Anda di halaman 1dari 7

Pelajaran 5

Abu Bakar As-Shiddiq Sang Pembenar

Bagaimana pendapatmu ?

Apakah perbuatan anak yang kamu amati terpuji? Apakah kamu pernah
melakukannya?
Bagaimana perasaanmu?

Suka menolong adalah perbuatan yang baik, bukan? Hal itulah yang gemar
dilakukan oleh sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Abu Bakar Ash-Shiddiq adalah sahabat yang paling dekat dengan nabi Muhammad
saw. Ia termasuk pemeluk Islam yang paling awal (As-sabiqunal awwalun). Dengan
keluhuran kepribadian dan kegigihan perjuangannya, beliau berhasil mengajak
beberapa sahabat masuk Islam. Ia berhasil membawa kemajuan Islam. Ia telah
mengusahakan pengumpulan al-Quran dan melakukan penumpasan terhadap nabi-
nabi palsu. Kepribadian dan perjuangannya patut dicontoh setiap pemimpin. Nilai positif
dari sikapnya patut dimiliki setiap muslim. Mari kita pelajari kisah tentang Abu Bakar
dalam uraian di bawah ini.
A. Riwayat dan Silsilah Abu Bakar As-Shiddiq
Abu Bakar As-Shiddiq adalah sahabat Nabi Muhammad saw. yang berperan besar
dalam pengembangan Islam. Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Abi Quhafah bin
Amr bin Ka’ab bin Saad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib al Quraisy at-
Tamimi. Garis keturunannya bertemu dengan Rasulullah pada kakeknya yang bernama
Murrah. Ia biasa dipanggil Abu Ka’bah. Setelah masuk Islam, Rasulullah mengganti
namanya menjadi Abdullah. Nama Abu Bakar diberikan Rasulullah karena putrinya
bernama Aisyah dinikahi oleh beliau.

Abu Bakar seorang keturunan bani Taim atau bani Tamim. Suatu golongan rakyat
biasa. Namun demikian, Abu Bakar tampil sebagai sosok yang berpengaruh dalam
perjuangan Rasulullah saw. Abu Bakar as-Shiddiq lahir pada tahun 573 M. Ia memiliki
dua julukan yaitu Atiq dan As-shiddiq. Atiq berarti tampan atau suci. Gelar itu diberikan
karena paras mukanya yang menawan dan jiwanya yang suci karena tidak pernah
menyembah berhala selama masa Jahiliah. Gelar As-shiddiq diberikan kepada Abu
Bakar karena ia selalu mempercayai setiap ucapan yang disampaikan oleh Rasulullah
saw.

Abu Bakar As-Shiddiq termasuk sahabat yang memeluk Islam pertama. Abu Bakar
berkata ”Saya bersaksi bahwa engkau adalah seorang yang benar dan terpercaya. Saya
bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Muhammad
adalah Rasulullah”. Sewaktu Rasulullah menyampaikan berita mengenai Isra’ dan Mikraj,
Abu Bakar langsung mempercayainya. Meskipun kaum Quraisy tidak percaya, bahkan
menertawakan beliau dan menuduhnya mengarang cerita yang bukan-bukan. Abu Bakar
selalu mengatakan, “jika Rasulullah yang mengatakan maka ucapan itu pasti benar”.

Abu Bakar senantiasa taat dan setia kepada Rasulullah. Ketika Rasulullah meminta
untuk menemani hijrah ke Madinah, maka ia menaatinya, meskipun akan menghadapi
berbagai kesulitan dan ancaman. Ketika Rasulullah saw. menunjuknya sebagai imam
salat ia pun mematuhinya. Abu Bakar berhasil menenangkan kaum muslimin ketika
Rasulullah wafat. Dengan tenang dan bijak ia mengatakan bahwa nabi Muhammad saw.
hanya manusia biasa yang pasti mati, akan tetapi kematiannya tidak berarti kematian
ajaran-ajarannya. Islam tetap hidup, bahkan harus dipertahankan selama nyawa masih
melekat di badan.

