Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Media pembelajaran adalah bagian dari sumber pembelajaran yang

dapat menunjang pembelajaran. Menurut Ratri (2008:2) media adalah sarana

penyampaian salah satu komponen sumber belajar berupa pesan. Scharman

(1997) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi

pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.

Media pembelajaran membantu guru dalam menyampaikan materi

pembelajaran agar peserta didik lebih mudah mengingat materi serta

meningkatkan minat pada pembelajaran tersebut. Gearlach dan Ely

mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah

manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat

siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap .dalam

pemgertian ini guru, buku, teks dan lingkungan sekolah merupakan media.

Secara lebih khusus , Sanaky dalam Ratri (2018:4) menyebutkan tujuan

media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran yaitu 1) mempermudah

proses pembelajaran di kelas 2) meningkatkan efesiensi proses pembelajaran

3) menjaga relevansi antara materi pembelajaran dengan tujuan pembelajaran

4) membantu konsentrasi materi pembelajaran dalam proses pembelajaran.

Media pembelajaran menurut Syaiful Bahri Djamarah (2006:124) di

bagi tiga macam dilihat dari jenisnya media pembelajaran dibagi menjadi 3
yaitu 1) Media Auditif, adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan

suara saja, seperti radio, piringan hitam. 2) media visual, adalah media yang

hanya mengandlkan indra penglihatan. 3) media audio visual, adalah media

yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Selain itu klasifikasi media

pembelajaran juga dilakukan oleh Ratri (2018:6) menurut bentuk informasi

yang digunakan, memisahkan den mengklasifikasi media penyaji dalam

kelompok lima besar, yaitu media visual diam, media visual gerak, media

audio, media audio visual diam, dan media audio visual gerak.

Hasil wawancara penulis dengan guru SDN Inpres Kananga 2 kelas

III yaitu bapak Zainal Arifin, M.Pd di peroleh informasi bahwa rendahnya

kempuaan serta minat belajar dikarenakan (1) tidak adanya daya tarik dari

media pembelajaran yang di buat sehingga siswa kebanyakan jenuh ketika

prosese pembelajaran berlangsung (2) pembelajaran masih menggunakan

metode konvesional yang berpusat pada guru siswa hanya meendengarkan

mencatat dan mendengar penjelasan guru (3) sumber belajar hanya

menggunakan buku paket sehingga kurang mengarahkan siswa untuk

menemukan pengetahuannya sendiri.

Berdasarkan masalah diatas, maka permasalahan dapat diatasi dengan

cara menciptakan media pembelajaran yang kreatif dan juga inovatif. Dalam

hal ini guru memiliki peran penting dalam menciptakan serta membuat media

pembelajaran yang menarik sehingga proses pembelajaran menjadi lebih

efektif selain itu dapat meningkat minat belajar peserta didik secara tidak

langsung hal ini dapat meningkatkan literasi dari peserta didik itu sendiri.
SDN Inpers Kananga 2 adalah salah satu sekolah yang memiliki

sarana dan prasarana yang mampu menunjang keberhasilan padaa saat proses

belajar mengajar namun hanya sedikit dari guru yang mampu memanfaatkan

media pembelajran dengan baik.oleh karena itu sebagai guru yang

professional harus mampu menciptakan media pembelajaran yang menarik

agar mampu menciptakan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan

menyenangkan. Menurut Sugiyanto dalam ( Rusnawati, 2018) menyatakan

bahwa profesioalisme seorang bukan pada kemapuannya mengembangkan

ilmu pengetahuan, tetapi lebih kepada kemampuan unutk melaksanakan

pembelajaran yang menarik dan bermakna bagi siswanya. Daya tarik suatu

mata pelajaran ditentukan oleh dua hal, pertama oleh mata pelajaran itu

sendiri dan yang kedua, oleh cara mengajar guru.

