Anda di halaman 1dari 11

Makalah

Pemikiran Aliran Kalam Syiah


Makalah disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Kalam
Dosen Pengampu: Dr. Nursiman, M.Ag.

Disusun Oleh:
1. Muhamad Aditiya (231111056)
2. Gayatri Dian S. (231111052)
3. Muhamad Fadli (231111072)

PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok
untuk mata kuliah ilmu kalam dengan judul pemikiran kalam aliran syi’ah.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dosen
mata kuliah ilmu kalam yang telah memberikan tugas terhadap kami. dalam penulisan
makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan do’a,
saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki, oleh karena itu,kami
mengharapkan segala bentuk saran dan masukan yang membangun dari berbagai
pihak.akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfa’at bagi dunia
Pendidikan.

Sukoharjo, 9 Oktober 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................2

DAFTAR ISI......................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................4

A. LATAR BELAKANG......................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................4
C. TUJUAN PENELITIAN.................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................5

A. PENGERTIAN SYIAH...................................................................................5
B. PRINSIP AJARAN SYIAH.............................................................................5
C. PEMIKIRAN SYIAH......................................................................................8

BAB III PENUTUP.........................................................................................................10

A. KESIMPULAN.............................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................11

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perbedaan dalam bidang teologi islam memunculkana dua sekte besar yaitu suni dan
syi’ah yang hingga saat ini tak pernah surut dari pembahasan dalam kehidupan keberagaman
dan diskursus studi keislaman. Perbedaan mendasar antara suni dan syi’ah terkait konsep
relativisme dalam memahami ayat-ayat al Qur’an dan hadist. Salah satu contohnya adalah
hadits tentang “ikutilah sunahku dan sunah para khalifah sesudahku”. Dari hadist diatas
difahami oleh suni bahwa ada kewajiban unruk mengikuti para khalifah setelah nabi, namun
dalam konteks syi’ah mereka tidak menjalankan hadist tersebut namun syi’ah meyakini
adanya imamah dan tidak sebaliknya. Konsep imamah in yang kemudian memunculkan
sekte-sekte dalam teologi syi’ah sendiri.
Lantas apa yang melatar belakangi kesesatan syi’ah itu sendiri. Terkadang ketidak tahuan
yang akhirnya membuat kita mengambil kesimpulan secara sepihak. Oleh karenanya,
makalah ini ditulis untuk mengenak syi’ah lebih jauh dari pengertian, sejarah, ajaran dan
prinsip-prinsip syi’ah. Semoga makalah ini dapat memberikan gambaran yang utuh, objektif
dalam memahami kalam syi’ah.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Kalam Syiah
2. Prinsip Ajaran Syiah
3. Apa Pemikiran dari Kalam Syiah
C. TUJUAN PENELITIAN

1. Agar dapat mengetahui pengertian kalam syiah.


2. Agar dapat mengetahui sejarah kemunculan kalam syi’ah
3. Agar dapat mengetahui prinsip-prinsip dari ajaran kalam syi’ah
4. Agar dapat mengetahui pemikiran dari ajaran kalam syi’ah

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SYIAH
Secara etimologi syi’ah dapat diartikan golongan, pengikut, pembantu, pendukung
dan pengikut sejenisnya. Dalam al-mishbah al-munir disebutkan bahwa asy-syi’ah
berarti pengikut dan pendukung. Semua orang bersepakat pada suatu urusan pun
disebut syiah (pendukung/pengikut). Pengertian syaih secara tertimonologi. secara
tertimonologi syiah adalah mereka yang mengutamakan ali bin abi thalib
dibandingkan utsman bin affan. Karena itulah ada istilah syi’i ( kelompok yang
mengutamakan ali bin abi thalib), dan ada istilah Utsmani ( kelompok yang
mengutamakan utsman bin affan) Pada dasarnya syiah periode pertama hanya
ditujukkan kepada mereka yang mendukung ali bin abi thalib.mereka yang bermanhaj
ahlu sunnah wal’jamaah, tidak mengkafirkan sahabat dan tidak menyilisihi
syariat.akan tetapi, syiah yang bersih, murni,selamat, dan luhur ini tidak bertahan
lama, melainkan berubahlah prinsip sikap syiah, sehingga menjadi menjadi aneka
macam syiah. Karena itulah, mereka yang menjelek-jelekkan kedua sahabat (abu
bakar dan umar bin khatab ) disebut rafidhah. Mereka tidak layak diakui sebagai
syiah. Oleh karena itu, sikap syiah terdiri atas beberapa tingkatan,fase,dan tahapan.
Syiah juga terbagi menjadi beberapa kelompok.
B. PRINSIP AJARAN SYIAH

menurut prinsipnya, ajaran Madzhab Syi'ah dikenal dengan konsep Ushul al-Din yang
memiliki lima akar yaitu:

1. Tauhid (Ke-Esaan)
Ke-Esaan Tuhan adalah mutlak dan Ia bereksistansi dengan sendiri-Nya. Memiliki
artian bahwa Tuhan bereksistansi dengan sendirinya sebelum adanya waktu dan
ruang. Ruang dan waktu diciptakan oleh Tuhan. Ke-Esaan Tuhan tidak tersusun dan
Tuhan tidak membutuhkan sesuatu. Tuhan tidak dapat dilihat dengan mata, tapi
Tuhan Maha Melihat lagi Maha mendengar. Selalu hidup dan selalu benar serta bebas
dalam berkehendak.
2. Al- ‘Adl (Keadilan)
Tuhan memberikan akal kepada manusia yang berguna dalam mengetahui suatu
tindakan yang benar atau salah. Manusia dapat menggunakan perasaan, penglihatan

5
atau indera yang lainnya untuk melakukan suatu aktivitas baik maupun aktivitas yang
buruk. Sehingga manusia dapat memanfaatkan pemberian anugerah dari Tuhan
tersebut guna mewujudkan dan harus siap bertanggung jawab atas apapun yang sudah
diperbuat.
Menurut ajaran Syi’ah, mereka mengatakan bahwa Allah tidak berbuat dzalim
terhadap seorang hamba-Nya dan tidak akan pernah melakukan suatu keburukan
menurut akal sehat. Akal yang mengatakan bahwa buruk bagi Allah, itu sangat
mustahil,sehingga kaum Syi’ah menetapkan sifat al-Adl hanya pantas bagi Allah Swt.
Akal tanpa bantuan Syara’ juga tidak mungkin bisa membedakan antara baik ataupun
buruk sehingga dapat dikatakan bahwa Syara’ itu memperkuat dan memberi tanda-
tandanya kalau itu benar atau salah. Kaum Syi’ah mengartikan keadilan Tuhan
dengan sebuah arti menafikan kemungkinan bahwa Tuhan berbuat dzalim. Tuhan itu
Maha Adil dan tidak mungkin berbuat dzalim pada ketetapan dan hukum-hukum-Nya.
Dia tidak memberikan beban epada hamba-hamba-Nya melebihi dengan apa yang
tidak disanggupinya serta Tuhan tidak menyiksa hamba-hamba-Nya melebihi dengan
siksa yang seharusnya hamba-hamba-Nya terima.
3. Nubuwwah (Kenabian)
Rasul merupakan petunjuk yang diutus oleh Tuhan untuk memberikan acuan atau
pedoman dalam mengetahui perbedaan antara yang baik dan yang buruk di seluruh
alam semesta. Ajaran Syi’ah Itsna ‘Asyriyah mempercayai secara mutlak tentang
ajaran tauhid yang dimulai dari kerasulan Nabi Adam As. Sampai Nabi Muhammad
Saw. Dan tidak ada lagi Nabi dan Rasul setelah Nabi Muhammad Saw. Hal terpenting
dari keyakinan mereka tentang nubuwwah (kenabian) adalah masalah ishmah
(maksum), maksudnya yaitu imam-imam mereka itu sebagaimana para Nabi yang
bersifat maksum, yang dalam segala perilakunya tidak pernah berbuat salah dan dosa.
Mereka yakin akan kesempurnaan sifat-sifat para Nabi serta kitab-kitab Allah yang
merupakan mukjizat yang diturunkan kepada para Nabi.
4. al-Ma'ad (hari kiamat)
Kita sebagai umat muslim harus yakin akan adanya hari kiamat dan adanya
kehidupan suci (surga) setelah dikatakan bersih dalam pengadilan Allah SWT. Salah
satu doktrin tentang ma'ad adalah doktrin Raj'ah, yaitu keyakinan akan dihidupkan
kembali seluruh hamba-hamba-Nya yang telah mati bersamaan dengan munculnya
Imam Mahdi.