Melalui dakwahnya banyak kaum Quraisy yang memeluk Islam seperti Usman bin
Affan, Zubair bin Qwwam, Abdurrahman bin Auf, Saad bin Waqqas, dan Thalhah bin
Ubaidillah. Meskipun dari kelompok orang biasa, Abu Bakar dapat berhasil menjadi orang
yang sukses. Menjadi khalifah pemimpin agama dan pemimpin negara yang, jujur, bijak
dan adil.

B. Kepribadian Abu Bakar As-Shiddiq


Abu bakar sudah lama bersahabat dengan Rasulullah saw.. Kepribadiannya sangat
mulia. Sejak anak-anak ia terkenal berkemauan keras. Ia terkenal sangat tegas, jujur,
sangat bijaksana dan berhati-hati. Ia seorang yang sederhana, tidak suka berfoya-foya
dan hidup mewah , tidak pernah mabuk, tidak menyembah berhala, dan tidak menyakiti
orang lain.
Setelah dewasa Abu Bakar bekerja sebagai pedagang. Ia termasuk pedagang yang
rajin dan sangat jujur. Kejujuran dan ketulusannya membuatnya menjadi saudagar yang
kaya raya. Ia memiliki wawasan dan pengetahuan yang sangat luas, karena
banyak bergaul dengan orang-orang di luar sukunya. Oleh karena itu ia sangat mudah
menerima ajaran agama Islam.
Setelah masuk Islam, kekayaannya banyak digunakan untuk membiayai dakwah
nabi saw. Ia suka menolong dan sangat peduli terhadap para sahabat. Karena
kepribadiannya, banyak orang yang menyukainya dan berteman baik dengannya.

C. Perjuangan Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq dalam Berdakwah


Setelah dipercaya oleh kaum muslimin sebagai khalifah, Abu Bakar segera memulai
pekerjaanya. Ia menjadi Khalifah selama 2 tahun lebih 3 bulan. Meskipun tidak lama
memimpin, namun ia sangat berjasa dalam mempertahankan persatuan umat Islam dari
ancaman perpecahan. Selama menjadi khalifah, Abu Bakar melakukan beberapa hal
sebagai berikut:
1. Menyadarkan Kaum Murtad dan Nabi Palsu

Bagaimana Abu Bakar As-Shiddiq menyadarkan kaum murtad dan nabi palsu?
Setelah nabi saw. wafat, banyak suku yang memberontak . Mereka tidak lagi tunduk
dan taat kepada Khalifah yang menggantikan Rasulullah. Banyak orang yang
menyatakan keluar dari Islam (murtad). Golongan yang murtad ini berasal dari bani Asad,
bani Ghatafan, daerah Bahrain, Amman, Najir, dan Yamamah. Mereka meninggalkan
salat, tidak membayar zakat, dan tidak menunaikan ibadah haji. Selain itu, banyak yang
mengaku-ngaku sebagi nabi palsu seperti Aswad Al-Insan, Tulaihah bin Khuwailid,
Sajahah al-Tamimiah, dan Musailamah al-Kazzab.

Untuk menyadarkan kaum murtad dan para nabi palsu , Khalifah Abu Bakar
menyusun sebelas pasukan yang dipimpin oleh seorang panglima perang. Mereka
adalah:

a. Khalid bin Walid mengahadapi nabi palsu Tulaihah bin Khuwailid dan pemberontak
Malik bin Nuwairah.

b. Ikrimah bin Abu Jahal mengahadapi Musailamah al-Kazzab di Yamamah.

c. Syurahbil sebagai panglima pasukan cadangan.

d. Muhajir bin Umayyah menghadapi nabi palsu Aswad al-Insan di Yaman.

e. Huzaifah bin Muhsin Al-Galfani dikirim ke Daba dan Oman.

f. Arfajah bin Hartsamah ditugakan memerangi pembangkang di negeri Murah.

g. Suwaid bin Muqarin mengamankan daerah Tihamah.

h. Al-Ula bin Hadhrami mengamankan daerah Bahrain.

i. Amru bin Ash diutus mengahadapi suku Khuza’ah dan Wadi’ah.

j. Khalid bin Said menghadapi pemberontak Irak dan Suriah.

k. Thuraifah bin Hajiz menghadapi kaum murtad dari suku Hawazin dan Tsaqif di
Thaif.