Oleh karena itu tugas profesiaonal seorang guru adalah menjadikan

pelajaran yang sebelumnya tidak menarik menjadikannya menarik, yang

dirasa sulit menjadi mudah, yang tadinya tak berarti menjadi bermakna Oleh

karenanya media pembelajaran sangat penting dalam proses pembelajaran.

Pengguaan media pembelajaran harus kreatif, inovatif dan mampu mengubah

suasana kelas menjadi lebik menarik dan menyenangkan. Kegiatan belajar

mengajar yang diikuti dengan penggunaan alat peraga sangat besar

manfaatnya untuk keberhasilan belajar siswa. Dengan alat peraga siswa dapat

melihat, meraba, mengungkapkan dengan pemikirannya secara langsung

obyek yang sedang mereka pelajari.


Hal tersebut dapat di realisasikan dengan penggunaan media

pembelajaran pop up book. Media pop-up termasuk benda tiga dimensi yang

dapat diguanakan untuk meningkatkan ketertariakan dan rasa ingin tahusiswa

dengan pengetahua-pengetahuan baru. Dzuanda mengatakan kelebihan dari

pop up yaitu (2) mengembangkan kreatifitas anak (3) merangsang imajinasi

anak (4) memberi pengetahuan serta pengenal berbagai jenis permainan yang

berbasis kearifan lokal (5) dapat digunakan sebagai media untuk

menumbuhkan motivasi baca anak. Berangkat dari pengetahuan penulis

tentang pop up book maka penulis membuat media pembelajar pop up book

dengan inovasi yang berbeda yaitu Pop Up Burima ( Buku Cerita Dan

Permaian ). Pop Up Burima adalah inovasi media pembelajaran yang berbasis

kearifan lokal yang dapat digunakan untuk menujang dalam proses

pembelajaran karena media ini dikresasikan semenarik mungkin. Dalam

media pembelajaran ini materi yang dipelajari oleh siswa didesain dengan

kombinasi buku cerita tentang permainan tradisional dan cerita yang terdapat

dalam pop burima disajikan dengan dua bahasa yaitu bahasa Bima dan bahasa

Indonesia. Hal ini dibuat agar memudahkan siswa dalam memahami materi

dalam Pop Up Burima tersebut.

Mengingat tingkat literasi di Indonesia masih sangat rendah

berdasarkan data UNESCO menunjukan minat baca masyarakat Indonesia

sangat memprihatikan,hanya 0,001% artinya dari 1,000 orang Indonesia

hanya 1 orang yang rajin membaca. Hal ini didukung pula dari data The

Word Literate Nations Indonesia yang mengatakan bahwa Indonesia berada


di peringkat 60 dari 61 dalam kemampuan literasi. Hal ini sungguh sangat

memprihatinkan apabila dibandingkan dengan Negara tetangga seperti

Singapur yang menempati posisi 36 an Malaysia di posisi 53.

Oleh karena itu media pembelajaran ini dibuat agar dapat digunakan

sebagai media dalam proses pembelajaran dan juga didesain semenarik

mungkin sehingga mampu menarik perhatian serta rasa ingin tahu dari peserta

didik secara tidak langsung media ini dapat meningkatkan daya tarik serta

keinginan membaca dan juga meningkatkan motivasi, semangat serta

kemampuan liteasi yang dimiliki oleh peserta didik.

Media Pop-Up Book yang dikembangkan oleh peneliti berisikan

cerita dengan muatan materi tentang kearifan lokal yaitu permainan

tradisional yang dapat dugunakan untuk meningkatkan kemampuan literasi

peserta didik sekolah dasar. Pembeljaran literasi yang menyenangkan dapat

diupayakan melalui media dan sumber belajar yang menarik. Dalam

pembelajaran dengan menggunakan media juga dapat disispi dengan transfer

of value, sebagai media pembelajaran yang lebih bermakna bagi siswa.

