PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.2. Ayat-Ayat Al-Qur’an yang Membahas Tentang Toleransi dan Etika pergaulan
Secara doktrinal, toleransi sepenuhnya diharuskan oleh Islam. Islam secara
definisi adalah “damai”, “selamat” dan “menyerahkan diri”. Definisi Islam yang
demikian sering dirumuskan dengan istilah “Islam agama rahmatal lil’ālamîn”
1
http://id.wikipedia.org/wiki/Toleransi
2
Ahmad Warson Munawwir. 1997. Kamus al-Munawwir Arab Indonesia Terlengkap. Surabaya:
Pustaka Progresif. Edisi ke-2. Cet. Ke-14. h. 657
3
http://id.wikipedia.org/wiki/Etika
2
(agama yang mengayomi seluruh alam). Ini berarti bahwa Islam bukan untuk
menghapus semua agama yang sudah ada. Islam menawarkan dialog dan toleransi
dalam bentuk saling menghormati. Islam menyadari bahwa keragaman umat
manusia dalam agama dan keyakinan adalah kehendak Allah, karena itu tak
mungkindisamakan.
Berikut ini adalah ayat-ayat yang menjelaskan tentang seruan untuk
bertoleransi dan beretika dalam pergaulan.
1. QS:al kafirun 1-6
﴾ َو ََل أَنت ُ ْم َعابِدُونَ َما٢﴿ َ﴾ ََل أ َ ْعبُ ُد َما ت َ ْعبُدُون١﴿ َقُ ْل يَا أَيُّ َها ْال َكافِ ُرون
﴾ لَ ُك ْم٥﴿ ﴾ َو ََل أَنت ُ ْم َعابِدُونَ َما أ َ ْعبُ ُد٤﴿ ﴾ َو ََل أَنَا َعابِ ٌد َّما َعبَدت ُّ ْم٣﴿ أ َ ْعبُ ُد
﴾٦﴿ ِين
ِ يدَ دِينُ ُك ْم َو ِل
“Katakanlah: “Hai orang-orang kafir,aku tidak akan menyembah apa yang kamu
sembah.dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.dan aku tidak pernah
menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi
penyembah Tuhan yang aku sembah. untukmu agamamu, dan untukkulah,
agamaku.”
Surat ini adalah surat makkiyah, surat yang diturunkan pada periode Makkah,
meskipun ada juga pendapat yang menyebutkan bahwa, surat ini turun pada periode
Madinah. Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyebutkan bahwa, surat ini adalah
surat penolakan (baraa’) terhadap seluruh amal ibadah yang dilakukan oleh orang-
orang musyrik, dan yang memerintahkan agar kita ikhlas dalam setiap amal ibadah
kita kepada Allah, tanpa ada sedikitpun campuran, baik dalam niat, tujuan maupun
bentuk dan tata caranya. Karena setiap bentuk percampuran disini adalah sebuah
kesyirikan, yang tertolak secara tegas dalam konsep aqidah dan tauhid Islam yang
murni..
Surat al kafirun turun sekaligus sebagai jawaban atas ajakan kaum musyrikin
Quarisy kepada nabi Muhammad SAW. Mereka itu, antara lain al-As bin Wail as-
Sah`im, al-Aswad bin Abdul Muthalib, Umayah bin Khalaf, dan Walid bin
Mughirah. Mereka mengajak Nabi Muhammad SAW agar mau sedikit toleran dan
berkompromi dengan bergantian dalam menyembah Tuhan. Kaum Musyrikin akan
menyembah Tuhan yang di sembah Nabi Muhammad SAW. Dan waktu yang lain,
3
Nabi Muhammad SAW dan pengikutnya di minta untuk menyembah apa yang
merekasembah.
Secara umum, surat ini memiliki dua kandungan utama. Pertama, ikrar
kemurnian tauhid, khususnya tauhid uluhiyah (tauhid ibadah). Kedua, ikrar
penolakan terhadap semua bentuk dan praktek peribadatan kepada selain Allah,
yang dilakukan oleh orang-orang kafir.
Kemudian QS Al-Kafirun ini ditutup dengan pernyataan secara timbal balik,
yaitu untukmu agamamu dan untuku agamaku. Dengan demikian, masing-masing
pemeluk agama dapat melaksanakan apa yang dianggapnya benar dan baik sesuai
dengan keyakinannya tanpa memaksakan pendapat kepada orang lain dan
sekaligus tidak mengabaikan keyakinan masing-masing serta akan dipertanggung
jawabkan masing-masing dihadapan Allah. Dengan turunnya ayat ini, Hilanglah
harapan orang-orang musyrikin Quraisy yang berusaha membujuk Nabi
Muhammad SAW agar bersikap toleran dengan jalan untuk kompromi dalam
bidang Aqidah Islam.