6
Paham Mahdiyah dikalangan Syi’ah merupakan i’tiqad yang menyangkut
bahwa suatu hari akan muncul seorang imam yang dinamakan al-Mahdi, dia adalah
seorang pemimpin yang akan menegakkan keadilan serta menumpas seluruh
kedzaliman yang berada di muka bumi.
Al-Raj’ah memiliki maksud yaitu suatu keyakinan yang percaya bahwa
sebagian manusia akan mengalami reinkarnasi atau proses hidup kembali ke dunia
setelah mengalami kematian. Mereka itu adalah orang-orang yang berbuat dzalim dan
yang menganiaya para imam dan ahlul bait. Allah menghidupkan kembali satu
persatu para imam, dimulai dari Ali bin Abi Thalib sampai Hasan al-Askari. Tetapi
sebelum kedatangan mereka, akan muncul terlebih dahulu yaitu imam Mahdi al-
Muntazhar sebagai pembuka jalan bagi raj’ah nya para imam yang lain.
5. Imamah
Imamah adalah institusi yang diberikan tuhan untuk memberiakan petunjuk
manusia yang dipilih dari keturunan ibrohim dan didelegasikan kepada keturunan nabi
Muhammad sebagai nabi dan rosul terakhir. Dalam paham syiah, pelanjut kenabian
dan pembimbing selain nabi adalah sebuah keharusan pula yang dikenal dengan
imam, yang menjadi wasl (penerima wasiat), khalifah, dan wali(pemimpin) setelah
nabi Muhammad SAW. Ada dua argumentasi tentang kemestian imamah:
Pertama: dalil Aqli, syiah meyakini bahwa kebijaksanaan tuhan mengutus para nabi
untuk membimbing umat manusia. Demikian pula dengan imamah yakni
kebijaksanaan tuhanpun menuntut perlunya kehadiran seorang imam sesudah
meninggalnya rosul, guna dapat membimbing umat manusia dan memelihara
kemurnian ajaran nabi dan agama Ilahi dari penyimpangan dan perubahan.
Kedua: dalil naqli,dalam firman Allah yang artinya:
“dan ingatlah, Ketika ibrohim diuji tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan
larangan), lalu ibrohim menunaikannya. Allah berfirman: “Sesungguhnya aku akan
menjadikan imam bagi seluruh manusia” Ibrahim berkata: “dan saya mohon juga
dari keturunanku” Allah berfirman: “janjiku ini tidak mengenai orang yang zalim”
Ulama syi’ah menyimpulkan bahwa kedudukan imamah berbeda dengan
kedudukan kenabian, imamah adalah janji tuhan yang tidak ada campur tangan
manusia: ayat ini juga menetapkan imamah bagi nabi ibrohim dan dan Sebagian
keturunannya (dari ismail kenabi Muhammad saw), Ali bin abi thalib dan
keturunannya dari fathimah binti Muhammad sebanyak 11 orang.

7
C. PEMIKIRAN SYIAH
1. Pelaku Dosa Besar
Masalah pelaku dosa besar, syi’ah imamiyah mengatakan bahwa para pelaku
dosa besar bukan berada dalam suatu kedudukan antara mukmin dan kafir tetapi
adalah mukmin yang berdosa, sedangkan penganut syi’ah zaidiyah juga percaya
ahwa orang yang melalukan dosa besar akan kekal didalam neraka, jika ia belum
bertaubat dengan taubat yang sesungguhnya. Dalam hal ini, syi’ah zaidiyah
memang dekat dengan mu’tazilah.
2. Sifat-sifat Tuhan
Dalam konsep tauhidnya syi’ah ingin mensucikan tuhan dari segala hal
sehingga meniadakan sifat-sifat tuhan, hal ni sepaham dengan mu’tazialah yang
mengatakan bahwa tuhan tidak mempunyai sifat, berarti tuhan tidak mempunyai
pengetahuan, tidk mempunyai kekuatan dan sebagainya.
Sebagian besar tokoh syi’ah rafidhah menolak bahwa Allah senantiasa bersifat
tahu, namun adapula Sebagian dari mereka berpenadpat bahwa allah tidak bersifat
tahu terhadap sesuatu sebelum ia menghendaki. Tatkala ia menghendaki sesuatu,
ia pun bersifat tahu, jika ia tidak menghendaki, dia tidak bersifat tahu, maka Allah
berkehendak menurut mereka adalah bahwa Allaha mengeluarkan Gerakan
(taharraka harkah), Ketika Gerakan itu muncul, ia brsifat tahu terhadap sesuatu
itu. Mereka berpendapat pula bahwa Allah tidak bersifat tahu terhadap sesuatu
yang tidak ada.
3. Peran Wahyu dan Akal
Untuk melihat perbandingan peran wahyu dan akal, dapat dilihat beberapa
pojok pemikiran yaitu pendapat kelompok syi’ah dalam masalah imamah seakan-
akan kelompok syi’ah memberikan peran yang banyak kepada akal karena
seorang imam dalam kelompok syi’ah memiliki jembatan Ilahi dan memiliki
kuasa seperti Allah, berarti seorang imam dengan kemampuan akalnya dapat
membuat dan menentukan hukum karena telah diberi kekuasaan oleh Allah, akan
tetapi dalam hal memperkuat argument kalangan syi’ah tetap mengutamakan eran
wahyu seperti hadits yang menyarankan keistimewaan ali, jadi dapat disimpulkan

