Anda di halaman 1dari 23

MANAJEMEN

BENCANA LETUSAN
GUNUNG BERAPI
Muh. Fausi Ramdani (131.10.1158)
Miftakhul Huda (151.10.1040)
Angel Natalia F P (151.10.1025)
Faried Ardian Putranto (161.10.1002)
Pamela Felita Adibrata (161.10.1005)
POKOK BAHASAN
1. Pendahuluan
2. Gejala letusan
3. Bahaya gunungapi
4. Pembagian status dan aktivitas
gunungapi
5. Tahapan Manajemen Bencana
6. Manajemen Prabencana
(Mitigasi dan Perencanaan)
7. Manajemen Saat bencana
(Penyelamatan)
8. Manajemen Pasca bencana
(Rekonstruksi dan Rehabilitasi)
9. Penutup
Gunungapi yaitu proses keluarnya magma
cair liat dan pijar dari dalam bumi ke
PENDAHULUAN permukaan, yang setelah membeku dan
membatu membentuk batuan ekstrusif
(extrusive rocks), baik berupa batuan beku
luar maupun batuan piroklastika.
Gunungapi pada saat tertentu akan
mengalami erupsi atau yang biasa kita
kenal dengan istilah letusan gunungapi.
Untuk itu kita perlu mengetahui tanda-
tanda serta bahaya letusan gunung api,
supaya kita bisa melakukan sikap yang
tepat dalam menghadapi bencana gunung
meletus tersebut. Cara yang tepat dalam
menghadapi bencana gunung meletus
yaitu dengan melakukan manajemen
bencana letusan gunungapi.
Manajemen bencana menurut Shaluf
dalam Kusumasari (2010:19)
mendefinisikan sebagai istilah kolektif
yang mencakup semua aspek
perencanaan untuk merespons bencana,
termasuk kegiatan-kegiatan sebelum
bencana dan setelah bencana yang
mungkin juga merujuk pada manajemen
resiko dan konsekuensi bencana.
Penyebab Gunung Meletus
1. Peningkatan terjadinya gempa vulkanik
2. Pergerakan tektonik
3. Terjadinya deformasi badan gunung
4. Adanya tekanan yang sangat tinggi
GEJALA LETUSAN GUNUNGAPI
1. Suhu di sekitar gunung tersebut meningkat
2. Mata air di sekitar gunung mengering
3. Tumbuhan yang berada di sekitar gunung layu
4. Hewan- hewan liar yang tinggal di gunung lari ke bawah atau turun gunung
5. Sering terdengar suara gemuruh gunung
6. Sering terjadinya gempa vulkanik
7. Keluarnya awan panas
8. Terjadinya hujan abu
BAHAYA GUNUNGAPI
Bahaya letusan gunungapi dapat berpengaruh secara langsung (primer) dan tidak
langsung (sekunder) yang menjadi bencana bagi kehidupan manusia. Bahaya yang
langsung oleh letusan gunungapi adalah :
1. Leleran lava
2. Aliran piroklastik (awan panas)
3. Jatuhan piroklastik
4. Lahar letusan
5. Gas vulkanik beracun (CO, CO2, HCN, H2S, SO2)
6. Lontaran material
Bahaya sekunder, terjadi setelah atau saat gunungapi aktif:
1. Lahar hujan
2. Banjir bandang
3. Longsoran
Lelehan Lava Hujan Abu Awan Panas