2. Q:S Yunus:40-41
Ayat 40:
ََو ِم ْن ُه ْم َم ْن يُؤْ ِم ُن بِ ِه َو ِم ْن ُه ْم َم ْن َل يُؤْ ِم ُن بِ ِه َو َرب َُّك أ َ ْعلَ ُم بِ ْال ُم ْف ِسدِين
"Di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepada Al Qur'an, dan di
antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Tuhanmu lebih
mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan."
Ayat 41:
وك فَقُ ْل ِلي َع َم ِلي َولَ ُك ْم َع َملُ ُك ْم أ َ ْنت ُ ْم بَ ِريئُونَ ِم َّما أ َ ْع َم ُل َوأَنَا بَ ِري ٌء ِم َّما
َ َُو ِإ ْن َكذَّب
َت َ ْع َملُون
Jika mereka mendustakan kamu, maka katakanlah: "Bagiku pekerjaanku dan
bagimu pekerjaanmu. Kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan aku
pun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan".
Pada ayat ke 40 surat Yunus Allah menjelaskan orang yang tidak beriman (kaun
Kafir) yang mendustakan Al Qur’an dibagi menjadi dua. Pertama golongan yang
benar-benar mempercayai dengan iktikad baik terhadap Al Qur’an, mereka
4
termasuk orang yang menghormati pendapat orang lain. Kedua golongan yang
sama sekali tidak mempercayai dan terus menerus di dalam kekafiran, mereka
termasuk orang membuat kerusakan.
Pada ayat yang ke 41 surat Yunus “Bagiku pekerjaanku bagi kamu pekerjaan
kamu”, bahwa Islam sangat menghargai perbedaan-perbedaan diantara manusia,
karena masing-masing punya hak. Dan tidak boleh memaksakan orang lain
memeluk agama Islam, sekalipun Islam agama yang benar. Yakni biarlah kita
berpisah secara baik-baik dan masing-masing akan dinilai Allah serta diberi
balasan dan ganjaran yang sesuai.4
ُ ْ َْ َ ْ ْ َ َ َ ْ َ َ ْ ُ ِّ َ ْ ُّ َ ْ ُ
ۚ اء ف ل ُي ؤ ِم ْن َو َم ْن ش َاء ف ل َي ك ف ْر َو ق ِل ال ح ق ِم ن رب ك م ۖ ف م ن ش
ُ َ ْ َ ْ َ َُ َ ُ ْ َ َ َ ً َ َن َّ َ ْ َ ْ َ َّ
ِإ ن ا أ ع ت د ن ا ِل لظ ا ِل ِم ي ن ارا أ ح اط ِب ِه م ُس ِاد ق ه ا ۚ و ِإ ن ي س ت ِغ يث وا
ْ َ َ َ ُ َ َّ ّ َ ْ َ ُ ُ ْ ْ ْ َ ُ َ
اء ت ُي غ اث وا ِب َم ٍاء ك ال ُم ْه ِل َي ش ِو ي ال وج وه ۚ ِب ئ س الشاب و س
ً َ َ
ُم ْرت ف ق ا
“dan Katakanlah: “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka Barangsiapa
yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan Barangsiapa yang ingin (kafir)
Biarlah ia kafir”. Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu
neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. dan jika mereka meminta minum,
niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang
menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat
yang palin jelek”
Ayat ini menegaskan bahwa manusia semua termasuk kaum Musyrikin yang
angkuh itu bahwa “ Kebenaran (al-Qura’an) yang turun dan aku sampaikan ini
datangnya dari Tuhan yang memelihara alam semesta; maka barang siapa yang
mau beriman tentang apa yang kusampaikan ini maka hendaklah ia beriman. Hal
demikian sebab keuntungan dan manfaat dari ke imanan mereka akan kembali
kepada dirinya sendiri. Dan barang siapa ingin kafir, ingkar dan menolak ayat-ayat
4
Quraish shihab.Membumikan Al-Qura’an.cet x.hal 81 Jakarta
5
Allah,maka biarlah ia kafir – walau sekaya apapun dan tingginya kedudukan
seseorang baik dalam jabatan formal maupun sosialnya.Allah SWT tidak akan
merasa kerugian dan berkurangnya kekuasanNya dengan kekefiran mereka. Malah
sebaliknya, Mereka akan merasa merugi dan celaka dengan keingkaran dan
menolak ayat-ayat Allah tersebut. Malahan Allah telah menyedikan neraka yang
kobaran apinya mengepung segala arah, Sehingga mereka tidak dapat menghindar.