Abu Bakar berpesan kepada setiap panglima pasukan agar mengajak kaum murtad
untuk kembali kepada agama Allah dan patuh kepada khalifah. Jika mereka menerima
ajakan ini, maka mereka tidak akan diperangi. Tetapi, apabila membangkang mereka
akan berhadapan dengan pasukan Islam sampai mereka kembali kepada agama Allah
dan tunduk kepada khalifah. Betapa mulianya Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq. Disiplin
dan tanggung jawab dalam menegakkan ajaran agama. Santun dan peduli dalam
memimpin negeri.

2. Menyadarkan Orang yang Tidak Membayar Zakat

Mengapa Khalifah Abu Bakar menyadarkan orang yang tidak membayar zakat?

Mengeluarkan zakat adalah kewajiban agama. Harta zakat yang terkumpul harus
diberikan kepada orang yang berhak menerimanya. Setelah Rasulullah wafat, banyak
orang yang enggan membayar zakat. Abu Bakar merasa khawatir jika satu kewajiban
agama mulai ditinggalkan, maka tidak mustahil kewajiban agama lainnya akan
ditinggalkan juga. Seperti salat dan puasa. Untuk itu harus segera diatasi.

Bagaimana kebijakan Abu Bakar dalam mengelola zakat?

Khalifah Abu Bakar berlaku sangat adil dalam melakukan penarikan dan pemberian
harta zakat. Ia tidak membedakan latar belakang dan status seseorang. Pada
waktu beliau menerima harta kekayaan yang berlimpah dari negeri-negeri yang berhasil
ditaklukkan oleh kaum muslimin, beliau memberikan harta tersebut dengan pembagian
yang sama. Dengan bijak beliau pernah menolak usulan Umar bin Khattab agar kaum
muslimin yang terdahulu diberi keistimewaan dari pada para mualaf. Dengan santun ia
berkata ”Aku sadar sepenuhnya tentang kehebatan dan keunggulan orang-orang yang
engkau sebutkan tetapi hal itu akan dibalas oleh Allah swt.. Tetapi ini adalah masalah
penghidupan, di mana persamaan lebih baik dari pada pengistimewaan”.

Apa tujuan Khalifah Abu Bakar dalam mengelola zakat?

Abu Bakar ingin menciptakan kesejahteraan di antara masyarakat. Dia tidak


menghendakai adanya jurang pemisah yang dalam antara golongan yang kaya dan yang
miskin. Prinsip ini tidak berarti melarang seseorang untuk memiliki harta kekayaan. Beliau
ingin menjadikan kesejahteraan dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat, sebagaimana
yang diajarkan oleh Rasulullah saw..

3. Memperluas Wilayah Kekuasaan Islam

Setelah berhasil mengatasi pemberontakan kaum murtad dan para nabi palsu,
khalifah Abu Bakar mulai mempersiapkan pasukannya untuk memeperluas wilayah
kekuasaan Islam. Tujuannya untuk menyiarkan Islam keluar Jazirah Arab dan melindungi
kaum muslimin dari kekuatan yang dapat mengancam keamanan mereka.

Ada dua kerajaan besar di luar Islam yang dimungkinkan akan mengganggu kaum
muslimin, yaitu Persia dan Romawi Timur. Untuk itu, Khalifah Abu Bakar berniat untuk
menundukkan salah satu dari dua kerajaan tersebut. Sebelumnya, Abu Bakar telah
mengirim pasukan di bawah pimpinan Usamah bin Zaid ke Syiria. Pasukan Usamah
dapat menundukan Syiria hanya dalam waktu 40 hari. Kemudian Abu Bakar menyiapkan
pasukan untuk menundukan daerah Persia. Pada bulan Muharram tahun 12 H/633 M, di
bawah panglima perang muda bernama Musanna bin Harisah al-Syaibani dan Khalid bin
Walid pasukan muslim berhasil merebut kota Ubbulla di pantai teluk Persia dan
menewaskan panglima Hormuz.

