KELOMPOK : 4
● Aisyah Nurfitria K
● Alvito Davin
● Amar Ma’ruf
● Faiz Amali
● Putra Panca P
XI MIPA 1
MA NEGERI 19 JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang sudah memberikan kesehatan
jasmani dan rohani sehingga kita masih bisa menikmati indahnya Alam ciptaan-Nya.
Sholawat serta salam kita haturkan kepada teladan kita semua Nabi Muhammad Shallallahu
`alaihi Wa Sallam yang telah memberitahu kepada kita jalan yang benar berupa ajaran
agama yang sempurna serta menjadi rahmat bagi seluruh alam.
Kami sangat bersyukur karena dapat merampugkan makalah yang menjadi tugas dalam mata
pelajaran Akidah Akhlak dengan judul “ISYRAF, TABDZIR DAN BAKHIL”. Selain itu,
penyusun mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang sudah membantu sampai
makalah ini dapat terselesaikan.
Akhir kata, penyusun sangat memahami apabila makalah ini tentu jauh dari kata sempurna,
maka dari itu kami butuh kritik dan sarannya yang bertujuan untuk memperbaiki
karya-karya kami selanjutnya di waktu yang akan datang.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………….
1. Latar Belakang Masalah…………………………………………………………..
2. Rumusan Masalah…………………………………………………………………
3. Tujuan Penulisan………………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………..
1. Isyraf……………………………………………………………………………….
2. Tabdzir…………………………………………………………………………….
3. Bakhil……………………………………………………………………………...
BAB III PENUTUP………………………………………………………………………
1. Kesimpulan……………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN
Bakhil adalah menahan sesuatu. Sedangkan menurut istilah bukhl adalah perbuatan
seseorang menahan/ tidak memberikan sesuatu yang semestinya wajib diberikan kepada
orang lain, baik wajib secara agama maupun wajib secara kepatutan menurut adat.
Lawan dari berlebih-lebihan adalah hemat, sederhana atau seperlunya. Setiap manusia
dalam mengurangi hidup pastilah behadapan dengan berbagai persoalan, baik persoalan
yang berkaitan dangan harta benda maupun dengan persolan lainnya yang memerlukan
sebuah penyelesaian.
Sebagaimana tlah dijelaskan di atas bahwa Islam sangat melarang terhadap perbuatan fitnah,
hal ini bukan saja karena dampak yang ditimbulkan dari fitnah tetapi juga akibat yang akan
di terima oleh orang yang suka menfitnah. Orang yang mefitnah akan di beri adzab oleh
Allah diakhirat kelak. Allah tlah memberi ancaman berupa adzab yag sangat pedih, yaitu
neraka jahanam
2. Rumusan Masalah
1. Apa itu Ishraf, Tabdzir dan Bakhil?
2. Dalil apa yang menyebabkan akhlak-akhlak tersebut tercela?
3. Bagaimana cara menghindari dari akhlah-akhlak tercela tersebut?
4. Apa hikmah yang dapat diambil dari akhlak-akhlak tersebut?
3. Tujuan Penulisan
1. Untuk menyelesaikan tugas kelompok Akidah akhlak
2. Agar para pembaca memahami dan menghindari dari sifat-sifat tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Isyraf
1.1 Pengertian Isyraf
Kata Isyraf berasal dari bahasa arab asyrofa-yusrifu-isroofan yang berarti ria sampai
melewati bahas, memboroskan, membuang-buang, melampaui batas atau berlebih-lebihan.
Dan secara istilah adalah melakukan suatu perbuatan yg melampaui batas atau ukuran yang
sebenarnya. Sikap ini biasanya terjadi pada orang-orang yang rakus dan tidak puas atas
nikmat yang telah di beri oleh Allah Ta'la. Israf adalah perbuata yg tidak di senangi oleh
Allah karena perbuatan ini merupakan bagian dari bentuk tidak mensyukuri nikmat yang
telah di berikan oleh allah Ta'ala.
Perlu dibedakan antara berlebihan dengan pemurah. Bahwa orang yg berlebihan adalah
oarang yang memanfaatkan suatu perbuatan melebihi yang kita butuhkan atau menambah
sesuatu yang tidak semestinya. Menurut syaekh Nashir As Sa'di ada 3 hal yg bisa
dikatagorikan berlebihan, yaitu :
● Menambah-nambah di atas kadar kemampuan, dan berlebihan dalam hal makan,
karena makan yang terlalu kenyang dapat menimbulkan hal yang negatif pada
struktur tubuk manusia.
● Bermewah-mewah dalam makan, minum dan lain-lain artinya dalam memakan atau
meminum sesuatu tidak boleh memperturutkan hawa nafsu, sehingga semua yang di
inginkan tersedia.
● Melanggar batasan-batasan yang telah di tentukan Allah Ta'ala.
● Menumpuk-numpuk harta atau sesuatu hal yang tidak telalu dibutuhkan oleh kita
maupun oleh masyarakat.
