Anda di halaman 1dari 3

 Aktivitas Vulkanisme

Vulkanisme adalah peristiwa keluarnya magma (lelehan panas bebatuan)


dari litosfer (lapisan dibawah permukaan bumi) ke permukaan bumi. Magma
yang mampu mencapai permukaan bumi disebut lava. Magma mampu meraih
permukaan bumi karena suhu yang tinggi dan adanya sejumlah gas yang
mampu mendorong magma untuk bergerak naik. Vulkanisme termasuk salah
satu jenis tenaga endogen karena dapat membuat perubahan pada relief
permukaan bumi akibat tenaga dari dalam bumi.

Tipe-tipe letusan gunung berapi:

a) Tipe Hawaii

Tipe Hawaii dapat ditandai dengan adanya lava yang cair dan tipis serta dalam
perkembangannya akan membentuk suatu tipe gunung api perisai.

b) Tipe Stromboli

Tipe Stromboli memiliki magma yang sangat cair. Magma yang menuju permukaan
sering mengalami letusan pendek dilanjutkan ledakan. Bahan-bahan yang
dikeluarkan berupa abu, bom, lapili, dan setengah padatan bongkah lava.

c) Tipe Vulkano

Tipe Vulkano memiliki ciri khusus yaitu pembentukan awan debu berbentuk bunga
kol. Gas yang ditembakkan ke atas meluas hingga jauh di atas kawah. Pada tipe ini,
tekanan gas sedang dan lava tidak terlalu cair. Berdasarkan kekuatan letusannya,
tipe vulkano dapat dibedakan menjadi tipe vulkano kuat (Gunung Velvusius dan
Gunung Etna), tipe vulkano lemah (Gunung Bromo dan Gunung Raung), dan tipe
peralihan (Gunung Kelud dan Anak Gunung Bromo).

d) Tipe Merapi

Tipe Merapi ditandai dengan adanya lava cair dan kental. Dapur magma relative
dangkal dan tekanan gas relatif rendah.

e) Tipe Perret

Pada Tipe Perret, letusan gunung api mengeluarkan suatu lava cair dengan tekanan
gas tinggi. Terkadang lubang pada lubang tersumbat sehingga gas dan uap terkumpul
dalam tubuh bumi. Akibatnya, sering terdapat getaran sebelum terjadinya letusan.
Setelah meletus, material-material yang keluar adalah abu, lapili, dan bom terlempar
dahsyat ke angkasa.

Mitigasi sebelum terjadi vulkanisme:


 Mengenali tanda-tanda bencana, karakter gunung berapi, dan
ancaman-ancamannya.
 Ajaklah keluarga dan masyarakat  untuk menghindari daerah bahaya,
yangdimaksud daerah bahaya adalah lereng gunung, lembah atau kawasan
yang memungkinkan dialiri lahar.
 Mengetahui jalur dan tempat pengungsian yang sudah siap dengan bahan
kebutuhan dasar (air, jamban, makanan, pertolongan pertama) jika
diperlukan.
 Siapkan lampu senter dengan kondisi baterai yang masih baik.
 Mempersiapkan kebutuhan dasar dan dokumen penting.
 Memantau informasi yang diberikan oleh Pos Pengamatan gunung api
(dikoordinasi oleh Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi). Pos
pengamatan gunung api biasanya mengkomunikasikan perkembangan
status gunung api lewat radio komunikasi.
 Pemerintah akan menyediakan angkutan untuk pengungsian. Masyarakat
harus mengungsi ke barak pengungsian.
 Lindungi diri dari abu letusan dan awan panas. Kita bisa mengenakan
masker, topi, celana panjang dan baju lengan panjang.
 Abu letusan berbahaya bagi tubuh, usahakan jangan menghirup secara
langsung udara yang terkena abu letusan.
 Patuhilah pedoman dan perintah dari instansi berwenang tentang upaya
penanggulangan bencana. Jangan mudah terhasut untuk segera kembali
ke rumah saat status masih dalam bahaya.

Mitigasi saat terjadi vulkanisme:

 Carilah tempat perlindungan yang aman.


 Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah, aliran sungai
kering dan daerah aliran lahar. Hindari tempat terbuka, lindungi diri dari
abu letusan.
 Saat memilih alat penerangan, pilihlah lampu senter. Jangan gunakan api,
lilin, atau yang mengandung gas.
 Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh, seperti baju lengan panjang,
celana panjang, topi dan lainnya.
 Jika terjadi bencana gunung berapi, lindungi mata dari debu – bila ada
gunakan pelindung mata seperti kaca mata renang atau apapun yang
bisa mencegah masuknya debu ke dalam mata.
 Jangan memakai lensa kontak saat gunung berapi meletus.
 Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung dari abu letusan
gunung berapi.
 Saat turunnya abu gunung api usahakan untuk menutup wajah dengan kedua
belah tangan.
 Periksa adanya luka. Setelah menolong diri, bantu menolong mereka yang
telruka atau terjebak. Hubungi petugas yang menangani bencana, kemudian
berikan pertolongan pertama jika memungkinkan. Jangan coba
memindahkan mereka yang luka serius karena justru bisa memperparah
luka.

Mitigasi sesudah terjadi vulkanisme:

 Cari tempat penampungan/ evakuasi.


 Lindungi diri Anda dari ancaman tidak langsung dengan memakai celana
panjang, baju lengan panjang, sepatu yang kuat, dan jika mungkin juga
sarung tangan. Ini akan melindungi Anda dari luka akibat barang-barang
yang pecah.
 Pembersihan. Singkirkan barang-barang yang mungkin berbahaya, termasuk
pecahan gelas, kaca dan obat-obatan yang tumpah.
 Gunakan air bersih untuk mencuci piring, mandi, minum, dan sebagainya.
Jangan gunakan air yang tercemar.
 Sebelum air digunakan harus direbus terlebih dahulu, kurang lebih 7 menit.
 Jangan lupa untuk mencuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum
memasak atau makan, setelah buang air, setelah melakukan pembersihan, setelah
menangani apa saja yang telah tercemar oleh abu vulkanik.
 Waspada terhadap bencana susulan.
 Selain itu, tentunya kita harus terus berdoa kepada Tuhan YME agar selalu
dilindungi dan diberikan keselamatan.

Anda mungkin juga menyukai