Anda di halaman 1dari 13

ISYRAF, TABDZIR DAN BAKHIL

KELOMPOK : 4
● Aisyah Nurfitria K
● Alvito Davin
● Amar Ma’ruf
● Faiz Amali
● Putra Panca P

XI MIPA 1
MA NEGERI 19 JAKARTA

JL. H. JAELANI III PETUKANGAN UTARA JAKARTA SELATAN

2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang sudah memberikan kesehatan
jasmani dan rohani sehingga kita masih bisa menikmati indahnya Alam ciptaan-Nya.
Sholawat serta salam kita haturkan kepada teladan kita semua Nabi Muhammad Shallallahu
`alaihi Wa Sallam yang telah memberitahu kepada kita jalan yang benar berupa ajaran
agama yang sempurna serta menjadi rahmat bagi seluruh alam.

Kami sangat bersyukur karena dapat merampugkan makalah yang menjadi tugas dalam mata
pelajaran Akidah Akhlak dengan judul “ISYRAF, TABDZIR DAN BAKHIL”. Selain itu,
penyusun mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang sudah membantu sampai
makalah ini dapat terselesaikan.

Akhir kata, penyusun sangat memahami apabila makalah ini tentu jauh dari kata sempurna,
maka dari itu kami butuh kritik dan sarannya yang bertujuan untuk memperbaiki
karya-karya kami selanjutnya di waktu yang akan datang.

Jakarta, Januari 2020

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR​……………………………………………………………………….
DAFTAR ISI ​……………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN​………………………………………………………………….
1. Latar Belakang Masalah…………………………………………………………..
2. Rumusan Masalah…………………………………………………………………
3. Tujuan Penulisan………………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN​…………………………………………………………………..
1. Isyraf……………………………………………………………………………….
2. Tabdzir…………………………………………………………………………….
3. Bakhil……………………………………………………………………………...
BAB III PENUTUP​………………………………………………………………………
1. Kesimpulan……………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA​…………………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Israf artinya memboroskan, membuang-buang, melampaui batas atau berlebih-lebihan. Dan
secara istilah adalah melakukan suatu perbuatan yg melampaui batas atau ukuran yang
sebenarnya. Sikap ini biasanya terjadi pada orang-orang yang rakus dan tidak puas atas
nikmat yang telah di beri oleh Allah Ta'la. Dan israf sangatlah tidak di perbolehkan. Allah
pun melarang akan perbuatan israf didalam firmannya.

Tabzir yang artinya pemborosan. Secara istilah tabzir adalah membelanjakan/mengeluarkan


harta benda yang tidak ada manfaatnya dan bukan dijalan Allah. Tabzir dan israf sekilas
memiliki arti yang sama tetapi tabzir dan israf adalah dua hal yang berbeda.

Bakhil adalah menahan sesuatu. Sedangkan menurut istilah bukhl adalah perbuatan
seseorang menahan/ tidak memberikan sesuatu yang semestinya wajib diberikan kepada
orang lain, baik wajib secara agama maupun wajib secara kepatutan menurut adat.

Lawan dari berlebih-lebihan adalah hemat, sederhana atau seperlunya. Setiap manusia
dalam mengurangi hidup pastilah behadapan dengan berbagai persoalan, baik persoalan
yang berkaitan dangan harta benda maupun dengan persolan lainnya yang memerlukan
sebuah penyelesaian.

Sebagaimana tlah dijelaskan di atas bahwa Islam sangat melarang terhadap perbuatan fitnah,
hal ini bukan saja karena dampak yang ditimbulkan dari fitnah tetapi juga akibat yang akan
di terima oleh orang yang suka menfitnah. Orang yang mefitnah akan di beri adzab oleh
Allah diakhirat kelak. Allah tlah memberi ancaman berupa adzab yag sangat pedih, yaitu
neraka jahanam
2. Rumusan Masalah
1. Apa itu Ishraf, Tabdzir dan Bakhil?
2. Dalil apa yang menyebabkan akhlak-akhlak tersebut tercela?
3. Bagaimana cara menghindari dari akhlah-akhlak tercela tersebut?
4. Apa hikmah yang dapat diambil dari akhlak-akhlak tersebut?

3. Tujuan Penulisan
1. Untuk menyelesaikan tugas kelompok Akidah akhlak
2. Agar para pembaca memahami dan menghindari dari sifat-sifat tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Isyraf
1.1 Pengertian Isyraf
Kata ​Isyraf ​berasal dari bahasa arab ​asyrofa-yusrifu-isroofan​ yang berarti ria sampai
melewati bahas, memboroskan, membuang-buang, melampaui batas atau berlebih-lebihan.
Dan secara istilah adalah melakukan suatu perbuatan yg melampaui batas atau ukuran yang
sebenarnya. Sikap ini biasanya terjadi pada orang-orang yang rakus dan tidak puas atas
nikmat yang telah di beri oleh Allah Ta'la. Israf adalah perbuata yg tidak di senangi oleh
Allah karena perbuatan ini merupakan bagian dari bentuk tidak mensyukuri nikmat yang
telah di berikan oleh allah Ta'ala.

1.2 Dalil tentang Larangan Perbuatan Isyraf


Ajaran Islam mempunyai dasar hukum yang jelas. Baik langsung dari Allah yaitu ayat-ayat
Alquran maupun Hadits dari Rosul. Banyak ayat yg berkenan dengan larangan berbuat israf.
di antaranya :
‫ﯿﻦ‬ ْ ‫ُﺤ ﱡﺐ ْاﻟﻤ‬
َ ‫ُﺴ ِﺮ ِﻓ‬ ْ ‫ا ﺑَﻨِﻲ آ َد َم ُﺧ ُﺬوا زﯾﻨَﺘَ ُﻜ ْﻢ ِﻋ ْﻨ َﺪ ُﻛ ﱢﻞ َﻣ ْﺴﺠ ٍﺪ َو ُﻛﻠُﻮا َو‬
ِ ‫اﺷ َﺮﺑُﻮا َوﻻ ﺗُ ْﺴ ِﺮ ُﻓﻮا إِﻧﱠ ُﻪ ﻻ ﯾ‬ ِ ِ

"Wahai anak cucu adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap


( memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya
Allah tiddak menyukai orng-orang yang berlebihan."
(Q.S Al-a'raf[7]:31)

1.3 Bahaya Perilaku Ishraf


Perbuatan melampaui batas dan berlebihan dalam ibadah dapat mengakibat kan amal ibadah
seseorang terhenti, karena manusia memepunyai sifat tabiat cepat bosan dan terbatas.
Imam Asy-syabiti berpendapat bahwa bahaya sikap melampaui batas bekasnya dapat
menghilangkan keteguhan dan keseimabangan yang dituntut agama dalam melaksanakan
berbagai tanggung jawab hukum.Beliau mengatakan bahawa kesemptan tidak hilang dari
seorang mukallaf karena dua hal :
1. Khawatir terputus amalnya ditengah jalan, membenci ibadah, dan tidak suka
melaksanakan beban agama
2. khawatir menimbulkan pengurangan amal dan bermalas-malasan

1.4 Bentuk-bentuk Perilaku Ishraf

Perlu dibedakan antara berlebihan dengan pemurah. Bahwa orang yg berlebihan adalah
oarang yang memanfaatkan suatu perbuatan melebihi yang kita butuhkan atau menambah
sesuatu yang tidak semestinya. Menurut syaekh Nashir As Sa'di ada 3 hal yg bisa
dikatagorikan berlebihan, yaitu :
● Menambah-nambah di atas kadar kemampuan, dan berlebihan dalam hal makan,
karena makan yang terlalu kenyang dapat menimbulkan hal yang negatif pada
struktur tubuk manusia.
● Bermewah-mewah dalam makan, minum dan lain-lain artinya dalam memakan atau
meminum sesuatu tidak boleh memperturutkan hawa nafsu, sehingga semua yang di
inginkan tersedia.
● Melanggar batasan-batasan yang telah di tentukan Allah Ta'ala.
● Menumpuk-numpuk harta atau sesuatu hal yang tidak telalu dibutuhkan oleh kita
maupun oleh masyarakat.
● Melakukan segala sesuatu yang berlebiha, contohnya terlalu banyak tidur bisa
menyebabkan berbagai penyekit terutama malas, dari penyakit malas inilah timbul
berbagai dampak yang tidak baik seperti tidak mau bekerja, kalaupun bekerja
hasilnya pun tidak akan optimal
● melakukan pekerjaanyang sia-sia, terkadang kita sebagai manusia suka denga hal-hal
yang bersifat hura-hura
● memperturutkan hawa nafsunya, manusia dalam menghadapi hidup biasanya
dihadapakan pada dua permasalahan yaitu antara keperluan dan kebutuhan dengan
keinginan.
Lawan dari israf adalah secukupnya atau sekedarnya, hidup sederhana bukan berarti kikir.
Orang sederhana tidak indentik dengan ketidak mampuan. Hidup sederhana yaitu
membelanjakan harta benda Kesederhanaan timbul karena pemahaman akan hakikat hidup
didunia. Dalam pandanganny, dunia bukanlah tempat yang abadi, dunia hanya sebagai
tempat untuk beramalsehingga ketika ia diberi karunia berupa harta benda maka ia akan
pergunakan seperlunya sesuai dengan kebutuhannaya dan selanjutnya ia belanjakan dijalan
Allah.