Gas Vulkanik Lahar Hujan Longsoran Vulkanik


PEMBAGIAN STATUS
DAN AKTIVITAS
GUNUNGAPI
TAHAPAN MANAJEMEN BENCANA
LETUSAN GUNUNG BERAPI
LETUSAN
GUNUNG BERAPI

RESIKO TERKENA
DAMPAK LETUSAN

MANAJEMEN
BENCANA OLEH
BPBD

PRA BENCANA SAAT BENCANA PASCA BENCANA

MITIGASI PENYELAMATAN REHABILITASI


&
REKONSTRUKSI
MANAJEMEN PRA LETUSAN GUNUNG BERAPI
MITIGASI
Mitigasi menjalankan tugas menyelenggarakan, membina, dan mengoordinasikan
pencegahan dan mitigasi bencana. Mitigasi letusan gunung berapi dilakukan oleh BPBD dan
dibantu oleh PVMBG (Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi). Mitigasi letusan gunung
berapi meliputi Pemetaan kerentanan resiko letusan gunung berapi dan kapasitas masyarakat
termuat dalam peta resiko, yang kemudian dilakukan analisis dan disusun suatu perencanaan
tentang tindakan-tindakan penanganan bencana erupsi yang harus dilakukan sesuai dengan
tingkat kerentanan masing-masing. Serta melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang
letusan gunung berapi, mulai dari Sekolah-sekolah hingga ke Desa dan membentuk Sekolah
Siaga Bencana dan Desa Tangguh Bencana, yang diharapkan masyakat selalu waspada jika
sewaktu-waktu gunung berapi meletus. Setelah dilakukan analisis resiko dan sosialisasi
selanjutnya menyusun rencana pembangunan fisik untuk meminimalisir dampak letusan
gunung berapi, seperti:
1. Pembuatan talud banjir, berfungsi mencegah meluapnya lahar dari sungai
2. Pembuatan kantong lahar, berfungsi sebagai tempat penampungan debit lahar
3. Pemasangan Early Warning System (EWS), alat peringatan dini yang berfungsi untuk
memberi peringatan bahaya erupsi yang dilengkapi dengan sirine dan pengeras suara
yang dipantau melalui pos jaga Gunung
4. Pemasangan rambu-rambu jalur evakuasi
Mitigasi yang dapat dilakukan masyarakat di zona bahaya letusan
gunung berapi:

1. Cari tahu tentang sistem pengamanan di komunitas daerah masing-masing serta bagan alur
keadaan darurat
2. Waspadai mengenai bahaya yang menyertai letusan gunungapi yaitu :
• Lahar dan banjir bandang
• Longsor dan hujan batu (material gunung api)
• Gempa bumi
• Hujan abu dan hujan asam
• Tsunami
3. Lakukan rencana evakuasi
• Apabila anda tinggal di daerah rawan bencana gunung api,
harus ingat rute mana yang aman untuk dilalui.
• Bentuk komunitas bahaya bencana gunungapi
• Apabila anggota keluarga tidak berkumpul ketika terjadi letusan (misalnya yang
dewasa sedang bekerja dan anak-anak sedang sekolah) usahakan untuk berkumpul
dalam keluarga jangan terpisah.
• Mintalah keluarga yang tinggal berjauhan untuk saling mengontak sebagai ‘hubungan
keluarga’ sebab sehabis terjadi bencana biasanya lebih mudah untuk kontak jarak jauh.
Tiap anggota keluarga usahakan untuk mengetahui nama, alamat dan nomor telepon
anggota keluarga yang lain.
4. Buatlah persediaan perlengkapan darurat seperti :
• Batere/ senter dan extra batu batere
• Obat-obatan untuk pertolongan pertama
• Makanan dan air minum untuk keadaan darurat.
• Pembuka kaleng
• Masker debu
• Sepatu
• Pakailah kacamata dan gunakan masker apabila terjadi hujan abu.
5. Hubungi pihak-pihak yang berwenang mengenai penanggulangan bencana.
6. Walaupun tampaknya lebih aman untuk tinggal di dalam rumah sampai
gunungapi berhenti meletus, tapi apabila anda tinggal di daerah rawan bahaya
gunungapi akan sangat berbahaya. Patuhi instruksi yang berwenang dan lakukan
secepatnya.
BPBD membentuk Sekolah dan Desa Tangguh Bencana