Menurut Sri (2010), salah satu solusi mengatasi rendahnya minat dan

kemampuan membaca adalah menyediakan buku yang menarik. Pop up book

merupakan salah satu buku dan solusi yang tepat dalam pembelajaran literasi

bagi siswa sekolah dasar kelas awal. Dalam pembelajaran literasi dengan pop

up book, siswa akan di hadapkan dengan aktivitas cerita yang menarik,

menyenangkan,dan bermakna. Siswa akan menemukan halaman buku dalam

bentuk tiga dimensi yang dapat digerakan dengan visualisasi cerita yang
menarik sehingga tidak membosankan ( Djuanda, 2011: 1). Pembelajaran

lierasi dengan pop up book juga lebih interaktif dengan elemen kejutan dari

setiap halaman sehingga memberikan daya tarik bagi siswa sekolah dasar

khususnya kelas awal. Hal tersebut tentu akan memberikan kontrubusi

terhadap sikap positif siswa pada pembelajaran literasi sekaligus membangun

budaya literasi guna mengembangkan kreativitas, menambah pengetahuan,

merangsang imajinasi, dan menumbuhkan rasa cinta dalam hal membaca.

Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana prosedur

pengembangan media pembelajaran Pop-Up Book, efektifitas media

pembelajaran Pop-Up Book, serta hasil produk pengembangan dari media

Pop-Up Book yang telah diteliti.

Dalam mengembangkan media pembelajaran ini, peneliti

menggunakan model 4D (Four D Model) yang dikemukakan oleh S.

Thiangarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel pada tahun 1974

(Nur Isnaiani Utami, dkk 2018:213). Model 4D ini terdiri dari 4 langkah

yaitu: Define, tahap ini melakukan analisis kebutuhan dengan observasi

lapangan, selanjutunya adalah tahap Desain yaitu peneliti merancang produk

pembelajaran. Kemudian, tahap Development yaitu menghasilkan produk

yang telah direvisi berdasarkan masukan dari para ahli yang valid dan efektif

dan yang terakhir adalah tahap Disseminate yaitu tahap penyebarluasan

produk, sehingga produk dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran.

Berdasarkan pemaparan diatas, maka peneliti tertarik mengambil

judul penelitian “ Pengembangan Media Pembelajaran Pop Up Burima (Buku


Cerita dan Permainan) Berbasis Kearifan Lokal Untuk Meningkatkan

Kemampuan Literasi Siswa Kelas III SDN Inpres Kananga 2.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di kemukakan dapat

diidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Kurang tepatnya pengunaan media pembelajaran

2. Pembelajaran masih bersifat konvesional

3. Kurangnya sumber belajar yang digunakan selama proses pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini mendalam pembahasannya serta jelas ruang

lingkupnya maka pembahasan permasalahan ini di batasi pada :

1. Penelitian ini fokus pada pengembangan media pembelajaran Pop Up

Burima ( buku cerita dan permainan) berbasis kearifan lokal.

2. Subjek penelitian ini adalah siswa sekolah dasar kelas III.

3. Indikator materi dalam penelitian ini adalah pelajaran bahasa Indonesia

tentang tema 5 sub tema 2 yaitu permainan tradisional di daerah ku dan

selain itu indikator lain yang ingin dicapai yaitu meningkatkan

kemampuan literasi siswa sekolah dasar.


D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasana masalah di atas, dapat dirumuskan masalah

penelitian adalah :

1. Bagaimana proses pengembangan media pembelajaran Pop Up Burima

(Buku Cerita Dan Permainan) Berbasis Kearifan Lokal Untuk

Meningkatkan Kemampuan Literasi Pada Siswa Kelas III yang baik ?

2. Bagaimana hasil kelayakan produk pengembangan pembelajaran Pop Up

Burima (Buku Cerita Dan Permainan) Berbasis Kearifan Lokal untuk

meningkatkan kemampuan literasi pada siswa kelas III yang baik ?

