Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TENTANG

TA’ZIYAH

DISUSUN OLEH :

NAMA : MARATUN HASNA

KELAS : XI TKJ

SMK TAMAN MADYA BAITURRAHMAN BIMA


TAHUN PELAJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan
Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan Makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana.
Harapan kami semoga Makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
Makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Makalah ini.

Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Semua manusia pasti akan mati, namun tidak akan pernah diketahui kapan kematian
itu datang. Karena hal itu hanya Allah yang mengetahuinya. Manusia merupakan makhluk
sebaik-baik ciptaan Allah swt dan ditempatkan pada derajat yang tinggi. Sehingga ketika
meninggal pun Islam sangat memperhatikan dan menghormati orang-orang yang
meninggal.
Melakukan Ta’ziyah termasuk dalam hal ibadah. Ta’ziyah tidak dapat dipisah dari
permasalahan jenazah. Sehingga para ulama pun telah banyak membahas permasalahan
ta’ziyah ini. Selain itu, ta’ziyah pun berhubungan dengan kegiatan sosial sesama manusia.
Karena didalamnya terdapat nilai tolong menolong
Ta’ziyah dilakukan sebagai bentuk belasungkawa kita kepada pihak yang tengah
berduka. Kita harus berusaha memberikan ketenangan kepada pihak yang tengah berduka,
berusaha menghibur, dan mendo’akan mayit serta keluarga yang ditinggalkan agar
senantiasa Allah SWT beri kesabaran kepada mereka.
Terdapat nilai-nilai lain dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam berta’ziyah. Oleh
karena itu, pada makalah ini akan dibahas mengenai pengertian ta’ziyah, hukum
berta’ziyah, lafadz ta’ziyah, duduk sewaktu ta’ziyah dan keutamaan-keutamaan dalam
ta’ziyah.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian ta’ziyah ?
2. Apa saja dasar hukum dari ta’ziyah ?
3. bagaimana adab dalam ta’ziyah ?
4. apakah hikmah dari ta’ziyah ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Takziyah
Secara bahasa arti kata takziyah adalah bentuk mashdar dari azza-yu’azzi yang
artinya menyabarkan, menghibur dan menawarkan kesedihannya serta memerintahkannya
(menganjurkan) untuk bersabar. Dalam arti berduka cita atau berbela sungkawa atas
musibah yang menimpa. Dalam konteks muamalah Islam, takziyah adalah mendatangi
keluarga orang yang meninggal dunia dengan maksud menyabarkannya dengan ungkapan-
ungkapan yang dapat menenangkan perasaan dan menghilangkan kesedihan. Takziah dapat
dilakukan sebelum dan sesudah jenazah dikuburkan hingga selam tiga hari. Namun
demikian, takziah diutamakan dilakukan sebelum jenazah dikuburkan.
Tujuan takziah adalah menghibur keluarga yang ditinggal agar tidak meratapi
kematian dan musibah yang diterimanya. Apabila jika tidak dihibur maka keluarga
almarhum bisa menangis dan susah. Keadaan demikian, menurut satu riwayat, akan
memberikan pengaruh yang tidak baik terhadap almarhum/almarhumah. Takziah juga
merupakan maukizah (nasihat) bagi pelaku takziah agar mengingat kematian dan bersiap-
siap mencari bekal hidup di akhirat karena maut datang tanpa memandang umur dan
waktu. Kedatangannya tak dapat ditunda atau diajukan.
Takziyah merupakan suatu perbuatan yang terpuji, sebab orang yang telah ditinggal
mati dalam keadaan sedih, maka kita sebaiknya datang untuk menghibur dan memberikan
nasehat untuk memberikan kekuatan mental agar keluarga yang dtitinggal tetap tabah
dalam menerima ujian. Firman Allah QS. Al Baqarah : 156-157:
156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: Inna
lillaahi wa innaa ilaihi raajiu'un (Sesungguhnya Kami adalah milik Allah dan kepadaNya-
lah Kami kembali).
157. mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari
Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.