Kata سرادقterambil dari kata Persia, Ahli tafsir mengartikan kata ini dengan
Kemah dan ahli tafsir lain menterjemahkan dengan Penghalang.Yakni neraka
menggambarkan bangunan yang mempunyai penghalang berupa kobaran api,
sehingga manusia yang disiksa tidak akan bias keluar dari neraka, dan pihak lain
pun tidak bias masuk untuk member pertolongan. Dengan demikian yang disiksa
benar-benar diliputi oleh api itu.5
5
Quraish shihab.Membumikan Al-Qura’an.cet x.hal 81 Jakarta
6
ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan
merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan
janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang
mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk
sesudah imandan Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-
orang yang zalim.12. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-
sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah
mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain.
Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah
mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.13. Hai
manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”.
Dalam ayat 10 Allah menggunakan kata اخوةbukan kata اخوان. Dari segi
kandungan makna ternyata terdapat perbedaan arti antara keduanya, meskipun
sama-sama merupakan bentuk jamak dari kata tunggal اخ. Kata اخوةmenunjukan
arti saudara sekandung. Sedangkan اخوانberarti teman sejawat. Disini al-Qur’an
menganggap persaudaraan dalam satu agama bagaikan persaudaraan dalam satu
nasab, dan islamlah sebagai orang tuanya.
Pada ayat 10 Allah menegaskan bahwa orang-orang mukmin adalah bersaudara.
Meskipun berbeda bangsa, adat, warna kulit, bahasa, kedudukan, social-ekonomi,
tetapi mereka itu satu ikatan persaudaraan islam. Oleh karennya sesame orang
mukmin harus mempunyai jiwa persaudaraan yang kokoh sebagaimana diajarkan
agamanya yaitu islam.
Kandungan ayat 11 merupakan konsekuensi logis dari makna yang terkandung
pada ayat 10. Pada ayat 10 orang mukmin itu bersaudara, maka konsekuensinya
orang-orang mukmin tidak boleh saling mengolok-olok. Sebab boleh jadi orang-
orang mukmin yang diperolok-olok itu lebih baik dari oarng yang mengolok-olok.
Demikian juga orang mukminah.
Olok-olok disini dapat berupa ejekan atau perkataan, sindiran dan kelakar yang
bersifat merendahkan diri atau menghinanya. Itu semua dapat menimbulkan
7
pertengkaran atau perkelahian. Oleh karena itu Allah melarang orang-orang
mukmin saling memperolok-olok yang lain agar terbina persaudaraan, kesatuan,
persatuan dikalangan orang mukmin.
Pada ayat 11 juga orang mukmin dilarang mengolok-olok diri sendiri. Ahli tafsir
menjelaskan mengolok-olok diri sendiri maksudnya mengolok sesama mukmin
karan antara sesama muslim itu satu tubuh. Begitupun di ayat ini Allah melarang
orang mukmin memanggil orang mukmin lain dengan panggilan atau sebutan yang
buruk. Yaitu sebutan yang tidak disukai oleh orang yang dipanggil atau
digelarinya. Seperti memanggil orang beriman dengan panggilan “hai Fasik” atau
“hai Kafir”. Dalam ayat ini Allah memperingatkan kepada orang yang berbuat
kesalahan harus segera taubat.
Masih dalam kerangka membina persaudaraan orang-orang mukmin. Dalam
ayat 12 Allah melarang orang-orang yang beriman cepat berperasangka. Sebab
sebagian perasangka itu adalah dosa, karena itu harus di jauhi. Dalam ayat ini juga
Allah melarang oarng mukmin mencari-cari kesalahan orang lain, menggunjing,
menceritakan keburukan orang lain (ghibah).Allah menggambarkan orang yang
begitu bagaikan seseorang yang makan daging mentah, yang sebenarnya dia sendiri
tidak menyukainya.
Al-Qur’an surat al-hujarat ayat 13 menegaskan kepada semua manusia bahwa
ia diciptakan Allah dari seorang laki-laki dan seorang perempuan. Menciptakan
manusia secara pluralistic, beraneka bangsa, suku, bahasa, budaya dan warna kulit.
