Anda di halaman 1dari 15

ANATOMI AL-QUR'AN (SURAT, AYAT DAN ORNAMEN)

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok


Mata Kuliah: Ulumul Qur'an
Dosen Pengampu: Muhammad Akbar Rosyidi Lc. M.Ag

Disusun Oleh:
KELOMPOK X SEM.III/IAT C

Nur Rahmah A.Aziz (0403202091)


Aisyah Faradilla (0403202081)
Al Fiqri Ardiansyah (0403202128)

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI ISLAM


JURUSAN ILMU AL-QUR'AN DAN TAFSIR
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada allah yang maha esa, karena atas berkat
dan limpahan rahmatnya maka kami boleh menyelesaikan sebuah karya tulis dengan tepat
waktu. Sholawat merangkai kan salam tak lupa kita haturkan dari lisan kita untuk
mengucapkannya. Semoga dengan kita banyak mengucapkan kita masuk dalam golongan
orang-orang yang mendapat syafaat dari nabi muhammad saw di akhirat kelak. Amin ya
rabbal alamin.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah bentuk tanggung jawab kami untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah ulum alquran. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang "anatomi alquran" bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu memohon maaf dan mohon pemakluman bila
mana isi makalah ini ada kekurangan dan dalam penulisan nya.

Medan, 26 sep 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................. 4
C. Tujuan.................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................ 5
A. Apa Itu Al-Qur'an .................................................................................................. 5
B. Definisi Al-Qur'an................................................................................................... 5
C. Definisi Juz.............................................................................................................. 7
D. Definisi Surah......................................................................................................... 7
E. Definisi Ayat........................................................................................................... 7
F. Sejarah Perkembangan Ornamen Al-Qur'an (Syakal,Titik,Tanda Ayat,Hizb
Dan Ruku')............................................................................................................... 7
G. Perbedaan Pendapat Ulama Tentang Susunan Surat Dan Ayat.............................. 8
H. Penamaan Surah...................................................................................................... 9
I. Klasifikasi Surat...................................................................................................... 9
J. Jumlah Ayat,Kalimat Dan Huruf.............................................................................. 9
BAB III PENUTUP........................................................................................................ 11
A. Kesimpulan............................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 12

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Nabi muhammad tidak kembali ke rahmatullah melainkan alquran seluruhnya telah
ditulis, hanya saja belum terkumpul dalam suatu mushaf dan tidak pada satu tempat
(penulisan). Alquran pada waktu itu masih di tangan para sahabat dan mereka membacakan
nya di hadapan rasulullah tulisan ayat-ayat yang mereka miliki di masa rasulullah masi hidup.
Sejarah telah mencatat, bahwa sarana yang digunakan oleh para sahabat untuk menulis
ayat-ayat al-quran itu dengan menggunakan sarana: ujung pelepah kurma (al-usb), batu-batu
tipis (al-lakhaf), kulit binatang atau pohon (ar-riqa'), pangkal pelepah kurma yang tebal (al-
karanif), tulang belikat yang telah kering (al-akhtaf), kayu tempat duduk pada unta (al-aktab),
tulang rusuk binatang (al-adhla). Beberapa bagian alquran telah dikodifikasikan pada benda
yang bermacam-macam yang mudah didapat pada waktu itu.
Praktik yang bisa berlaku di kalangan para sahabat tentang penulisan alquran,
menyebabkan nabi muhammad melarang para sahabat menulis sesuatu darinya kecuali
alquran. Maka apabila ada sahabat yang menulis sesuatu ataupun ungkapan dari nabi
muhammad selain dari alquran, maka harus dihapus. Hal ini dikarenakan agar tidak
tercampur antara ungkapan nabi (hadits) dengan alquran.
Rasulullah telah mengangkat pada penulis wahyu al quran dari sahabat-sahabat
terkemuka. Seperti Ali, Muawiyah, Ubay ibn ka'ab dan zaid ibn tsabith. Bila ada ayat yang
turun, Nabi muhammad memerintahkan mereka menuliskan nya serta menunjuk posisi
tempat ayat tersebut dalam surah, sehingga penulisan pada lembaran itu membantu para
sahabat dalam menghafal alquran. Di samping itu sebagian sahabat pun menuliskan alquran
yang turun itu atas kemauan mereka sendiri, tanpa diperintahkan oleh nabi. Zaid bin tsabith
berkata, " kami menyusun alquran di hadapan rasul rumah pada kulit binatang".1
Ini menunjukkan betapa besar kesulitan dan dipikul pada sahabat dalam menulis
alquran. Alat-alat tulis tidak tersedia bagi mereka selain sarana-sarana tersebut. Dengan
demikian, penulisan alquran semakin menambah daya ingat hafalan para sahabat. Pada masa
rasulullah hanya ada dua genre tulisan yang benar-benar digunakan masyarakat arab pada
waktu itu, yaitu Musnad dan Nabthi. Rasulullah wafat di saat alquran telah dihafal dan
tertulis dalam susunan ayat-ayat dan surah-surah dipisah- pisahkan, atau di tertibkan ayat-
1
Fadzil Ammar, Anatomi Al-quran, Batu caves selangor, PTS Islamika,2007