B. Dasar Hukum Perintah Takziyah


Hukum takziah disunahkan (mustahabb) sekalipun kepada seorang zimmi (non
muslim yang tidak memerangi). Menurut Imam Nawawi, Imam Hambali, Imam Sufyan
As-Sauri, takziah disunahkan sebelum jenazah dikubur dan hari sesudahnya. Imam Hanafi
berpendapat takziah disunahkan sebelum jenazah dikuburkan.
Orang yang melakukan takziyah adalah mereka yang mampu merasakan kesedihan
atau duka yang dialami saudaranya. Hal ini jelas termasuk dalam kategori amar makruf
nahi munkar yang merupakan salah satu fundamen ajaran Islam. Lebih dari itu, takziyah
adalah aplikasi dari sikap saling menolong dan bekerja sama dalam kebaikan dan
ketakwaan. Allah SWT berfirman,

Dan saling menolonglah kamu sekalian dalam kebaikan dan ketakwaan. (QS Al-
Maidah:2)
Dalam pandangan Rasulullah SAW, takziyah mempunyai nilai dan keutamaan
tinggi bagi yang melakukannya. Beliau bersabda:

Tidaklah seorang Mukmin yang melakukan takziyah atas musibah yang menimpa
saudaranya, kecuali Allah akan memakaikan untuknya permata kemuliaan pada hari
kiamat. (HR Ibnu Majah).
Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam kitab Bulughul Maram mengutip hadis dari Abdullah
Ibnu Jakfar ra, dimana dia berkata:

Ketika berita kematian Ja’far datang sewaktu ia terbunuh, Rasulullah saw bersabda:
Buatkanlah makanan untuk keluarga Ja’far karena telah datang sesuatu yang menyusahkan
mereka. (HR. Imam Lima kecuali Nasa’i).
Imam Ash-Shankani dalam kitab Subulussalam menjelaskan hadis di atas sebagai
berikut : Hadis ini dalil yang menunjukkan bahwa keharusan mengasihani dan menghibur
keluarga yang ditimpa musibah kematian dengan memasakkan makanan baginya, karena
mereka sibuk mengurusi kematian itu.

C. Adab Takziyah
1. Menghibur yang kena musibah
Menghibur keluarga mayit dengan menganjurkan supaya mereka bersabar
terhadap taqdir Allah dan mengharapkan pahala dari Allah, sebagaimana sabda Nabi
SAW:

Sesungguhnya milik Allah untuk mengambilnya dan milikNya untuk diberikan,


dan segala sesuatu disisi-Nya dengan ketentuan yang sudah ditetapkan waktunya.
Maka, hendaknya engkau sabar dan ihtisab. (HR Bukhari).
2. Bersikap sopan dan berbicara dengan santun
a. Dalam bercakap-cakap, janganlah mengeluarkan pembicaraan yang dapat
menambah kesusahan bagi ahli waris si mayyit.
b. Batasilah percakapan sewaktu bertakziyah dengan patut dan jangan sekali kali
bersendau gurau dengan mengeluarkan ketawa yang terbahak bahak.
c. Hindarilah perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan suasana berkabung,
seperti permainan kartu (judi), dan lain lain.
3. Mengikuti penyelenggaraan jenazah
a. Ikutilah upacara menyalati mayyit.
b. Sempurnakanlah dengan mengantarkan jenazah hingga sampai ke makam.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah saw bersabda,