1.5. Akibat dari Perbuatan Ishraf


Dampak dari perbuatan Ishraf yaitu :
● Dibenci oleh Allah Ta'ala
● Menjadi sahabat setan
● Menjadi orang yang akan tercela dan menyesal
● Menjadi orang yang tersesat

1.6. Menghindari Perilaku Ishraf


Lawan dari berlebih-lebihan adalah hemat, sederhana atau seperlunya. Setiap manusia
dalam mengurangi hidup pastilah behadapan dengan berbagai persoalan, baik persoalan
yang berkaitan dangan harta benda maupun dengan persolan lainnya yang memerlukan
sebuah penyelesaian.

Hakikat hidup yang sesungguhnya adalah akhirat nanti, jadi segala apa yang kita perbuat di
dunia nantinya akan di pertanggung jawabkan dihadapan Allah Ta'ala.
1.7. Hikmah Menghindari Perilaku Ishraf
1. Ishraf adalah salah satu sikap tercela yang sangat merusak bagi pelakunya sendiri
maupun orang lain yang terkena dampak tingkah lakunya. Sifat melampauia batas ini
dapat mengancam masa depan manusia.
2. Menyederhanakan sikap dengan ditundukkan nafsu dengan akal sehat dapat
menghindari kekuatan jahat, yakni syaithan yang menghiasi keburukan sehinnga
dirasa sebagai kebaikan.
3. Perbuatan berlebihan adalah sebagai wujud pengingkaran nikmat yang telah diberika
Allah SWT
4. Sikap melampaui batas bekasnya dapat menghilangkan keteguhan dan keseimbangan
yang dituntut agama dan melaksanakan berbagai tanggung jawab hukum.

2. Tabdzir
2.1 Pengertian Tabdzir
Kata tabzir berasal dari kata bahasa arab yaitu bazara,yubaziru tabzir yang artinya
pemborosan. Secara istilah tabzir adalah membelanjakan/mengeluarkan harta benda yang
tidak ada manfaatnya dan bukan dijalan Allah. Sifat tabzir ini timbul karena adanya
dorongan nafsu dari setan dan biasanya untuk halhal yang tidak disenagi oleh Allah serta
ingin dipuji oleh orang lain

2.2 Dalil tentang Larangan Perbuatan Tabdzir


ً ‫ﺎن ﻟِ َﺮﺑﱢ ِﻪ َﻛ ُﻔ‬
‫ﻮرا‬ َ ‫اﻟﺸﯿ‬
ُ ‫ْﻄ‬ ‫ﺎن ﱠ‬َ ‫ﯿﻦ َو َﻛ‬ ‫ان ﱠ‬ َ ‫إِ ﱠن ْاﻟ ُﻤﺒَ ﱢﺬ ِر‬
َ ‫ﯾﻦ َﻛﺎﻧُﻮا إِ ْﺧ َﻮ‬
ِ ‫ﺎﻃ‬
ِ َ‫اﻟﺸﯿ‬

Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu
sangat ingkar kepada Tuhan-nya.
(al-Isra' : 27).

2.3 Bahaya Perilaku Tabdzir


Allah melarang kaum muslim untuk mencari kekayaan dengan cara yang batil, dan melarang
membelanjakan harta secara boros. Larangan tersebut dimaksud agar setiap muslim dapat
mengatur nilai pengeluaran sesuia keperluannya, tepat yang dituju sebagaimana ketentuan
agama. Pamer kekayaang dan berjiwa sombong akan menyebabkan kehancuran pada diri
sendiri karena tidak mempunyai kontrol pribadi dan sosial.

