Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH AKIDAH AKHLAK

ADAB TAKZIYAH

Disusun oleh:

1. Nurul khotimah. (15)

2. Paryanti. (16)

3. Putri maulin larasati. (17)

Guru Mapel : Pak Dalail S.pd.i

MADRASAH ALIYAH NEGERI 3 BANYUMAS

TAHUN PELAJARAN 2018/2019


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.

Syukur alhamdulilah kami panjatkan kehadirat Alloh SWT yang telah memberikan
kekuatan,Taufiq, dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul "ADAB TAKZIYAH" tepat pada waktunya.shalawat serta salam tidak
lupa penulis panjatkan kepada Nabi besar Muhammad Saw.Beserta keluarganya,sahabatnya,
dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak Dalail, S.pd.I selaku guru mata
pelajaran Akidah Akhlaq yang telah memberikan arahan dan masukan dalam penulisan makalah
ini.Terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman dan pihak lain yang telah membantu
dalam penulisan makalah ini,baik secara moral maupun material.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini.Oleh karena
itu,dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan segala kritik serta saran yang bersifat
membangun.Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.Terima kasih.

Wassalamu'alaikum wr.wb
BAB II
Pembahasan

A. Pengertian Takziyah

Secara bahasa kata takziyah adalah bentuk mashdar dari azza-yu’azzi yang artinya
menyabarkan, menghibur dan menawarkan kesedihannya serta memerintahkannya
(menganjurkan) untuk bersabar. Dalam arti berduka cita atau berbela sungkawa atas musibah
yang menimpa. Dalam konteks muamalah Islam, takziyah adalah mendatangi keluarga orang
yang meninggal dunia dengan maksud menyabarkannya dengan ungkapan-ungkapan yang
dapat menenangkan perasaan dan menghilangkan kesedihan. Takziah dapat dilakukan sebelum
dan sesudah jenazah dikuburkan hingga selam tiga hari. Namun demikian, takziah diutamakan
dilakukan sebelum jenazah dikuburkan.

Tujuan takziah adalah menghibur keluarga yang ditinggal agar tidak meratapi kematian
dan musibah yang diterimanya. Apabila jika tidak dihibur maka keluarga almarhum bisa
menangis dan susah. Keadaan demikian, menurut satu riwayat, akan memberikan pengaruh
yang tidak baik terhadap almarhum/almarhumah. Takziah juga merupakan mau’izah (nasihat)
bagi pelaku takziah agar mengingat kematian dan bersiap-siap mencari bekal hidup di akhirat
karena maut datang tanpa memandang umur dan waktu. Kedatangannya tak dapat ditunda
atau diajukan.Ta’ziyah merupakan suatu perbuatan yang terpuji, sebab orang yang telah
ditinggal mati dalam keadaan sedih, maka kita sebaiknya datang untuk menghibur dan
memberikan nasehat untuk memberikan kekuatan mental agar keluarga yang dtitinggal tetap
tabah dalam menerima ujian. Firman Allah QS. Al Baqarah : 156-157,

156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: «Inna lillaahi wa
innaa ilaihi raajiu'un (Sesungguhnya Kami adalah milik Allah dan kepadaNya-lah Kami kembali).
157. mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka
dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.
B. Dasar Hukum Perintah Takziyah

Hukum takziah disunahkan (mustahabb) sekalipun kepada seorang zimmi (non muslim yang
tidak memerangi). Menurut Imam Nawawi, Imam Hambali, Imam Sufyan As-Sauri, takziah
disunahkan sebelum jenazah dikubur dan 3 hari sesudahnya. Imam Hanafi berpendapat takziah
disunahkan sebelum jenazah dikuburkan. Orang yang melakukan takziyah adalah mereka yang
mampu merasakan kesedihan atau duka yang dialami saudaranya.Hal ini jelas termasuk dalam
kategori amar ma’ruf nahi munkar yang merupakan salah satu fundamen ajaran Islam. Lebih
dari itu, takziyah adalah aplikasi dari sikap saling menolong dan bekerja sama dalam kebaikan
dan ketakwaan. Allah SWT berfirman,

Dalam pandangan Rasulullah SAW, takziyah mempunyai nilai dan keutamaan tinggi bagi yang
melakukannya. Beliau bersabda:

Tidaklah seorang Mukmin yang melakukan takziyah atas musibah yang menimpa saudaranya,
kecuali Allah akan memakaikan untuknya permata kemuliaan pada hari kiamat. (HR Ibnu
Majah).

Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam kitab Bulughul Maram mengutip hadis dari Abdullah Ibnu Ja’far ra,
dimana dia berkata:
Ketika berita kematian Ja’far datang sewaktu ia terbunuh, Rasulullah saw bersabda: Buatkanlah
makanan untuk keluarga Ja’far karena telah datang sesuatu yang menysusahkan mereka. (HR.
Imam Lima kecuali Nasa’i).

Imam Ash-Shan’ani dalam kitab Subulussalam menjelaskan hadis di atas sebagai berikut :
Hadis ini dalil yang menunjukkan bahwa keharusan mengasihani dan menghibur keluarga yang
ditimpa musibah kematian dengan memasakkan makanan baginya, karena mereka sibuk
mengurusi kematian itu.

C. Adab Takziyah

1. Menghibur yang kena musibahMenghibur keluarga mayit dengan menganjurkan supaya


mereka bersabar terhadap taqdir Allah dan mengharapkan pahala dari Allah, sebagaimana
sabda Nabi SAW

Sesungguhnya
milik Allah
untuk mengambilnya dan milikNya untuk diberikan, dan segala sesuatu disisi-Nya dengan
ketentuan yang sudah ditetapkan waktunya. Maka, hendaknya engkau sabar dan ihtisab. (HR
Bukhari).

2. Bersikap sopan dan berbicara dengan santun

a. Dalam bercakap-cakap, janganlah mengeluarkan pembicaraan yang dapat menambah


kesusahan bagi ahli waris si mayyit

b. Batasilah percakapan sewaktu berta’ziyah dengan patut dan jangan sekali kali bersendau
gurau dengan mengeluarkan ketawa yang terbahak bahak

c. Hindarilah perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan suasana berkabung, seperti


permainan kartu (judi), dan lain lain.

3. Mengikuti penyelenggaraan jenazah

a. Ikutilah upacara menyalati mayyit,

b. Sempurnakanlah dengan mengantarkan jenazah hingga sampai ke makam,


Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa melayat
jenazah muslim karena iman dan ikhlas, ia menyertainya hingga shalat jenazah dan
menyelenggarakan pemakamannya, maka dia membawa pahala dua qirath, satu qirath semisal
bukit uhud. Dan barangsiapa ikut shalat jenazah kemudian pulang sebelum jenazah itu
dimakamkan, maka ia membawa pulang pahala satu qirath.(HR. Bukhari)

4. Dilakukan kepada siapa saja yang kena musibahTakziyah dilakukan kepada seluruh orang yang
tertimpa musibah (ahlul mushibah), baik orangtua, anak-anak, dan apalagi orang-orang yang
lemah. Lebih khusus lagi kepada orang-orang tertentu dari mereka yang merasakan kehilangan
dan kesepian karena ditimpa musibah tersebut.

5. Disunnahkan untuk membuat makanan bagi keluarga mayitSepatutnya orang yang sedang
tertimpa kesusahan tidak patut diberi beban, tetapi tetangga atau keluarga yang lain yang
seharusnya mengirim makanan yang sudah masak untuk keluarganya yang sedang susah.
Dengan membantu membuat makanan karena mereka sibuk dengan musibah yang
menimpanya. Dan keluarga mayit tidak dibenarkan membuat makanan untuk orang yang
datang, jika akan menambah beban musibah mereka karena menyerupai perbuatan orang
jahiliyah.

D. Nilai Positif Takziyah

1. Orang yang melakukan takziyah adalah mereka yang mampu merasakan kesedihan atau duka
yang dialami saudaranya.

2. Dengan sering melakukan takziyah, seseorang terdorong untuk bermuhasabah (introspeksi)


atas semua aktivitas yang telah dilakukannya sehingga tumbuh keyakinan akan datangnya
kematian.

3. Meringankan beban musibah yang diderita tuan rumah.

4. Memotivasinya untuk terus bersabar dan berharap pahala dari Allah.

5. Memotivasi untuk ridha dengan ketentuan atau qadar Allah, dan menyerahkannya kepada
Allah.

6. Mendoakannya agar musibah tersebut diganti oleh Allah dengan sesuatu yang lebih baik.
7. Melarangnya dari berbuat nihayah (meratap), memukul, atau merobek pakaian, dan lain
sebagainya akibat musibah yang menimpanya.

8. Mendoakan mayit dengan kebaikan.


BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN :

1. Takziyah adalah mendatangi keluarga orang yang meninggal dunia dengan maksud
menyabarkannya dengan ungkapan-ungkapan yang dapat menenangkan perasaan dan
menghilangkan kesedihan.

2. Dianjurkan bagi setiap muslim untuk bertakziah kepada keluarga yang tertimpa musibah
kematian.

3. Mayoritas ulama berpendapat bahwa takziah dilakukan tidak boleh melebihi hari ketiga.

4. Mayoritas ulama menganjurkan bagi yang bertakziah untuk memberi makanan kepada
keluarga yang tertimpa musibah

Anda mungkin juga menyukai