Anda di halaman 1dari 10

Makalah

KARAKTERISTIK ASWAJA

Disusun guna untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Aswaja 2

Dosen Pengampu : Muhammad Yasin, M.Pd.I

Disusun Oleh : Kelompok 5

1. MIFTAHUL HUDA
2. NADA SRI JUWITA
3. SEPTIANI KHARISMA PUTRI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL MA’ARIF KALIREJO

LAMPUNG TENGAH TAHUN 2022


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Karakteristik Aswaja”. Keberhasilan dalam pembuatan
makalah ini juga tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, untuk itu kami ucapkan terima kasih.
Saya berharap semoga dengan adanya makalah ini dapat berguna
bagi orang yang membacanya. Kami sadar bahwa dalam pembuatan
makalah ini belum sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat membangun.Serta semoga makalah ini tercatat menjadi
motivator bagi penulis untuk penulisan makalah yang lebih baik dan
bermanfaat.

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................1
C. Tujuan dan Manfaat....................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Karakeristik aswaja.....................................................................2

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................5
B. Saran ...........................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................6

ii
iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aswaja sangat perlu dipelajari karena Aswaja termasuk ajaran
orang-orang Islam secara keseluruhan dan sebagai bekal untuk pedoman
hidup dalam sehari-hari. Aswaja adalah suatu golongan yang menganut
syariat islam yang berdasarkan pada al-quran dan hadis. Aswaja sebagai
bagian dari kajian keislaman merupakan upaya yang mendudukkan aswaja
secara proposional, bukannya semata-mata untuk mempertahankan sebuah
aliran atau golongan tertentu yang mungkin secara subyektif kita anggap
baik karena rumusan dan konsep pemikiran teologis yang diformulasikan
oleh suatu aliran, sangat dipengaruhi suatu masalah teori pada masanya
dan mempunyai sikap. Aswaja memiliki karakteristik yang berbeda
dengan ajaran-ajaran lain. Karakteristik adalah ciri-ciri atau ciri khas yang
membedakan antara satu hal yang satu dengan hal yang lain.

B. Rumusan Masalah
a. Apa Saja Karakteristik Aswaja ?

C. Tujuan Dan Manfaat


Tujuan dan manfaat dalam mempelajari karakteristik aswaja adalah untuk
lebih tau tentang apa yang dimaksud dengan karakteristik aswaja itu.

1
BAB II PEMBAHASAN

A. Karakteristik Aswaja
Ahlussunnah wal-Jama’ah memiliki empat karakteristik pokok,
diantaranya :
1. Tawassuth
merupakan sikap tengah-tengah atau sedang-sedang diantara dua sikap
yang saling berlawanan. Sikap tawassuth merupakan sikap yang tidak
terlalu keras (fundamentalis) ataupun terlalu bebas (liberalisme).
Dengan sikap inilah Islam bisa diterima di berbagai lapisan
masyarakat.
Allah Swt berfirman dalam surat al-Baqarah ayat 143:
“Dan demikianlah kami menjadikanmu (umat Islam), umat yang adil
(tengah-tengah) dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan)
manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas perbuatan
kamu. (QS al-Baqarah : 143)
Hal yang perlu di perhatikan dalam penerapan tawasuth ialah:
a. Tidak bersikap ekstrim dalam menyebarluaskan ajaran
Ahlussunnah Wal Jama’ah
b. Tidak mudah mengkafirkan sesama muslim karena perbedaan
pemahaman agama
c. Memposisikan diri dalam kehidupan bermasyarakat dengan
senantiasa memegang teguh prinsip persaudaraan (ukhuwah)
dan toleransi, hidup berdampingan baik dengan sesama warga
NU, sesama umat Islam maupun warga Negara yang memeluk
agama lain.

Contoh : Tidak membeda-bedakan golongan dalam berinteraksi


dan berkomunikasi, menjalin silaturahmi antar sesama agar tidak
terjadi pertikaian, menerima pendapat orang lain yang tidak
sepaham.