Peta zonasi gunung meletus Sosialisai ke masyarakat yang tinggal di


zona bahaya gunung meletus
MANAJEMEN SAAT LETUSAN GUNUNG BERAPI
Saat status Gunung memasuki status Siaga, maka langkah selanjutnya yang
dilakukan oleh BPBD adalah penyelamatan dan pertolongan yang merupakan tugas dari
Bidang Kedaruratan dan Logistik Bencana dengan Seksi Kedaruratan dan Operasional
Bencana yang bertugas melakukan evakuasi dan Seksi Penanganan Pengungsi dan Logistik
untuk memberikan pertolongan kepada korban bencana erupsi. Upaya penyelamatan dan
pertolongan ini dilakukan oleh Team Reaksi Cepat (TRC) apabila letusan Gunung berapi
berkategori ringan, dan melibatkan Tim Komando Tanggap Darurat yang melibatkan berbagai
elemen dalam pemerintahan seperti TNI, POLRI, SAR beserta masyarakat yang tergabung
sebagai relawan apabila letusan berkategori sedang hingga berat karena membutuhkan
personil yang lebih banya
Dalam memberikan pertolongan kepada korban bencana erupsi, pada saat
pengungsi telah berada di barak pengungsian, maka BPBD mulai dilakukan distribusi logistik
dengan terlebih dahulu melakukan pendataan jumlah pengungsi, menghitung kebutuhan
pengungsi mendirikan posko darurat, dan penanganan korban bencana yang diatur dalam
SOP Barak dan Logistik. Seksi Kedaruratan dan Operasional Bencana beserta Seksi
Penanganan Pengungsi dan Logistik Bencana telah melakukan kegiatan pelatihan
kebencanaan yaitu Pengelolaan Barak dan Dapur Umum. Pelatihan ini diikuti oleh berbagai
elemen masyarakat yang melibatkan berbagai pihak seperti Dinas Kesehatan, PMI, dan
Polisi
Sedangkan upaya penyelamatan harta benda meliputipenyelamatan ternak bagi masyarakat,
apabila status Gunung Merapi mencapai level siaga, maka Seksi Kedaruratan dan Operasional
Bencana akan melakukan evakuasi ternak dengan bekerjasama dengan Dinas Peternakan.

Tanggap bencana yang dilakukan masyarakat saat gunung meletus:


1. Ikuti perintah pengungsian yang diperintahkan oleh yang berwenang.
2. Hindari melewati searah dengan arah angin dan sungai-sungai yang berhulu di
puncak gunung yang sedang meletus.
3. Apabila terjebak di dalam ruangan/ rumah :
- Tutup seluruh jendela, pintu-pintu masuk dan lubang /keran
- Letakkan seluruh mesin ke dalam garasi atau tempat yang tertutup.
- Bawa binatang atau hewan peliharaan lainnya ke dalam ruang yang terlindung
4. Apabila berada di ruang terbuka:
- Cari ruang perlindungan .
- Apabila terjadi hujan batu, lindungi kepala dengan posisi melingkar seperti bola.
- Apabila terjebak dekat suatu aliran, hati-hati terhadap adanya aliran lahar.Cari tempat
yang lebih tinggi terutama
- Lindungi diri anda dari hujan abu
- Kenakan pakaian kemeja lengan panjang dan celana
- Gunakan kacamata untuk melindungi mata anda
5. Hindari daerah bahaya yang telah ditetapkan oleh pemerintah/ lembaga yang
berwenang/lihat peta daerah bahaya gunung api
6. Akibat letusan gunungapi bisa dirasakan berkilo meter jauhnya dari gunung api
yang sedang meletus. Aliran lahar dan banjir bandang, kebakaran hutan bahkan
aliran awan panas yang mematikan dapat mengenai anda yang bahkan tidak
melihat ketika gunung api meletus. Hindari lembah-lembah sungai dan daerah
yang rendah. Mencoba mendekati gunung api yang sedang meletus merupakan ide
yang dapat membawa maut.
7. Apabila anda melihat permukaan aliran air sungai naik cepat-cepat cari daerah
yang lebih tinggi. Apabila aliran lahar melewati jembatan jauhi jembatan tersebut.
Aliran lahar memiliki daya kekuatan yang besar , membentuk aliran yang
mengandung lumpur dan bahan gunung api lainnya yang dapat bergerak dengan
kecepatan 30-60 kilometer perjam. Awan panas yang mengandung debu
gunungapi dapat membakar tumbuhan yang dilaluinya dengan amat cepat.
Dengarkan berita dari radio atau televisi mengenai situasi terakhir bahaya letusan
gunung api.
Kendaraan Evakuasi Saat Letusan Gunung Berapi

Gudang Logistik Barak Pengungsian


MANAJEMEN PASCA LETUSAN GUNUNG BERAPI
Setelah terjadinya erupsi, maka Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD melakukan
pendataan kerusakan dan kerugian yang ditimbulkan dari erupsi. Pendataan tersebut termuat
dalam dokumen Damage and Loss Assessments (DALA). Setelah pendataan tersebut selesai,
maka disusunlah rencana aksi untuk kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi yang disesuaikan
dengan kondisi masyarakat untuk mengembalikan kondisi masyarakat seperti semula dapat
diketahui bahwa BPBD terlebih dahulu melakukan penghitungan dampak dari erupsi sebelum
menyusun kegiatan pemulihan di kawasan terdampak bencana melalui kegiatan rehabilitasi yang
merupakan perbaikan dari fasilitas yang rusak akibat erupsi gunung berapi atau rekonstruksi.
Kegiatan pemulihan meliputi dua kegiatan yaitu rehabilitasi dan rekonstruksi yang dibagi
dalam 5 sektor yaitu sektor perumahan, sektor infrastruktur, sektor ekonomi produktif, sosial dan
lintas sektor dalam bentuk pekerjaan konstruksi dan non konstruksi, perencanaan dan
pemantauan. Adapun sektor perumahan meliputi pembangunan hunian tetap, pengelolaan
sampah di huntap, dan fasilitasi serta pendampingan Rekompak (Rekonstruksi dan Rehabilitasi
Masyarakat Berbasis Komunitas). Selanjutnya adalah sektor infrastruktur yang meliputi
peningkatan jalan kabupaten, pembangunan jalan poros desa/evakuasi, dan jaringan air bersih di
luar huntap. Dalam kegiatan pemulihan ini, kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi dilakukan
secara bersama-sama oleh Seksi Rehabilitasi dan Seksi Rekonstruksi dengan melibatkan pihak-
pihak terkait yang berwenang.
Pembangunan Hunian Tetap (HUNTAP)
Sebagai Upaya Rehabilitasi dan Rekonstruksi

Pembuatan Kandang Untuk Ternak Masyarakat Yang Dievakuasi


Video Tanggap,Tangkas,Tangguh
menghadapi "Gunung Api"
KESIMPULAN
Erupsi Gunungapi atau biasa disebut dengan Gunung Meletus merupakan salah satu
bencana yang sering terjadi di Indonesia, hal ini disebabkan karena banyak gunungapi yang
masih aktif yang tersebar di Indonesia. Gunung api yang akan meletus akan memperlihatkan
gelaja-gejala, sehingga gunung api yang akan meletus dapat dikategorikan dalam 4 status
yaitu Normal, Waspada, Siaga, dan Awas.
Banyak sekali bahaya-bahaya yang dapat disebabkan oleh gunung meletus yang
berdampak terhadap manusia baik itu Infrastruktur, harta benda, gangguan psikis, maupun
korban jiwa. Untuk itu perlu dilakukan langkah-langkah dan tindakan yang tepat dalam
menghadapi gunung meletus.
Cara yang tepat untuk menghadapi bahaya gunung meletus yaitu dengan melakukan
manajemen bencana letusan gunung berapi. Di Indonesia, badan yang bertugas dalam
melakukan manajemen bencana tersebut yaitu BPBD (Badan Nasional Penanggulangan
Bencana). Badan ini bertugas mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
penanganan bencana dan kedaruratan secara terpadu; serta melaksanakan penanganan
bencana dan kedaruratan mulai dari sebelum, pada saat, dan setelah terjadi bencana yang
meliputi pencegahan (Mitigasi), kesiapsiagaan, penanganan darurat (Penyelamatan), dan
pemulihan (Pembangunan kembali infrastruktur dan penanganan gangguan psikis).
DAFTAR PUSTAKA
■ https://www.esdm.go.id/assets/media/content/Pengenalan_Gunung_Api.pdf
■ https://www.academia.edu/37959937/MITIGASI_BENCANA_ERUPSI_GUNUNG_API.
docx
■ https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/gunung/penyebab-gunung-meletus
■ http://p2mb.geografi.upi.edu/Tentang_Bencana.html
■ https://www.kemsos.go.id/artikel/edukasi-tanggap-bencana-gunung-meletus
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai