TIM PENGELOLA
LAYANAN HOME CARE
PENGANTAR
Penyusun mengucapkan terima kasih dan syukur alhamdulillah atas kehadiran pihak –
pihak yang menjadi pembaca buku ini karena hal itu menyiratkan bahwasanya para pembaca
adalah sebagian dari pihak – pihak yang berniat untuk memahami lebih mendalam dalam
melakukan ibadah kepada Allah Ta’ala. Salah satunya ibadah tersebut adalah dengan jalan
membantu anggota keluarganya yang sakit untuk memperoleh kondisi sehatnya seperti sedia
kala.
Dalam buku ini bukan prinsip tatalaksana penyakit yang ditekankan terlebih lagi
banyak kasus dan penatalaksanaan dalam dunia medis yang tidak bisa dicakup dalam buku
ini. Prinsip ’’ merawat ‘’ terutama dalam panduan islam kami berikan untuk memudahkan
khalayak umum dalam memberikan perawatan kepada anggota keluarganya.
Buku ini disusun untuk membantu keluarga dalam melaksanakan asuhan keperawatan
lansia di rumah. Harapan penulis semoga buku ini bisa menjadi pegangan dalam
mengaplikasikan segala perawatan melalui pemahaman terkait segala aspek yang perlu di
perhatikan dalam dinamika kehidupan anggota keluarga yang sakit.
Penyusun
KONSEP PERAWATAN KELUARGA
Akad Hijrah adalah suatu akad dimana satu pihak memanfaatkan Barang, Tenaga, Pikiran
dan Keahlian. Islam sangat memperhatikan masalah kesehatan, baik kesehatan Fisik,
Mental maupun kesehatan lingkungan.
Beberapa tugas keluarga terkait merawat lansia/ anggota keluarga yang sakit meliputi
beberapa hal berikut ini:
Membimbing pasien ketika tiba waktu sholat
Membimbing pasien untuk bertayamum
Membimbing pasien membaca Al-Quran
Membimbing pasien untuk berpuasa
Mengingatkan untuk selalu berdoa kepada Allah
Membimbing agar selalu berdzikir kepada Allah
Meskipun dalam kondisi sakit seseorang tetap dianjurkan melakukan ibadah termasuk ibadah
sholat.
Membimbing ketika tiba waktu sholat
ُ ت ا َعلَى َحاف
ِظ ْو َّ َق ِن ِتي َْن هَّلِلا ِ َوقُ ْوم ُْو َوالصَّلوة ِْالوُ سْ َط ال
ِ صلَو
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan
dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan)
keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan.“ (Al-Ankabut : 45)
Membimbing pasien untuk berpuasa
ون عِ َبا َدتِي َعنْ الَّذِي َن َيسْ َت ْك ِبرُون إِن َل ُك ْم أَسْ َت ِجبْ َر ُّب ُكم ُْادعُونِي َو َقا َل
َ ُدَاخ ِِري َن َجهَنَّ َس َي ْد ُخل
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi
tenteram.“
Dengan berdzikir hati pasien yang tidak tenang akan menjadi lebih tanang dan
akan menjadi lebih dekat kepada Allah.
B. MERAWAT LANSIA DAN PENTINGNYA DUKUNGAN KELUARGA
Beberapa yang sebaiknya dipahami terkait kondisi perubahan fisik dan mental lansia sebelum
keluarga melakukan perawatan adalah sebagai berikut:
Seiring dengan proses berjalannya proses penuaan, berkaitan dengan sistem imun /
pertahanan tubuh, maka terjadi penurunan imunitas terkait dengan pertahanan terhadap
agen patogen atau organisme asing. Penyakit yang dapat muncul diantaranya adalah
penyakit infeksi dan kanker.
Terkait dengan peran kelenjar timus, dan kemampuan diferensiasi sel T maka
kemungkinan terjadi respon autoimun dan mungkin akan muncul penyakit seperti artritis
reumatoid dan alergi.
Terkait dengan sistem saraf, dalam proses penuaan terjadi gangguan pada area neurologi
yaitu waktu reaksi yang diperlukan untuk menerima, memproses dan merespon terhadap
perintah (perlambatan tingkah laku). Hal ini kadang dilihat sebagai tindakan melawan,
ketulian, atau kurangnya pengetahuan dan seolah – olah mereka tidak kooperatif atau
tidak patuh.
Penuaan yang sehat tidak bergantung pada jumlah aktivitas sosial seseorang, tetapi pada
bagaiman kepuasan orang tersebut dengan aktivitas sosial yang dilakukannya.
