Anda di halaman 1dari 13

A.

Biografi Pengarang
Profesor Doktor Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy
lahir di Lhokseumawe, 10 Maret 1904 meninggal di Jakarta, 9
Desember 1975 pada umur 71 tahun.Ayahnya Teungku Qadhi
Chik Maharaja Mangkubumi Husien ibn Muhammad Suud, adalah
seorang ulama terkenal di kampungnya dan mempunyai sebuah
pondok. Ibunya Teungku Amrah binti Teungku Chik Maharaja
Mangkubumi Abdul Aziz , merupakan anak
Kesultanan

Acheh

ketika

itu.

Menurut

seorang Qadi

silsilah,

Hasbi

ash

Shiddieqy adalah berketurunan Abu Bakar al-Shiddiq (57313/634M) yaitu khalifah yang pertama. Beliau merupakan
generasi ke 37 dari Abu Bakar al-Shiddiq yang meletakkan
gelaran ash Shiddieqy diakhir namanya. Prof. Dr. Teungku
Muhammad Hasbi ash Shiddieqy mulai mendapat pendidikan
awalnya di pondok pengajian milik bapanya.
Setamat dari sekolah dasar, Hasbi dikirim oleh orang tuanya ke dayah
(pesantren) untuk mendalami ilmu pengetahuan agama seperti tafsir, hadis, fiqh,
ushul fiqh, bahasa Arab, ushuluddin dan lain-lain. Selama kurang lebih 12 tahun
Hasbi mengaji di beberapa dayah. Mulanya di dayah Bluk di Bayu, dayah Blang
Kabu, dayah Meunasah Manyang di Semekuro dan dayah Tanjung Barat di
Semalungung.1
Setelah Hasbi mendapatkan ijazah, ia diberi wewenang oleh gurunya
untuk membuka dayah (pesantren) sendiri, kala itu ia berusia 21 tahun dan belum
menikah. Ia membuka dayah di Buloh Beureugang atas bantuan hulubalang2
setempat. Meski ia telah mendirikan dayah sendiri, namun ia tetap menuntut ilmu.
Diantaranya ia belajar bahasa Arab kepada Syekh al-Khalali, dan atas anjuran alKhalali ia melanjutkan ke Madrasah Muallimin al-Irsyad di Surabaya. Setelah
1 Tim Penyusun IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ensiklopedi Islam Indonesia,
(Jambatan, Jakarta 1992), Hlm. 852
2 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Hulubalang berarti kepala laskar, pemimpin
pasukan.
1

tamat dari Madrasah, ia kembali ke kampung halaman untuk mengamalkan ilmu


yang ia dapat selama belajar di Madrasah.
Hasbi melanjutkan kariernya ke sebuah Perguruan Tinggi pada tahun
1951, setelah itu ia diajak serta membina Perguruan Tinggi yakni PTAIN (yang
kini menjadi UIN) di Yogyakarta. Hasbi pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas
Syariah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (1960-1972), pembantu rektor IAIN
Yogyakarta (1963-1966), Dekan Fakultas Syariah di Banda Aceh (1960-1962)
dan rektor Universitas al-Irsyad di Surakarta (1961-1975).
Sebagai penghormatan tertinggi, pada tanggal 29 Oktober 1975 IAIN
Kalijaga Yogyakarta menganugerahkan gelar Doctor Honoris Kausa kepada
Hasbi, yang beberapa bulan sebelumnya ia juga mendapat gelar yang sama dalam
bidang ilmu Syariah dari Universitas Islam Bandung (UNISBA). Selain itu Hasbi
diangkat menjadi Guru Besar ilmu Hadis pada 1960.
Selain aktif di dunia pendidikan, Hasbi yang juga mantan anggota
Konstituante partai Masyumi ini juga aktif di dunia pers dan tergolong ulama
Indonesia yang produktif. Kegiatan dalam karya tulis telah dimulai sejak tahun
1930-an. Ia pernah mengasuh rubrik majalah Pedoman yang terbit di Medan di
bawah pimpinan H. Abdul Malik Karim Amrullah (Buya Hamka). Mengasuh
rubrik tanya-jawab majalah al-Jamiah yang diterbitkan IAIN Yogyakarta dan
rubrik tanya-jawab majalah Sinar Darussalam yang diterbitkan IAIN al-Raniry
Banda Aceh.
Hasbi telah mewariskan karya-karya ilmiah dalam berbagai disiplin ilmu
keIslaman, seperti: tafsir, hadis, fiqh, ilmu kalam dan lain-lain. Sejak Hasbi pindah
ke Yogyakarta (1951) sampai ia wafat (1975), kurang lebih 144 buah penanya yang
diterbitkan dalam bentuk buku oleh beberapa penerbit. Diantara karyanya adalah:
(1). Tafsir al-Quran al-Majid al-Nur. (2). Tafsir al-Bayan, 4 juz (2 jilid). (3).
Sejarah dan Pengatar Ilmu al-Quran dan Tafsir. (4). Sejarah dan Pengantar Ilmu
Hadis. (5). 2002 Mutiara, 8 jilid. (6). Problematika hadis sebagai dasar pembinaan
hokum Islam. (7). Pembinaan Hukum Islam, 2 jilid. (8). Pedoman Salat. (9).

Pedoman Dzikir dan Doa. (10). Pedoman Puasa. (11). Pedoman Zakat. (12).
Pedoman Haji. (13). Pengantar Ilmu Fiqh. (14). Hukum-Hukum Fiqh Islam. (15).
Fiqh Mawaris. (16). Pengantar Fiqh Muamalah. (17). Pokok-pokok pegangan Imam
Mazhab. (18). Kriteria Sunnah dan Bidah.
B. Tentang Kitab Ilmu ilmu Al-Quran
Buku ilmu ilmu Al-Quran (ulum al-Quran), pertama kali
diterbitkan pada tahun 1972 oleh penerbit Bulan Bintang. Buku
ini merupakan buku perkuliahan ilmu ilmu Al-Quran atau Ushul
at Tafsir di Perguruan Tinggi Agama Islam yang disarikan oleh
Penulis dari kitab Mabahits Fi Ulum al-Quran karya Prof. Dr. Subhi
ash=Shalih, dengan dilengkapi beberapa pembahasan dari kitab
kitab Ulum al-Quran dan Ushul Fiqh
Buku ini terdiri dari 300 Halaman dan terdiri dari 15 Bab
dan setiap bab terdiri dari beberapa pasal. Berikut ini kami
paparkan pembagian bab serta pasal-pasalnya.
Bab Pertama : Sejarah Perkembangan Ilmu Al-Quran.
Terdiri dari 11 Pasal yaitu :
1.
2.
3.
4.

Takrif Ulumul Quran


Timbul Istilah Ulumul Quran
Pertumbuhan Ilmu ilmu Al-Quran
Ilmu ilmu Al-Quran pada masa Rasulullah Shalallahu Alaihi

Wasallam dan KhulafaRasyidin


5. Tokoh tokoh tafsir abad kedua hijriah
6. Ilmu ilmu Al-Quran yang tumbuh pada abad ke Ketiga
Hijriah
7. Ilmu ilmu Al-Quran yang tumbuh pada abad ke Keempat
Hijriah
8. Ilmu ilmu Al-Quran yang tumbuh pada abad ke Kelima
Hijriah
9. Ilmu ilmu Al-Quran yang tumbuh pada abad ke Keenam
dan Ketujuh Hijriah

10.

Ilmu ilmu Al-Quran yang tumbuh pada abad ke

Kedelapan dan Kesembilan Hijriah


11.
Ilmu ilmu Al-Quran yang tumbuh pada abad ke
Keempat belas Hijriah

Bab Kedua : Sebab sebab turunnya ayat (Asbab an Nuzul)


Terdiri dari 6 Pasal yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Hubungan sebab dan musabab


Kisah nuzul ayat
Kedudukan dan pentingnya Asbab an Nuzul
Makna Asbab an Nuzul
Berbilang sebab turun sedang sebab tetap satu
Hubungan surat dengan surat

Bab Ketiga : Ayat yang turun Makkah dan Madinah (Makkiyah


dan Madaniyah)
Terdiri dari 10 Pasal yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.

Ciri ciri khusus surat Makkiyah


Ciri ciri surat Makkiyah yang Aghlabiyah (umum)
Ciri ciri khusus surat Madaniyah
Ciri ciri surat Madaniyah yang Aghlabiyah (umum)
Surat surat Makkiyah dan Madaniyah terdiri atas tiga

Marhalah
6. Analisa sembilan surat yang di sepakati turunnya dalam
marhalah makkiyah pertama
7. Uslub surat surat makkiyah Marhalah pertama
8. Keadaan surat surat Makkiyah marhalah yang kedua
9. Surat surat makkiyah marhalah yang kedua
10.
Ciri ciri surat surat madaniyah dari marhalah ke
marhalah
Bab Keempat : Fawatih as Suwar
Terdiri dari 3 Pasal yaitu :
1. Keistimewaan keistimewaan surat Makkiyah
2. Pendapat ulama tentang makna Fawatih as Suwar
3. Sebaik baik makna Fawatih as Suwar

Bab Kelima : Cara cara membaca Al-Quran (Ilmu Qiraat)


Terdiri dari 3 Pasal yaitu :
1. Makna Al-Quran di turunkan atas 7 huruf
2. Ahli Qurra
3. Qiraat yang benar dan salah
Bab Keenam : Nasikh Wa al Mansukh (Ayat ayat yang
menghapuskan dan dihapuskan hukumnya
Terdiri dari 3 Pasal yaitu :
1. Makna Nasakh
2. Pendapat pendapat ulama tentang Naskh al-Quran
3. Pendapat pendapat Ahli Tahqiq
Bab Ketujuh : Ilmu rasm Al-Quran
Terdiri dari 2 Pasal yaitu :
1. Dasar dasar Ilmu Rasm al-Quran
2. Cara cara menulis Al-Quran
Bab Kedelapan : Ayat Muhkam dan Mutasyabihah
Terdiri dari 3 Pasal yaitu :
1. Makna Muhkam
2. Makna Mutasyabihah
3. Beberapa pendapat Ulama
Bab Kesembilan : Perumpaan perumpaan dalam Al-Quran (
Ilmu Amtsal Al-Quran)
Terdiri dari 2 Pasal yaitu :
1. Faedah faedah Amtsal
2. Macam macam Amtsal dalam Al-Quran
Bab Kesepuluh : Sumpah di Dalam Al-Quran (Ilmu Aqsam AlQuran)
Terdiri dari 4 Pasal yaitu :

1.
2.
3.
4.

Faedah faedah sumpah dalam Al-Quran


Muqsam Bihi dalam Al-Quran
Macam macam sumpah
Keadaan keadaan Muqsam Alaihi

Bab Kesebelas : Kisah kisah dalam Al-Quran (Ilmu Qashash AlQuran)


Terdiri dari 4 Pasal yaitu :
1.
2.
3.
4.

Pengertian Qashash
Macam macam kisah dalam Al-Quran
Faedah faedah Kisah kisah Al-Quran
Hikmah Berulang ulang disebutkan Kisah dalam Al-Quran

Bab Kedua Belas : Debat di dalam Al-Quran (Ilmu Jadal AlQuran)


Terdiri dari 3 Pasal yaitu :
1. Takrif Jadal
2. Jalan yang ditempuh Al-Quran dalam Munazharah
3. Beberapa macam Munazharah Al-Quran dan dalil dalilnya
Bab Ketiga Belas : Ilmu Tafsir
Terdiri dari 29 Pasal yaitu :
1. Sejarah perkembangan ilmu tafsir
2. Takrif tafsir dan takwil
3. Keutamaan ilmu tafsir dan kebutuhan manusia terhadap
ilmu tafsir
4. Aspek aspek tafsir
5. Tafsir ibn Abbas Radhiyaallahuanhu Taala
6. Tafsir
ibn
Masud,Ali
dan
Ubay

bin

Kaab

Radhiyaallahuanhu Taala
7. Thabaqat mufassir tabiin
8. Sebab sebab kelemahan tafsir bil matsur
9. Pembukuan tafsir bil matsur dan keistimewaan kitab yang
disusun dalam bidang ini
10.
Tafsir tafsir bil Matsur yang terkenal
11.
Cara cara yang dilakukan oleh Ahli tafsir sesudah
masa pertama

12.
13.

