Bismillahirrahmanirrahim.
Penulis
1
BAB I
Pendahuluan
A. Latar belakang
Pergaulan merupakan jalinan hubungan sosial antara seseorang
dengan orang lain yang berlangsung dalam jangka relatif lama sehingga
terjadi saling mempengaruhi satu dengan lainnya. Pergaulan merupakan
kelanjutan dari proses interaksi sosial yang terjalin antara individu dalam
lingkungan sosialnya. Kuat lemahnya suatu interaksi sosial mempengaruhi
erat tidaknya pergaulan yang terjalin. Seorang anak yang selalu bertemu
dan berinteraksi dengan orang lain dalam jangka waktu relatif lama akan
membentuk pergaulan yang lebih. Beda dengan orang yang hanya sesekali
bertemu atau hanya melakukan interaksi sosial secara tidak langsung.
2
tidak mengenal batas, tetapi Islam mempunyai garis hidup yang konkret
dalam batasan-batasan hidup bermasyarakat. Secara garis besar pergaulan
itu dapat dilihat dari beberapa lapisan. Lapisan pertama, mereka yang
umurnya lebih tua daripada kita, atau yang lebih banyak ilmunya atau
banyak ibadahnya. Maka hendaknya dalam memandang mereka, kita
berperasaan bahwa mereka mempunyai keutamaan, dan kepada merekalah
kita memberikan penghormatan yang semestinya. Lapisan kedua, ialah
mereka yang umurnya setaraf dengan kita. Mereka harus kita hormati,
walaupun umurnya setaraf karena mungkin mereka lebih tinggi akhalknya
dengan kita, amalnya lebih banyak daripada kita dan dosanya lebih sedikit
daripada kita. Lapisan ketiga, mereka yang lebih muda umurnya daripada
kita. Golongan ini pun harus kita hormati secara wajar karena mereka .
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan konsep pergaulan dalam islam
(toleransi) ?
2. Apa saja sikap yang baik dalam pergaulan ?
3. Apa saja dalil yang membahas tentang pergaulan ?
C. Tujuan
1. Mengetahui yang di maksud dengan konsep pergaulan dalam islam
terutama pada toleransi
2. Mengetahui sikap yang baik dalam pergaulan
3. Mengetahui dalil apa saja yang menjelaskan tentang pergaulan
3
BAB II
PEMBAHASAN
Toleransi adalah istilah dalam konteks sosial, budaya dan agama yang
berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap
kelompok-kelompok yang berbeda atau tidak dapat diterima oleh mayoritas
dalam suatu masyarakat. Contohnya adalah toleransi beragama, dimana
penganut mayoritas dalam suatu masyarakat mengizinkan keberadaan agama-
agama lainnya. Kata toleransi sebenarnya bukanlah bahasa “asli” Indonesia,
tetapi serapan dari bahasa Inggris “tolerance”, yang definisinya juga tidak jauh
berbeda dengan kata toleransi/toleran. Menurut Oxford Advanced Learners
Dictionary of Current English, toleransi adalah quality of tolerating opinions,
beliefs, customs, behaviors, etc, different from one’s own. Adapun dalam bahasa
Arab, istilah yang lazim dipergunakan sebagai padanan dari kata toleransi
adalah سماحةatau تسامح. Kata ini pada dasarnya berarti al-jûd (kemuliaan). atau
sa’at al-shadr (lapang dada) dan tasâhul (ramah, suka memaafkan). Makna ini
selanjutnya berkembang menjadi sikap lapang dada/ terbuka (welcome) dalam
menghadapi perbedaan yang bersumber dari kepribadian yang mulia.
4
umat manusia dalam agama dan keyakinan adalah kehendak Allah, karena itu
tak mungkin disamakan.
Berikut ini adalah ayat-ayat yang menjelaskan tentang seruan untuk bertoleransi
dan beretika dalam pergaulan.
QS Al-kafirun 1-6
“Katakanlah: “Hai orang-orang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang
kamu sembah.dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.dan aku
tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak
pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. untukmu agamamu,
dan untukkulah, agamaku.”
Surat ini adalah surat makkiyah, surat yang diturunkan pada periode
Makkah, meskipun ada juga pendapat yang menyebutkan bahwa, surat ini turun
pada periode Madinah. Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyebutkan bahwa,
surat ini adalah surat penolakan (baraa’) terhadap seluruh amal ibadah yang
dilakukan oleh orang-orang musyrik, dan yang memerintahkan agar kita ikhlas
dalam setiap amal ibadah kita kepada Allah, tanpa ada sedikitpun campuran,
baik dalam niat, tujuan maupun bentuk dan tata caranya. Karena setiap bentuk
percampuran disini adalah sebuah kesyirikan, yang tertolak secara tegas dalam
konsep aqidah dan tauhid Islam yang murni.