Hilangnya fungsi peran pada lansia secara negatif mempengaruhi kepuasan hidup. Perlu
diperhatikan tentang pentingnya aktivitas mental dan fisik yang berkesinambungan untuk
mencegah kehilangan dan pemeliharaan kesehatan sepanjang masa pada kehidupan
manusia.
Kepribadian seseorang seiring dengan proses penuaan cenderung tidak berubah dan lebih
jelas pada saat orang tersebut bertambah tua. Seseorang yang senang dan memiliki
kehidupan sosial yang aktif akan terus menikmati gaya hidupnya sampai usia lanjut.
Sedangkan orang yang menyukai kesendirian dan memiliki jumlah aktivitas yang terbatas
mungkin akan menemukan kepuasaan dalam melanjutkan gaya hidupnya. Proses
komunikasi yang menjadi point penting dalam menjelaskan peran keluarga akan sangat
menentukan bagaimana orientasi nilai lansia, fungsi afektif, serta fungsi sosialisasi
mereka.
Dalam proses hidup, seseorang memerlukan dukungan dari lingkungan sekitarnya, prioritas
disini adalah sebuah keluarga.
1. Imobilitas Fisik
Imobilitas fisik kita pahami sebagai menurunnya kemampuan seseorang untuk
beraktivitas atau melakukan kegiatan sehari – hari disebabkan kondisi hambatan atau
keterbatasan pada satu atau lebih bagian tubuhnya karena masalah ketidakaktifan sistem
muskuloskeletal ( otot dan rangka). Imobilitas fisik umumnya disebabkan oleh kondisi fisik
terutama karena penyakit. Penulis contohkan dalam kasus stroke atau fraktur/ retak tulang
maka mungkin akan muncul kelemahan beberapa bagian tubuh seseorang. Hal ini akan
berdampak terhadap kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas terutama dalam hal
ini adalah aktivitas ADL (Activity Daily Living) atau kebutuhan aktivitas sehari – hari.
Masalah berbagai penyakit dapat menjadi penyebab untuk timbulnya imobilitas fisik.
Setelah memahami definisi selanjutkan kami akan membahas tentang tatalaksana dalam
kasus imobilitas fisik.
Tirah Baring umumnya dianjurkan karena meerupakan akibat dari penanganan penyakit atau
akibat cedera seperti faktor mekanis misalnya gips. Sebagai anjuran maka beristirahat
memberikan kesempatan pada sistem otot dan rangka untuk relaksasi, menghilangkan nyeri,
mencegah iritasi yang berlebihan terhadap bagian tubuh yang cedera.
Bantuan untuk mobilisasi Mereka yang masih dapat berjalan dengan kondisi kelemahan
hanya pada sebagian tubuh dapat dianjurkan untuk menggunakan kursi roda atau cruck/ krak
untuk membantu dalam berjalan.
Memahami dampak dari imobilitas Berbagai macam dampak dapat terjadi akibat
imobilitas fisik seseorang sebagai contohnya adalah osteoporosis ( pengeroposan tulang),
konstipasi atau kesulitan BAB, hingga gangguan tidur. Dalam hal ini keluarga dapat
membantu mengatasi masalah dengan melakukan latihan fisik karena latihan fisik dapat
meningkatkan energi, mempertahankan mobilitas/ rentang gerak seseorang. Aktivitas atau
latihan fisik yang dilakukan harus disesuaikan dengan kemampuan lansia. Bagi lansia yang
mempunyai resiko jatuh, maka disarankan untuk melakukan latihan di kursi karena
keseimbangan tubuhnya terbatas. Jangan sampai dengan latihan fisik justru mengakibatkan
masalah jatuh pada lansia. Kemampuan toleransi lansia dalam melakukan latihan fisik juga
perlu diperhatikan, umumnya dapat kita lihat dari respon denyut nadi, dan irama jantung
sebelum, selama dan sesudah latihan fisik. Dianjurkan untuk melakukan peregangan otot atau
pemanasan sebelum melakukan latihan fisik.
Hentikan latihan fisik Hentikan latihan fisik apabila muncul tanda – tanda : nyeri dada,
tekanan pada dada, rasa pusing, atau pucat.
Resiko Jatuh
Resiko jatuh pada lansia menjadi perhatian umum. Beberapa penyebab resiko jatuh pada
lansia bervariasi. Dalam masalah ini tindakan perawatan yang dapat dilakukan mencakup
pencegahan primer, pencegahan sekunder, dan pencegahan tersier.
Pencegahan Primer
Pencegahan yang dimaksudkan adalah untuk meminimalisir resiko jatuh. Peninjauan
terhadap penggunaan obat-obatan, dan pengkajian lingkungan serta penatalaksanaan
terhadap masalah – masalah yang dapat mengakibatkan jatuh dapat dilakukan.