Tafsir yang dipuji dan dicela


Media yang harus kita pergunakan dalam menilai

kitab tafsir
14.
Ilmu ilmu yang diperlukan oleh para mufassir
15.
Ikhitilaf ulama tentang boleh tidaknya Berijtihad
dalam menafsirkan Al-Quran
16.
Dalil dalil Al-Quran yang dikemukakan oleh golongan
yang memperbolehkan kita berijtihad
17.
Manhaj yang ditempuh oleh Mufassirin yang
Mempergunakan ijtihad
18.
Cara cara As sunnah Menafsirkan Al-Quran
19.
Pertentangan yang terjadi antara Tafsir dengan
ijtihad dengan yang dilakukan dengan riwayat dan
menguatkan salah satunya
20.
Kitab kitab tafsir bi ar rayi yang terpenting
21.
Tafsir tafsir Firqah yang berkembang dalam
Masyarakat islam
22.
Syarat syarat kita menerima tafsir Isyari
23.
Kitab kitab tafsir Isyari yang terpenting
24.
Tanggapan Al Ghazaly terhadap tafsir isyari
25.
Tafsir tafsir ulama kalam
26.
Pengaruh Mencampurkan ilmu ilmu adab dan ilmu
ilmu Alam dengan Tafsir
27.
Pengaruh bercampurnya ilmu ilmu adab dengan
tafsir
28.
Pengaruh Mencampurkan ilmu ilmu umum dengan
Tafsir
29.
Syarat syarat yang diperlukan dalam menafsirkan AlQuran dengan ilmu ilmu Adab dan umum
Bab Keempat Belas : Kaidah Kaidah Yang Diperlukan Para
Mufassir
Terdiri dari 9 Pasal yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.

Harus bersendikan kaidah kaidah Bahasa Arab


Tentang Keadaan Dhamir
Tentang takrif dan tankir
Ifrad dan jamak
Mengimbangi jamak dengan jamak atau mufrad

6. Kalimat kalimat yang disangka searti benar (Muradif)


Padahal bukan
7. Soal dan Jawab
8. Khithab dengan isim dan Khithab dengan Fiil
9. Athaf
Bab Kelima Belas : Ijaz Al-Quran
Terdiri dari 3 Pasal yaitu :
1. Definisi Ijaz
2. Cara cara keijazan Al-Quran
3. Kadar yang Mengijazkan dari Al-Quran
C. Kelebihan dan Kekurangan
Buku Ilmu Ilmu Al-Quran karangan T. Muhammad Hasbi
ash Shiddieqy merupakan buku yang sangat mudah kita pahami
karena isi dan penjelasan yang disampaikan dalam buku ini
merupakan sari dari kitab-kitab induk Ulum al-Quran
mencakup
seperti

dan

tema-tema terpenting dalam ilmu ilmu al-Quran

Asbabun

Nuzul,

Nasikh

Wa

Al

Mansukh,

Muhkam

Mutasyabih, Kaidah-Kaidah Penafsiran dan hal-hal lainnya. Buku


ini juga banyak mengutip dari kitab-kitab primer Ulum Al-Quran,
terutama dalam kitab Mabahits fiUlum al-Quran karangan Prof.
Dr. Subhi ash-Shalih, Al Itqan Fi Ulum Al-Quran Karya Jalaluddin
As Suyuthi, Manahil Irfan Fi Ulum Al-Quran az-Zarqani dan Al
Burhan Fi Ulum Al-Quran karyanya az-Zarkasyi. Beliau juga
mengutip dari kitab-kitab tafsir yang utama, seperti tafsir AlKaasyaf az-Zamakhsyari, Al-Manar Muhammad Abduh dan Rasyid
Ridha, Jmi` Al-Bayn `An Ta'wl y Al-Qur'n atau yang lebih dikenal dengan
Ath-Thabary karangan Ath-Thabari dan kitab-kitab tafsir tersohor lainnya.
Kekurangan dari buku ini, dalam segi isi buku, masih ada
beberapa

pembahasan pokok

ulum

al-Quran yang belum

terbahas, seperti Pengumpulan Dan Penertiban Al-Quran yang

sering dibahas dalam kitab-kitab induk ulum al-Quran. Dalam


segi

penulisan,

beliau

tidak

memaparkan

Daftar

Pustaka,

sehingga pembaca yang awam kesulitan untuk mencari sumbersumber rujukan dalam kitab Ilmu Ilmu Al-Quran.
D. Saran
Dengan demikian dapat kita simpulkan buku ilmu ilmu Al
Quran karya Prof. Dr. Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy,
dari segi isi buku sangat cocok untuk digunakan oleh kita sebagai
mahasiswa pemula jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir serta sangat
cocok juga dibaca oleh semua kalangan dari Akademisi sampai
masyarakat awam, karena sangat mudah dipahami dan ringkas,
diharapkan
wawasan

dengan
kita

membaca

tentang

ilmu

buku

ini

al-Quran

dapat
dan

menambah

kaidah

kaidah

Al-Quran

karya

penafsiran Al-Quran.

E. Perbandingan

Buku

Prof.Dr.Teungku

Ilmu

Ilmu

Muhammad

Hasbi

ash-Shiddieqy

dengan buku Ulumul Quran karya Damanhury Basyir,


dkk
Buku

Ilmu

Ilmu

Al-Quran

karya

Prof.

Dr.

Teungku

Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy lebih lengkap jika dibandingkan


dengan buku Ulumul Quran karya Drs.Damanhury Basyir, M.Ag,
dkk. Hal tersebut dapat kita lihat pada uraian sebagai berikut :
a. Perbandingan jumlah bab yang dibahas antara kedua buku
tersebut. Buku Ilmu-Ilmu Al-Quran membahas sebanyak 15
bab, sedangkan Ulumul Quran hanya membahas sebanyak
12 bab. Bab pembahasan pokok yang tidak terdapat pada
buku Ulumul Quran adalah :

10

1. Cara-cara membaca Al-Quran (Ilmu Qiraat),


2. Cara-cara menulis lafal-lafal Al-Quran (Ilmu Rasm
Al-Quran),
3. Kisah-kisah dalam Al-Quran (Qashash Al-Quran),
4. Debat di dalam Al-Quran (Ilmu Jadal Al-Quran),
5. Kaidah-kaidah yang diperlukan para Mufassir,
6. Ijaz Al-Quran.
b. Hampir setiap isi bab dalam buku Ilmu Ilmu Al-Quran lebih
lengkap dan rinci dibandingkan buku Ulumul Quran.
Seperti pembahasan pada bab Ilmu Tafsir dalam buku Ilmu
Ilmu Al-Quran yang memuat 29 pasal dan bab Tafsir AlQuran pada buku Ulumul Quran yang hanya memuat 3
pasal saja.
c. Buku Ulumul Quran karya Drs.Damanhury Basyir, M.Ag, dkk
juga mengambil referensi dari buku karangan Prof. Dr.
Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy.
Pembahasan dalam Buku Ilmu Ilmu Al-Quran
Pembahasan Tentang Kitab Kitab Tafsir Bi Al Matsur Yang
Terkenal3
Menurut Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy kitab
kitab tafsir Bi Al Matsur yang terkenal adalah :

1. Jami' al-Bayan fi Tafsir Alquran


Jami' al-Bayan fi Tafsir Alquran atau Tafsir at-Thabari
disusun oleh Abu Ja'far Muhammad bin Jarir at-Thabari. Kitab ini
terdiri atas 30 jilid. Tafsir at-Tabari sangat terkenal di kalangan
mufasir yang datang sesudahnya karena kitab tersebut menjadi
rujukan pertama, terutama dengan adanya penafsiran naqli
(berdasarkan Al-Quran dan hadis Rasulullah Shallallahu Alaihi
3 T.M. Hasbi ash-Shiddieqy, Ilmu-Ilmu Al-Quran, (Semarang : Pustaka Rizki Putra,
2013). hlm. 213.

11

Wa Sallam). Di antara unsur-unsur istimewa dan terpenting dalam metodologi


Tafsir ath-Thabari ini adalah ketika meneliti setiap tema perbahasannya yang
bertumpu kepada pendapat-pendapat (atau metode tafsiran) yang dikuatkan
dengan sanad-sanad dari ayat, hadis dan atsar-atsar para salaf pada setiap ayat alQuran, sehingga buku ini mencakupi seluruh pendapat yang ada dari kalangan
salaf yakni para Sahabat, Tabi'in, dan Tabi'ut tabi'in.
Metode Imam ath-Thabari dalam menyusun kitab ini sangat detil dalam
menjelaskan setiap perkara. Dia meneliti dengan sabar setiap hadits dan atsar yang
menyentuh penafsiran ayat al-Quran dengan menjelaskan Asbabun Nuzul-nya
(sebab turunnya ayat), hukum-hukum, qiraat, dan beberapa kalimat yang
maknanya perlu penjelasan yang terperinci. Usaha ini menghasilkan kitab tafsir
yang besar dengan cetakan yang berjilid-jilid.
2. Kitab Tafsir Bahr Al-Ulum
Kitab tafsir Bahr al-Ulum karya Abu al-Lais Nasr bin
Muhammad bin Ahmad bin Ibrahim as-Samarqandy, ahli fikih
Mazhab Hanafi yang terkenal dengan panggilan Imam al-Huda.
Dalam menulis tafsir ini, Al-Imam menempuh jalan penafsiran
para sahabat dan tabiin. Beliau banyak mengutip komentar
mereka tetapi tidak menyebut sanad-sanadnya. Beliau
menegaskan bahwa seseorang tidak boleh menafsirkan Al-Quran
semata-mata dengan rasionya sendiri sedang ia tidak mengerti
kaedah-kaedah bahasa dan kondisi di saat Al-Quran itu turun. Ia
harus memahami betul ilmu tafsir terlebih dahulu. Ada tiga
naskah Bahr al-Ulum. Satu naskah terdiri atas tiga jilid dan
terdapat di Dar al-Kutub al-Misriyyah (Mesir). Dua naskah lainnya
masing-masing terdiri atas dua dan tiga jilid serta terdapat di
perpustakaan Universitas Al-Azhar.
3. Tafsir Alquran al-Adzhim

12

Tafsir Alquran al- Adzhim disusun oleh Ibnu Kasir. Kitab ini
merupakan kitab tafsir riwayat yang sangat populer dan
dipandang sebagai kitab tafsir terbaik kedua setelah kitab tafsir
at-Thabari. Ibnu Kasir menafsirkan ayat Alquran berdasarkan
hadis Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam yang dilengkapi dengan
sanad dan sedikit penilaian terhadap rangkaian sanad hadis.
Beliau menempuh metode tafsir bil matsur dan benar-benar
berpegang padanya. Ini diungkapkan sendiri oleh beliau dalam
muqaddimah tafsirnya : bila ada yang bertanya, apa metode
penafsiran yang terbaik? Jawabannya, metode terbaik ialah
dengan menafsirkan Al-Quran dengan Al-Quran. Sesuatu yang
global di sebuah ayat diperjelas di ayat lain. Bila engkau tidak
menemukan penafsiran ayat itu, carilah di As-Sunnah karena ia
berfungsi menjelaskan Al-Quran. Bahkan Imam SyafiI
menegaskan bahwa semua yang ditetapkan oleh Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wa Sallam, itulah hasil pemahaman beliau
terhadap Al-Quran.
4. Ad-Durr al-Mansur fi at-Tafsir al-Ma'tsur
Ad-Durr al-Mansur fi at-Tafsir al-Ma'tsur karya as-Suyuti
terdiri atas enam jilid. Ia menyebutkan, kitab tafsir ini berisi
penafsiran Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam. Di dalamnya,
terdapat sepuluh ribu hadis, baik yang marfu' maupun yang
mauquf (yang disandarkan kepada sahabat). Uraian dalam tafsir
dikaitkannya pula dengan masalah kebahasaan, seperti i'rab,
balagah, dan badi' (keindahan susunan kata Alquran). Tafsir ini
pada dasarnya adalah ringkasan dari kitab Tarjuman Al-Quran
yang beliau karang sendiri. Beliau bermaksud meringkas hadishadis dengan hanya menyebutkan matannya saja tanpa
menyertakan sanad yang panjang. Ini untuk menghindari

13

kebosanan. Imam As-Suyuthi menulis tafsir ini dengan mengutip


riwayat-riwayat dari Al-bukhari, Mulim, An-NasaI, At-Tirmizi, Abu
Daud, Ibnu Jarir, Ibnu Hatim dan lain-lain. Namun beliau tidak
memilah antara riwayat shahih dan dhaif bahkan mencampur
keduanya. Padahal beliau terkenal sebagai ahli riwayat dan
sangat memahami seluk beluk ilmu hadis. Sehingga terkesan
aneh bila kemampuan tersebut tidak dioptimalkan dalam tafsir
ini. Namun berbeda dengan kitab tafsir lainnya, tafsir ini
merupakan satu-satunya tafsir bil matsur yang hanya memuat
hadits-hadits saja.
5. Tafsir al Baghawy
Tafsir ini dinamakan dengan Maalimut tanzil al Baghawi,
karya Abu Muhammad al Husain ibn Masud al Baghawy asysyafii seorang ulama terkemuka didalam bidang tafsir dan
hadits. Tafsir ini adalah salah satu dari tafsir yang menerangkan
arti ayat dengan riwayat riwayat yang diterima dari para sahabat
dan para tabiin, sayangnya tidak menyebutkan sanad sanad dan
riwayat itu.

Anda mungkin juga menyukai