1
ayat nya saja dan setiap surah berada dalam satu lembaran secara terpisah dalam 7 huruf,
tetapi alquran belum dikumpulkan dalam satu mushaf yang menyeluruh (lengkap). Apabila
ada wahyu yang turun, maka segera dihafal oleh para qurro' dan ditulis, tetapi pada saat itu
belum diperlukan membukukan nya dalam satu mushaf sebab nabi masih selalu menanti
turunnya wahyu dari waktu ke waktu. Di samping itu terkadang pula terdapat ayat yang
menansikh (menghapus) sesuatu yang turun sebelumnya. Susunan atau tertib penulisan
alquran itu tidak menurut tertib nuzul nya, tetapi setiap ayat yang turun dituliskan di tempat
penulisan sesuai dengan petunjuk nabi muhammad.
Saat rasulullah wafat, sahabat Abu Bakar dilantik menjadi khalifah yaitu pada tahun ke-
11 hijriah. Pada zaman ini terjadi peperangan riddah antara tentara islam dan golongan yang
murtad. Tidak sedikit tentara islam yang hafal alquran gugur dalam peperangan. Menurut
sebuah riwayat jumlah yang wafat dari kalangan muslim yang syahid sebanyak 1.000 orang,
di antara yang syahid terdapat 70 orang qori' dan hafiz alquran dan ada yang berpendapat
lebih dari itu. Dan ini menimbulkan kekhawatiran di hati khalifah Abu bakar akan, akan
hilangnya quran.
Pada masa khalifah abu bakar sampai akhir masa kekhalifahan umar bin khattab, kedua
khalifah tersebut berusaha mengumpulkan tulisan alquran daripada sahabat. Karena semakin
berkurangnya penghafal al-quran, inilah yang menjawab kan alquran berusaha dikumpulkan.
Pengumpulan ini bukan pengumpulan al-quran untuk ditulis dalam satu mushaf, tetapi
sebentar mengumpulkan lembaran-lembaran yang telah ditulis di hadapan rasulullah,
kedalam satu tempat.
Setelah Umar ibn khattab wafat jabatan khalifah digantikan khalifah utsman bin affan,
yang menjabat selama 12 tahun. Ketika khalifah utsman melakukan ekspansi penyebaran
agama islam di wilayah-wilayah yang baru ditaklukkan oleh usman bin affan, ada sahabat
nabi yang bernama Huzaifah ibn al-yaman terkejut melihat terjadi perbedaan dalam membaca
alquran. Huzaifah melihat penduduk syam membaca alquran dengan bacaan ubay ibn ka'ab.
Mereka membacanya dengan sesuatu yang tidak pernah didengar oleh penduduk irak. Begitu
juga ia melihat penduduk irak membaca alquran dengan bacaan abdullah ibn mas'ud, sebuah
bacaan yang tidak pernah didengar oleh penduduk syam, implikasi dari fenomena ini adalah
adanya peristiwa saling mengkafirkan diantara sesama muslim. Perbedaan tersebut juga
terjadi antara penduduk kuffah dan basrah.
Melihat realita tersebut, khalifah usman bin affan melakukan penyeragaman alquran.
Melalui kebijakan ini, khalifah utsman berhasil menghapus perbedaan versi bacaan alquran

2
dan menyusun mushaf alquran dengan bacaan standar, kelak mushaf inilah yang dikenal
dengan sebutan mushaf utsmani. Oleh karena itu, mushaf
utsmani telah berhasil mengeluarkan umat islam dari kemelut yang disebabkan oleh
perbedaan qiroat. Pada masa pemerintahan khalifah ali bin abi tholib tidak ada perubahan
terhadap mushaf utsmani.
Mushaf usmani, ditulis dengan metode, pola penulisan dan kaidah-kaidah penulisan
adalah ditetapkan oleh hanifah usman bin affan, bahkan setelah mushaf di kodifikasi, khalifah
utsman membuat standarisasi, berupa persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi ketika
mushaf yang sudah dikodifikasi akan disebarkan ke daerah-daerah yang telah memeluk
agama islam. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir kesalahan-kesalahan dalam penulisan
alquran. 2
Walaupun alquran telah dikodifikasi akan tetapi wujud serta bentuk penulisan
alquran mushaf utsmani tidaklah sebagaimana wujud dalam bentuk tulisan alquran yang
dikenal sekarang ini. Huruf alquran dalam mushaf usmani tidak mengenal adanya tanda
syakal (harakat), seperti tanda kasrah, dammah dan fathah, seperti titik 1 di bawah untuk
huruf ba', titik dua di bawah untuk huruf ya', titik 3 di atas seperti huruf tsa, titik 1 di bawah
untuk huruf jim, titik 1 di atas untuk huruf kho', dan lain-lain.
Hal ini dikarenakan tanda-tanda huruf seperti itu belum dikenal pada waktu itu oleh
umat muslim, namun pada sahabat nabi dan kaum muslimin waktu itu dapat membaca
alquran dengan benar berdasarkan instink (fitrah, kebanyakan mereka berasal dari kalangan
keluar arab, bahkan gharuzah) mereka. Akan tetapi di saat islam tersebar ke berbagai daerah
serta adanya perpaduan antara masyarakat arab dan non arab, maka pembubuhan tanda-tanda
baca dan tanda-tanda huruf dalam penulisan alquran mulai dirasakan penting seperti mulai
diupayakan.
Pada waktu itu banyak di kalangan umat islam yang salah dalam membaca alquran.
Pertama, karena dalam mushaf usmani tidak menggunakan syakal dan titik pada hurufnya
serta sehingga kalangan umat islam non arab pada waktu itu susah dalam membaca alquran.
Kedua, mushaf utsmani ditulis dengan menggunakan khat kufi klasik yang tidak bersambung
dan sukar untuk dibaca. Ketiga, ketika islam melakukan ekspansi ke berbagai wilayah yang
mengakibatkan semakin banyaknya pengguna islam tidak hanya dari kalangan arab, akhirnya
orang-orang non arab tidak bisa membaca alquran dengan baik dan benar.
2
Prof.Dr. H. Rosihon Anwar, M.Ag, Pengantar Ulumul Qur'an Edisi Revisi, Bandung,
CV.Pustaka Setia,2018

3
Alquran yang telah selesai dikodifikasi itu, kemudian hasil salinan mushaf tersebut
dikirim ke kota-kota besar seperti kuffah, bashrah, mesir, syam dan yaman. Usman
menyimpan satu mushaf untuk disimpan di madinah yang belakangan kemudian disebut
dengan mushaf al-imam. Tindakan usman untuk menyalin dan menyatukan mushaf berhasil
meredam perselisihan di kalangan umat muslim sehingga ia menuai berbagai pujian dari umat
islam baik dulu hingga sekarang, sebagaimana khalifah pendahulunya aku bakar yang telah
berjasa mengumpulkan alquran. Walaupun mushaf utsmani tidak ada tanda titik dan tanda
bacanya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Itu Al-quran?
2. Apa Itu Definisi Al-quran?
3. Apa Itu Definisi Juz?
4. Apa Itu Definisi Surah?
5. Apa Itu Definisi Ayat?
6. Apa Itu Sejarah Perkembangan Ornamen Alquran?
7. Apa Itu Perbedaan Pendapat Ulama Tentang Susunan Surat Dan Ayat?
8. Apa Itu Penamaan Surah?
9. Apa Itu Klasifikasi Surah?
10. Apa Itu Jumlah Ayat,Kalimat Dan Huruf?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini dibuat yaitu:
1. Agar mengetahui apa itu Alquran
2. Agar mengetahui definisi Alquran
3. Agar mengetahui definisi juz
4. Agar mengetahui definisi surah
5. Agar mengetahui definisi ayat
6. Agar mengetahui perbedaan pendapat ulama tentang susunan surah dan ayat
7. Agar mengetahui penamaan surah
8. Agar mengetahui klasifikasi surah
9. Agar mengetahui jumlah ayat, kalimat dan huruf.
BAB II
PEMBAHASAN