Keanekaragaman dan kemajemukan manusia seperti itu adalah bukan untuk
berpecah belah, saling membanggakan kedudukan, yang satu lebih terhormat dari
yang lainnya akan tetapi supaya saling mengenal, bersilaturahmi, berkomunikasi,
saling member dan menerima. Suatu hal penting bahwa semua manusia itu sama di
hadapan Allah, yang membedakan derajat mereka adalah ketaqwaannya kepada
Allah SWT.
8
2.3. Hadis yang Membahas Tentang Toleransi dan Etika pergaulan
Hadis Pertama
ْ ق اْل ُم
س ِلم عَلى ٌ يرة قال قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم َخ ْم
ِ س ِم ْن َح َ عَن ا َ ِبي ُه َر
ِ َيض َوتَش ِْميَتُ الغ
اظ ِس اِدَا ِ از ِة َو ِعيَا َد ِة ال َم ِر ُ س ِل ْم َر ُد الت َ ِحيَ ِة َواِ َجابَةُ ال َدع َْو ِة َو
َ َش ُهو ُد ال َجن ْ اْل ُم
ُ َح ِم َدهللا.
Dari Abi Hurairah ra. berkata, Rasullah bersabda:ada lima kewajiban orang islam
terhadap orang islam lainnya, yaitu membalas salam, memenuhi undangan, melayat
jenazah, menengok orang sakit, dan berdoa bagi orang yang bersin yang memuji Allah
(membaca hamdallah).(Ibnu majah)
Dalam hadis di atas Rasullah Saw memberi pelajaran kepada orang-orang islam
tentang kewajiban dan haknya dalam pergaulan sehari-hari. Hak dan kewajiban itu
antara lain:
1. Kewajiban membalas salam
Apabila ada orang islam yang memberi salam atau mengucapkan salam, yaitu
“assalamu’alaikum” maka orang islam lainnya berkewajiban membalas atau
menjawab salam itu. Memberi salam adalah sunah.
2. Kewajiban memenuhi Undangan
Orang islam apabila diundang oleh orang islam lainnya, wajib memenuhi atau
menghadirinya, terutama adalah undangan pernikahan atau walimatul ursy.
3. Kewajiban Melayat orang islam yang meninggal
Apabila ada orang islam yang meninggal dunia, maka orang islam lainnya
berkewajiban melayatnya. Hukumnya adalah wajib kifayah.
4. Kewajiban mendoakan orang islam yang bengkis
9
Apabila ada oarng islam bengkis lalu ia mengucapkan “alhamdulilah” maka orang
islam yang mendengarkannya berkewajiban mendoakannya dengan mengucapkan
doa” Yarhakumullah”.
Perintah yang di pesankan dalam hadis tersebut tampak sangat manusiawi dan
sesuai dengan hukum sosial. Sebagaimana diakui dalam sosialogi bahwa pada
kehidupan masyarakat apapun dan dimana pun beradanya sangat memerlukan adanya
perilaku yang seimbang diantara anggotanya. Oleh karena itu apa yang di anjurkan
hadis tersebut merupakan tata aturan/hukum sosial kemasyarakatan yang sangat indah
dan manusiawi. Lebih dari itu etika sosial tadi hukumnya bukan hanya mengandung
nilai-nilai budaya luhur, tetapi juga mengandung nilai peribadatan, karena dalam
praktiknya banyak mengandung doa guna membesarkan hati, menggembirakan,
menentramkan, menghibur orang yang bersangkutan.
Hadis Kedua
َ ُض ٌو تَدَاعَى لَه
سائِ ِر ُ ُستَكَى ِم ْنه
ْ ع َ ط ِف ِه ْم َمث َ ُل اْل َج
ْ س ِد اِدَاا ِ َمث َ ُل اْل ُم ْؤ ِمنِ ْينَ فِي ت َ َوا ِد ِه ْم َوت َ َر
ُ اح ِم ِه ْم َوتَعَا
س َه ِر َواْل ُح َمى رواه البخارى والمسلم َ س ِد ِبال َ اْل َج.
Hadis ini menerangkan tentang etika atau tata pergaulan sosial kemasyarakatan
sesama muslim. Dalam hadis ini Rasullalah memberi pelajaran bagaimana hubungan
sosial orang-orang islam dengan orang islam lainnya. Cinta kasih sayang dan
kemesraan hubungan orang0orang muslim dengan muslim lainnya itu digambarkan
10
oleh Rasulallah SAW ibarat satu tubuh. Dalam hadis ini juga menjelaskan tentang
pentingnya solideritas dalam kehidupan antara umat islam.