5
Secara umum, surat ini memiliki dua kandungan utama. Pertama, ikrar
kemurnian tauhid, khususnya tauhid uluhiyah (tauhid ibadah). Kedua, ikrar
penolakan terhadap semua bentuk dan praktek peribadatan kepada selain Allah,
yang dilakukan oleh orang-orang kafir.
QS Yunus 40-41
“di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepada Al Quran, dan di
antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Tuhanmu
lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan.jika mereka
mendustakan kamu, Maka Katakanlah: “Bagiku pekerjaanku dan bagimu
pekerjaanmu. kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan akupun
berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan”.
Pada ayat ke 40 surat Yunus Allah menjelaskan orang yang tidak beriman
(kaun Kafir) yang mendustakan Al Qur’an dibagi menjadi dua. Pertama
golongan yang benar-benar mempercayai dengan iktikad baik terhadap Al
Qur’an, mereka termasuk orang yang menghormati pendapat orang lain. Kedua
golongan yang sama sekali tidak mempercayai dan terus menerus di dalam
kekafiran, mereka termasuk orang membuat kerusakan.
6
diantara manusia, karena masing-masing punya hak. Dan tidak boleh
memaksakan orang lain memeluk agama Islam, sekalipun Islam agama yang
benar. Yakni biarlah kita berpisah secara baik-baik dan masing-masing akan
dinilai Allah serta diberi balasan dan ganjaran yang sesuai.
QS al-Kahfi 29
Kata رادق%% سterambil dari kata Persia, Ahli tafsir mengartikan kata ini
dengan Kemah dan ahli tafsir lain menterjemahkan dengan Penghalang.Yakni
neraka menggambarkan bangunan yang mempunyai penghalang berupa kobaran
7
api, sehingga manusia yang disiksa tidak akan bias keluar dari neraka, dan pihak
lain pun tidak bias masuk untuk member pertolongan. Dengan demikian yang
disiksa benar-benar diliputi oleh api itu.
QS al-Hujurat 10-13
8
sesame orang mukmin harus mempunyai jiwa persaudaraan yang kokoh
sebagaimana diajarkan agamanya yaitu islam.
Pada ayat 11 juga orang mukmin dilarang mengolok-olok diri sendiri. Ahli
tafsir menjelaskan mengolok-olok diri sendiri maksudnya mengolok sesama
mukmin karan antara sesama muslim itu satu tubuh. Begitupun di ayat ini Allah
melarang orang mukmin memanggil orang mukmin lain dengan panggilan atau
sebutan yang buruk. Yaitu sebutan yang tidak disukai oleh orang yang dipanggil
atau digelarinya. Seperti memanggil orang beriman dengan panggilan “hai
Fasik” atau “hai Kafir”. Dalam ayat ini Allah memperingatkan kepada orang
yang berbuat kesalahan harus segera taubat.
9
Al-Qur’an surat al-hujarat ayat 13 menegaskan kepada semua manusia
bahwa ia diciptakan Allah dari seorang laki-laki dan seorang perempuan.
Menciptakan manusia secara pluralistic, beraneka bangsa, suku, bahasa, budaya
dan warna kulit. Keanekaragaman dan kemajemukan manusia seperti itu adalah
bukan untuk berpecah belah, saling membanggakan kedudukan, yang satu lebih
terhormat dari yang lainnya akan tetapi supaya saling mengenal, bersilaturahmi,
berkomunikasi, saling member dan menerima. Suatu hal penting bahwa semua
manusia itu sama di hadapan Allah, yang membedakan derajat mereka adalah
ketaqwaannya kepada Allah SWT.