4
A. Apa itu Al-Quran
Al-Quran adalah suatu himpunan mesej yang dinamakan wahyu daripada Allah
kepada utusannya, Nabi Muhammad bagi disampaikan kepada seluruh manusia. Al-Quran
adalah siri terakhir rangkaian wahyu daripada Allah bagi manusia. Allah menentukan Nabi
Muhammad adalah utusannya yang memikul tanggung jawab menyampaikan al-Quran
kepada manusia. Dia(Alah) mensyariatkan bagi kamu agama yang diwasiatkannya kepada
Nuh dan apa yang kami wahyukan kepadamu dan apa yang kami wasiatkan kepada Ibrahim.
Musa dan Isa. iya itu "Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya"
(Surah Al-Syura ayat 13).3
Al-Quran adalah sumber utama kepada ajaran Islam. la mengandung penyelesaian
kepada masalah-masalah yang menghantui berbagai kehidupan manusia. Contohnya, Al-
Quran mengandung penyelesaian bagi masalah rohani, jasmanı, sosial, ekonomi dan politik
dengan penyelesaian yang bijaksana. Ini kerana, Al-Quran itu datang daripada Allah yang
bersifat maha bijaksana dan maha mengetahui. Panduan daripada Al-Quran melampaui
sempadan masa dan geografi serta tidak membedakan antara warna kulit dan bangsa manusia.
la didatangkan oleh Allah kepada semua manusia. Manusia yang beriman dengan Al-Quran
dipanggil Muslim dan Mukmin. Manusia selamat daripada ke gelisahan yang mengganggu
hati dan akhlaknya hanya dengan mengikuti ajaran Al-Quran sepenuhnya.4
"Siapa yang mengikuti petunjukku, maka dia tidak sesat dan celaka. Dan siapa yang
berpaling dari peringatanku maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit dan kami
menghimpunkan nya pada Hari Kiamat dalam keadaan buta." (Surah Toha ayat 123 dan 124).

B. Definisi Al-Quran
Al-Quran dikhususkan sebagai nama bagi wahyu ataupun kitab yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad. Ilmuwan Islam berbeda pendapat dalam membincangkan asal per-
kataan al-Quran, Golongan pertama menyatakan ia berasal daripada suatu perkataan tetapi
mereka berbeda pendapat pula mengenai perkataan itu. Ada yang menyatakan ia daripada
perkataan qara'a yang bererti mengumpul dan menghimpunkan huruf-huruf dan kata-kata
dalam suatu ucapan yang tersusun rapi. Di sini ia serupa dengan perkataan qiraat yang
3
Prof.Dr.H.Amroeni Drajat, M.Ag, Ulumul Qur'an pengantar ilmu-ilmu Al-Qur'an,
Jakarta,Kencana,2017
4
Shihab M.Quraish,Sejarah dan ulum Al-Qur'an,Jakarta,Pustaka firdaus,2001

