Anda di halaman 1dari 3

Baik, Terima kasih sebelumnya kepada moderator yang telah memberikan kesempatan kepada

saya untuk Melanjutkan Materi…

Dimana selanjutnya materi Yang akan kita bahas kali ini adalah sikap kemasyarakatan Nu yaitu

B. Sikap Tasamuh (Toleransi) (sebelum kita mengenal tentang toleransi) kita tentu tahu bahwa..
Allah itu menciptakan manusia itu berbeda-beda baik segi agama, etnis, bahasa, ras, budaya, pemikiran
dan kehendak satu sama lain( dan sudah ini kehendak ) yang tidak mungkin sama. NU sendiri
menganggap perbedaan itu adalah suatu keniscayaan. Dan Tidak ada yang salah dengan semua perbedaan
tersebut.
Keanekaragaman agama dan budaya yang ada dalam kehidupan sosial adalah fitrah dan ketentuan Allah
agar terjadi kedinamisan kehidupan ( perubahan hidup dari waktu ke waktu, masa ke masa atau
sebaliknya ) menuju keharmonisan hubungan( kesinambungan ) antara satu individu dengan lainnya. (
audiens yang saya hormati sebenarnya perbedaan itu baik, akan tetapi ) Kesalahan dalam menyikapi
perbedaan inilah yang menjadi masalah besar di tengah masyarakat.
Karena itulah (masalah tersebutlah) NU menjadikan sikap tasamuh (toleransi) sebagai landasan dalam
menyikapi perbedaan pendapat tadi. Toleransi dimaksud diterapkan dalam menyikapi perbedaan
keyakinan, perbedaan pendapat dalam masalah keagamaan khususnya hal-hal yang bersifat furu’ (cabang
persoalan) yang sering terjadi khilafiyah (perbedaan pendapat di kalangan ulama), serta dalam masalah
kemasyarakatan dan kebudayaan.
Sikap toleran menuntut adanya upaya mencari titik temu ( titik temu itu semacam kesepakatan ), bukan
memperlebar jurang perbedaan. Berangkat dari titik temu( kesepakatan ) pada persamaan tersebut
kemudian dikembangkan persaudaraan (ukhuwah) baik ukhuwah islamiyyah (persaudaraan sesama
Muslim), ukhuwah wathaniyyah (persaudaraan sebangsa dan setanah air) dan
ukhuwah basyariah (persaudaraan sesama manusia).

Kata Tasamuh (ini ) berasal dari Bahasa Arab ( samaha ) yang berarti Murah Hati Atau Lapang Hati.
Sikap Tasamuh merupakan Sikap toleran terhadap peradaban pandangan baik dalam masalah keagamaan,
terutama hal-hal yang bersifat furu’ atau menjadi masalah khilafiyah; serta dalam masalah
kemasyarakatan dan kebudayaan. Secara etimologis, Tasamuh adalah menoleransi atau menerima perkara
secara ringan. Sedangkan menurut terminologis, Tasamuh diartikan sebagai sikap menerima perbedaan
dengan ringan hati.

( kemudian ) apa saja manfaat bersikap Tasamuh ? :


1. Mempererat persatuan dan kesatuan antar sesame manusia (
2. Mempermudah urusan dalam kehidupan bermasyarakat.
3. Mengembangkan sikap menghargai dan menghormati serta tenggang rasa terhadap sesame
manusia.
4. Menjaga norma-norma agama, social, dan budaya adat.
1
5. Menjaga dan menghormati hak dan kewajiban orang lain.
6. Menumbuhkan sikap bertanggungjawab terhadap lingkungan masyarakat.
7. Dapat memberikan kesejukan jiwa kepada diri sendiri dan orang lain.
8. Menimbulkan sikap dan perangai yang mulia.

( Audiens yang saya hormati, Adapun dalil- dalil tasamuh itu sendiri sangat banyak sekali )
( akan tetapi Disini kita cantumkan dua dalil dari Al Qur’an dan satu dalil dari Hadist nabi )
Diantara dalil dari al qur’an :

1. Q.S. Al Hujurat : 10

Artinya : “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah
hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.”

2. Q.S. Al Maidah : 8

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan
(kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap
sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat
kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.”
Rosulullah SAW sendiri telah menjelaskan tentang toleransi di dalam hadits nya diantara nya :
a. Hadist dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda :
“Jauhilah perasangka buruk, karena perasangka buruk adalah ucapan yang paling dusta. Dan janganlah
kalian saling mendiamkan, janganlah suka mencari-cari kesalahan, saling mendengki, saling
membelakangi, serta saling membenci. Dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang saling bersaudara.”
(HR Bukhari).

Kemudian Sikap kemasyarakatan Nu yang ketiga yaitu


A. Sikap Tawazun (Seimbang)
Penganut ajaran Aswaja harus menerapkan sikap seimbang dalam segala bidang. Dalam
memahami teks keagamaan mesti seimbang dalam penggunaan wahyu dan akal. Dalam berkhidmah
(mengabdi) juga harus memperhatikan keseimbangan antara berkhidmah kepada Allah SWT, kepada
sesama manusia, serta lingkungan hidupnya. Menyelaraskan kepentingan masa lalu, masa kini dan masa
mendatang. Juga menjaga keseimbangan pemenuhan hak dan kewajiban sebagai individu, masyarakat
warga negara dan pergaulan dunia. Maka dengan sikap tawazun ini, setiap penganut paham Aswaja harus
menghindari sikap berlebihan dalam satu sisi dan mengabaikan pertimbangan lainnya.

2
Makna seimbang yang dimaksud dalam tawazun sangat luas. Tawazun bisa bermakna keseimbangan
dalam penggunaan dalil 'aqli (dalil yang bersumber dari akal pikiran rasional) dan dalil naqli (bersumber
dari Al-Qur’an dan Hadits).
Selain itu, bisa juga diartikan sebagai keseimbangan hidup dunia dan akhirat, serta keseimbangan antara
jasad, akal, dan hati nurani seorang Muslim.
Sikap ini sangat diperlukan untuk menambah keimanan supaya semakin kokoh. Seorang Muslim
dapat menjadikan dirinya kuat, tabah, dan tawakkal dengan menyeimbangkan berbagai aspek dalam
kehidupannya.

( Itulah yang bisa saya sampaikan tentang sikap tasamuh dan tawazzun )
Semoga materi dari saya ini bermanfaat bagi kita semua sebagai Masyarakat NU tentunya.
Untuk selanjutnya, kami serahkan kembali kepada moderator…

Anda mungkin juga menyukai