2.4 Bentuk-bentul Perilaku Tabdzir


● Membantu orang lain dalam kemaksiatan. Contoh : Memberi sumbangan kepada
orang untuk meminum-minuman keras
● Mengkonsumsi makanan/minuman yg tidak ada manfaatnya dan justru
membahayakan bagi jiwa dan raga. misal : Rokok
● Orang yang bersodakoh tetapi tidak ikhlas
● Merayakan Hari Raya lebaran dengan berlebihan
● Merayakan pesta pernikahan dengan berlebihan tidak sesuai dengan syari'at.

2.5 Akibat Perbuatan Tabdzir


Setiap aturan yang telah Allah buat untuk Hamba-Nya sudah pasti mengandung
hikmah/manfaat bagi hamba-Nya, begitupun larangan terhadap perbuatan tabzir ( boros ).
Berikut beberapa akibat yang dapat ditimbulkan dari perbuatan tabzir, yaitu :
● Mendapat murka Allah
● Mendapat siksa yang teramat pedih oleh Allah
● Mendapat kesengsaraan dunia dan akhirat
● Mendapat cacian dari orang lain

2.6 Menghindari Perbuatan Tabdzir


Islam menganjurkan hidup sederhana dan tidak sombong dengan mendzalimi diri sendiri
ataupun orang lain, karena perilaku zalim akan berakibat menyengsarakan diri sendiri
ataupun orang lain.
Hidup sederhana bukan berarti hidup melarat, namun hidup sederhana yang sebatas
mencukupi kebutuhan yang diperlukan tanpa berlebih-lebihan.

2.7 Hikmah Menghindari Perilaku Tabdzir


1. Sikap boros akan menimbulkan kerugian dan kesengsaraaan hidup dikemudian hari,
maka seorang muslim dalam membelanjakan hartanya harus dengan kalkulasi yang
matang menyangkut manfaat dan mudharatnya
2. Larangan keras membelanjakan harta dengan cara sesuka hati nya akan berakibat
pada kesengsaraan baik di dunia maupun di akhirat, maka Allah SWT
memerintahkan agar dapat mengatur keseimbangan pengeluaran dan pemasukan
sesuai dengan keperluan secara wajar sehingga akan dapat menjamin kehidupan
yang teratur dan sejahtera.

3. Bakhil
3.1 Pengertian Bakhil
Menurut bahasa kata bakhil adalah al-Bakhil (‫ )اﻟﺒﺨﻞ‬adalah menahan sesuatu. Sedangkan
menurut istilah bukhl adalah perbuatan seseorang menahan/ tidak memberikan sesuatu yang
semestinya wajib diberikan kepada orang lain, baik wajib secara agama maupun wajib
secara kepatutan menurut adat.

Orang yang tidak mau membayar zakat, tidak memberi nafkah kepada keluarga disebut
bakhil, karena secara agama zakat dan nafkah adalah wajib. Demikian juga orang kaya raya
yang memberi nafkah yang sedikit kepada keluarganya, atau barang yang jelek menurut
masyarakat termasuk orang bakhil.

Prilaku bakhil seperti ini muncul karena terlalu cinta kepada dunia. Ia meyakini harta
bendanyalah yang akan menyelamatkan di dunia maupun di akhirat. Padahal harta yang
sesungguhnya adalah harta yang ia sedekahkan kepada orang lain. Harta yang hanya
dinikmati sendiri akan lenyap seiring dengan hilangnya kenikmatan di dunia. Sedangkan
harta yang disedekahkan akan kekal nikmatnya kelak di akhirat.

Orang bakhil merasa sayang terhadap hartanya untuk diberikan kepada orang lain, apalagi
berkorban demi kebahagiaan orang lain. Orang bakhil kadang keterlaluan, hingga kikir
terhadap keperluan dirinya sendiri, khawatir hartanya berkurang. Karena itu sungguh buruk
di mata masyarakat prilaku orang kikir, sehingga dijauhi masyarakat.

Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa bakhil disebabkan karena cinta dunia, sedangkan
cinta dunia disebabkan karena dua hal, yaitu; mencintai kesenangan dunia, dan merasa
senang terhadap harta di tangannya.