● Melakukan segala sesuatu yang berlebiha, contohnya terlalu banyak tidur bisa
menyebabkan berbagai penyekit terutama malas, dari penyakit malas inilah timbul
berbagai dampak yang tidak baik seperti tidak mau bekerja, kalaupun bekerja
hasilnya pun tidak akan optimal
● melakukan pekerjaanyang sia-sia, terkadang kita sebagai manusia suka denga hal-hal
yang bersifat hura-hura
● memperturutkan hawa nafsunya, manusia dalam menghadapi hidup biasanya
dihadapakan pada dua permasalahan yaitu antara keperluan dan kebutuhan dengan
keinginan.
Lawan dari israf adalah secukupnya atau sekedarnya, hidup sederhana bukan berarti kikir.
Orang sederhana tidak indentik dengan ketidak mampuan. Hidup sederhana yaitu
membelanjakan harta benda Kesederhanaan timbul karena pemahaman akan hakikat hidup
didunia. Dalam pandanganny, dunia bukanlah tempat yang abadi, dunia hanya sebagai
tempat untuk beramalsehingga ketika ia diberi karunia berupa harta benda maka ia akan
pergunakan seperlunya sesuai dengan kebutuhannaya dan selanjutnya ia belanjakan dijalan
Allah.
Hakikat hidup yang sesungguhnya adalah akhirat nanti, jadi segala apa yang kita perbuat di
dunia nantinya akan di pertanggung jawabkan dihadapan Allah Ta'ala.
1.7. Hikmah Menghindari Perilaku Ishraf
1. Ishraf adalah salah satu sikap tercela yang sangat merusak bagi pelakunya sendiri
maupun orang lain yang terkena dampak tingkah lakunya. Sifat melampauia batas ini
dapat mengancam masa depan manusia.
2. Menyederhanakan sikap dengan ditundukkan nafsu dengan akal sehat dapat
menghindari kekuatan jahat, yakni syaithan yang menghiasi keburukan sehinnga
dirasa sebagai kebaikan.
3. Perbuatan berlebihan adalah sebagai wujud pengingkaran nikmat yang telah diberika
Allah SWT
4. Sikap melampaui batas bekasnya dapat menghilangkan keteguhan dan keseimbangan
yang dituntut agama dan melaksanakan berbagai tanggung jawab hukum.
2. Tabdzir
2.1 Pengertian Tabdzir
Kata tabzir berasal dari kata bahasa arab yaitu bazara,yubaziru tabzir yang artinya
pemborosan. Secara istilah tabzir adalah membelanjakan/mengeluarkan harta benda yang
tidak ada manfaatnya dan bukan dijalan Allah. Sifat tabzir ini timbul karena adanya
dorongan nafsu dari setan dan biasanya untuk halhal yang tidak disenagi oleh Allah serta
ingin dipuji oleh orang lain
Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu
sangat ingkar kepada Tuhan-nya.
(al-Isra' : 27).
3. Bakhil
3.1 Pengertian Bakhil
Menurut bahasa kata bakhil adalah al-Bakhil ( )اﻟﺒﺨﻞadalah menahan sesuatu. Sedangkan
menurut istilah bukhl adalah perbuatan seseorang menahan/ tidak memberikan sesuatu yang
semestinya wajib diberikan kepada orang lain, baik wajib secara agama maupun wajib
secara kepatutan menurut adat.
Orang yang tidak mau membayar zakat, tidak memberi nafkah kepada keluarga disebut
bakhil, karena secara agama zakat dan nafkah adalah wajib. Demikian juga orang kaya raya
yang memberi nafkah yang sedikit kepada keluarganya, atau barang yang jelek menurut
masyarakat termasuk orang bakhil.
Prilaku bakhil seperti ini muncul karena terlalu cinta kepada dunia. Ia meyakini harta
bendanyalah yang akan menyelamatkan di dunia maupun di akhirat. Padahal harta yang
sesungguhnya adalah harta yang ia sedekahkan kepada orang lain. Harta yang hanya
dinikmati sendiri akan lenyap seiring dengan hilangnya kenikmatan di dunia. Sedangkan
harta yang disedekahkan akan kekal nikmatnya kelak di akhirat.
Orang bakhil merasa sayang terhadap hartanya untuk diberikan kepada orang lain, apalagi
berkorban demi kebahagiaan orang lain. Orang bakhil kadang keterlaluan, hingga kikir
terhadap keperluan dirinya sendiri, khawatir hartanya berkurang. Karena itu sungguh buruk
di mata masyarakat prilaku orang kikir, sehingga dijauhi masyarakat.
Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa bakhil disebabkan karena cinta dunia, sedangkan
cinta dunia disebabkan karena dua hal, yaitu; mencintai kesenangan dunia, dan merasa
senang terhadap harta di tangannya.
Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari
karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah
buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari
kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(QS. Ali Imran : 180)
https://www.bacaanmadani.com/2017/09/pengertian-bakhil-dalil-akibat-bakhil.html
http://victrack.blogspot.com/2012/05/makalah-perbuatan-israf-tabzir-dan.html
http://megasholihah33.blogspot.com/2015/07/hadits-tentang-larangan-kikir.html