Anda di halaman 1dari 14

BUKU PEGANGAN

PANDUAN PERAWATAN LANSIA


UNTUK KELUARGA

TIM PENGELOLA
LAYANAN HOME CARE
PENGANTAR

Penyusun mengucapkan terima kasih dan syukur alhamdulillah atas kehadiran pihak –
pihak yang menjadi pembaca buku ini karena hal itu menyiratkan bahwasanya para pembaca
adalah sebagian dari pihak – pihak yang berniat untuk memahami lebih mendalam dalam
melakukan ibadah kepada Allah Ta’ala. Salah satunya ibadah tersebut adalah dengan jalan
membantu anggota keluarganya yang sakit untuk memperoleh kondisi sehatnya seperti sedia
kala.
Dalam buku ini bukan prinsip tatalaksana penyakit yang ditekankan terlebih lagi
banyak kasus dan penatalaksanaan dalam dunia medis yang tidak bisa dicakup dalam buku
ini. Prinsip ’’ merawat ‘’ terutama dalam panduan islam kami berikan untuk memudahkan
khalayak umum dalam memberikan perawatan kepada anggota keluarganya.
Buku ini disusun untuk membantu keluarga dalam melaksanakan asuhan keperawatan
lansia di rumah. Harapan penulis semoga buku ini bisa menjadi pegangan dalam
mengaplikasikan segala perawatan melalui pemahaman terkait segala aspek yang perlu di
perhatikan dalam dinamika kehidupan anggota keluarga yang sakit.

Penyusun
KONSEP PERAWATAN KELUARGA

A. MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG SAKIT


Perubahan terkait perubahan fisiologis dan psikososial pada lansia seiring dengan
bertambahnya usia berdampak pada bertambahnya resiko atau rentannya terjangkit penyakit.
Dalam menghadapi perubahan ini diperlukan adaptasi atau penyesuaian seorang individu dan
upaya untuk memperoleh kesembuhan dari Allah Ta’ala.
Menurut islam bahwasannya orang sakit wajib melakukan berobat untuk mengobati penyakit
nya sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW.
“berobatlah kamu, hai hamba – hamba Allah! Sebab sesungguhnya Allah SWT tidak
membuat penyakit kecuali membuat pula obat nya, selain itu penyakitnya, ialah sakit
tua.”(Hadis riwayat Ahmad, Ibnu Hibban, dan Al-Hakim)
Dalam islam, ikhtiar mencari kesembuhan dianjurkan, dan menharapkan kesembuhan hanya
dari Allah Ta’ala. Sedangkan petugas kesehatan seperti dokter, perawat atau bidan hanya
perantaraan untuk membantu memperoleh kesembuhan. Hal ini disebut sebagai akad hijrah.
َ ْ‫ت ا ْشفِ ْال َبأ‬
 ‫س اَ ْذه ِِب َربَّال َّنا اللّ ُه َّم‬ َ ‫ُس َقما ً الَشِ َفا َءإِالَّشِ َفاؤُ ك ال َّشافيِ َفأ َ ْن‬
َ ‫شِ َفا ًءالَ ُي َغا ِدر‬

“Hilangkanlah penyakit wahai Rabb manusia dan berilah kesembuhan,


sesungguhnya Engkau adalah Maha Menyembuhkan, tidak ada kesembuhan
kecuali dengan kesembuhan dari-Mu, (berilah) kesembuhan total yang tidak
menyisakan penyakit.”

Akad Hijrah adalah suatu akad dimana satu pihak memanfaatkan Barang, Tenaga, Pikiran
dan Keahlian. Islam sangat memperhatikan masalah kesehatan, baik kesehatan Fisik,
Mental maupun kesehatan lingkungan.
Beberapa tugas keluarga terkait merawat lansia/ anggota keluarga yang sakit meliputi
beberapa hal berikut ini:
 Membimbing pasien ketika tiba waktu sholat
 Membimbing pasien untuk bertayamum  
 Membimbing pasien membaca Al-Quran
 Membimbing pasien untuk berpuasa
 Mengingatkan untuk selalu berdoa kepada Allah
 Membimbing agar selalu berdzikir kepada Allah

Meskipun dalam kondisi sakit seseorang tetap dianjurkan melakukan ibadah termasuk ibadah
sholat.
Membimbing ketika tiba waktu sholat

ُ ‫ت ا َعلَى َحاف‬
 ‫ِظ ْو‬ َّ ‫َق ِن ِتي َْن هَّلِلا ِ َوقُ ْوم ُْو َوالصَّلوة ِْالوُ سْ َط ال‬
ِ ‫صلَو‬

“Jagalah (peliharah) segala shalat(mu) dan (peliharalah) shalat wustha. Berdirilah


untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu’.” (Al-Baqarah [2]: 238).

Membimbing pasien membaca Al-Quran

 Bimbing pasien dengan membaca Al-Quran terutama ayat-ayat dengan orang


sakit, rahmat allah, dan karunia allah, dengan begitu pasien akan termotivasi untuk
sembuh. Dan memberikan pengertian bagi pasien supaya membaca Al-Quran
daripada mengeluh atas penyakit yang dideritanya.

‫ َماأُوح َِي ا ْت ُل‬  ِ‫ْك إ‬ َّ ‫صاَل َة َت ْن َه ٰى َوأَقِمِال‬


ِ ‫صاَل َة ِم َن ْال ِك َتا‬
َ ‫ب لَي‬ َّ ‫ْل ُم ْن َك ِر َولَ ِذ ْكرُاللَّ ِهأ َ ْك َب ُر َعن ِْال َفحْ َشا ِءو إِ َّنال‬

“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan
dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan)
keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan.“ (Al-Ankabut : 45)
Membimbing pasien untuk berpuasa

Jika kondisinya memungkinkan bagi pasien yang ingin melaksanakan ibadah


puasa misalnya dibulan ramadhan. Serta memberi pengertian kepada pasien yang
kondisinya tidak memungkinkan untuk melaksanakan ibadah puasa.

Mengingatkan untuk selalu berdoa kepada Allah

‫ون عِ َبا َدتِي َعنْ الَّذِي َن َيسْ َت ْك ِبرُون إِن َل ُك ْم أَسْ َت ِجبْ َر ُّب ُكم ُْادعُونِي َو َقا َل‬
َ ُ‫دَاخ ِِري َن َجهَنَّ َس َي ْد ُخل‬

“Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan


bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku
akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”. (Ghafir : 60)

Membimbing agar selalu berdzikir kepada Allah

َ ‫واو َت ْط َم ِئ ُّنآ َم ُنالَّذ‬


‫ِين‬ َ ‫َت ْط َم ِئ ُّن ْالقُلُوبُ أَاَل ِبذ ِْك ِرهَّللا ِ ِب ِذ ْك ِرهَّللا ِ قُلُو ُب ُه ْم‬

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi
tenteram.“
 Dengan berdzikir hati pasien yang tidak tenang akan menjadi lebih tanang dan
akan menjadi  lebih dekat kepada Allah.
B. MERAWAT LANSIA DAN PENTINGNYA DUKUNGAN KELUARGA

Perubahan Fisiologi dan Psikologi pada Lansia

Beberapa yang sebaiknya dipahami terkait kondisi perubahan fisik dan mental lansia sebelum
keluarga melakukan perawatan adalah sebagai berikut:

 Seiring dengan proses berjalannya proses penuaan, berkaitan dengan sistem imun /
pertahanan tubuh, maka terjadi penurunan imunitas terkait dengan pertahanan terhadap
agen patogen atau organisme asing. Penyakit yang dapat muncul diantaranya adalah
penyakit infeksi dan kanker.
 Terkait dengan peran kelenjar timus, dan kemampuan diferensiasi sel T maka
kemungkinan terjadi respon autoimun dan mungkin akan muncul penyakit seperti artritis
reumatoid dan alergi.
 Terkait dengan sistem saraf, dalam proses penuaan terjadi gangguan pada area neurologi
yaitu waktu reaksi yang diperlukan untuk menerima, memproses dan merespon terhadap
perintah (perlambatan tingkah laku). Hal ini kadang dilihat sebagai tindakan melawan,
ketulian, atau kurangnya pengetahuan dan seolah – olah mereka tidak kooperatif atau
tidak patuh.
 Penuaan yang sehat tidak bergantung pada jumlah aktivitas sosial seseorang, tetapi pada
bagaiman kepuasan orang tersebut dengan aktivitas sosial yang dilakukannya.
 Hilangnya fungsi peran pada lansia secara negatif mempengaruhi kepuasan hidup. Perlu
diperhatikan tentang pentingnya aktivitas mental dan fisik yang berkesinambungan untuk
mencegah kehilangan dan pemeliharaan kesehatan sepanjang masa pada kehidupan
manusia.
 Kepribadian seseorang seiring dengan proses penuaan cenderung tidak berubah dan lebih
jelas pada saat orang tersebut bertambah tua. Seseorang yang senang dan memiliki
kehidupan sosial yang aktif akan terus menikmati gaya hidupnya sampai usia lanjut.
Sedangkan orang yang menyukai kesendirian dan memiliki jumlah aktivitas yang terbatas
mungkin akan menemukan kepuasaan dalam melanjutkan gaya hidupnya. Proses
komunikasi yang menjadi point penting dalam menjelaskan peran keluarga akan sangat
menentukan bagaimana orientasi nilai lansia, fungsi afektif, serta fungsi sosialisasi
mereka.

Peran Keluarga Lansia dalam merawat

Dalam proses hidup, seseorang memerlukan dukungan dari lingkungan sekitarnya, prioritas
disini adalah sebuah keluarga.

Kenapa kami menyebut keluarga?


Karena keluarga adalah lingkungan yang selalu membersamai dan mengikuti proses hidup
dan berkembangnya seorang individu. Seorang dilahirkan dari seorang ibu, seseorang tumbuh
besar diasuh oleh orang tuanya, seseorang memperoleh kasih sayang dari anak – anaknya dan
cucunya. Sedangkan lingkungan lebih luas lagi kami sebut disini sebagai lingkungan
masyarakat.
Perlunya disini adalah dukungan tidak menyebut hanya sebatas ’’ materi’’
Segala sesuatu kebutuhan hidup dapat terpenuhi dengan ikhtiar menjemput rezeki, membeli
sebuah kebutuhan, makan, sandang, pangan, obat untuk kebutuhan penyembuhan. Akan
tetapi seorang individu tidak sebatas hidup untuk memenuhi kebutuhan biologis saja.
Kebutuhan kasih sayang, perhatian, dan hidup bermasyarakat juga merupakan kebutuhan
dasar setiap individu. Seseorang bisa hidup berlimpah materi tetapi definisi hidup ’’ bahagia’’
tidak sebatas atau sesederhana itu. Mereka yang dikasihi akan tumbuh dan menua dengan
lebih baik.

C. PENCAPAIAN BERSAMA MERAWAT LANSIA


Tujuan dari perawatan lansia adalah mengoptimalkan potensi dan meminimalkan efek
dari penuaan. Perawatan tidak difokuskan pada penyakit atau ketidakmampuan tetapi lebih
pada kekuatan dan kemampuan lansia tersebut. Aktivitas keluarga dalam melakukan
perawatan merupakan kesempatan unik untuk membantu meningkatkan kualitas hidup lansia
dan mendorong keluarga untuk memandang lansia secara positif. Lebih kepada masalah
mengidentifikasi dan membangun kekuatan daripada memusatan pada keterbatasan dan
masalah.
Dalam proses hidup seorang manusia, seseorang akan mencapai satu titik dimana
individu sudah melalui tahap proses hidup yang lengkap. Individu telah menjalani
hidup dengan kebersamaan bersama keluarga/ family, memiliki keturunan, hidup
berdampingan bersama masyarakat, mencapai aktualisasi diri dalam bekerja maupun
berkarir, memiliki status kesehatan yang advanced. Ketika melewati waktu dalam
hidup seorang individu pada akhirnya akan tiba untuk mengatakan ‘’ aku sudah hidup
dan melakukan hal terbaik dalam hidup.’’

D. HAL – HAL YANG MENDUKUNG KESEHATAN LANSIA


Beberapa hal yang mendukung kesehatan lansia termasuk sarana dan pemenuhan
kebutuhan fisik yang menunjang dalam proses penyembuhan lansia. Disamping itu juga
diperlukan perhatian, kasih sayang dan dukungan perawatan dari anggota keluarga disamping
perawatan yang diberikan oleh tenaga medis. Kesehatan lansia yang perlu diperhatikan
termasuk aktivitas fisik, aktivitas mental/ psikologis, aktivitas sosial, dukungan sosial, dan
fasilitas perawatan ketika sakit. Dalam kesehatan mental lansia maka salah satu aspek yang
paling penting adalah hubungan atau relasi dalam keluarga dan kualitas komunikasi didalam
lingkungan keluarga. Keluarga yang merawat lansia dapat menunjukkan kepedulian,
kehangatan,perhatian, cinta, dukungan, dan penghormatan pada lansia.

E. TANDA – TANDA BURUKNYA PERAWATAN


Perawatan orang tua adalah hal yang penting, terlebih ketika orang tua sudah dalam
keadaan lemah dan membutuhkan perhatian lebih. Terkadang kita beranggapan “Merupakan
durhaka pada orang tua jika dimasukan ke panti jompo atau penitipan orang tua”. Pernyataan
tersebut tidak selalu benar. Bagaimana kalau keadaanya berbalik, dirawat di penitipan lansia
tapi terawat dibanding dirawat dirumah tapi tidak terawat?. Tentunya kebaikan yang kita
inginkan untuk orang tua kita sebagai balas jasa atas apa yang diberikan kepada kita, meski
tidak pernah bisa membalasnya.
Dari hasil perawatan yang telah dilakukan, kami dapat memaparkan tujuh tanda
buruknya perawatan orang tua.
Sebagai kewaspadaan, disini ada tujuh tanda buruknya perawatan orang tua di rumah.
Tanda – tanda ini sesuai dengan pengalaman praktek kami dalam merawat orang tua. Berikut
ke-tujuh tanda tersebut;
1. Bau pesing (bau air kencing) di rumah/kamarnya
Adanya bau pesing atau bau air kencing di ruang rumah atau di kamar orang tua
adalah bukti bahwa perawatan kebersihan diri yang kurang optimal. Terlebih orang
tua (lansia) sudah mengalami kelemahan pada kemampuan kontrol berkemih,
sehingga sering buang air kecil secara tidak sadar. Perawatan yang baik seharusnya
memperhatikan kebersihan diri termasuk keberisihan dari sisa air kencing.
2. Pakain harian yang kotor & lingkungan rumah kotor
Kebersihan perawatan diri adalah bagian indikasi baiknya perawatan harian. Jika
pakaian kotor dan lingkungan rumah kurang bersih bisa dipastikan bahwa perawatan
kurang optimal. Perawatan yang baik akan memperhatikan keberishan diri termasuk
pakaian dan keberishan lingkungan termasuk keberisihan rumah.
3. Berat badan turun dan pengabaian
Berat badan bisa turun jika tidak dijaga dengan baik. Salah satu faktor yang
mempengaruhi berat badan adalah perawatan diri yang kurang baik. Perawatan orang
tua yang kurang baik akan mempengarui kondisi psikologis dan fisik orangtua,
sehingga berat badan akan turun. Selain itu akan terjadi pengabaian, yaitu tidak
memperhatikan kondisi diri sendiri (tidak peduli pada kondisi diri sendiri).
4. Apatis, kehilangan semangat dalam beraktifitas
Apatis atau perasaan acuh dengan semua hal bisa terjadi pada orang tua yang tidak
dirawat dengan baik. Hal ini bisa terjadi karena keputusasaan orangtua sehingga
mereka lebih senang menarik diri dari dunia sekitarnya. Apatis akan menghilangkan
semangat orangtua dalam beraktifitas.
5. Sering depresi (mood buruk)
Mood atau perasaan yang buruk lebih mengarah ke depresi sering dialami oleh lansia
yang mendapatkan perawatan yang buruk. Mereka cenderung depresi karena merasa
sudah tidak berguna lagi dan layak mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari orang
disekitarnya, higga akhirnya mereka menyesali kondisi hidupnya. Keadaan seperti
itulah yang membuat mereka sedih dan depresi.
6. Adanya sisa – sisa makanan yang berserakan di mana – mana
Sisa makanan di sekitar tempat makan, tempat tidur, di ruang tamu termasuk tanda
kurangnya perawatan lingkungan. Orangtua yang sudah dalam keadaan lemah
terkadang tidak mampu untuk membersihkan sisa – sisa makanan. Perawatan
orangtua yang baik adalah mampu membantu orangtua untuk menjaga lingkunganya
tetap bersih dan nyaman.
7. Tidak percaya diri dan gampang lupa
Masalah psikologis atau mental juga sering muncul karena perawatan orangtua yang
kurang baik. Salah satu yang sering muncul adalah rasa tidak percaya diri dan
gampang lupa (tidak wajar atau terlalau awal dari umurnya). Orangtua akan malu
untuk diajak berbicara, malu bertemu orang banyak, dan lebih cenderung suka
mengurung diri di kamar. Hal ini terjadi karena mereka mengalamai minder atau tidak
percaya diri.

F. TATALAKSANA PERAWATAN UMUM MASALAH LANSIA


Penyakit – penyakit yang dapat dialami oleh seorang lansia cukup kompleks seiring
dengan perubahan – perubahan yang dialami secara biologis ataupun psikososial. Penyakit
dapat berupa gangguan pada aspek biologis, emosional, spiritual, dan sosial. Akan tetapi
dalam buku ini akan dipaparkan beberapa kondisi masalah kesehatan yang umumnya muncul:
 Stroke
 Diabetes Mellitus
 Kanker / Ca
 PPOK
 GOUT
 Dementia
 Penyakit Jantung/ Pembuluh Darah
 Gagal Ginjal
Beberapa efek yang timbul dari beberapa kondisi sakit tersebut, kami jelaskan kedalam
beberpa gejala, antara lain :

1. Imobilitas Fisik
Imobilitas fisik kita pahami sebagai menurunnya kemampuan seseorang untuk
beraktivitas atau melakukan kegiatan sehari – hari disebabkan kondisi hambatan atau
keterbatasan pada satu atau lebih bagian tubuhnya karena masalah ketidakaktifan sistem
muskuloskeletal ( otot dan rangka). Imobilitas fisik umumnya disebabkan oleh kondisi fisik
terutama karena penyakit. Penulis contohkan dalam kasus stroke atau fraktur/ retak tulang
maka mungkin akan muncul kelemahan beberapa bagian tubuh seseorang. Hal ini akan
berdampak terhadap kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas terutama dalam hal
ini adalah aktivitas ADL (Activity Daily Living) atau kebutuhan aktivitas sehari – hari.
Masalah berbagai penyakit dapat menjadi penyebab untuk timbulnya imobilitas fisik.
Setelah memahami definisi selanjutkan kami akan membahas tentang tatalaksana dalam
kasus imobilitas fisik.
Tirah Baring umumnya dianjurkan karena meerupakan akibat dari penanganan penyakit atau
akibat cedera seperti faktor mekanis misalnya gips. Sebagai anjuran maka beristirahat
memberikan kesempatan pada sistem otot dan rangka untuk relaksasi, menghilangkan nyeri,
mencegah iritasi yang berlebihan terhadap bagian tubuh yang cedera.
Bantuan untuk mobilisasi Mereka yang masih dapat berjalan dengan kondisi kelemahan
hanya pada sebagian tubuh dapat dianjurkan untuk menggunakan kursi roda atau cruck/ krak
untuk membantu dalam berjalan.
Memahami dampak dari imobilitas Berbagai macam dampak dapat terjadi akibat
imobilitas fisik seseorang sebagai contohnya adalah osteoporosis ( pengeroposan tulang),
konstipasi atau kesulitan BAB, hingga gangguan tidur. Dalam hal ini keluarga dapat
membantu mengatasi masalah dengan melakukan latihan fisik karena latihan fisik dapat
meningkatkan energi, mempertahankan mobilitas/ rentang gerak seseorang. Aktivitas atau
latihan fisik yang dilakukan harus disesuaikan dengan kemampuan lansia. Bagi lansia yang
mempunyai resiko jatuh, maka disarankan untuk melakukan latihan di kursi karena
keseimbangan tubuhnya terbatas. Jangan sampai dengan latihan fisik justru mengakibatkan
masalah jatuh pada lansia. Kemampuan toleransi lansia dalam melakukan latihan fisik juga
perlu diperhatikan, umumnya dapat kita lihat dari respon denyut nadi, dan irama jantung
sebelum, selama dan sesudah latihan fisik. Dianjurkan untuk melakukan peregangan otot atau
pemanasan sebelum melakukan latihan fisik.
Hentikan latihan fisik Hentikan latihan fisik apabila muncul tanda – tanda : nyeri dada,
tekanan pada dada, rasa pusing, atau pucat.

Resiko Jatuh
Resiko jatuh pada lansia menjadi perhatian umum. Beberapa penyebab resiko jatuh pada
lansia bervariasi. Dalam masalah ini tindakan perawatan yang dapat dilakukan mencakup
pencegahan primer, pencegahan sekunder, dan pencegahan tersier.
 Pencegahan Primer
Pencegahan yang dimaksudkan adalah untuk meminimalisir resiko jatuh. Peninjauan
terhadap penggunaan obat-obatan, dan pengkajian lingkungan serta penatalaksanaan
terhadap masalah – masalah yang dapat mengakibatkan jatuh dapat dilakukan.
 Pencegahan Sekunder
Tujuan dari pencegahan sekunder adalah mencegah lansia mengalami kejadian jatuh lagi.
Mempelajari riwayat jatuh, menemukan penyebab- penyebab dan dapat dicegah, memberi
pemahaman resiko jatuh kepada lansia agar dapat lebih waspada.
 Pencegahan Tersier
Pengembalian fungsi yang optimal setelah jatuh yang ditujukan untuk lansia yang
mengalami dampak serius akibat kejadian jatuh seperti gangguan psikologis. Tindakan
yang dapat segera dilakukan adalah mengembalikan mobilitas secepat mungkin, dan
memfokuskan pemulihan pada kembalinya fungsi seperti sedia kala.

Nyeri
Nyeri dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. Batasan
penyebutan jenis nyeri ini terletak pada durasi atau lamanya nyeri terjadi. Nyeri kronis terjadi
berlangsung lebih dari 3 bulan. Banyak kejadian atau cedera yang umumnya menimbulkan
nyeri. Lansia cenderung mengalami nyeri kronis. Sedangkan pada kasus nyeri akut umumnya
disebabkan oleh operasi/ pembedahan, trauma, ataupun infeksi. Beberapa perawatan
sederhana disini kami golongkan kedalam tindakan non farmakologis / bukan berasal dari
prosedur pengobatan. Tindakan – tindakan yang dapat dilakukan diantaranya adalah massage/
pemijatan, relaksasi ( tindakan untuk membuat seseorang menjadi lebih rileks), kompres
panas atau dingin, akupressure, hingga meditasi.

Kanker
Masalah kanker merupakan problem serius untuk mendapatkan penanganan medis.
Keluarga dianjurkan untuk melibatkan tim medis. Kemungkinan lansia akan mendapatkan
regimen terapi atau tatalaksana seperti pembedahan, kemoterapi, radiasi. Masalah kesehatan
yang timbul karena masalah kankerpun tidak sebatas penyakitnya. Masalah – masalah yang
timbul dari efek kemoterapi ataupun penanganan kankerpun sebaiknya diperhatikan keluarga.
Lansia mungkin berisiko lebih tinggi terhadap beberapa efek samping akibat kemoterapi
karena usia dan perubahan – perubahan fisik terkait penyakit pada fungsi jantung, paru,
hepar, dan ginjal. Efek kemoterapi diantaranya adalah rambut rontok, mual dan muntah,
kelelahan, sariawan pada mulut. Masalah rambut rontok dapat diatasi dengan penggunaan
sampo yang ttidak meemiliki wangi dan ringan di kulit kepala seperti sampo bayi dan
penggunaan air hangat, menhindari gerakan menggaruk ketika keramas atau menggeringkan
rambut. Mual dan muntah dapat diatasi dengan makan dengan porsi sedikit namun sering dan
mengunyah dengan perlahan. Kelelahan dapat diatasi dengan istirahat cukup, dan melakukan
olahraga ringan, serta kelola stres dengan baik. Sariawan pada mulut dapat diatasi dengan
menggunakan obat kumur, dan menghindari makanan pedas, serta makanan asam. Dalam
menyikat gigi disarankan untuk menggunakan sikat gigi yang halus.

Masalah Komunikasi
Terkait dengan sistem saraf, dalam proses penuaan terjadi gangguan pada area neurologi
yaitu waktu reaksi yang diperlukan untuk menerima, memproses dan merespon terhadap
perintah. Hal ini sering dikenali sebagai perlambatan tingkah laku. Sehingga hal ini kadang
dimaknai sebagai tindakan melawan, ketulian, atau kurangnya pengetahuan dan seolah – olah
mereka tidak kooperatif atau tidak patuh. Dalam berkomunikasi, keluarga dapat
memperlambat cara berbicara, dan menunggu respon mereka.
PENUTUP

Dalam islam, ‘merawat’ orang ketika sedang sakit merupakan tugas yang mulia,
jika dalam hal ini umumnya yang berperan adalah tim medis, termasuk dokter dan
perawat di sebuah tempat pelayanan kesehatan maka ketika status seseorang sakit
dan yang merawat keluarganya maka keluarganya pun telah melakukan tugas yang
mulia.
Kami berharap setiap hal yang kita lakukan dalam hidup bernilai ibadah dan
segala kebaikan akan kembali pada masing masing dari kita. Semoga yang telah
dipahami dapat menjadi sedikit bekal untuk perawatan lansia dirumah. Aamiin

Anda mungkin juga menyukai