PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki banyak agama. Dimana agama
merupakan suatu kepercayaan, system budaya, dan pandangan dunia yang menghubungkan
manusia dengan tatanan/perintah dari kehidupan. Kata agama sering digunakan bergantian dengan
iman, system kepercayaan atau kadang-kadang mengatur tugas. Sebagai negara yang Bhineka
Tunggal Ika, Indonesia dikenal dengan budaya toleransi yang tinggi. Berbagai macam agama
yang ada seperti Islam, Hindu, Budha, Kristen Protestan, Katolik dan Kong Hu Cu yang diyakinin
setiap manusia yang mempercayainya.
Di Indonesia, selama agama yang dianut adalah agama yang diakui oleh negara, maka
pemeluk agama tersebut wajib untuk dihargai. Toleransi beragama merupakan sifat atau sikap
saling menghargai sesama antar umat beragama yang lain. Manusia merupakan makhluk individu
sekaligus juga merupakan makhluk sosial.
Selain dalam hal beragama, sikap toleransi juga harus ditunjukkan dalam berbudaya.
Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan budaya, bahkan setiap daerah memiliki
budayanya masing-masing. Toleransi dalam perbedaan budaya artinya adalah sikap saling
menghargai budaya orang lain tanpa memandang rendah budaya tersebut. Jika toleransi dalam
perbedaan budaya ini rusak, maka kerukunan masyarakat akan terganggu.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian toleransi sendiri cakupannya cukup luas. Definisi dari toleransi bisa ditinjau
dari beberapa aspek, mulai dari aspek bahasa hingga pendapat dari para ahli. Semua pengertian
dari toleransi ini sangat penting untuk dipelajari agar sikap ini bisa ditanamkan dengan baik.
Toleransi adalah kata serapan yang diambil dari bahasa inggris yaitu kata tolerance.
Tolerance memiliki arti membiarkan. Sehingga dari akar katanya, toleransi adalah tindakan
pembiaran. Jika dikaitkan dengan bahasa arab, toleransi sepadan dengan kata tasamuh. Kata
tasamuh artinya adalah mengizinkan atau bisa juga diartikan saling memudahkan. Jika ditarik
kesimpulan dari kata tolerance dan tasamuh, maka toleransi adalah tindakan yang membiarkan
atau mengizinkan seseorang melakukan sesuatu.
Ada banyak para ahli yang mengungkapkan pendapatnya mengenai apa itu sebenarnya
toleransi. Beberapa ahli ini adalah orang Indonesia. Berikut ini pendapat para ahli tentang
pengertian toleransi yang sebenarnya:
a) W.J.S Purwadarminta
Menurut W.J.S Purwadarminta, sikap toleransi adalah sikap menenggang berupa
menghargai dan memperbolehkan suatu pendapat atau pandangan yang berbeda. Dalam
hal ini seseorang harus menghargai pendapat orang lain yang berbeda dengan
pendiriannya. Secara tersirat W.J.S Purwadarminta menegaskan bahwa setiap individu
memiliki pandangan yang berbeda-beda. Pandangan yang berbeda ini harus tetap dihargai.
b) Heiler
Heiler adalah tokoh terkenal yang lebih menekankan sikap toleransi dalam aspek
beragama. Dalam pandangan Heiler, toleransi adalah sikap mengakui adanya pluralitas
agama dan menghargai semua agama tersebut. Pandangan Heiler ini didukung dengan
adanya fakta bahwa di dunia ini ada banyak sekali agama dan keyakinan. Menurut Heiler,
semua pemeluk agama berhak mendapatkan perlakuan yang sama.
c) Djohan Efendi
Djohan Efendi juga memberikan pandangannya mengenai apa sebenarnya toleransi itu.
Menurutnya toleransi adalah sikap menghargai kemajemukan. Kemajemukan disini adalah
perbedaan antar setiap individu, mulai dari perbedaan agama, suku, dan beberapa
perbedaan lainnya. Djohan Efendi menekankan bahwa umat manusia harus menghargai
2
kemajemukan yang ada. Hal ini sebagai bentuk usaha memberikan hak yang sama kepada
setiap individu.