5
bermaksud bacaan. Kesan daripada pendapat ini, huruf nun (n) pada perkataan al-Quran
adalah satu tambahan. Pendapat kedua adalah al-Quran berasal daripada perkataan qorana
yang bermaksud menghubungkan sesuatu dengan yang lain. Oleh itu, huruf nun pada al-
Quran adalah asli. Manakala golongan kedua yang membincangkan asal perkataan al-Quran
berpendapat, perkataan al-Quran adalah asli dan tidak berasal daripada mana-mana perkataan.
Ia adalah satu nama khas yang diberikan oleh Allah bagi wahyu yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad. Antara yang berpegang dengan pendapat ini adalah Imam Shafie. Pemilihan
nama al-Quran ini samalah seperti penggunaan Taurat kepada Musa dan Injil kepada Isa.
Orang awam mungkin mengatakan al-Quran itu adalah yang ada di dalamnya ayat-ayat
daripada perkataan bahasa Arab. Ada yang mungkin menyatakan ia adalah buku suci
daripada Allah. Mungkin ada yang mendefinisikan sebagai buku yang dimulaikan dengan
bismillahirahmanirrahim. Al- hamdulillahirahbıl'alamin. Namun begitu, definisi yang jelas
pada al-Quran dilakukan bagi membedakannya daripada bentuk-bentuk wahyu yang lain
seperti buku-buku dahulu yaitu Taurat dan Injil serta bagi membedakannya daripada kata
nabi.5
Walau bagaimanapun, bagi memenuhi definisi ilmiah, para intelektual Islam coba
memberikan definisi khusus bagi al-Quran. Ini adalah satu usaha yang tidak mudah karena al-
Quran dapat dilihat daripada berbagai sudut. Oleh itu, bagi mencari satu takrif yang lengkap
yang dapat menerangkan dengan sempurna pengertian al-Quran, maka perlu dimasukkan ke
dalam definisi itu segala ciri ataupun sifat yang apabila disebut, tergambar dalam fikiran
apakah itu Al-quran. Definisi ilmiah Al-quran perlu dibuat bagi membedakan ia daripada
yang lain. Oleh itu, Al-quran diartikan sebagai "perkataan" ataupun kata-kata daripada Allah
dalam bahasa arab bersifat mu'jiz (ajaib) yang diturunkan atau diberikan kepada nabi
Muhammad melalui malaikat jibril disampaikan kepada manusia secara teratur,
pembacaannya adalah ibadah, bermula dengan surah Al-fatihah dan berakir dengan surah An-
nas.

C. Definisi Juz
Juz adalah pembagian al-Quran yang masing-masing memiliki panjang dan jumlah baris
yang sama. Satu juz adalah satu per tigapuluh al-Qur’an. Pembagian dalam juz berfungsi

5
Al-Askari,Murthada, Al-mushalahat al-islamiyah, Beirut: Penerbit al-majma' al-'Ali li
ahl al-Bait,2010

6
membantu mereka yang ingin membagi bacaanya untuk menghatamkannya selama satu bulan
dan untuk memudahkan dalam pengaksesan, pelacakan dan penghafalan al-Qur’an.

D. Definisi Surat
Surat atau surah di dalam al-Qur’an secara etimologi adalah al-‘uluw wa al-makanah al-
rafi’ah, artinya ketinggian atau derajat yang tinggi. Kata itu digunakan untuk pengistilahan
surat karena ia adalah kumpulan dari kalam Allah yang memiliki derajat dan kedudukan yang
tinggi dan mulia.
Surah secara istilah adalah bagian dari al-Qur’an yang diawali dengan lafadz basmalah,
kecuali surat al-Bara’ah / at-Taubah. Surat adalah kumpulan dari ayat-ayat Qur’an yang
memiliki permulaan dan akhiran.

E. Definisi Ayat
Ayat secara etimologi adalah tanda yang jelas, dan penunjuk kepada maksud yang
rasional. Ayat di dalam al-Qur’an juga bermakna; mukjizat, alamat, penunjuk, keterangan,
pelajaran (‘ibrah) dan bagian dari surat itu sendiri.
Ayat secara istilah adalah satu kalimat (kata) atau lebih yang memiliki pemisah atau fashl
antara sebelum dan sesudahnya, dan ia adalah konten dari surat tertentu. Ayat juga dapat
didefinisikan sebagai “sejumlah kalam Allah yang tersusun di dalam suatu surat di dalam al-
Qur’an”.

