Tentang Toleransi
Ustadz Pembimbing :
Ust. Hadi syarifi M.Pd
DISUSUN OLEH :
Deyan Azzahro.
Ihzam Mahendra
Sahripan
Zainul Arifin
Kelas : XIIMAK1
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari, terkadang kita egois, kita mempunyai pendapat namun
pendapat kita haruslah diterima oleh orang lain. Atau terkadang kita memaksakan kehendak
terhadap orang lain untuk mau melakukan hal yang sama dengan kita.
Untuk menghindari itu semua, kita harus mempunyai sikap toleransi, sikap tenggang rasa,
agar tidak terjadi rasa saling tidak suka antar sesama. Jika toleransi ada dalam setiap diri kita,
Insya Allah dalam bergaul di lingkungan baik sekolah maupun masyarakat akan menjadi
lebih baik.
Untuk itulah kami mengangkat tema toleransi dalam makalah ini. Semoga dapat diterima dan
dapat dijadikan inspirasi untuk berbuat lebih baik.
BAB II
TOLERANSI DALAM KEHIDUPAN
A. PENGERTIAN TOLERANSI
Toleransi adalah sikap tenggang rasa, menghargai, membiarkan, atau
membolehkan oran lain untuk berpendapat atau berpendirian yang berbeda dengan
dirinya.
Toleransi bahasa Arabnya adalah tasamuh yang artinya sama-sama berlaku baik,
lemah lembut, dan saling pemaaf. Dalam pengertian umum, toleransi adalah sikap
akhlak terpuji dalam pergaulan.
Artinya :
1) Katakanlah (Muhammad), “Wahai orang-orang kafir !
2) Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah,
3) dan kamu bukan penyembah apa yang kamu sembah,
4) dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
5) dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah,
6) Untukmu agamau, dan untukku agamaku.
Asbabun nuzul
Salah satu riwayat menyebutkan bahwa sekelompok pemuka kafir Quraisy datang
menemui Rasulullah SAW.. Kedatangan mereka untuk mengajak Rasulullah bersekutu
dalam segala hal, termasuk dalam peribadahan. Mereka akan menyembah apa yang beliau
sembah, beliau pun diminta menyembah apa yang mereka sembah. Bahkan mereka akan
menganngkat beliau sebagai pemimpin. Dengan adanya peristiwa tersebut, maka turunlah
wahyu Allah SWT., yaitu Q.S. Al-Kafirun.
Pada ayat 2 dan 4, Rasulullah SAW. menegaskan bahwa beliau tidak akan pernah
menjadi penyembah apa yang disembah orang kafir, yaitu berhala. Dan pada ayat 3 dan 5
Rasulullah SAW., juga menegaskan bahwa orang kafir pun tidak akan pernah menjadi
penyembah apa yang beliau sembah, yaitu Allah SWT.
Pada ayat 6 Rasulullah SAW. menegaskan bahwa orang kafir tetap pada agamanya dan
beliau bersama kaum muslimin tetap pada agama tauhid. Dengan demikian, ayat 6 ini
sebagai landasan hukum adanya tasamuh dalam beragama.
Kandungan Surah
a. Kebenaran itu sumbernya dari Allah SWT. ;
b. Manusia diberi kebebasan memilih mau beriman atau kafir bagi orang yang
beriman dan beramal sholeh disediakan Surga dan bagi orang yang kafir
disediakan neraka ;
c. Jika manusia memilih kafir dan melepaskan keimanan maka berarti mereka telah
melakukan kezhaliman.
2. Q. S. Al-Bayinah(98) : 1-8
Artinya :
1) Orang-orang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa
mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka
bukti yang nyata,
2) (yaitu) seorang rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-
lembaran yang suci (Al-Qur’an),
3) di dalamnya terdapat (isi) kitab-kitab yang lurus (benar),
4) Dan tidaklah terpecah-belah orang-orang Ahli Kitab melainkan setelah datang
kepada mereka bukti yang nyata.
5) Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah, dengan ikhlas menaati-Nya
semata-mata (menjalankan) agama, dan juga agar melaksnakan sholat dan
menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar),
6) Sungguh, orang-orang kafir dari golongan Ahli Kitab dan orang-orang musyrik
(akan masuk) ke neraka Jahanam, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.
Mereka itu adalah sejahat-jahat makhluk.
7) Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itu
adalah sebaik-baik makhluk.
8) Balasan mereka di sisi Rabb mereka ialah surga ‘adn yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida terhadap
mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan)
bagi orang yang takut kepada Rabbnya.
Asbabun Nuzul
Sebenarnya, prinsip nabi-nabi terdahulu ialah sama dengan prinsip agama Islam yaitu
ketauhidan dengan melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala larangan Allah SWT..
Meskipun agama yang dibawa nabi terdahulu sama dengan Islam, tetapi syariatnya berbeda-
beda. Misalnya dalam menjalankan kewajiban dan tata cara beribadah.
