
(Menyalatkan Mayit)
 Melakukan takbiratul ihram (takbir pertama).
 Tanpa perlu membaca istiftah langsung
َّ ‫ل‬88‫هللِ ِم َنا‬88‫ا‬88‫ ) َأ ُع ّْو ُذ ِب‬dan
berta’aawudz (8‫ل َّر ِج ْي ِم‬88‫ش ْيطَ ِانا‬
membaca basmalah.
 Diikuti dengan bacaan Al-Fatihah.
 Melakukan takbir kedua dan diikuti dengan ucapan
shalawat kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa
sallam semisal shalawat yang dibaca pada tasyahud
akhir dalam shalat fardhu.
 Melakukan takbir ketiga dan mendoakan si mayit
dengan doa-doa yang terdapat dalam hadits-hadits
yang shahih.
 Selepas berdoa kemudian melakukan takbir
terakhir (takbir keempat), berhenti sejenak, lalu
salam ke arah kanan dengan satu kali salam.
E. Menguburkan Jenazah
Ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam tata cara
mengubur jenazah saat mempersiapkan lubang kubur ini.
1.Lubang kubur harus dalam
Dalam mempersiapkan lubang kubur, maka harus dalam
setinggi orang berdiri dengan tangan melambai ke atas.
Sementara lebarnya seukuran satu dzira (hasta) lebih satu
jengkal atau kira-kira 50 cm.
Lubang kubur digali pada tanah yang kuat dan dalam agar saat
membusuk bau jasadnya tidak tercium dan aman dari gangguan
hewan pemakan bangkai. Selain itu, untuk menghindari longsor
akibat aliran air yang mengalir saat hujan.
2. Bentuk lubang kubur
Bila tanahnya keras, disunahkan membuat liang lahat di
dalam lubang kubur. Yang dimaksud liang lahat di sini
adalah lubang yang dibuat di dinding kubur sebelah
kiblat seukuran yang cukup untuk menaruh jenazah.
3. Dikubur di pemakaman Muslim
Idealnya jenazah seorang Muslim dikubur di
pemakaman yang memang khusus Muslim. Namun
apabila tidak terdapat pemakaman muslim dan harus
dilakukan penguburan segera, maka bisa dikubur di
pemakaman umum asalkan tata cara mengubur
jenazahnya tetap menurut Islam atau sesuai sunnah.
4. Waktu menguburkan jenazah
Soal waktu menguburkan jenazah juga perlu
diperhatikan karena bisa berdampak pada proses
pemakaman dan ketersediaan panitia penguburan.
Beberapa waktu yang sebaiknya dihindari saat akan
menguburkan jenazah:
 Ketika matahari terbit hingga naik
 Ketika matahari berada di tengah-tengah
 Ketika matahari hampir terbenam atau benar-benar
terbenam
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai