Anda di halaman 1dari 19

BIMBINGAN ROHANI PASIEN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sakit terkadang membawa dampak hebat pada penderita, terutama penyakit-penyakit yang
tergolong berat. Bukan saja rasa sakit, tetapi stres kerap pula menyertainya. Terutama pasien
dengan penyakit-penyakit tertentu.
Banyak hal yang belum diketahui masyarakat berkenaan dengan bimbingan pasien saat
sakit. Program spiritual care akan sangat membantu ketidaktahuan itu.
Pasien sakit tidak hanya harus mendapatkan petunjuk dan cara-cara pengobatan yang benar,
tetapi juga bimbingan cara-cara ibadah sesuai dengan kadarnya dan zikir untuk mendekatkan
dirinya kepada Allah SWT.
1.2 Rumusan Masalah
Dilihat dari latar belakang di atas maka penulis membatasi masalah yang akan dibahas
dalam makalah ini yakni :
1. Apa itu Bimbingan rohani pasien ?
2. Perawat harus punya rasa cinta dan kasih sayang ?
3. Cara menanggulangi Psikomatik dengan Ibadah ?
4. Cara tuntunan rohani bagi yang sakit ?
1.3 Tujuan Penulisan
Dilihat dari rumusan masalah di atas, maka tujuan pembuatan makalah ini adalah
Bagaimana mengelola sakit tanpa stres? Salah satunya dengan spiritual care, menggunakan
pendekatan spiritual

1.4 Manfaat Penulisan

Pembaca dapat mengetahui tentang bimbingan rohani pasien, baik dengan cara-cara
islam, cara untuk mengurangi cemas dan cara beribadah bagi pasien.

Dapat membuka pikiran pembaca untuk mengetahui dan sadar akan Sakit terkadang
membawa dampak hebat pada penderita, terutama penyakit-penyakit yang tergolong
berat. Bukan saja rasa sakit, tetapi stres kerap pula menyertainya. Terutama pasien
dengan penyakit-penyakit tertentu.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bimbingan Rohani Pasien
Sakit terkadang membawa dampak hebat pada penderita, terutama penyakit-penyakit
yang tergolong berat. Bukan saja rasa sakit, tetapi stres kerap pula menyertainya. Terutama
pasien dengan penyakit-penyakit tertentu.
Bagaimana mengelola sakit tanpa stres? Salah satunya dengan spiritual care,
menggunakan pendekatan spiritual.
Cara Islam

Sakit dalam pandangan Islam tidak pernah lepas dari perilaku dan perbuatan manusia.
Oleh karena itu, umat Islam harus memelihara dan menjaga kesehatan serta memanfaatkan
waktu sehatnya untuk melakukan hal-hal yang baik. "Makanya, orang Islam dilarang melakukan
sesuatu yang dapat merugikan dan merusak diri secara fisik maupun mental,"
Tidak dibenarkan orang Islam menghilangkan hidupnya sendiri. Begitu juga
menghilangkan hak hidup orang lain. "Ini sangat tidak dibenarkan oleh Islam,"
Cara Islam mengatur dan menjaga kesehatan, antara lain hidup selalu bersih dan gemar
mewujudkan kesucian dan kebersihan. Islam juga mengharuskan umatnya makan makanan yang
halal dan baik (thayyiba) serta tidak berlebih-lebihan. Menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan
yang dapat membahayakan tubuh dan mental, menjadi bagian dari cara Islam menjaga kesehatan.
Sedangkan dari sisi psikologis, Islam mengajak umat membersihkan diri dari penyakit
rohaniah seperti sombong, buruk sangka, iri, mudah sedih, selalu ragu-ragu, kikir, malas, selalu
ingin dihargai orang lain, dan ingin selalu dipuji. Islam mengharuskan umatnya menjauhi zinah,
liwath, dan pebuatan nafsiyah lainnya.
"Berdoa, takarub kepada Allah SWT lewat salat malam sangat dianjurkan, termasuk mengikuti
nasihat-nasihat ahli di bidang kesehatan seperti dokter atau perawat,"
Mengurangi cemas
Berdasarkan pada kebutuhan dasar manusia (KDM), selain tetap fokus pada penanganan
pasien secara medis, RS Al Islam menyertainya dengan menerapkan spiritual care. Penanganan
pasien sesuai dengan kepercayaan dan agama pasien sekaligus memberikan bimbingan ibadah
pasien.
Spiritual, terdiri atas dimensi eksistensional yang berfokus pada tujuan dan arti hidup
serta dimensi agama yang berfokus pada hubungan dengan Tuhan. "Jadi dalam kaitan ini, pasien
dan keluarga pasien diajak untuk lebih siap menerima kondisi yang sedang terjadi. Dengan tetap
mengajak pasien melaksanakan kewajiban-kewajibannya sebagai Muslim sebatas dia mampu
walaupun dalam keadaan sakit,"

Spiritual care diberikan kepada seluruh pasien. Mulai dari pasien anak-anak sampai
dewasa. Dengan harapan agar mereka dapat mempersiapkan mental secara lebih awal, baik
dalam menerima ujian sakit maupun kematian bila saatnya tiba.
Teknis pelaksanaan dilakukan dengan membekali perawat dan tenaga kerohanian dengan
tiga buku pegangan, yakni SKP (Santunan Kerohanian Pasien), TIP (Tuntunan Ibadah Pasien),
dan BSM (Bimbingan Sakaratul Maut) bagi pasien-pasien terminal. Dengan demikian, pasien
akan tetap melaksanakan ibadahnya sesuai dengan ketiga buku pedoman itu walaupun mereka
sedang sakit.
Untuk kunjungan dan bimbingan kerohanian ini, dilakukan dua kali dalam sehari, pagi
dan sore.
Cara ibadah
Banyak hal yang belum diketahui masyarakat berkenaan dengan bimbingan pasien saat
sakit. Program spiritual care akan sangat membantu ketidaktahuan itu.
Pasien sakit tidak hanya harus mendapatkan petunjuk dan cara-cara pengobatan yang benar,
tetapi juga bimbingan cara-cara ibadah sesuai dengan kadarnya dan zikir untuk mendekatkan
dirinya kepada Allah SWT.
Cara berobat yang dianjurkan Islam, harus ikhlas sebagai ibadah untuk memeroleh
kesembuhan, tidak boleh bukan kepada ahlinya, tidak menggunakan cara-cara dan obat yang
diharamkan, tidak menggunakan mantra, tidak menyekutukan Allah SWT, tidak mengarahkan
pada syirik dengan menggunakan benda-benda azimat, dan harus yakin bahwa pada hakikatnya
sang penyembuh itu adalah Allah SWT.
Pasien yang sedang sakaratul maut, katanya, harus dibimbing dengan mengucapkan
lafadz laa ilaaha illallah. Bila sudah meninggal, tutup badannya dengan kain, tutup mulut dan
matanya apabila terbuka, taruh kedua tangannya seperti sedang salat, arahkan ke Qiblat,
beritahukan keluarganya, mandikan, kafani, salatkan, lalu kuburkan.

Untuk semua bimbingan program ini, RS Al Islam telah mencetak buku pegangan sakit
yang dibagikan kepada keluarga pasien. Buku tersebut berisi berbagai petunjuk ibadah, doa, dan
penanganan orang sakit.
Ada dua kunci utama bagi orang yang ditimpa musibah baik oleh penyakit atau kematian
(saudara, anak,orang tua), kehilangan harta benda ataupun yang lainnya, selainberdoa hendakya
bersabar dan rela terhadap ketentuan Alloh SWT.
1. Sabar dan rela terhada ketentuan Allah SWT.
Barang siapa sakit pada malam hari, ia sabar dan rela terhadap ketentuan Allah SWT dalam
menderita sakit maka lepaslah ia dari dosa-dosanya seperti pada waktu ia lahir dari
kandungan ibunya HR. Hakim
Abu Hurairoh RA berkata bahwa Rasululloh SAW bersabda:
Barang siapa dikehendaki kebaikan oleh Allah SWT, maka ia akan diberi ujian HR.
Bukhari"
Yaitu diuji dengan berbagai cobaan, baik itu sakit maupun selain itu kemudian Allah SWT
memberi pahala dengan jalan itu ia bersabar dan rela (ikhlas)
2. Tidak boleh berputus asa
Dalam ajaran Islam seorang muslim dilarang berputus asa atas segala cobaan yang Allah
berikan, sebagaimana firman Allah SWT :
Artinya: Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir
(QS. Yusuf: 87)
Dan orang-orang kafir kepada ayat-ayat Allah SWT dan pertemuan dengan dia, mereka
putus asa dari rahmatku, dan mereka mendapat azab pasti (QS.Al.Hajr:23)
3. Berbaik sangka

Disaat-saat menghadapi sakarataul maut maka hendaklah ia memperbaiki sangkaanya kepada


Allah SWT.
Dari Abu Hurairoh bahwa Nabi bersabda:
Firman Allah yang Maha Mulia lagi maha besar: Aku berada disisi sangkaan hambaku saja,
yaitu menuruti sangkaan hambaku ketika ia menyangka terhadap aku (HR. Bukhari Muslim)
4. Perbanyak dzikir dan berdoa
Dan Allah berfirman
Artinya: Dan apabila hamba-hambaku bertanya: Padamu tentang Aku, maka jawablah
bahwasannya Aku adalah dekat, Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila
ia memohon kepadaku.... (QS. Al Baqarah: 186)
2.2 Perawat harus punya rasa Cinta dan kasih Sayang
Dalam menjalankan tugas, seorang perawat harus melandasi kepada pikiran dan perasaan
cinta, afeksi, dan komitmen mendalam kepada kliennya. "Dengan cara seperti itu pengasuhan
kepe-rawatan berjalan baik. Tapi bila ada praktik keperawatan yang kurang baik, berarti yang
dilakukannya hanya sekadar prosedur keperawatan bukan asuhan keperawatan,"
Perawat juga bisa membimbing ritual keagamaan sesuai dengan keyakinan klien, seperti
cara bertayamum, salat sambil tiduran, atau berzikir dan berdoa. "Bila perlu perawat dapat
mendatangkan guru agama pasien untuk dapat memberikan bimbingan rohani hingga merasa
tenang dan damai. Dalam kondisi sakaratul maut perawat berkewajiban mengantarkan klien agar
wafat dengan damai dan bermartabat,"
Masalah sehat dan sakit adalah alami sebagai ujian dari Allah SWT, hingga manusia tidak
akan bisa terbebas dari sakit. "Sehat kerap membuat orang lupa dan lalai baik dalam
melaksanakan perintah-pe-rintah Allah maupun mensyukuri nikmat sehatnya. Kita sering
menyebut kondisi yang tidak menyenangkan seperti sakit sebagai musibah yang terkesan negatif,
padahal musibah berkonotasi positif,"

Tugas seorang perawat, menekankan pasien agar tidak berputus asa apalagi menyatakan
kepada pasiennya tidak memiliki harapan hidup lagi. "Pernyataan tidak memiliki harapan hidup
untuk seorang muslim tidak dapat dibenarkan. Meski secara medis tidak lagi bisa menanganinya,
tapi kalau Allah bisa saja menyembuhkannya dengan mengabaikan hukum sebab akibat,"
Perawat juga memandu pasiennya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT hingga
kondisinya semakin saleh yang bisa mendatangkan "manjurnya" doa. "Saya ingin menekankan
masalah pe-ngobatan alternatif yang kini menjamur dan menjadi pengobatan utama. Padahal
namanya alternatif seharusnya jadi keputusan terakhir setelah cara-cara medis tidak bisa
menanganinya,"
Sedangkan perawat bisa memberikan bimbingan langsung seperti tukar pikiran, berdoa
bersama, dan bimbingan ibadah. "Bimbingan tak langsung bisa berupa ceramah, percikan kata
hikmah, buletin, doa tertulis, maupun tuntunan ibadah secara tertulis. Dengan bimbingan itu
diharapkan dapat membantu proses kesembuhan pasien,"

2.3 Gangguan Psikomatik, tanggulangi dengan Ibadah

Psikosomatik adalah gangguaan fisik yang disebabkan oleh faktor-faktor kejiwaan dan
social. Psikosomatik dapat disebut sebagai penyakit gabungan, fisik dan mental, yang dalam
bahasa Arab disebut nafsajasadiyyah atau nafsabiolojiyyah. Yang sakit sebenarnya jiwanya,
tetapi menjelma dalam bentuk sakit fisik.
Manusia adalah mahluk somato-psiko-sosial-spiritual, yang terdiri dari fisik, jiwa ,
spiritual, dan mahluk yang harus berinteraksi secara sosial dengan orang lain yang keempatnya
saling berinteraksi karena unsur-unsur tersebut saling berkait, dan saling mempengaruhi sejak
saat pembuahan sampai akhir hayatnya. Semua permasalahan yang timbul harus dicari
keterkaitannya dengan melihat keempat unsur tersebut, agar pemecahannya masalah manusia
lebih optimal
Bila permasalahan yang timbul hanya dilihat satu aspek saja , sedang ke-3 yang lain tidak
diperhatikan , maka pemecahan masalah tidak akan berjalan secara sempurna . pendekatan
seperti ini disebut pendekatan holistik.yang mempertimbangkan dan memperhatikan manusia
dalam 4 unsur secara keseluruhan
Penyembuhan seseorang akibat gangguan psikosomatik ini tidak hanya berupa obatobatan yang disesuaikan dengan gejala yang timbul tapi juga dengan menganjurkan pola hidup
yang baik, olah raga, menyalurkan hobi, dan yang juga sangat penting adalah meningkatkan
ibadah.
Dengan peningkatan motivasi beribadah dan sikap beribadah, maka pasien akan
memperkuat mental dan psikisnya , dan mendapat ketenangan. Dengan mengingat Allah maka
harinya akan menjadi tenang dan tentram seperti Dalam Al-Quran surat Al-Rad (13:28) Allah
berfirman. (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
2.4 Tuntunan Rohani bagi yang sakit
"Sesungguhnya Allah tidak menurunkan penyakit melainkan menurunkan pula obatnya,
maka berobatlah kalian (ketika sakit)"

Karena berobat merupakan tuntunan ajaran agama kita, maka niatkan berobatnya dengan
ikhlas mengikuti petunjuk Rasulullah, dengan demikian mudah-mudahan berobatnya para pasien
akan bernilai ibadah.
Namun demikian, pasien berobat sekarang ini adalah ikhtiar. Para dokter dan perawat
juga ikhtiar. Obat dan pelayanan yang baik juga ikhtiar. Pada hakekatnya yang menentukan
sembuh hanya Allah semata.
Penyakit dan Pengobatan menurut Islam
A. Sakit
Sakit adalah ujian dari Allah SWT. dengan sakit berarti orang akan memperoleh :
ampunan dari Allah, dilipatgandakan pahala dan ditingkatkan derajatnya.
Rasul bersabda : " Siapa yang akan beroleh limpahan kebaikan dari Allah, lebih dahulu
akan diberinya cobaan". (HR. Bukhari Muslim).
" Tidak satu mushibahpun yang menimpa diri seorang muslim, baik berupa kesusahan
dan penderitaan, kesedihan dan kedukaan, maupun penyakit, bahkan karena sepotong duri yang
menusuk anggota badannya kecuali dihapuskan oleh Allah sebagian dari kesalahankesalahannya" (HR. Bukhari Muslim).
B. Pengobatan
Bagi muslim yang sakit diwajibkan berobat.
Rasul bersabda :


:


Tadwau fainnallha ta'l lam yadha' d`an illa wadha'a lah daw`an ghaira d`in
whidin : alharamu.

" Berobatlah kalian karena Allah ta'ala Ia tidak menaruh suatu penyakit melainkan
menyediakan obatnya, kecuali satu penyakit : tua". (HR. Tirmidzi).
Berobat merupakan ikhtiar melaksanakan ajaran agama, sedangkan yang menentukan
kesembuhan adalah Allah.

Hal-hal yang harus dilakukan ketika sakit


A. Berobat
Rasul bersabda :


:


Tadwau fainnallha ta'l lam yadha' d`an illa wadha'a lah daw`an ghaira d`in
whidin : alharamu.
" Berobatlah kalian karena Allah ta'ala Ia tidak menaruh suatu penyakit melainkan
menyediakan obatnya, kecuali satu penyakit : tua". (HR. Tirmidzi).

B. Shabar
Firman Allah :

{...
...}

" Bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu" (Q.S. Luqman: 17).

{...
...}

"Berilah kabar gembira kepada orang yang tunduk dan patuh. Yaitu orang-orang yang
apabila disebut nama Allah gemetar hati mereka dan shabar terhadap apa yang menimpa
mereka" (Q.S. Al-Haj : 34-35).
Do'a ketika sedang kesakitan
Mengeluh yang berlebih-lebihan tidak disukai Allah. Tetapi apabila anda tidak tahan,
terpaksa juga mengeluarkan suara, hindarilah ucapan-ucapan yang tidak berguna, yang bisa
menggelincirkan kepada kemusyrikan. Bacalah atau ucapkanlah kata-kata yang selalu mengingat
Allah seperti :




Kemudian andaikata sakit anda sedang reda atau memang sedang tidak mengganggu
anda, sebaiknya bacaan yang sedikit panjang ini anda hafalkan atau biasakan dibaca;



Lilha Illallhu Akbaru; "Tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Besar".




Lilha Illallhu Wahdahu L Syarka Lahu; "Tidak ada Tuhan kecuali Allah yang satu,
yang tidak ada sekutu bagi-Nya".

Lilha Illallhu Lahulmulku Wa Lahulhamdu; "Tidak ada Tuhan selain Allah yang
mempunyai segala kekuasaan dan segala puji".
Do'a akan minum obat




Bismillhirrahmnirrahm, `Adzhibil Ba`sa Rabban Nsi Isyfi `Antasy Syf L Syfiya
Illa `Anta Allhumma `Inn `As`alukal 'fiyata; "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang, Ya Tuhannya manusia hindarkan derita, sembuhkanlah, Engkaulah Yang
Maha Penyembuh. Tidak ada Penyembuh kecuali Engkau. Ya Allah hamba sungguh mohon sehat
kepada-Mu".
Do'a selesai minum obat



Alhamdulillhilladz Kafn Wa `Arwna Ghaira Makfiyyin Wal Makfrin; " Segala
puji bagi Allah yang telah memberi kita kecukupan dan kepuasan yang tidak terabaikan dan
tidak tertolak".
Do'a mohon lekas sembuh





Allhumma `Adzhibil Ba'sa Rabban Nsi Isyfi `Antasy Syf L Syfiya `Illa Syif`uka
Syif`an L Yughdiru Saqaman; " Ya Allah, jauhkanlah penderitaan. Ya Tuhannya manusia,
sembuhkanlah! karena Engkaulah Yang Maha Penyembuh. Tidak ada penyembuhan kecuali
penyembuhan-Mu, penyembuhan yang tidak meninggalkan penderitaan".


Allhumma `Inn `As`alukal 'Afwa Wal'fiyata Fd Dunya Wal`khirati; " Ya Allah aku
mohon kepada Engkau ampunan dan kesejahteraan / kesehatan di dunia dan akhirat".
Do'a ketika melahirkan/bersalin


Hasbunallhu Wani'mal Waklu 'Alallhi Tawakkaln; "Allah telah mencukupi segala
sesuatu bagiku. Dan sebai-baik tempat kuserahkan diri, hanyalah kepada Allah".

Do'a selesai melahirkan/bersalin dengan selamat

/
/

Allhumma Brik Lahu / `Adzu Bikalimtillhit Tmmati Min Kulli Syaithnin Wa


Hmmatin Wamin Kulli 'Ainin Lmmatin / Rabbi Habl Min Ladunka Dzurriyyatan
Thayyibatan; "Ya Allah berkahilah bayi itu / Hamba mohonkan perlindungan Allah yang
sempurna dari pada semua syaitan dan binatang-binatang yang berbisa, dan dari pandangan
mata yang jahat / Ya Allah berilah hamba anak keturunan yang baik-baik".
Bimbingan Rohani Pasien Rawat Inap
Bimbingan rohani pasien rawat inap memberikan tuntunan rohani secara Islam kepada
pasien dan keluarga untuk dapat melaksanakan kewajiban sebagai muslim / muslimah selama
dalam perawatan . Para pembimbing rohani memberikan tausiyah agar pasien dan keluarga
mendapatkan keikhlasan, kesabaran dan ketenangan dalam menghadapi cobaan sakit.
Adapun fokus bimbingan kepada pasien selama dalam perawatan adalah :
1. Tuntunan pelaksanaan sholat , thoharoh bagi orang sakit
2. Dzikir dan Doa sehari hari , doa dalam menghadapi rasa sakit , operasi , akan melahirkan
dll
3. Tuntunan bagi keluarga dalam menghadapi cobaan
4. Hakikat sakit dan bagaimana cara beriktiar menurut Islam
5. Konseling Keagamaan
6. Taaruf dengan pasien dan keluarga
7. Mencegah berputus asa dan menjaga kemurnian tauhid
8. Bimbingan Sakaratul maut, dll
Hasil penelitian menunjukkan bahwa;

1. Pelaksanaan bimbingan rohani dilakukan oleh seksi kerohanian yang mempunyai petugas
khusus untuk membimbing pasien. Bimbingan rohani dilakukan dalam satu minggu sebanyak
tiga kali, dengan cara kunjungan keliling dari ruang perawatan satu ke ruang perawatan lain
sesuai dengan jadwal yang telah dibuat oleh pihak rumah sakit. Selain kunjungan-kunjungan
dan melakukan bimbingan secara langsung, juga disediakan buku khusus bagi pasien oleh
pihak rumah sakit yang berisi doa-doa pendek, tuntunan ibadah dan bacaan dzikir. Bukubuku
tersebut kemudian dibagikan kepada para pasien rawat inap
2. Nilai-nilai pendidikan Islam yang terdapat dalam bimbingan rohani meliputi; nilai-nilai
pendidikan keimanan yang meliputi nilai pendidikan aqidah, nilai-nilai pendidikan syariah
atau ibadah. Selain itu bimbingan rohani juga mengandung nilai-nilai pendidikan akhlak
yang meliputi aspek akhlak kepada Allah, akhlak kepada diri sendiri dan akhlak kepada
orang lain. Nilai-nilai tersebut terdapat dalam materi ataupun metode yang digunakan dalam
pelaksanaan bimbingan rohani.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan bimbingan rohani adalah: yang pertama faktor
pendukung, meliputi; dukungan dari pihak rumah sakit, keikutsertaan para dokter dan tenaga
paramedis untuk membantu keberhasilan bimbingan rohani, tenaga rohaniawan yang sudah
berpengalaman, tanggapan positif dari para pasien, dan adanya dukungan dari keluarga
pasien.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sakit terkadang membawa dampak hebat pada penderita, terutama penyakit-penyakit
yang tergolong berat. Bukan saja rasa sakit, tetapi stres kerap pula menyertainya. Terutama
pasien dengan penyakit-penyakit tertentu.
Tugas seorang perawat, menekankan pasien agar tidak berputus asa apalagi menyatakan
kepada pasiennya tidak memiliki harapan hidup lagi. "Pernyataan tidak memiliki harapan hidup
untuk seorang muslim tidak dapat dibenarkan. Meski secara medis tidak lagi bisa menanganinya,
tapi kalau Allah bisa saja menyembuhkannya dengan mengabaikan hukum sebab akibat,"
Perawat juga memandu pasiennya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT hingga
kondisinya semakin saleh yang bisa mendatangkan "manjurnya" doa. "Saya ingin menekankan
masalah pe-ngobatan alternatif yang kini menjamur dan menjadi pengobatan utama. Padahal
namanya alternatif seharusnya jadi keputusan terakhir setelah cara-cara medis tidak bisa
menanganinya,"
3.2 Saran dan Kritik
a. Saran
Sakit terkadang tidak dapat dipandang remeh, karena membawa dampak hebat pada
penderita, terutama penyakit-penyakit yang tergolong berat. Bukan saja rasa sakit, tetapi stres
kerap pula menyertainya. Terutama pasien dengan penyakit-penyakit tertentu.
Melalui makalah ini, maka penulis menyarankan agar kita mendekatkan diri kepada Allah
SWT hingga kondisinya semakin saleh yang bisa mendatangkan "manjurnya" doa. "Saya ingin
menekankan masalah pe-ngobatan alternatif yang kini menjamur dan menjadi pengobatan utama.

b. Kritik
Tentunya makalah ini masih sangat jauh dari sempurna. Untuk itu kepada pembimbing
kami minta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami di masa yang akan datang.

DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Manfaat Penulisan

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Bimbingan Rohani Pasien
2.2 Peawat Harus punya rasa cinta dan kasih sayang
2.3 Gangguan Psikomatik, tanggulangi dengan Ibadah
2.4 Tuntunan Rohani bagi yang Sakit
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran dan Kritik
a. Saran
b. Kritik

KATA PENGANTAR

Puji Syukur senantiasa Kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha kuasa, karena atas
Rahmat dan Karunia yang telah diberikan, Kami dapat menyusun makalah ini.
Semoga Makalah ini dapat memberikan Kontribusi positif dan bermakna dalam proses
belajar tentang pendidikan Agama Islam.
Dari lubuk hati yang terdalam, sangat disadari bahwa Makalah ini masih jauh dari
sempurna.
Cirebon, Desember 2010
Penyusun,
http://sarungbodol-piss.blogspot.com/2010/12/bimbingan-rohani-pasien.html?
zx=91facfac0d194153

Anda mungkin juga menyukai