Surah Al-Bayinah yang berkaitan dengan toleransi adalah ayat 1-2 . Kedua ayat ini
menjelaskan sikap tegas yang dimiliki oleh orang-orang kafir dari golongan ahli kitab
(Yahudi dan Nasrani) dan orang-orang musyrik. Mereka menyatakan tidak akan
meninggalkan ajaran agama mereka sampai datang keterangan yang nyata. Keterangan itu
adalah nabi akhir zaman yang mereka dambakan akan memancarkan lembaran-lembaran suci
sebagai pedoman hidup. Mereka menganggap bahwa peribadatan yang mereka lakukan saat
itu benar sehingga mereka mempertahankannya. Dengan demikian, sikap tegas mereka
sebagai bukti dimilikinya fanatisme beragama.
Mereka sangat berharap nabi akhir zaman yang mereka tunggu-tunggu itu berasal dari
golongan mereka, yaitu bani Israil. Akan tetapi, Allah SWT. mengutus nabi yang terakhir
bukan dari golongan bani Israil, muncullah rasa iri pada diri mereka. Upaya untuk membunuh
Rasulullah SWT. dan menghancurkan umat Islam selalu mereka lakukan. Hal ini akan
berlangsung hingga akhir zaman.
3. Q. S. Al-Kahfi(18) : 29
Artinya :
Dan katakanlah (Muhammad), “Kebenaran itu datangnya dari Rabbmu, barangsiapa
menghendaki (beriman) hendaklah dia beriman, dan barangsiapa menghendaki (kafir) biarlah
dia kafir. “Sesungguhnya Kami telah menyediakan neraka bagi orang zalim, yang gejolaknya
mengepung mereka. Jika mereka meminta pertolongan (minum), mereka akan diberi air
seperti besi yang mendidih yang menghanguskan wajah. (Itulah) minuman yang paling buruk
dan tempat istirahat yang paling jelek.
Kandungan Surah
a. Kebenaran itu sumbernya dari Allah SWT. ;
b. Manusia diberi kebebasan memilih mau beriman atau kafir bagi orang yang
beriman dan beramal sholeh disediakan Surga dan bagi orang yang kafir disediakan
neraka ;
c. Jika manusia memilih kafir dan melepaskan keimanan maka berarti mereka
telah melakukan kezhaliman.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan apa yang sudah dijelaskan pada pembahasan, maka dapat dikemukakan
beberapa kesimpulan, antara lain :
1. Toleransi adalah sikap memberikan kemudahan, berlapang dada, mendiamkan,
dan menghargai ;
2. Islam merupakan agama yang menjadikan sikap toleransi sebagai bagian yang
terpenting, sikap ini lebih banyak teraplikasi dalam wilayah interaksi sosial
sebagaimana yang ditunjukkan dari sikap Rasulullah SAW. terhadap non
muslim pada zaman beliau masih hidup ;
3. Sikap toleransi dalam beragama adalah menghargai keyakinan agama lain
dengan tidak bersikap sinkretis yaitu dengan menyamakan keyakinan agama
lain dengan keyakinan Islam itu sendiri, menjalankan keyakinan dan ibadah
masing-masing ;
4. Sikap toleransi tidak dapat dipahami secara terpisah dari bingkai syariat, sebab
jika terjadi, maka akan menimbulkan kesalah pahaman makna yang berakibat
tercampurnya antara yang hak dan yang batil ;
5. Ajaran toleransi merupakan suatu yang melekat dalam prinsip-prinsip ajaran
Islam sebagaimana terdapat pada iman, islam, dam ihsan.
B. SARAN
Terapkan sikap toleransi pada setiap diri kita agar terciptanya kerukunan dan
kedamaian dalam lingkungan kehidupan.
Bertoleransi bukan berarti kita tidak peduli terhadap orang lain, melainkan
menanamkan sikap yang positif untuk menghargai orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Rasdiyana, S.Ag. Buku Ajar Al-Qur’an dan Hadits Untuk Mts. Solo : Putra Kertonatan
Yasmina Al-Qur’an dan Terjemah special for women. Bandung : Syaamil Qur’an
http://msibki3.blogspot.com/2013/04/hadis-hadis-tentang-toleransi.html
https://www.google.com/search?q=q.s+al-kafirun+1-6&client=firefox-
beta&hs=5pp&rls=org.mozilla:en-
US:official&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=GGBCVKzoA8O6mAWP5YG4Bg&ved=0
CAgQ_AUoAQ&biw=1366&bih=631
https://www.google.com/search?q=surah+al-bayyinah+ayat+1-8&client=firefox-
beta&rls=org.mozilla:en-
US:official&channel=np&biw=1366&bih=631&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=3GBCV
N_8AqG1mgWkioKoBQ&ved=0CAYQ_AUoAQ#rls=org.mozilla:en-
US:official&channel=np&tbm=isch&q=surah+al-kahfi+29&imgdii=_
http://blogs.mervpolis.com/roller/ferdy/entry/sikap_toleransi_dalam_kehidupan_beragama
http://talimulquranalasror.blogspot.com/2013/05/kisah-hikmah-toleransi-beragama.html