Kita tahu dan sadar bahwa manusia tidak bisa hidup kecuali dalam
kebersamaan. Kebersamaan baru dapat diwujudkan manakala solideritas tercermin
dalam kehidupan masyarakatnya. Oleh karena itu anjuran hadist tersebut kepada umat
islam untuk mewujudkan solideritas dalam kehidupan antra mereka merupakan ajakan
yang positif dan itulah etika pergaulan sesama umat islam.
2.4. Perilaku bertoleransi dan beretika dalam pergaulan dalam Kehidupan Sehari-
hari
A. QS:al kafirun1-6
1. Hendaknya setiap mukmin memiliki kepribadian yang teguh dan kuat
2. Masing- masing pemeluk agama dapat melaksanakan apa yang di anggapnya
benar dan baik sesuai dengan keyakinannya
3. Setiap pemeluk agama akan di mintakan pertanggungan jawabnya di hadapan
Allah SWT.
B. Q:S Yunus:40-41
1. Setiap orang mukmin harus taat pada Allah dan rasul-Nya
2. Hendaknya orang mukmin tahu bahwa Allah adalah pemelihara dan
pembimbing kita semua.
3. Orang yang tidak beriman menolak mempercayai nabi Muhammad sebagai rasul
Allah dan apa yang dibawanya. Mereka berhak berpisah secara baik-baik dan
masing-masing akan dinilai oleh Allah SWT serta di beri balasan dan ganjaran
yang sesuai.
11
D. Q:S al-Hujurat 10-13
1. Sesama orang mukmin harus mempunyai jiwa persaudaraan yang kokoh,
meskipun berbeda bahas, suku bangsa, adat kebiasaan, tingkat ekonomi-sosial
tetapi mereka satu ikatan persaudaraan.
2. Sesama orang mukmin tidak boleh mengolok-olok, mengejek, menghina satu
sama lainnya.
3. Sesama orang mukmin tidak boleh memanggil orang mukmin lain dengan
panggilan atau sebutan yang buruk.
4. Orang mukmin dilarang berburuk sangka.
5. Orang mukmin harus mengikuti perintah untuk sadar dan mengakui bahwa disisi
Allah SWT semua manusia sama kedudukannya, yang membedakan derajat
mereka adalah ketaqwaannya.
E. Hadis Pertama
1. Etika pergaulan masyarakat sesama orng islam dilandasi dengan ajaran islam.
Tercakup di dalam nilai budaya perlunya berperilaku yang seimbang demi
mewujudkan masyarakat yang indah dan menyenangkan.
2. Sesama orang islam berkewajiban memenuhi hak dan kewajiban mereka
masing-masing.
3. Dalam kehidupan sehari-hari orang islam perlu doa untuk mendoakan sesama
demi kesejahteraan mereka sendiri.
F. Hadis kedua
1. Kehidupan sosial orang-orang mukmin ibarat satu tubuh.
2. Orang-orang mukmin harus mempunyai solideritas, ta’awun dan kepedulian
3. sosial terhadap orang-orang mukmin.
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dalam tulisan yang sangat sederhana berikut ini, penulis berusaha
mengelaborasi secara tematis konsep Islam tentang toleransi dan etika pergaulan.
Diawali dengan penjelasan seputar definisi, kemudian dilanjutkan dengan upaya
untuk membuktikan bahwa Islam rahmatan lil ‘alamin sekaligus memberikan
jalan keluar dalam mensikapinya, yaitu dengan prinsip toleransi (tasâmuh) dan
beretika dalam pergaulan. Pada bagian akhir akan diuraikan secara komprehensif
solusi dimaksud, sesuai dengan perspektif yang dimajukan al-Quran dan sunnah.
Hal ini sangat perlu dilakukan oleh umat manusia, karena manusia sebagai
makhluk social yang membutuhkan adanya hubungan dengan manusia lainnya,
hal ini dilakukan bertujuan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Maka
dari itu sangat perlu usaha manusia untuk mewujudkan hubungan yang harmonis
antar umat manusia.Salah satu caranya yaitu mengembangkan sikap Toleransi,
Etika pergaulan.
3.2. Saran
Dari beberapa Uraian diatas jelas banyaklah kesalahan serta kekeliruan, baik
disengaja maupun tidak, dari itu kami harapkan kritik dan sarannya untuk
memperbaiki segala keterbatasan yang kami punya, sebab manusia adalah
tempatnya salah dan lupa.
13
DAFTAR PUSTAKA
14