Anda di halaman 1dari 3

ABU DARDA RADHIALLAHU ANHU

SAHABAT YANG ZUHUD DAN TAAT BERIBADAH

Nama beliau adalah Uwaimir bin Amir bin Mlik bin Zaid bin Qais bin
Umayyah bin Amir bin Adi bin Ka`b bin Khazraj bin al-Harits bin Khazraj.
Ibunya bernama Mahabbah binti Wqid bin Amir bin Ithnbah. Beliau
termasuk Sahabat yang akhir masuk Islam. Akan tetapi, beliau termasuk
Sahabat yang bagus keislamannya, seorang faqih, pandai dan bijaksana.
Rasulullh Shallallahu alaihi wa sallam mempersaudarakannya dengan
Salman al-Frisi . Nabi Shallallahualaihi wa sallam mengatakan, Uwaimir
adalah hakmul ummah (seorang yang sangat bijaksana).
BELIAU ADALAH SAHABAT YANG ZUHUD DAN RAJIN BERIBADAH
Suatu ketika Salman Al Farisi datang ke rumah Abu Darda, Dia melihat
Ummu Darda memakai pakaian kerja dan tidak mengenakan pakaian yang
bagus. Salman bertanya kepadanya, Wahai Ummu Darda`, kenapa engkau
berpakaian seperti itu?, Ummu Darda` menjawab, Saudaramu Abu Darda`
sedikit pun tidak perhatian terhadap istrinya. Di siang hari dia berpuasa dan
di malam hari dia selalu shalat malam. Lantas datanglah Abu Darda` dan
menghidangkan makanan kepadanya seraya berkata, Makanlah (wahai
saudaraku), sesungguhnya aku sedang berpuasa Salman menjawab, Aku
tidak akan makan hingga engkau makan. Lantas Abu Darda` pun ikut
makan. Tatkala malam telah tiba, Abu Darda pergi untuk mengerjakan
shalat. Akan tetapi, Salman menegurnya dengan mengatakan, tidurlah dan
dia pun tidur. Tak lama kemudian dia bangun lagi dan hendak shalat, dan
Salman berkata lagi kepadanya, tidurlah. (dia pun tidur lagi-pen) Ketika
malam sudah lewat Salman berkata kepada Abu Darda`, Wahai Abu Darda`,
sekarang bangunlah. Maka keduanya pun mengerjakan shalat Setelah
selesai shalat, Salman berkata kepada Abu Darda`, sungguha Rabbmu
mempunyai hak atas dirimu, badanmu mempunyai hak atas dirimu dan
keluargamu (istrimu) juga mempunyai hak atas dirimu. Maka, tunaikanlah
hak mereka. (selanjutnya) Abu Darda` mendatangi Rasulullh Shallallahu
alaihi wa sallam dan menceritakan kejadian tersebut kepadanya.
Nabi Shallallahu alaihi wa sallam menjawab, Salman benar [HR. al-Bukhri
no. 1867]
Dalam suatu riwayat Abu Darda` mengatakan, Aku senang seandainya aku
bisa berdagang di jalan dekat pintu masjid, setiap harinya aku bisa

memperoleh 300 dinar dan aku bisa mengerjakan shalat lima waktu di
masjid. Aku tidaklah mengatakan, Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla tidak
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Akan tetapi aku lebih
senang menjadi orang yang tidak dilalaikan oleh perdagangan dan jual beli
dari beribadah kepada Allah Azza wa Jalla . [Al-Hilyah 1/20 / Ash-Shahabah
hlm. 463]

KISAH BERPULANGNYA BELIAU MENGHADAP ALLAH AZZA WA JALLA


Syumaith bin Ajln rahimahullah berkata, Tatkala Abu Darda` hendak
meninggal dunia, beliau merasa gelisah. Ummu darda` berkata kepadanya,
bukankah engkau pernah memberitahuku bahwa engkau mencintai
kematian? Abu Darda` menjawab, Demi Allah, benar, akan tetapi tatkala
aku yakin akan meninggal dunia, aku menjadi benci kepada kematian,
kemudian Abu Darda` menangis dan mengatakan, Sekarang adalah detikdetik akhir hidupku di dunia ini. Bimbinglah aku mengucapkan l ilha
illallh. Akhirnya Abu Darda` senantiasa mengucapkan kalimat itu hingga
meninggal dunia.. Beliau wafat pada masa kekhalifahan Utsmn. [Usudul
Ghbah]
DI ANTARA PESAN-PESAN ABU DARDA
Beliau mengatakan, Seandainya kalian mengetahui apa yang akan kalian
lihat setelah kematian, pasti kalian tidak akan berselera untuk makan,
minum, dan berteduh di dalam rumah. Kalian akan keluar menuju tempattempat yang tinggi dan memukul-mukul dada kalian serta menangisi dirisendiri. Sungguh, aku lebih senang menjadi sebatang pohon yang dikunyah
kemudian ditelan. [Az-Zuhd]
Beliau berkata, Ada 3 hal yang membuatku tertawa dan 3 hal yang
membuatku menagis. 3 hal yang membuatku tertawa yaitu :
Pertama : Orang yang cita-citanya adalah duniawi, padahal kematian selau
mengintainya
Kedua: Orang yang lalai dari kematian, padahal kematian tidak pernah lalai
kepadanya, dan
Ketiga: Orang yang berlalu banyak tertawa, ia tidak tahu apakah Allah Azza
wa Jalla murka atau ridha kepadanya.

Adapun 3 hal yang membuatku menangis adalah, dahsyatnya kiamat,


terputusnya amal, dan keadaanku di hadapan Allah Azza wa Jalla, apakah
akan dimasukkan di surga atau neraka.
Beliau juga pernah berkata, Wahai manusia, injakkan kakimu ke tanah.
Sesungguhnya sebentar lagi ia akan menjadi kuburmu. Wahai manusia,
sesungguhnya hidupmu hanya beberapa hari, tiap kali waktu berlalu, berarti
sebagian hidupmu telah pergi. Wahai manusia, engkau sekarang ini selalu
menghabiskan umurmu sejak lahir dari rahim ibumu. Seorang penyair
mengatakan:
Aku belum pernah melihat ada sesuatu yang lebih meyakinkan daripada
kematian
Seolah-olah, semua yang tidak dijangkau oleh angan-angan (kematian-pen),
tidak bisa diterima.
Alangkah buruknya perbuatan kita (meninggalkan agama-pen) tatkala muda
Lantas, bagaimana seseorang itu tetap meninggalkan agama, padahal
ubannya telah menyala
Berjalanlah kamu di dunia ini dengan bekal takwa karena, umurmu hanyalah
beberapa hari, dan itu sangatlah sedikit
Demikian sosok sahabat yang agung, mudah-mudahan bisa kita jadikan
sebagai suri teladan yang baik. Wallhu a`lam
Referensi
1. Kitab Ash-Shahabah,Dr, Shalih bin Thaha Abdul Wahid, Maktabah Ghuraba
2. Usudul Ghbah fi Makrifati Shahabah, Izzudin bin Atsir Abil Hasan Ali bin
Muhammad al-Jaziri
Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 11/Tahun XIII/1430H/2009M. Diterbitkan
Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl9 Solo Purwodadi Km.8 Selokaton
Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-761016]
https://almanhaj.or.id/3806-abu-darda-radhiyallahu-anhu-sahabat-yangzuhud-dan-taat-beribadah.html diakses tanggal 19 March 2016 Pukul 15.30

Anda mungkin juga menyukai