Pencegahan Sekunder
Tujuan dari pencegahan sekunder adalah mencegah lansia mengalami kejadian jatuh lagi.
Mempelajari riwayat jatuh, menemukan penyebab- penyebab dan dapat dicegah, memberi
pemahaman resiko jatuh kepada lansia agar dapat lebih waspada.
Pencegahan Tersier
Pengembalian fungsi yang optimal setelah jatuh yang ditujukan untuk lansia yang
mengalami dampak serius akibat kejadian jatuh seperti gangguan psikologis. Tindakan
yang dapat segera dilakukan adalah mengembalikan mobilitas secepat mungkin, dan
memfokuskan pemulihan pada kembalinya fungsi seperti sedia kala.
Nyeri
Nyeri dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. Batasan
penyebutan jenis nyeri ini terletak pada durasi atau lamanya nyeri terjadi. Nyeri kronis terjadi
berlangsung lebih dari 3 bulan. Banyak kejadian atau cedera yang umumnya menimbulkan
nyeri. Lansia cenderung mengalami nyeri kronis. Sedangkan pada kasus nyeri akut umumnya
disebabkan oleh operasi/ pembedahan, trauma, ataupun infeksi. Beberapa perawatan
sederhana disini kami golongkan kedalam tindakan non farmakologis / bukan berasal dari
prosedur pengobatan. Tindakan – tindakan yang dapat dilakukan diantaranya adalah massage/
pemijatan, relaksasi ( tindakan untuk membuat seseorang menjadi lebih rileks), kompres
panas atau dingin, akupressure, hingga meditasi.
Kanker
Masalah kanker merupakan problem serius untuk mendapatkan penanganan medis.
Keluarga dianjurkan untuk melibatkan tim medis. Kemungkinan lansia akan mendapatkan
regimen terapi atau tatalaksana seperti pembedahan, kemoterapi, radiasi. Masalah kesehatan
yang timbul karena masalah kankerpun tidak sebatas penyakitnya. Masalah – masalah yang
timbul dari efek kemoterapi ataupun penanganan kankerpun sebaiknya diperhatikan keluarga.
Lansia mungkin berisiko lebih tinggi terhadap beberapa efek samping akibat kemoterapi
karena usia dan perubahan – perubahan fisik terkait penyakit pada fungsi jantung, paru,
hepar, dan ginjal. Efek kemoterapi diantaranya adalah rambut rontok, mual dan muntah,
kelelahan, sariawan pada mulut. Masalah rambut rontok dapat diatasi dengan penggunaan
sampo yang ttidak meemiliki wangi dan ringan di kulit kepala seperti sampo bayi dan
penggunaan air hangat, menhindari gerakan menggaruk ketika keramas atau menggeringkan
rambut. Mual dan muntah dapat diatasi dengan makan dengan porsi sedikit namun sering dan
mengunyah dengan perlahan. Kelelahan dapat diatasi dengan istirahat cukup, dan melakukan
olahraga ringan, serta kelola stres dengan baik. Sariawan pada mulut dapat diatasi dengan
menggunakan obat kumur, dan menghindari makanan pedas, serta makanan asam. Dalam
menyikat gigi disarankan untuk menggunakan sikat gigi yang halus.
Masalah Komunikasi
Terkait dengan sistem saraf, dalam proses penuaan terjadi gangguan pada area neurologi
yaitu waktu reaksi yang diperlukan untuk menerima, memproses dan merespon terhadap
perintah. Hal ini sering dikenali sebagai perlambatan tingkah laku. Sehingga hal ini kadang
dimaknai sebagai tindakan melawan, ketulian, atau kurangnya pengetahuan dan seolah – olah
mereka tidak kooperatif atau tidak patuh. Dalam berkomunikasi, keluarga dapat
memperlambat cara berbicara, dan menunggu respon mereka.
PENUTUP
Dalam islam, ‘merawat’ orang ketika sedang sakit merupakan tugas yang mulia,
jika dalam hal ini umumnya yang berperan adalah tim medis, termasuk dokter dan
perawat di sebuah tempat pelayanan kesehatan maka ketika status seseorang sakit
dan yang merawat keluarganya maka keluarganya pun telah melakukan tugas yang
mulia.
Kami berharap setiap hal yang kita lakukan dalam hidup bernilai ibadah dan
segala kebaikan akan kembali pada masing masing dari kita. Semoga yang telah
dipahami dapat menjadi sedikit bekal untuk perawatan lansia dirumah. Aamiin