َ ِر ْبنYضْ َا ۖ َو ْليYYَ َر ِم ْنهYَظه َ اYYين ِزينَتَه َُّن ِإاَّل َم Yَ ِدYرُو َجه َُّن َواَل يُ ْبYُظنَ ف ْ َار ِه َّن َويَحْ ف َ ت يَ ْغضُضْ نَ ِم ْن َأب
ِ Yْص ِ َوقُلْ لِ ْل ُمْؤ ِمنَا
َأ َأ َأ َأ َأ َأ اَّل
ولَتِ ِه َّنYYُين ِزينَتَه َُّن ِإ لِبُعُولَتِ ِه َّن وْ آبَاِئ ِه َّن وْ آبَا ِء بُعُولَتِ ِه َّن وْ ْبنَاِئ ِه َّن وْ ْبنَا ِء بُع Yَ بِ ُخ ُم ِر ِه َّن َعلَ ٰى ُجيُوبِ ِه َّن ۖ َواَل يُ ْب ِد
َ ِة ِمنYَت َأ ْي َمانُه َُّن َأ ِو التَّابِ ِعينَ َغي ِْر ُأولِي اِإْل رْ ب ْ َأوْ ِإ ْخ َوانِ ِه َّن َأوْ بَنِي ِإ ْخ َوانِ ِه َّن َأوْ بَنِي َأ َخ َواتِ ِه َّن َأوْ نِ َساِئ ِه َّن َأوْ َما َملَ َك
ۚ ا ي ُْخفِينَ ِم ْن ِزينَتِ ِه َّنYَأرْ ُجلِ ِه َّن لِيُ ْعلَ َم َمYِ ِر ْبنَ بYض ْ َا ِء ۖ َواَل يYت النِّ َس ِ وْ َراYَرُوا َعلَ ٰى عYَظه ْ َال ِّر َجا ِل َأ ِو الطِّ ْف ِل الَّ ِذينَ لَ ْم ي
ََوتُوبُوا ِإلَى هَّللا ِ َج ِميعًا َأيُّهَ ْال ُمْؤ ِمنُونَ لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُون
10
memberinya ganti dengan manisnya iman di dalam hatinya.” (Lafal hadis yang
disebutkan tercantum dalam kitab Ad-Da’wa Dawa’ karya Ibnul Qayyim).
11
Ketiga, menjaga batasan aurat yang telah dijelaskan dengan rinci dalam hadis-
hadis Nabi. Allah Swt. memerintahkan kepada setiap mukminah untuk menutup
auratnya kepada mereka yang bukan mahram, kecuali yang biasa tampak dengan
memberikan penjelasan siapa saja boleh melihat. Di antaranya adalah suami,
mertua, saudara laki-laki, anaknya, saudara perempuan, anaknya yang laki-laki,
hamba sahaya, dan pelayan tua yang tidak ada hasrat terhadap wanita.
Hadis Pertama
Dari Abi Hurairah ra. berkata, Rasullah bersabda:ada lima kewajiban orang
islam terhadap orang islam lainnya, yaitu membalas salam, memenuhi
undangan, melayat jenazah, menengok orang sakit, dan berdoa bagi orang yang
bersin yang memuji Allah (membaca hamdallah).(Ibnu majah)
12
Apabila ada orang islam yang memberi salam atau mengucapkan salam, yaitu
“assalamu’alaikum” maka orang islam lainnya berkewajiban membalas atau
menjawab salam itu. Memberi salam adalah sunah.
Orang islam apabila diundang oleh orang islam lainnya, wajib memenuhi atau
menghadirinya, terutama adalah undangan pernikahan atau walimatul ursy.
Apabila ada orang islam yang meninggal dunia, maka orang islam lainnya
berkewajiban melayatnya. Hukumnya adalah wajib kifayah.
Hadis Kedua
13
ِد%س
َ لج َ ُه%َدَاعَى ل%َ ٌو ت%ُض
َ اِئ ِر ْا%س ْ ستَ َكى ِم ْنهُ ع
ْ س ِد اِدَاا َ َمثَ ُل ْال ُمْؤ ِمنِيْنَ فِي تَ َوا ِد ِه ْم َوتَ َرا ِح ِم ِه ْم َوتَ َعاطُفِ ِه ْم َمثَ ُل ْا
َ لج
ُ س َه ِر َو ْا
. لح َمى رواه البخارى والمسلم َ بِال
Kita tahu dan sadar bahwa manusia tidak bisa hidup kecuali dalam
kebersamaan. Kebersamaan baru dapat diwujudkan manakala solideritas
tercermin dalam kehidupan masyarakatnya. Oleh karena itu anjuran hadist
tersebut kepada umat islam untuk mewujudkan solideritas dalam kehidupan
antra mereka merupakan ajakan yang positif dan itulah etika pergaulan sesama
umat islam.
QS Al-Kafirun1-6
14
2. Masing- masing pemeluk agama dapat melaksanakan apa yang di
anggapnya benar dan baik sesuai dengan keyakinannya
3. Setiap pemeluk agama akan di mintakan pertanggungan jawabnya
di hadapan Allah SWT.
QS Yunus 40-41
QS al-Hujurat 10-13
15
3. Sesama orang mukmin tidak boleh
memanggil orang mukmin lain dengan panggilan atau sebutan yang buruk.