Toleransi dalam beragama memiliki pengertian yang cukup sederhana. Dalam hal ini,
toleransi adalah tindakan saling menghargai antar umat beragama. Tidak perduli apapun agama
yang dianut, antar masyarakat harus saling menghargai satu sama lain. Di Indonesia, selama
agama yang dianut adalah agama yang diakui oleh negara, maka pemeluk agama tersebut wajib
untuk dihargai.
Di Indonesia ada 6 agama yang sudah diakui oleh negara yaitu Islam, Khatolik, Protestan,
Hindu, Budha dan Konghucu. Dengan demikian, semua penganut agama ini wajib dihargai dan
diperkenankan menjalankan ibadahnya masing-masing tanpa adanya diskriminasi.
Prinsip toleransi yang ditawarkan Islam dan ditawarkan sebagian kaum muslimin sungguh
sangat jauh berbeda. Sebagian orang yang disebut ulama mengajak umat untuk turut serta dan
berucap selamat pada perayaan non muslim. Namun Islam tidaklah mengajarkan demikian.
Prinsip toleransi yang diajarkan Islam adalah membiarkan umat lain untuk beribadah dan berhari
raya tanpa mengusik mereka. Senyatanya, prinsip toleransi yang diyakini sebagian orang berasal
dari kafir Quraisy di mana mereka pernah berkata pada Nabi kita Muhammad,
“Wahai Muhammad, bagaimana kalau kami beribadah kepada Tuhanmu dan kalian
(muslim) juga beribadah kepada Tuhan kami. Kita bertoleransi dalam segala permasalahan
agama kita. Apabila ada sebagaian dari ajaran agamamu yang lebih baik (menurut kami) dari
tuntunan agama kami, kami akan amalkan hal itu. Sebaliknya, apabila ada dari ajaran kami
yang lebih baik dari tuntunan agamamu, engkau juga harus mengamalkannya.” (Tafsir Al
Qurthubi, 14: 425).
Kandungan Surah
3
Kebenaran itu sumbernya dari Allah SWT. ;
Manusia diberi kebebasan memilih mau beriman atau kafir bagi orang yang beriman dan
beramal sholeh disediakan Surga dan bagi orang yang kafir disediakan neraka ;
Jika manusia memilih kafir dan melepaskan keimanan maka berarti mereka telah
melakukan kezhaliman.
b) Q. S. Al-Kahfi(18) : 29
Dan katakanlah (Muhammad), “Kebenaran itu datangnya dari Rabbmu, barangsiapa
menghendaki (beriman) hendaklah dia beriman, dan barangsiapa menghendaki (kafir) biarlah
dia kafir. “Sesungguhnya Kami telah menyediakan neraka bagi orang zalim, yang gejolaknya
mengepung mereka. Jika mereka meminta pertolongan (minum), mereka akan diberi air seperti
besi yang mendidih yang menghanguskan wajah. (Itulah) minuman yang paling buruk dan tempat
istirahat yang paling jelek.
Kandungan Surah
ْْن َعن
ِ ُص ي َ ْن ْالح ِ اق َعنْ دَاوُ َد ب َ َح َّد َثنِا عب د هللا ح دثنى أبى ح دثنى َي ِزي ُد َق ا َل أن ا م َُح َّم ُد بْنُ إِ ْس َح
ان أَ َحبُّ إِ َلى هَّللا ِ َق ا َل َ
ِ ص لَّى هَّللا ُ َع َل ْي ِه َو َس لَّ َم أَيُّ ْاأل ْد َي
َ ِ ول هَّللا
ِ َّاس َقا َل قِي َل ل َِر ُس ِ عِ ْك ِر َم َة َع ِن اب
ٍ ْن َعب
ْال َحنِيفِ َّي ُة ال َّس ْم َح ُة
[Telah menceritakan kepada kami Abdillah, telah menceritakan kepada saya Abi telah
menceritakan kepada saya Yazid berkata; telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Ishaq
dari Dawud bin Al Hushain dari Ikrimah dari Ibnu 'Abbas, ia berkata; Ditanyakan kepada
Rasulullah saw. "Agama manakah yang paling dicintai oleh Allah?" maka beliau bersabda: "Al-
Hanifiyyah As-Samhah (yang lurus lagi toleran)]
4
Untuk terciptanya kehidupan yang rukun, damai dan sejahtera, Islam tidak hanya
mengajarkan umatnya untuk semata beribadah kepada Allah SWT. Melainkan Islam justru sangat
menekankan umatnya untuk membina dan menjalin silaturahmi yang baik dengan tetangga dan
lingkungannya.