F. Sejarah Perkembangan Ornamen Al-Qur'an (Syakal, Titik, Tanda Ayat, Hizb,


Ruku`, Dll).
Al-qur’an pada mulanya hanya tersusun dari huruf-huruf yang tidak menggunakan tanda
baca (harakat dan titik). Tanda baca dan titik itu baru diletakkan ke dalam al-qur’an pada
zaman tabi’in. pendapat yang paling masyhur adalah Abu Aswad Ad-duwali orang yg
pertama kali memberi tanda baca .
Pendapat lain mengatakan bahwa Nashr Bin ‘Ashim lah yang pertama kali memberi titik
dalam huruf al-qur’an, maka dari itu ia juga dijuluki dengan nashru huruf (penolong huruf).
Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah membaca al-Qur’an, khususnya bagi ummat Islam
non Arab, karena pada waktu itu Islam sudah menyebar di wilayah non Arab.
Hajaj Bin Yusuf At-tsaqofi adalah yg pertama kali membagi hizb berdasarkan huruf.
beliau wafat tahun (110 h).
1. khums’ pada setiap lima ayat di setiap surat.

7
2. ‘usyur pada akhir di setiap sepuluh ayat.
3. sebagian menulis pada tempat seperlimaan dengan menulis huruf ‘kho’ sebagai pengganti
kata ‘khumus’ dan menulis pada tempat sepuluh (ayat) dengan huruf ‘’ain’ pengganti kata
‘usyur’.

G. Perbedaan pendapat Ulama tentang Susunan Surat dan Ayat


Penyusunan ayat-ayat dalam suatu surat menurut az-zarkasyi dalam Al-burhan-nya adalah
penetapan nabi saw sendiri
Namun dalam penyusunan dan penentuan urutan surat-surat dalam al-Qur’an yang ada di
tangan kita sekarang, ada berbagai pendapat mengenai hal ini:
1. Pertama, penyusunan urutannya adalah tauqifi (baca: otoritas Nabi saw). Argumen yang
sering digunakan untuk memerkuat pendapat ini adalah Jibril as bertahap turun membawa
wahyu berupa ayat-ayat al-Qur’an kepada Rasulullah saw, dan dia menunjukkan kepada
beliau saw di mana ayat-ayat tersebut harus ditempatkan surat apa. Kemudian beliau saw
memerintahkan kepada para penulis wahyu untuk menulisnya pada tempatnya dan beliau
bersabda:”Tempatkan/letakkan ayat-ayat ini pada surat yang di dalamnya terdapat
penyebutan tentang ini dan itu, atau tempatkan ayat ini pada tempat anu.” Sebagaimana
beliau sampaikan juga kepada para sahabat.
2. Kedua, penyusunannya ditentukan oleh ijtihad para sahabat. Hal ini dibuktikan oleh
adanya berbagai mushaf yang ada ditangan sebagian sahabat yang berbeda-beda secara
penyusunannya. Seperti mushaf Ali yang ditulis berdasarkan urutan turunnya, ada juga
mushaf Ibn Mas’ud dan beberapa sahabat lainnya
3. Ketiga, bahwa penyusunan urutan surat di dalam al-Qur’an sebagian besarnya adalah
tauqifi (ijtihad Nabi saw), sebagian kecil diserahkan kepada ummatnya. Ini adalah
pendapat ulama yang cenderung kepada Abu Muhammad bin Athiyah, ia berkata: “Bahwa
sebagian besar surat telah diketahui melalui nabi saw seperti surat-surat as-sab’, ath-thul,
dan al-hawamim, dan al-fashl, adapun selain dari itu diserahkan kepada ummatnya.”

H. Penamaan Surat
Enam sebab dan modus penamaan surat:
1. Penamaan berdasarkan konten pembahasan utama di dalam sebuah surat. Misalnya
surat an-Nisa, al-Hajj, at-Tauhid, al-Anbiya’, al-Ahzab dan lain sebagainya.

8
2. Penamaan surat diambil dari nama para nabi atau tokoh yang ada dalam surat tersebut.
Seperti surat Muhammad, Nuh, Ibrahim, Yunus, Yusuf, Luqman, Maryam dan Ali
Imran.
3. Penamaan surat diambil dari huruf-huruf awal yang tertulis di awal surat. Seperti surat
Yasin, Qhaf, Shad, dan Tha Ha.
4. Penamaan surat diambil dari nama hewan, seperti al-Baqarah, an-Nahl, an-Naml dan
al-‘Ankabut.
5. Penamaan surat diambil dari salah satu Qasam Tuhan. Contohnya: al-Fajr, as-Syams,
adh-Dhuha, at-Tin dan al-‘Adiyat.
6. Penamaan surat diambil dari bagian terpenting dari konten surat. Seperti: al-Jumu’ah,
al-Waqi’ah, al-Fath, al-Hadid dan al-Muthaffifin.