2
2. Tawazun
Tawazun adalah sikap seimbang dalam segala hal, baik dalam
ibadah yang berhubungan langsung dengan Allah Swt (hablun min
Allah) ataupun hubungan dengan sesama (hablun min an-nas).
Termasuk juga keseimbangan di dalam menggunakan dalil akal (aqli)
dan dalil syara’ (naqli). Karakter tawazun (keseimbangan) sangat
penting dalam upaya menyeimbangkan antara hak dan kewajiban
setiap manusia dengan Tuhannya, manusia dengan sesamanya,
manusia dengan makhluk yang lain seperti hewan, tumbuh-tumbuhan,
dan lainnya. Karakter ini sesuai dengan firman Allah swt dalam surat
al-Hadid ayat 25:
“Sesungguhnya kami telah mengutus para Rasul kami dengan
membawa bukti-bukti yang nyata dan telah kami turunkan bersama
mereka al-Kitab dan timbangan (keadilan) supaya manusia dapat
melaksanakan keadilan.” (QS.. al-Hadid: 25)
Contoh :
3. Tasamuh
Tasamuh merupakan sikap saling menghargai, dan menghormati
(toleransi). Artinya, dalam kehidupan, Ahlussunnah wal-Jama’ah
selalu bersikap menghargai dan menghormati orang atau kelompok
lain yang berbeda pandangan, karena perbedaan merupakan sebuah
keniscayaan yang tidak bisa dihindari. sikap Tasamuh bukan berarti
membenarkan segala perilaku orang lain atau kelompok lain yang
berbeda, akan tetapi semuanya harus tetap berada pada jalan yang telah
ditetapkan oleh Syari’at. Artinya mengatakan kebenaran jika hal itu
dinilai benar dan mengatakan salah jika hal itu dinilai salah.
Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt dalam QS.Thaha :44.
“Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang
lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut” (QS. Thaha : 44)
Contoh : Bergaul dengan semua teman tanpa membedakan agamanya,
tidak menghina dan menjelekkan ajaran agama lain.

3
4. I’tidal
I’tidal merupakan sikap adil, jujur, dan apa adanya. Ahlussunnah
wal-Jama’ah selalu menegakkan dan menjalankan keadilan kepada
siapapun, dimanapun, kapanpun dan dalam kondisi apapun
berdasarkan pertimbangan kemaslahatan bersama. Dengan
sikap I’tidal diharapkan terwujudnya, kesejahteraan, keadilan dan
kemakmuran sesuai dengan dasar Indonesia, Pancasila. Sehingga pada
gilirannya akan tercipta masyarakat yang adil dan makmur. Sikap ini
merupakan sebuah kewajiban dari ajaran syari’at Islam. Sebagaimana
firman Allah dalam surat al-Ma’idah ayat 8:
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang
yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi
dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu
kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah,
karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan.” (QS. Al-Maidah : 8).

4
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Ahlussunah wal jama’ah memiliki 4 karakteristik diantaranya yaitu,
tawassuth, tawazun, tasamuh dan I’tidal. Banyak manfaatnya jika kita
mempunyai sikap/menanamkan nilai karakteristik tersebut untuk
kehidupan sehari-hari.

B. Saran
Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat menambahkan
wawasan kita untuk mengetahui karaktristik aswaja. Sebagai penulis kami
menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, maka
dari itu kritik dan saransangat kami harapkan dari teman-teman semua,
supaya lebih baik untuk kedepannya.

5
DAFAR PUSTAKA

Abdul Mannan, Ahlussunnah Wal Jamaah Akidah Umat Islam Indonesia. (Kediri: PP. Al
Falah Ploso Kediri, 2012), hal.36

As’ad Thoha, Pendidikan Aswaja Dan Ke-NU-An Untuk MA/SMA/SMK Kelas 12,
Kurikulum 2012. (Jawa Timur: PWLP Ma’arif NU, 2013), hal.11

Anda mungkin juga menyukai