Khalifah Abu Bakar juga membentuk pasukan baru di bawah panglima Iyad bin
Ganam. Pasukan ini berhasil menguasai daerah Dzumatul Jandal dekat Suriah, kerajaan
Hirah di wilayah Irak, dan daerah-daerah lain di sekitar wilayah itu. Khalifah Abu Bakar
juga berusaha menundukkan kekuasaan kekaisaran Romawi Timur di Suriah dan
Palestina. Di bawah komando panglima perang seperti Abu Ubaidah bin Jarrah, Amr bin
Ash, Syurahbil bin Hasanah, Yazid bin Abu Sufyan pasukan muslim berhasil
menundukkan Suriah dan Palestina.

Kaisar Romawi yang bernama Heraklius berusaha menghadapi gerakan pasukan


Islam. Pada bulan Jumaidil akhir tahun 13 H/Agustus 634 M terjadi perang antara
pasukan Islam dengan pasukan Romawi. Pasukan Romawi berjumlah 240.000 prajurit.
Sedangkan, pasukan Islam hanya berjumlah 40.000 tentara. Perang ini disebut perang
Yarmuk karena terjadi di daearh Yarmuk. Saat perang berkobar , datang berita wafatnya
khalifah Abu Bakar. Kekhalifahan dilanjutkan Umar bin Khattab yang terpilih sebagai
Amirul Mukminin.

4. Mengumpulkan Mushaf Al-Qur’an

Mengapa dilakukan pengumpulan al-Qur’an?


Akibat perang banyak korban jiwa berguguran. Banyak di antara mereka para
penghafal al-Qur’an. Hal itu tentu dapat membahayakan keberadaan al-Qur’an. Al-
Qur’an menjadi mungkin tidak dikenal oleh umatnya.

Dalam keadaan seperti itu Umar bin Khatab mengusulkan kepada Khalifah Abu
Bakar untuk mengumulkan al-Qur’an. Pada mulanya Khalifah Abu Bakar menolak usulan
Umar sebab pengumpulan al-Qur’an belum pernah dilakukan pada masa hidup
Rasulullah saw.. Umar terus mendesak Khalifah Abu Bakar agar segera melakukan
pengumpulan al-Qur’an. Akhirnya, Khalifah Abu Bakar menyetujui usulan tersebut.

Bagaimana pengumpulan Al-Qur’an dilakukan?

Abu Bakar kemudian menunjuk Zaid bin Tsabit sebagia panitia pengumpulan al-
Qur’an. Karena Zaid bin Tsabit adalah seorang pemuda yang telah ditunjuk oleh nabi
Muhammad saw. sebagai salah seorang pencatat wahyu. Selain itu Zaid juga telah
menghafal al-Qur’an dengan baik. Zaid kemudian mengumpulkan tulisan baik yang
tertulis pada kertas , kulit atau tulang binatang, pelepah kurma, tanah keras, maupun dari
hafalan para sahabat. Untuk membuktikan bahwa apa yang dikumpulkannya adalah
benar-benar wahyu, ia memperkuat dengan kesaksian dua orang muslim.

Akhirnya, Zaid bin Tsabit mampu menulis ulang al-Qur’an dalam lembaran-
lembaran kertas secara utuh (mushaf). Dia kemudian meyerahkan mushaf Al-Qur’an
yang telah dibukukan itu kepada khalifah Abu Bakar dan menyimpannya di rumah
Khalifah hingga beliau meninggal dunia. Demikian semangat Abu Bakar As-Shiddiq
dalam membela dan memperjuangkan kebenaran agama Allah dan kemajuan umat.

Anda mungkin juga menyukai