3. Bagaimana kefektifan pembelajaran dengan mengunakan media

Pembelajaran Pop Up Burima (Buku Cerita Dan Permainan) Berbasis

Kerifan Lokal?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitiannya

yaitu :

1. Untuk mrengetahui bagaimana proses pengembangan media

Pembelajaran Pop Up Burima (Buku Cerita Dan Permainan) Berbasis

Kearifan Lokal Untuk meningkatkan kemampuan literasi pada sisws

kelas III yang baik ?

2. Untuk mengetahui bagaimana hasil kelayakan produk pengembangan

pembelajaran Pop Up Burima (Buku Cerita Dan Permainan) Berbasis

Kearifan Lokal Untuk Meningkatkan Kemampuan Literasi Pada Siswa

Kelas III Yang baik ?


3. Untuk mengetahui bagaimana keefektifan pembelajaran dengan

menggunakan media Pembelajara Pop Up Burima (Buku Cerita dan

Permainan) Berbasis Kerifan Lokal?

F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Produk yang dihasilkan dari penelitian pengembangan ini adalah

media pembelajaran Pop Up Burima (Buku Cerita dan Permaianan) Berbasis

Kearifan Lokal pada siswa kelas III. Media ini berbasis kearifan lokal dengan

tujuan untuk menghubungkan materi pelajaran dengan permainan tradisional.

Hal ini diharapkan agar ada inovasi dalam dunia pendidikan khususnya pada

media pembelajaran Bahasa Indonesia yang berkaiatan dengan kearifan lokal.

Dengan adanya penelitian pengembangan ini diharapkan dapat

mengembalikan kecintaan dan kemauan membaca siswa sekolah dasar.

Adapun spesifiaksi produk yang dikembangkan dalam penelitian

pengembangan ini adalah sebagai berikut:

1. Produk yang akan dihasilkan dari penelitian pengembangan ini berupa

media pembelajaran.

2. Dapat digunakan secara berulang-ulang, maksudnya adalah media ini

akan didesain dengan bahan yang tahan lama sehingga tidak hanya

digunakan sekali.

3. Produk ini akan didesain semenarik mungkin, juga disertai dengan

adanya kompetensi inti, kompetisi dasar, indikator pencapaian

kompetensi, cakupan materi yang mengacu pada RPP, silabus dan

kurikulum serta glosarium untuk memudahkan siswa dalam memahami


cerita yang mudah dipahami oleh peserta didik pada media pembelajaran

tersebut. Selain itu media ini akan didesain dengan penggunaan bahasa

yang sederhana dimana dalam setiap gambar terdapat permainan yang

sudah dikenal oleh peserta didik di kehidupan sehari-hari. Semua itu

akan termuat dalam media pembelajaran pop up BURIMA.

G. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat

pada pihak-pihak terkait yang terbagi menjadi dua kategori yaitu :

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan memberikan

manfaat untuk mengembangkan keilmuan dalam bidang pendidikan dan

kebudayaan khusunya pada bidang Bahasa Indonesia. Selain itu

penelitian ini diharapkan sebagai acuan bagi pengajar Bahasa Indonesia

pada umumnya khususnya berkaitan dengan pemahaman siswa pada

materi melalui pengembangan media Pop Up Burima ( Buku Cerita dan

Permaina berbasis Kearifan lokal di jenjang sekolah dasar.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti

Dapat memperluas dan menambah pengalaman serta

pengetahuan yang menjadi bekal untuk menjadi calon pendidik yang

profesional dan perbaikan pembelajaran yang akan datang.


b. Bagi pendidik

Dapat dijadikan masukan dan sumbangsih pemikiran untuk

para guru di sekolah dasar seperti alternatif lain pada proses

pembelajaran yang akan digunakan selama ini, sehingga dapat

memberikan pembelajaran menarik dan menyenangkan sesuai

dengan karakteistik siswa sehingga materi dapat tersampaikan

dengan baik yang berdampak baik pula pada peningkatan

kemampuan literasi yang dimiiki oleh siswa sekolah dasar.

c. Bagi peserta didik

Peserta didik dapat bermain sekaligus belajar pada saat

proses pembelajaran. Dengan bermain siswa dapat tertarik dan

senang untuk belajar Bahsa Indonesia. Sehingga peserta didik lebih

termotivasi untuk rajin belajar dan mencapai prestasi yang optimal

terhadap kemampuan literasi.

d. Bagi Prodi PGSD

Penelitian dan pengembangan ini akan menambah pustaka

pada prodi PGSD STKIP Taman Siswa Bima terkait pengembngan

media pembelajran Pop Up Burima (buku cerita dan permaianan)

Berbasis Kearifan Lokal pada siswa kelas III.

H. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan

Asumsi dalam penelitian dan pengembangan media pembelajaran Pop

Up Burima Berbasis Kearifan Lokal untuk Meningkatkan Kemampuan

literasi pada siswa kelas III SDN Inpres Kananga 2 adalah sebagai berikut:
1. Siswa pada umumnya menggunakan buku paket sebagai sumber belajar

pada pembelajaran Bahasa Indonesia serta pembelajaran yang

konvesional dalam arti guru menyampaikan pembelajaran dalam ceramah

membuat siswa jenuh dan bosan dengan pembelajran Bahasa Indonesia

itu sendiri, kurangnya inovasi pembelajaran dari guru membuat siswa

terbebani.

2. Media pembelajaran Pop Up Burima pada siswa kelas III berupa buku

3D yang di desain dengan kombinasi buku cerita dan permainan yang

berbasis kearifan lokal.

3. Validator pada produk yaitu dosen dan praktis lapangan yang sesuai

dengan bidangnya.

4. Item-item yang ada pada validasi mencerminkan penilaian produk secara

komprehensif, menyatakan layaknya tidaknya produk yang digunakan .

Keterbatasn dalam penelitian dan pengembangan media pembelajaran

Pop Up Burima (Buku Cerita dan Permainan) Berbasis Kearifan Lokal untuk

Meningkatkan Kemampuan Literasi pada siswa kelas III SDN Inpres

Kananga 2

1. Media pembelajaran pop up burima berbasis kearifan lokal

2. Hanya memuat materi “Menceritakan Permainan Yang Pernah Dialami.”

3. Uji validasi di lakukan oleh para ahli media, ahli materi, dan ahli RPP
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori
1. Media Pembelajaran Pop Up Book
a. Pengertian Pop Up Book
Peranan media dalam proses pembelajaran sangatlah
penting. Adanya media dapat mendukung proses pembelajaran,
mempermudah siswa dalam memahami materi pembelajaran, serta
meningkatkan kualitas mengajar guru yang berdampak pada
kualitas hasil belajar siswa. Media dibedakan menjai media du
dimensi dan media tiga dimensi. Salah satu media tiga dimensi
adalah pop-up-book. ’’ Menurut Ann Montanaro dalam ( Aulia
Azmi Masna 2015:12) menjelaskan bahwa sekilas pop up mirrip
dengan origami dimana kedua seni menggunakan teknink melipat
kertas. Buku pop up memiliki kelebihan tersendiri dari media
lainya seperti menampilkan bentuk yang dibuat dengan melipat dan
memiliki dimensi.sedangkan Dzuanda (2011:1), berpendapat
bahwa buku pop up adalah sebuah buku yang mempunyai bagian
yang dapat bergerak atau memiiki unsur 3 dimensi serta
memberikan visualisasi cerita yang lebih menraik, mulai dari
tampilan gambar yang dapat bergerak ketika halamanya dibuka.
b. Jenis-Jenis Teknik Pop-Up
Pop-Up Book merupakan salah satu media pembelajaran
yang nenarik, karena pop up memiliki bermacam-macam jenis.
Menurut Benadette (2010) terdapat beberapa tehnik pop-up
diantaranya sebagai berikut.
a. Transformations. Yaitu bentuk tampilan yang terdiri
dari potongan-potongan pop-up yang disusun secara
vertikal.
b. Volvelles. Yaitu bentuk tampilan yang menggunakan
unsur tingkat dalam pembuatannya.
c. Pepshow. Yaitu tampilan yang tersusun dari
serangkaian tumpukan kertas yang disusun bertumpuk
menjadi satu sehingga menciptkan ilusi kedalam dan
perspektif.
Pull-tabs. Yaitu sebuah tabb kertas geser atau bentuk yang ditarik dan didorong

untuk memperlihatkan gerakan gambar baru


DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Azhar Arsyad, M. (2009). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Rahmawati, Ami. 2009. Permainan Tradisional Untuk Anak Usia 3-4
Tahun.Bandung: Sandiarta Sukses.
Sohibun, Filza Yulina Ade” Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Virtual
Class BerbantuanGoogle Drive”,(Jurnal Tadris Keguruan dan ilmu
tarbiyah, Vol, 02 , No, 2, 2017), Hal.123
Yopa Taufik Saleh, Mohammad Fahmi Nugraha, Meliana Nurfitriani. Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran Sekolah Dasar. Volume 1 Nomor
2b.desember 2017, hal. 131.
Ane Permatasari. Jurnal membangun kualitas bangsa dengan budaya literasi,
Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB 2015. Hal. 153
Lely Qodariah dan Laely Armiyati.jurnal ilmu-ilmu sosial, nilai-nilai kearifan
lokal masyarakat Adat kampong Naga sebagai alternative sumber belajar.
Vol 10. No 1, Mei 2013. Hal.10-20.
Lis Basyiroh. Jurnal program pengembangan kemampuan anak usia dini, Vol. 3
No. 2 Oktober 2017. Hal. 120-134.
Nova Triana Tarigan, Jurna Curere / Vol.02 / No. 02 / Oktober 2018 / p-ISSN :
297-907 / e-ISSN : 297-915 pengertian buku cerita
Saparida z. Tesis”kajian Pustaka Pengembangan Sosial Emosional Anak Melalui
Permainan Tradisional Ular Naga Panjang Usia 5-6 Tahun, Tahun 2020.
Hal. 60 -63.
Lina Amelia, Hemildar. Jurnal Pengaruh Modifikasi Permainan Ular Naga
dalam Meningkatkan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan pada Anak
Kelompok B2 di PAUD Save The Kids Banda Aceh, Vol. IV.no.1, Maret
2017. Hal. 14-16.
Siti Miftakul Janah. Artikel Penelitian “ Meningkatkan Kemampuan Membilang
Angka 1-10 melalui Permainan Congklak pada Anak Kelompok B di TK Al-
Hidayah 03 Kebonduren Kecamatan Ponorogo Kabupaten Belitar Tahun
2015. Hal. 4-5.
Yhana Partiwi, M. Kristanto. Jurnal Penelitian PAUDIA,”meningkatkan
Kemampuan Motorik Kasar Anak melalui Tradisional Engklek di Kelompok
B Tunas Rimba II Tahun Ajaran 2014/2015. Hal. 25-29.
Ujang Fauji. Skripsi” Aplikasi Permainan Engklek Bercahaya untuk
Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Kelompok B di TK
Dharma Indira 1 kecamatan Patrang Kabupaten Jember Tahun Ajaran
2015/2016. Hal.16.
Putri Chandra Dewi. Skripsi” Pengunaan Media Permainan Congklak Untuk
Meningkatkan hasil Belajar Matematika tentang Konsep Perkalian pada
Siswa Kepas II SDN 30 Rejang Lebong Tahun 2019. Hal. 19-22.
Siti Sarafiah, skripsi "Pengembangan Media Pembelajaran Permainan
Tradisional Engklek Berbasis Etnomatematika pada Kelas IV SDN Sila,
Tahun 2020. Hal.58-61

Anda mungkin juga menyukai