“Barangsiapa melayat jenazah muslim karena iman dan ikhlas, ia menyertainya hingga
shalat jenazah dan menyelenggarakan pemakamannya, maka dia membawa pahala dua
qirath, satu qirath semisal bukit uhud. Dan barangsiapa ikut shalat jenazah kemudian
pulang sebelum jenazah itu dimakamkan, maka ia membawa pulang pahala satu qirath.
(HR. Bukhari)
4. Dilakukan kepada siapa saja yang kena musibah
Takziyah dilakukan kepada seluruh orang yang tertimpa musibah (ahlul
mushibah), baik orangtua, anak-anak, dan apalagi orang-orang yang lemah. Lebih
khusus lagi kepada orang-orang tertentu dari mereka yang merasakan kehilangan dan
kesepian karena ditimpa musibah tersebut.
5. Disunnahkan untuk membuat makanan bagi keluarga mayit
Sepatutnya orang yang sedang tertimpa kesusahan tidak patut diberi beban,
tetapi tetangga atau keluarga yang lain yang seharusnya mengirim makanan yang sudah
masak untuk keluarganya yang sedang susah. Dengan membantu membuat makanan
karena mereka sibuk dengan musibah yang menimpanya. Dan keluarga mayit tidak
dibenarkan membuat makanan untuk orang yang datang, jika akan menambah beban
musibah mereka karena menyerupai perbuatan orang jahiliyah.
D. Nilai Positif Takziyah
1. Orang yang melakukan takziyah adalah mereka yang mampu merasakan kesedihan
atau duka yang dialami saudaranya.
2. Dengan sering melakukan takziyah, seseorang terdorong untuk bermuhasabah
(introspeksi) atas semua aktivitas yang telah dilakukannya sehingga tumbuh keyakinan
akan datangnya kematian.
3. Meringankan beban musibah yang diderita tuan rumah.
4. Memotivasinya untuk terus bersabar dan berharap pahala dari Allah.
5. Memotivasi untuk ridha dengan ketentuan atau qadar Allah, dan menyerahkannya
kepada Allah.
6. Mendoakannya agar musibah tersebut diganti oleh Allah dengan sesuatu yang lebih
baik.
7. Melarangnya dari berbuat nihayah (meratap), memukul, atau merobek pakaian, dan
lain sebagainya akibat musibah yang menimpanya.
8. Mendoakan mayit dengan kebaikan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ta’ziyah merupakan mengunjungi orang yang tengah mendapatkan musibah dimana
ada salah seorang yang meninggal, dengan memberikan ucapan agar keluarga bersabar,
memberikan dorongan agar senantiasa tabah, dan membahagiakan orang-orang yang
ditinggalkan.
Takziyah disunnahkan hanya satu kali. Takziyah mesti dilakukan terhadap seluruh
kerabat mayat, besar maupun kecil, laki-laki dan wanita, baik sebelum dikuburkan maupun
sesudahnya, hingga tiga hari setelah wafatnya. Kecuali bila yang akan berkunjung atau yang
hendak dikunjungi ia sedang bepergian, maka tidak mengapa nelakukannya setelah lewatnya
waktu tersebut.
Jika seorang muslim bertakziyah kepada muslim, maka yang diucapkannya adalah
“Semoga Allah menghibur hatimu sebaik-baiknya, dan mengampuni keluargamu yang
meninggal.” Seandainya yang bertakziyah itu orang kafir kepada sesamanya, yang
diucapkannya adalah “Semoga Allah akan memberikan gantinya bagimu.”Adapun jawaban
takziyah itu adalah mengucapkan amin dari pihak yang dikunjunginya dan mengiringinya
dengan “Semoga Allah memberimu pahala.”
Bertakziyah sambil duduk berkumpul, mendirikan tenda, membentangkan amparan,
serta menghamburkan uang yang tidak sedikit, termasuk hal-hal yang dibuat-buat, dan
bid’ah yang mungkar yang wajib dihindarkan oleh kaum muslimin dan terlarang
mengerjakannya.
Nilai dan keutamaan lain dari takziyah yaitu takziyah dapat menumbuhkan ingatan
manusia kepada kematian, bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati.

B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami susun dan kami sangat menyadari makalah ini
jauh dari kesempurnaan maka kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan
pengembangan sangat kami harapkan. Dan semoga ini dapat menambah pengetahuan kita
dan bermanfaat. Amin
DAFTAR PUSTAKA

https://evienurjannah.blogspot.co.id/2015/01/taziyah.html
https://mumut78.wordpress.com/2011/02/02/contoh-makalah-takziyah/
https://aljaami.wordpress.com/2011/11/03/takziyah-kepada-keluarga-mayit/
http://www.gerbangilmu.com/2015/12/takziah-lengkap.html

Anda mungkin juga menyukai