8
syi’ah memandang peran akal danwahyu sama seperti aliran maturidiyah
samarkan.
4. Perbuatan Tuhan dan Perbuatan Manusia
Konsep Al-‘Adl (keadilan) dalam ajaran pokok syi’ah menyebabkan
pahamnya hamper sama dengan aliran qodariyah dan mu’tazilah, kaum syi’ah
berpandangan dalam mengenal tuhan menjadikan manusia dalam berkehidupan,
ada beberapa konsep yang diungkapkan oleh beberapa pemukanya. Di antaranya
hisyam bin Al-hakam yang menganggap bahwa manusia memiliki kekuatan
tertentu sebelum perbuatan itu sendiri, seperti Kesehatan, kekuatan fisik, dan lain-
lain. Artinya manusia mempunyai wilayah untuk menentukan atau mempengaruhi
bagaimana tentang apa yang akan datang kepadanya.
5. Kehendak Mutlak dan Keadilan Tuhan
Konsep keadilan syiah serupa dengan ajaran mu’tazilah yang berprinsip
tentang adil atau keadilan dengan mengatakan bahwa tuhan itu adil dan tidak
mungkin berbuat zalim dengana memaksakan kehendak kepada hambanya
kemudian mengharuskan hambanya untuk menanggung akibat perbuatannya.
Tuhan adil mengandung arti bahwa segala perbuatannya adalah baik dn tidak
mampu untuk berbuat serta tidak mengabaikan kewajiban-kewajiban hanya
terhadap manusia.
Tetapi ada kalanya ajaran syi’ah mirip dengan aliran asy’ariyah yakni
mengenai masalah janji dan ancaman, kaum syi’ah berpendapat bahwa tuhan tidak
harus melaksanakan ancaman-ancamannya sehingga dapat saja dia mengampuni
orang yang berdosa, sebagaimana paham tentang amar ma’ruf nahi munkar
mereka menganggap sebagai kewajiban agama atas dasar argumentasi syari’at,
bukan kewajiban tersbut atas dasar argumentasi logika.

9
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Syiah adalah mereka yang mengutamakan ali bin abi thalib dibandingkan
utsman bin affan. Karena itulah ada istilah syi’i (kelompok yang mengutamakan ali
bin abi thalib), dan ada istilah Utsmani (kelompok yang mengutamakan utsman bin
affan) Pada dasarnya syiah periode pertama hanya ditujukkan kepada mereka yang
mendukung ali bin abi thalib. rafidhah adalah suatu kelompok yang mendukung ahlu
bait,memiliki sikap berlepad diri dari abu bakar,umar bin khatab dan sebagain besar
sahabat nabi Saw. serta sikap mengkafirkan dan membenci mereka. golongan
rafidhoh zaman sekarang adalah mereka mereka yang disebut dengan syaih imamiyah
atau syaih itsna asyariyyah (syiah dua belas). Dalam pembahasan kalam syiah ada
lima prinsip ajaran syiah yaitu tauhid, kenabian, Al imamah, Al adl, Al ma’ad.
Adapun analisinya yaitu konsep iman, pelaku dosa besar, sifat-sifat tuhan, peran
wahyu dan akal, perbuatan tuhan dan perbuatan manusia,kehendak muthlak dan
keadilan tuhan.

10
DAFTAR PUSTAKA
Ash-shalabi muhammad, Khawarij dan syiah dalam timbangan ahlussunah wal jama’ah,
(Jakarta timur: Pustaka al-kaustar, maret 2012).

Hasnah nasution, pemikiran kalam syiah imamiyah, jurnal UIN Sumatra utara, thn 2015, hal
44-48.

Katimin, Mozaik Pemikiran Islam Dari Masa Klasik Sampai Masa Kontemporer, (Bandung:
Citapustaka Media Perintis, 2010), hlm. 25

Maraimbing Daulay, dkk, Dalam Laporan Penelitian, hlm. 63

Musa al-Musawi, Meluruskan Penyimpangan Syi’ah , (Jakarta: t.p., 1993), hlm. 201.

11

Anda mungkin juga menyukai