4. Orang mukmin dilarang berburuk sangka.
5. Orang mukmin harus mengikuti perintah
untuk sadar dan mengakui bahwa disisi Allah SWT semua manusia sama
kedudukannya, yang membedakan derajat mereka adalah ketaqwaannya.
Hadis Pertama
Hadis kedua
Adil sering diartikan sebagai sikap moderat, obyektif terhadap orang lain dalam
memberikan hukum, sering diartikan pula dengan persamaan dan keseimbangan
dalam memberikan hak orang lain, tanpa ada yang dilebihkan atau dikurangi.
Seperti yang dijelaskan Al Qur’an dalam surah Ar Rahman/55:7-9:
16
“Dan Allah telah meninggikan langit-langit dan Dia meletakkan neraca
(keadilan) suapaya kamu jangan melampaui batas neraca itu. Dan tegakkanlah
timbangan itu dengan dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu”
17
Dia menganggap bahwa kesalahan orang lain terhadapnya itu merupakan
‘kekeliruan’ dan’ kelemahannya’ selaku manusia.
Sifat pemaaf salah satu ciri-ciri orang yang bertakwa, yang patuh dan taat
kepada ajaran agama. Firman Allah SWT menjelaskan, “Bersegeralah kamu
kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit
dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. Yaitu orang-
orang yang menafkahkan hartannya, baik diwaktu lapang dan sempit, dan
orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan orang lain. Allah
menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”. (QS. Ali imran: 133-134).
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas jelaslah bagi kita bahwa pria dan wanita
memang harus menjaga batasan dalam pergaulan. Dengan begitu akan
terhindarlah hal-hal yang tidak diharapkan. Tapi nampaknya rambu-rambu
pergaulan ini belum sepenuhnya difahami oleh sebagian orang.Karena itu
menjadi tanggung jawab kita menasehati mereka dengan baik.Tentu saja
ini harus kita awali dari diri kita masing-masing.Semoga Allah senantiasa
membimbing kita dan menjauhkannya dari perbuatan tercela dan
perbuatan yang tidak terpuji.Amin.
Pergaulan dan persahabatan yang baik tidak sampai putus karena
permasalahanyang tidak prinsip dan sepele atau karena informasi negatif
yang belum jelas kebenarannya terhadap sahabat kita. Sebab sebagai
sahabat sesama muslim mempunyai kewajiban terhadap saudaranya untuk
saling tolong menolong. Allah SWT berfirman : “Dan tolong menolonglah
kamu dalam kebajikan dan takwa dan jangan saling menolong dalam
perbuatan dosa dan permusuhan”. (Q.S. Al-Maidah : 2). Wallahu A’lam
B. Saran
19
Pergaulan dan persahabatan yang baik tidak sampai putus karena
permasalahan yang tidak prinsip dan sepele atau karena informasi negatif
yang belum jelas kebenarannya terhadap sahabat kita. Sebab sebagai
sahabat sesama muslim mempunyai kewajiban terhadap saudaranya untuk
saling tolong menolong. Allah SWT berfirman : “Dan tolong menolonglah
kamu dalam kebajikan dan takwa dan jangan saling menolong dalam
perbuatan dosa dan permusuhan”. (Q.S. Al-Maidah : 2).
DAFTAR PUSTAKA
https://tafsirweb.com/6159-surat-an-nur-ayat-31.html
http://rijalseventh.blogspot.com/2012/11/makalah-agama-pergaulan-
dalam-pandangan.html
http://kebunhidayah.wordpress.com/2011/09/28/pandangan-islam-tentang-teman-
pergaulan-yang-baik/
http://hanifa93.wordpress.com/2009/05/20/etika-bergaul-dalam-islam/
http://www.anneahira.com/pergaulan-dalam-islam.htm
Daftar Is
20
i
KATA PENGANTAR.....................................................................1
BAB I...............................................................................................2
Pendahuluan...................................................................................2
A. Latar belakang.......................................................................2
B. Rumusan Masalah.................................................................3
C. Tujuan....................................................................................3
BAB II.............................................................................................4
PEMBAHASAN..............................................................................4
1. Konsep Pergaulan dalam Islam (Toleransi)..........................4
2. Hadis yang Membahas Tentang Toleransi dan Etika
pergaulan...................................................................................12
3. Adil, Sabar, Pemaaf, Perilaku Damai dalam Pergaulan.....16
BAB III............................................................................................19
PENUTUP........................................................................................19
A. Kesimpulan..........................................................................19
B. Saran....................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.................................................................20
21
22