C. Sejarah Jigsaw
Teknik jigsaw adalah salah satu teknik cooperative learning yang pertama kali
diterapkan oleh aronson tahun 1971 dan dipublikasi tahun 1978. Pada awalnya penelitiannya
kelas jigsaw ini dipakai untuk tujuan agar mengurangi rasa kompetisi pembelajar dan
masalah ras yang terdapat di sebuah kelas yang berada di Austin, Texas. Kota texas ini
termasuk mengalami masalah rasis yang sangat parah, dan itu pun memunculkan intervensi
dari sekolah-sekolah untuk menghilangkan masalah tersebut.
Di dalam suatu kelas banyak pembelajar amerika keturunan afrika, keturunan
hispanik (latin), dan pembelajar kulit putih amerika untuk yang pertama kalinya berada
dalam sebuah kelas bersama-sama. Situasi semakin memanas dan mangancam lingkungan
belajar mereka. Dan pada tahun 1971 Aronson dan beberapa lulusan pembelajar lainnya
menciptakan jigsaw dan mencoba untuk menerapkannya didalam kelas. Dan usaha keras ini
berhasil dengan sukses, pembelajar yang pada awalnya kurang berkomunikasi mulai
berkomunikasi dan mulai bekerja sama.
Eksperimen ini terdiri dari membentuk kelompok pembelajaran (kelompok jigsaw)
dimana tiap pembelajar tergantung kepada anggota kelompoknya untuk mendapatkan
informasi yang diperlukan untuk lulus dalam ujian. Tanpa memandang ras, mereka
1 Johnson, Learning Together and Alone, (Massa Chussetts: Allin and Bacon, 1991)
Arends, Belajar untuk Mengajar, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2001), hal 108-109.
2 Arends, Belajar untuk Mengajar, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2001), hal 108-109.
digabungkan menjadi sebuah grup dan wajib berkerjasama diantara anggotanya agar
mencapai sukses akademik. Ketika dibandingkan dengan kelas tradisional dimana
pembelajar-pembelajar bersaing secara individu, pembelajar-pembelajar di dalam kelas.
Wardani mengatakan bahwa teknik jigsaw adalah salah satu cooperative learning
mendorong pembelajar aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk
mencapai prestasi yang maksimal. Dimana dalam belajar teknik jigsaw terdapat tahap-tahap
dalam penyelenggaraannya yaitu :
Pengelompokan pembelajar.
Pemberian tugas untuk setiap anggota kelompok.
Diskusi kelompok yang terdiri dari kelompok ahli.
Yaitu kelompok yang terdiri dari kelompok ahli yaitu kelompok yang terdiri dari
pembelajar heterogen , ditinjau dari segi kemampuan dan jenis kelamin yang tergabung
dalam bahasan, tema, ataupun masalah yang sama. Sedangkan kelompok asal yaitu masing
masing kelompok terdiri dari pembelajar yang heterogen, ditinjau dari kemampuan dan jenis
kelamin yang tergabung dalam bahasan, tema, masalah yang berbeda. Kemudian guru
memberikan tes/kuis dan perhitungan penghargaan kelompok.