Islam adalah agama yang universal artinya rahmatan lil alamin. Umat Islam yang sangat
menginginkan hidupnya mendapatkan ridha Allah SWT selalu namanya berpegang dengan ajaran
Islam, dimana hubungan secara vertical kepada Allah senantiasa harus dibina tetapi karena
manusia mahluk social maka dia harus membina hidup bermasyarakat artinya berhubungan
dengan tetangga secara baik .
Islam sangat menjunjung tinggi silaturahmi dan cara memuliakan tetangga. Hal ini
tercantum didalam ayat suci Al-Quran dan hadist,
Hadist :
Dari Abu Hurairah ra. Dia berkata: Rosulullah SAW bersabda: Barang siapa senang diperluas
rezekinya diperpanjang umurnya 1) hendaklah bersilaturahmi. Riwayat Bukhari. Dari ra dia
berkata: Rosulullah SAW Bersabda: Apabila engkau masak kuah, berilah air yang banyak dan
perhatikan hak tetanggamu. Riwayat Muslim.
Bersikap toleran merupakan solusi agar tidak terjadi perpecahan dalam mengamalkan
agama. Sikap bertoleransi harus menjadi suatu kesadaran pribadi yang selalu dibiasakan dalam
5
wujud interaksi sosial. Toleransi dalam kehidupan beragama menjadi sangat mutlak adanya
dengan eksisnya berbagai agama samawi maupun agama ardli dalam kehidupan umat manusia ini.
BAB III
6
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan apa yang sudah dijelaskan pada pembahasan, maka dapat dikemukakan
beberapa kesimpulan, antara lain :
Kendala-kendala yang dihadapi dalam mencapai kerukunan umat beragama di Indonesia ada
beberapa sebab, antara lain;
Adapun solusi untuk menghadapinya, adalah dengan melakukan Dialog Antar Pemeluk
Agama dan menanamkan Sikap Optimis terhadap tujuan untuk mencapai kerukunan antar umat
beragama.
3.2 Saran
Terapkan sikap toleransi pada setiap diri kita agar terciptanya kerukunan dan kedamaian
dalam lingkungan kehidupan.
Bertoleransi bukan berarti kita tidak peduli terhadap orang lain, melainkan menanamkan
sikap yang positif untuk menghargai
DAFTAR PUSTAKA
7
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (selanjutnya ditulis
Depdikbud RI).. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Edisi ke-2. Cet.
Ke-1. 1991.
http://1artikelislam.blogspot.com/2012/10/TOLERANSI-DALAM-ISLAM-KEBEBASAN-
BERAGAMA.html/diakses 20 Februari 2020
http://masjidnh.blogspot.com/2012/09/sampang-dan-toleransi-dlam-islam.html/diakses/
20 Februari 2020
http://nunung-kyeopta.blogspot.com/2012/04/toleransi-umat-beragama-dalam-islam.html/
diakases 20 Februari 2020
Jamaluddin Muhammad bin Mukram Ibn al-Mandzur, Lisân al-‘Arab, Beirut: Dar
Shadir. Cet. ke-1. Jilid 7. tt.
Malik Salman, Abdul. al-Tasâmuh Tijâh al-Aqaliyyât ka Dharûratin li al-Nahdhah.
Kairo: The International Institute of Islamic Thought.1993.
Warson Munawwir, Ahmad. Kamus al-Munawwir Arab Indonesia Terlengkap.
Surabaya: Pustaka Progresif. Edisi ke-2. Cet. Ke-14.1997.