3.2 Dalil tentang Larangan Bakhil


ً ‫ْﺴ ْﻄ َﻬﺎ ُﻛ ﱠﻞ اﻟَْﺒ ْﺴ ِﻂ َﻓَﺘ ْﻘ ُﻌ َﺪ َﻣﻠُﻮ ًﻣﺎ َﻣ ْﺤ ُﺴ‬
٢٩) ‫ﻮرا‬ ُ ‫َك َﻣ ْﻐﻠُﻮﻟَ ًﺔ إِﻟَﻰ ُﻋُﻨ ِﻘ َﻚ َوﻻ َﺗﺒ‬ َ ‫َو َﻻ َﺗ ْﺠ َﻌ ْﻞ َﯾﺪ‬
(٣٠) ‫ﯿﺮا‬ ً‫ﺼ‬ ِ ‫ﯿﺮا َﺑ‬ ً ‫ﺎن ِﺑ ِﻌَﺒﺎ ِد ِه َﺧِﺒ‬ ‫ْﺴ ُﻂ ﱢ‬
َ ‫اﻟﺮ ْز َق ﻟِ َﻤ ْﻦ َﯾ َﺸﺎ ُء َوَﯾ ْﻘ ِﺪ ُر إِﱠﻧ ُﻪ َﻛ‬ َ‫ﺑ‬
ُ ‫ﱠﻚ َﯾﺒ‬
“Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan jangan (pula) kamu terlalu
mengulurkannya (sangat pemurah) nanti kamu menjadi tercela dan menyesal. Sesungguhnya
Tuhanmu melapangkan rizki kepada siapa yang Dia kehendaki dan membatasi (bagi siapa yang Dia
kehendaki); sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat hamba-hamba-Nya.”
(QS. al-Israa’(17): 29-30)
3.3 Bahaya Perilaku Bakhil
1. Mengakibatkan Dosa Besar
ُ ‫ﯿﺮ‬
‫اث‬ ِ‫َﻮ َم ْاﻟ ِﻘﯿَﺎ َﻣ ِﺔۗ َوِﱠ‬
َ ‫ﷲ ِﻣ‬ ْ ‫َﺨﻠُﻮا ِﺑ ِﻪ ﯾ‬ َ ُ‫ُﻄﻮﱠﻗ‬
ِ ‫ﻮن ﻣَﺎ ﺑ‬ ْ ‫ْﺮا َﻟ ُﻬ ْﻢۖ ﺑ‬
َ ‫َﻞ ُﻫ َﻮ َﺷ ﱞﺮ َﻟ ُﻬ ْﻢۖ َﺳﯿ‬ ْ ‫ﻮن ِﺑﻤَﺎ آَﺗﺎ ُﻫ ُﻢ اﷲﱠُ ِﻣ ْﻦ َﻓ‬
ً ‫ﻀِﻠ ِﻪ ُﻫ َﻮ َﺧﯿ‬ َ ُ‫ْﺨﻠ‬ َ ‫َﻦ اﻟﱠ ِﺬ‬
َ ‫ﯾﻦ َﯾﺒ‬ ْ ‫َو َﻻ ﯾ‬
‫َﺤ َﺴﺒ ﱠ‬
ٌ ‫ﻮن َﺧِﺒ‬
‫ﯿﺮ‬ َ ُ‫ضۗ َواﷲﱠُ ِﺑﻤَﺎ َﺗ ْﻌﻤَﻠ‬ ْ
َ ِ ‫َﺎو‬
ِ ‫ات َواﻷ ْر‬ َ ‫اﻟﺴﻤ‬
‫ﱠ‬

Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari
karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah
buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari
kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(QS. Ali Imran : 180)

2. Mengikuti Jejak Syaithan


ِ ‫ﻀ ًﻼۗ َواﷲﱠُ َو‬
‫اﺳ ٌﻊ َﻋﻠِﯿ ٌﻢ‬ ُ ‫ﺎن ﯾَ ِﻌ ُﺪ ُﻛ ُﻢ ْاﻟ َﻔ ْﻘ َﺮ َوﯾ َْﺄﻣ‬
ْ ‫ُﺮ ُﻛ ْﻢ ﺑِ ْﺎﻟ َﻔ ْﺤ َﺸﺎ ِءۖ َواﷲﱠُ ﯾَ ِﻌ ُﺪ ُﻛ ْﻢ َﻣ ْﻐ ِﻔ َﺮ ًة ِﻣ ْﻨ ُﻪ َو َﻓ‬ َ ‫ﻟﺸﯿ‬
ُ ‫ْﻄ‬ ‫ﱠ‬

Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu


berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan
karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui.
(QS. Ai-Baqarah : 268)
3. Penghalang Masuk Surga

‫ﻻ ﯾﺪﺧﻞ اﻟﺠﻨﺔ ﺣﺐ وﻻ ﺑﺨﯿﻞ وﻻ ﻣﻨﺎن )رواه اﻟﺘﺮﻣﺬى‬


“Tak akan masuk surga orang yang suka menipu, orang bakhil dan orang yang suka
mengharap-harapkan pemberian dari orang lain. (Hadits riwayat Turmudzi)”

4. Rizki Menjadi Sempit


“ Dari Asma ra, Ia berkata : Nabi SAW berpesan kepadaku, janganlah kamu bakhil,
yang menyebabkan kamu disempitkan rezekimu” ( HR. Bukhari)

5. Sumber Malapetaka Kemanusiaan

8)ٰ ْ ‫َوأَ ﱠﻣﺎ َﻣ ْﻦ َﺑ ِﺨ َﻞ َو‬


‫اﺳَﺘ ْﻐَﻨﻰ‬
‫( َﻓ َﺴُﻨَﯿ ﱢﺴ ُﺮ ُه ﻟِﻠْ ُﻌ ْﺴ َﺮى‬9)ٰ
10)ٰ ‫َو َﻛ ﱠﺬ َب ِﺑﺎﻟْ ُﺤ ْﺴَﻨﻰ‬
“Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup
serta mendustakan pahala yang terbaik,
maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar.”

3.4 Menghindari Perilaku Bakhil


1. Meyakini bahwa Segala Sesuatu adalah Milik Allah SWT
Ketika seseorang merasa bahwa segala sesuat milik ALlah, maka ia tidak akan
merasa memiliki terhadap benda andai ia kata ai diberi keluasan rezeki oleh Allah
SWT.

2. Banyak Bersyukur atas Nikmat yang Diberikan


Konsekuensi dari seseorang yang mensyukuri nikmat Allah, Maka Dia akan
memberi tambahaan yang lebih baik. Namun, apabila mengingkari nikmat-Nya,
maka ingatlah bahwa azab-Nya sangatlah pedih.

3. Gemar Melakukan Kegiatan Sosial dengan Infak dan Sedekah


Kegemaran mengikuti kegiatan yang dinilai agama sebagai kebaikan akan memberi
motivasi tersendiri untuk melaksanakan anjuran agama seperti infak dan sedekah
sehingga tumbuh keyakinan bahwa infak dan sedekah bernilai positif baik dari sisi
jasmani dan rohani.
3.5 Hikmah Menghindari Bakhil
1. Sifat bakhil adalah pokok dari semua kehinaan. Karena pada hakikatnya kebakhilan
akan menyebabkan kehancuran dan rusaknya akhlak manusia
2. Manusia diharapkan senantiasa berusaha menjauhkan diri kita dari sifat bakhil dan
menghiasi diri dengan melatih dan membiasakan kebaikan dengan harapan
hilangnya sifat bakir dalan diri manusia
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
● Israf artinya memboroskan, membuang-buang, melampaui batas atau
berlebih-lebihan. Dan secara istilah adalah melakukan suatu perbuatan yg
melampaui batas atau ukuran yang sebenarnya.
● Tabzir yang artinya pemborosan. Secara istilah tabzir adalah
membelanjakan/mengeluarkan harta benda yang tidak ada manfaatnya dan bukan
dijalan Allah. Tabzir dan israf sekilas memiliki arti yang sama tetapi tabzir dan israf
adalah dua hal yang berbeda
● Bakhil adalah menahan sesuatu. Sedangkan menurut istilah bukhl adalah perbuatan
seseorang menahan/ tidak memberikan sesuatu yang semestinya wajib diberikan
kepada orang lain, baik wajib secara agama maupun wajib secara kepatutan menurut
adat.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.bacaanmadani.com/2017/09/pengertian-bakhil-dalil-akibat-bakhil.html

http://victrack.blogspot.com/2012/05/makalah-perbuatan-israf-tabzir-dan.html

http://megasholihah33.blogspot.com/2015/07/hadits-tentang-larangan-kikir.html

Anda mungkin juga menyukai