Anda di halaman 1dari 7

BAB IX ADAB TAKZIYAH

Pendesain : Imroatul kiptiyah 2117293

A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli,
santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai,
responsif dan pro aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesiϐik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif,
sertamampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1.9 Menghayati nilai-nilai dari peristiwa kematian melalui takziyah
2.9 Membiasakan diri untuk melakukan takziyah
3.9 Memahami akhlak (adab) yang baik ketika melakukan takziyah
4.9 Mempraktikkan tatacara takziyah
C. Indikator
1. Menjelaskan pengertian akhlak (adab) yang baik ketika melakukan
takziyah (K)
2. Menjelaskan dasar hukum tentang akhlak (adab) yang baik ketika
melakukan takziyah (K)
3. Menyebutkan tata cara takziyah (K)
4. Menyebutkan nilai positif dari takziyah (K)
5. Mencontohkan akhlak (adab) yang baik ketika melakukan takziyah (A)
6. Mendemonstrasikan tata cara takziyah (P)

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mampu menjelaskan pengertian akhlak (adab) yang baik ketika


melakukan takziyah
2. Siswa mampu menjelaskan dasar hukum tentang akhlak (adab) yang baik
ketika melakukan takziyah
3. Siswa mampu menyebutkan tata cara takziyah
4. Siswa mampu menyebutkan nilai positif dari takziyah
5. Siswa mampu mencontohkan akhlak (adab) yang baik ketika melakukan
takziyah
6. Siswa mampu mendemonstrasikan tata cara takziyah

E. Strategi dan Metode Pembelajaran


1. Strategi : problem based learning
2. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Role Playing.
F. Media dan alat
Media :
1. Power Point
2. Video yang berkaitan dengan materi.
Alat :

1. Laptop
2. Lcd Proyektor
3. Papan tulis
4. Spidol
G. Evaluasi
1. Kognitif : Soal uraian dan pilihan ganda
2. Afektif : Skala sikap
3. Psikomotorik : Praktik unjuk kerja
Sumber: internet, buku siswa akidah akhlak kelas XI
H. Materi

1. Pengertian Takziyah
Secara bahasa kata takziyah adalah bentuk mashdar dari azza-yu’azzi
yang artinya menyabarkan, menghibur dan menawarkan kesedihannya
serta memerintahkannya (menganjurkan) untuk bersabar. Dalam arti
berduka cita atau berbela sungkawa atas musibah yang menimpa. Dalam
konteks muamalah Islam, takziyah adalah mendatangi keluarga orang yang
meninggal dunia dengan maksud menyabarkannya dengan ungkapan-
ungkapan yang dapat menenangkan perasaan dan menghilangkan
kesedihan. Takziah dapat dilakukan sebelum dan sesudah jenazah
dikuburkan hingga selam tiga hari. Namun demikian, takziah diutamakan
dilakukan sebelum jenazah dikuburkan. Tujuan takziah adalah menghibur
keluarga yang ditinggal agar tidak meratapi kematian dan musibah yang
diterimanya. Apabila jika tidak dihibur maka keluarga almarhum bisa
menangis dan susah. Keadaan demikian, menurut satu riwayat, akan
memberikan pengaruh yang tidak baik terhadap almarhum/almarhumah.
Takziah juga merupakan mau’izah (nasihat) bagi pelaku takziah agar
mengingat kematian dan bersiap-siap mencari bekal hidup di akhirat
karena maut datang tanpa memandang umur dan waktu. Kedatangannya
tak dapat ditunda atau diajukan. Ta’ziyah merupakan suatu perbuatan yang
terpuji, sebab orang yang telah ditinggal mati dalam keadaan sedih, maka
kita sebaiknya datang untuk menghibur dan memberikan nasehat untuk
memberikan kekuatan mental agar keluarga yang dtitinggal tetap tabah
dalam menerima ujian.
Firman Allah QS. Al Baqarah : 156-157 :

)156( َ‫ص ْيبَةٌ ۗ قَالُ ْٓوا اِنَّا هّٰلِل ِ َواِنَّٓا اِلَ ْي ِه ٰر ِجعُوْ ۗن‬ َ َ‫اَلَّ ِذ ْينَ اِ َذٓا ا‬
ِ ‫صابَ ْتهُ ْم ُّم‬
ٰۤ ُ ٌ ٰۤ ُ
)157( َ‫ك هُ ُم ْال ُم ْهتَ ُدوْ ن‬
َ ‫ول ِٕى‬ ‫ت ِّم ْن َّربِّ ِه ْم َو َرحْ َمة ۗ َوا‬ ٌ ‫صلَ ٰو‬ َ ‫ول ِٕىكَ َعلَ ْي ِه ْم‬ ‫ا‬
156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka
mengucapkan: Inna lillaahi wa innaa ilaihi raajiu'un (Sesungguhnya Kami
adalah milik Allah dan kepadaNya-lah Kami kembali).
157. mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat
dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat
petunjuk
Takziah atau melayat adalah mengunjungi orang yang sedang
tertimpa musibah kematian salah seorang keluarga atau kerabat dekatnya.
Orang laki-laki yang bertakziah disebut mu’azziyin, sedangkan yang
perempuan disebut mu’azziyat. Para ulama umumnya memiliki pendapat
yang sama bahwa hukum bertakziah adalah sunnah. Oleh karena itu setiap
orang Islam sangat dianjurkan bertakziah untuk menguatkan jiwa atau
suasana batin orang yang sedang tertimpa musibah agar memiliki
kesabasaran dan ketabahan menerima musibah tersebut. Terkaiat dengan
takziah, Imam al-Ghazali dalam risalahnya berjudul Al-Adab fid Din
dalam Majmu'ah Rasail al-Imam al-Ghazali (Kairo, Al-Maktabah At-
Taufiqiyyah, halaman 437), menyebutkan ada empat adab orang
bertakziah sebagai berikut:

Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/85899/empat-adab-orang-
bertakziyah-menurut-imam-al-ghazali
2. Dasar Hukum Perintah Takziyah
Hukum takziah disunahkan (mustahabb) sekalipun kepada seorang
zimmi (non muslim yang tidak memerangi). Menurut Imam Nawawi,
Imam Hambali, Imam Sufyan As-Sauri, takziah disunahkan sebelum
jenazah dikubur dan 3 hari sesudahnya. Imam Hanafi berpendapat takziah
disunahkan sebelum jenazah dikuburkan. Orang yang melakukan takziyah
adalah mereka yang mampu merasakan kesedihan atau duka yang dialami
saudaranya. Hal ini jelas termasuk dalam kategori amar ma’ruf nahi
munkar yang merupakan salah satu fundamen ajaran Islam. Lebih dari itu,
takziyah adalah aplikasi dari sikap saling menolong dan bekerja sama
dalam kebaikan dan ketakwaan. Allah SWT berfirman :

‫اونُوْ ا َعلَى ااْل ِ ْث ِم َو ْال ُع ْد َوا ِن‬


َ ‫ۖ َوتَ َعا َونُوْ ا َعلَى ْالبِرِّ َوالتَّ ْق ٰو ۖى َواَل تَ َع‬
Dan saling menolonglah kamu sekalian dalam kebaikan dan
ketakwaan. (QS Al-Maidah: 2)
Dalam pandangan Rasulullah SAW, takziyah mempunyai nilai dan
keutamaan tinggi bagi yang melakukannya. Beliau bersabda:

‫صيبَ ٍة ِإالَّ َك َساهُ هَّللا ُ ِم ْن ُحلَل ْال َك َرا َم ِة يَوْ َم‬


ِ ‫َما ِم ْن ُمْؤ ِم ٍن يُ َع ِّزي َأ َخاهُ بِ ُم‬
‫ْالقِيَا َم ِة‬
Tidaklah seorang Mukmin yang melakukan takziyah atas musibah
yang menimpa saudaranya, kecuali Allah akan memakaikan untuknya
permata kemuliaan pada hari kiamat. (HR Ibnu Majah)
Imam Ash-Shan’ani dalam kitab Subulussalam menjelaskan hadis di
atas sebagai berikut : Hadis ini dalil yang menunjukkan bahwa keharusan
mengasihani dan menghibur keluarga yang ditimpa musibah kematian
dengan memasakkan makanan baginya, karena mereka sibuk mengurusi
kematian itu.
3. Adab Takziyah
a. Menghibur yang kena musibah
Menghibur keluarga mayit dengan menganjurkan supaya mereka
bersabar terhadap taqdir Allah dan mengharapkan pahala dari Allah.
b. Bersikap sopan dan berbicara dengan santun
1) Dalam bercakap-cakap, janganlah mengeluarkan pembicaraan yang
dapat menambah kesusahan bagi ahli waris si mayyit
2) Batasilah percakapan sewaktu berta’ziyah dengan patut dan jangan
sekali kalibersendau gurau dengan mengeluarkan ketawa yang
terbahak bahak
3) Hindarilah perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan suasana
berkabung, seperti permainan kartu (judi), dan lain lain.
c. Mengikuti penyelenggaraan jenazah
1) Ikutilah upacara menyalati mayyit,
2) Sempurnakanlah dengan mengantarkan jenazah hingga sampai ke
makam
d. Dilakukan kepada siapa saja yang kena musibah
Takziyah dilakukan kepada seluruh orang yang tertimpa musibah
(ahlul mushibah), baik orangtua, anak-anak, dan apalagi orang-orang
yang lemah. Lebih khusus lagi kepada orang-orang tertentu dari mereka
yang merasakan kehilangan dan kesepian karena ditimpa musibah
tersebut.
e. Disunnahkan untuk membuat makanan bagi keluarga mayit
Sepatutnya orang yang sedang tertimpa kesusahan tidak patut
diberi beban, tetapi tetangga atau keluarga yang lain yang seharusnya
mengirim makanan yang sudah masak untuk keluarganya yang sedang
susah. Dengan membantu membuat makanan karena mereka sibuk
dengan musibah yang menimpanya. Dan keluarga mayit tidak
dibenarkan membuat makanan untuk orang yang datang, jika akan
menambah beban musibah mereka karena menyerupai perbuatan orang
jahiliyah.
4. Nilai Positif Takziyah
a. Orang yang melakukan takziyah adalah mereka yang mampu
merasakan kesedihan atau duka yang dialami saudaranya.
b. Dengan sering melakukan takziyah, seseorang terdorong untuk
bermuhasabah (introspeksi) atas semua aktivitas yang telah
dilakukannya sehingga tumbuh keyakinan akan datangnya kematian.
c. Meringankan beban musibah yang diderita tuan rumah.
d. Memotivasinya untuk terus bersabar dan berharap pahala dari Allah.
e. Memotivasi untuk ridha dengan ketentuan atau qadar Allah, dan
menyerahkannya kepada Allah.
f. Mendoakannya agar musibah tersebut diganti oleh Allah dengan
sesuatu yang lebih baik.
g. Melarangnya dari berbuat nihayah (meratap), memukul, atau merobek
pakaian, dan lain sebagainya akibat musibah yang menimpanya.
h. Mendoakan mayit dengan kebaikan.

Anda mungkin juga menyukai