I. Klasifikasi Surat
Secara umum, para ulama ilmu al-qur’an membagi surat-surat dalam al-qur’an menjadi
empat golongan:
1. as-sab’ ath-thiwal. ini adalah golongan tujuh surat yang paling panjang. tujuh surat
tersebut adalah: al-baqarah, ali-imran, an-nisa, al-ma’idah, al-an’am, al-a’raf, yunus.
2. al-mi’un. ini adalah golongan surat yang lebih pendek dari golongan sebelumnya. surat-
surat ini memiliki ayat yang lebih dari seratus ayat. surat-surat tersebt adalah: at-taubah,
an-nahl, hud, yusuf, al-kahfi, al-isra’, al-anbiya’, thaha, al-mu’minun, as-syu’ara dan ash-
shaffat.
3. al-matsaniy. surat-surat dalam golongan ini adalah surat yang jumlah ayatnya tidak lebih
dari seratus ayat, dan jumlahnya kira-kira dua puluh surat.
4. al-mufashshol. golongan surat ini terdiri dari surat-surat pendek, dinamakan seperti itu
karena banyaknya fashl atau potongan antara surat dengan basmalah

J. Jumlah Ayat, Kalimat, dan Huruf


1. Jumlah ayat dalam al-qur’an adalah 6236 ayat, ini adalah pendapat hamzah bin habib
yang diklaim bersumber dari ibn abu layl dari abu ‘abdurrahman as-sulami dari imam
ali.
2. Adapun beberapa pendapat lainnya adalah berjumlah 6000 ayat; 6200 ayat; 6014 ayat;
6219 ayat; 6225 ayat; 6226 ayat; 6236 ayat, ini menurut catatan abu umar ad-dani
dalam bukunya al-bayan.

9
3. Jumlah kalimat ada yang berpendapat jumlahnya adalah 77.439 kalimat (az-zarkasyi).
Ada juga yang berpendapat bahwa jumlahnya adalah 77.807 (husein javan).
4. Adapun jumlah huruf dalam al-qur’an adalah 340.740 huruf, ini bersumber dari Al-
hajjaj Bin Yusuf. Adapun menurut Abdullah Bin Zubair dari mujahid adalah 321.015
huruf.
5. Perbedaan penetapan ini adalah dalam cara penetapan mereka tentang potongan satu
ayat dengan ayat yang lain, terkadang ada yang menganggap itu adalah dua ayat dan
ada juga yang menganggap itu adalah satu ayat. Selain itu hal ini juga disebabkan
oleh metode penghitungan yang dilakukan dan sebab teknis lainnya.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dengan demikian penulis dapat mendefinisikan bahwa surat dan ayat adalah bagian dari
anatomi Alquran yang didalamnya terdapat perbedaan definisi dan bagian-bagiannya menurut
para ahli. Sehingga penulis mendapat kesimpulan bahwa secara epistemologis, surat memiliki
beberapa makna, antara tempat pemberi pemberhentian, kemuliaan, bangunan yang tinggi,
dan indah, tanda serta tulang bangunan tembok.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ammar Fadzil, Anatomi Al-quran, Batu caves selangor, PTS Islamika,2007


Prof.Dr. H. Rosihon Anwar, M.Ag,Pengantar Ulumul Qur'an Edisi Revisi, Bandung,
CV.Pustaka Setia,2018
Prof.Dr.H.Amroeni Drajat, M.Ag, Ulumul Qur'an pengantar ilmu-ilmu Al-Qur'an,
Jakarta,Kencana,2017
Shihab M.Quraish,Sejarah dan ulum Al-Qur'an,Jakarta,Pustaka firdaus,2001
Al-Askari,Murthada, Al-mushalahat al-islamiyah, Beirut: Penerbit al-majma' al-'Ali li ahl al-
Bait,2010

12

Anda mungkin juga menyukai