Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH TENTANG

TOLERANSI

KELOMPOK 3 :
ERIKA AMELIA
WULAN SARI
SYIFA USWATUN. H
RISKANTI DEWI. N
DEDI KURNIAWAN
GILANG PRAYOGA
IYUS NURJAMAN

SMP MUSLIMIN CILILIN


2016/2017

KATA PENGANTAR

Salam ukhuwah akhi wa ukhti..


Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan limpahan
rahmat dan nikmat kepada kita semua sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas penyusunan makalah Pendidikan Agama Islam
Toleransi Dalam Kehidupan Insya Allah dengan baik.
Penyusunan ini tentunya bukan hanya hasil pemikiran kami sendiri,
banyak orang-orang yang mendukung kami di belakang.
Dalam makalah ini, kami membahas mengenai toleransi yang Insya
Allah akan bermanfaat dan dapat kita terapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Untuk lebih jelasnya, marilah kita baca dan pelajari
makalah ini.
Makalah ini hanyalah hasil karya susunan insan yang tak berdaya,
yang tak jauh dari khilaf dan salah. Untuk itu kritik dan saran dari
para pembaca sangat kami harapkan, agar bisa kami jadikan motivasi
untuk ke depannya.
Semoga Allah SWT. selalu menuntun setiap perjalanan hidup kita.
Aaamin..

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR..........................................................................
DAFTAR
ISI........................................................................................
BAB

PENDAHULUAN.....................................................................
A.

Latar Belakang.................................................................................

B.

Tujuan dan Manfaat.........................................................................


BAB II TOLERANSI DALAM KEHIDUPAN..................................

A.

Pengertian Toleransi.........................................................................

B.

Toleransi Dalam Islam.......................................................................

C.

Ayat Al-Quran dan Hadits yang Menjelaskan Toleransi.................

1.

Q. S. Al-Kafirun(109) : 1-6.............................................................

2.

Q. S. Al-Bayinah(98) : 1-8..............................................................

3.

Q. S. Al-Kahfi(18) : 29...................................................................

4.

Q. S. Yunus(10) 40-41...................................................................

5.

Hadits.............................................................................................

D.

Toleransi Antar Umat Beragama.....................................................

E.

Penerapan Toleransi dalam Kehidupan Sehari-hari........................

F.

Hikmah Bertoleransi dalam Kehidupan Sehari-hari........................


BAB

III

PENUTUP...........................................................................
A.

Kesimpulan.....................................................................................

B.

Saran................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari, terkadang kita egois, kita mempunyai
pendapat namun pendapat kita haruslah diterima oleh orang lain.
Atau terkadang kita memaksakan kehendak terhadap orang lain
untuk mau melakukan hal yang sama dengan kita.
Untuk menghindari itu semua, kita harus mempunyai sikap toleransi,
sikap tenggang rasa, agar tidak terjadi rasa saling tidak suka antar
sesama. Jika toleransi ada dalam setiap diri kita, Insya Allah dalam
bergaul di lingkungan baik sekolah maupun masyarakat akan menjadi
lebih baik.
Untuk itulah kami mengangkat tema toleransi dalam makalah ini.
Semoga dapat diterima dan dapat dijadikan inspirasi untuk berbuat
lebih baik.
B. TUJUAN DAN MANFAAT
1.

Tujuan

a.

Menambahkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. ;

b.

Agar lebih dapat meneladani sikap Rasulullah SAW. ;

c.

Menambah wawasan ;

d.

Agar mengetahui lebih dalam mengenai toleransi ;

e.

Menerapkan toleransi dalam kehidupan sehari-hari ;

f.

Menghadirkan sikap toleransi dalam bergaul.

2.

Manfaat

a.

Menambah keilmuan tentang ajaran Islam ;

b.

Dapat memahami materi toleransi ;

c.

Hati menjadi tenang dengan adanya sikap toleransi ;

d.

Lebih menghargai suatu hal apapun ;

e.

Mempunyai pendirian kuat dengan tidak merendahkan orang lain ;

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN TOLERANSI
Toleransi adalah sikap tenggang rasa, menghargai, membiarkan, atau
membolehkan oran lain untuk berpendapat atau berpendirian yang
berbeda dengan dirinya.
Toleransi bahasa Arabnya adalah tasamuh yang artinya sama-sama
berlaku baik, lemah lembut, dan saling pemaaf. Dalam pengertian
umum, toleransi adalah sikap akhlak terpuji dalam pergaulan.
B. TOLERANSI DALAM ISLAM
Toleransi dalam Islam bukan berarti bersikap sinkretis. Pemahaman
yang sinkretis dalam toleransi beragama merupakan kesalahan dalam
memahami

arti tasmuh yang

berarti

menghargai,

yang

dapat

mengakibat-kan pencampuran antar yang hak dan yang batil (talbisu


al-haq

bi

al-btil),

karena

sikap

sinkretis

adalah

sikap

yang

menganggap semua agama sama. Sementara sikap toleransi dalam


Islam adalah sikap menghargai dan menghormati keyakinan dan
agama

lain

di

luar

Islam,

bukan

menyamakan

mensederajatkannya dengan keyakinan Islam itu sendiri.

atau

Sikap toleransi dalam Islam yang berhubungan dengan akidah sangat


jelas yaitu ketika Allah SWT. memerintahkan kepada Rasulullah SAW.
untuk mengajak para Ahl al-Kitabuntuk hanya menyembah dan tidak
menye-kutukan Allah swt.
C. AYAT AL-QURAN & HADITS YANG MENJELASKAN TOLERANSI
1.

Q. S. Al-Kafirun(109) : 1-6

Artinya :
1)

Katakanlah (Muhammad), Wahai orang-orang kafir !

2)

Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah,

3)

dan kamu bukan penyembah apa yang kamu sembah,

4)

dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,

5)

dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku
sembah,

6)

Untukmu agamau, dan untukku agamaku.


Asbabun nuzul
Salah satu riwayat menyebutkan bahwa sekelompok pemuka kafir
Quraisy datang menemui Rasulullah SAW.. Kedatangan mereka untuk
mengajak Rasulullah bersekutu dalam segala hal, termasuk dalam
peribadahan. Mereka akan menyembah apa yang beliau sembah,
beliau pun diminta menyembah apa yang mereka sembah. Bahkan
mereka akan menganngkat beliau sebagai pemimpin. Dengan adanya
peristiwa tersebut, maka turunlah wahyu Allah SWT., yaitu Q.S. AlKafirun.
Pada ayat 2 dan 4, Rasulullah SAW. menegaskan bahwa beliau tidak
akan pernah menjadi penyembah apa yang disembah orang kafir,
yaitu berhala. Dan pada ayat 3 dan 5 Rasulullah SAW., juga

menegaskan bahwa orang kafir pun tidak akan pernah menjadi


penyembah apa yang beliau sembah, yaitu Allah SWT.
Pada ayat 6 Rasulullah SAW. menegaskan bahwa orang kafir tetap
pada agamanya dan beliau bersama kaum muslimin tetap pada
agama tauhid. Dengan demikian, ayat 6 ini sebagai landasan hukum
adanya tasamuh dalam beragama.
Kandungan Surah
a.

Kebenaran itu sumbernya dari Allah SWT. ;

b.

Manusia diberi kebebasan memilih mau beriman atau kafir bagi


orang yang beriman dan beramal sholeh disediakan Surga dan bagi
orang yang kafir disediakan neraka ;

c.

Jika manusia memilih kafir dan melepaskan keimanan maka berarti


mereka telah melakukan kezhaliman.

2.

Q. S. Al-Bayinah(98) : 1-8

Artinya :

1)

Orang-orang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik


(mengatakan bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya)
sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata,

2)

(yaitu) seorang rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan


lembaran-lembaran yang suci (Al-Quran),

3)

di dalamnya terdapat (isi) kitab-kitab yang lurus (benar),

4)

Dan tidaklah terpecah-belah orang-orang Ahli Kitab melainkan


setelah datang kepada mereka bukti yang nyata.

5)

Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah, dengan ikhlas


menaati-Nya semata-mata (menjalankan) agama, dan juga agar
melaksnakan sholat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah
agama yang lurus (benar),

6)

Sungguh, orang-orang kafir dari golongan Ahli Kitab dan orangorang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahanam, mereka kekal di
dalamnya selama-lamanya. Mereka itu adalah sejahat-jahat makhluk.

7)

Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan,


mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.

8)

Balasan mereka di sisi Rabb mereka ialah surga adn yang mengalir
di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selamalamanya. Allah rida terhadap mereka dan mereka pun rida kepadaNya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut
kepada Rabbnya.
Asbabun Nuzul
Sebenarnya, prinsip nabi-nabi terdahulu ialah sama dengan prinsip
agama Islam yaitu ketauhidan dengan melaksanakan segala perintah
dan menjauhi segala larangan Allah SWT.. Meskipun agama yang
dibawa nabi terdahulu sama dengan Islam, tetapi syariatnya berbedabeda.

Misalnya

dalam

menjalankan

kewajiban

dan

tata

cara

beribadah.
Surah Al-Bayinah yang berkaitan dengan toleransi adalah ayat 1-2 .
Kedua ayat ini menjelaskan sikap tegas yang dimiliki oleh orangorang kafir dari golongan ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) dan orang-

orang musyrik. Mereka menyatakan tidak akan meninggalkan ajaran


agama mereka sampai datang keterangan yang nyata. Keterangan itu
adalah nabi akhir zaman yang mereka dambakan akan memancarkan
lembaran-lembaran

suci

sebagai

pedoman

hidup.

Mereka

menganggap bahwa peribadatan yang mereka lakukan saat itu benar


sehingga mereka mempertahankannya. Dengan demikian, sikap
tegas mereka sebagai bukti dimilikinya fanatisme beragama.
Mereka sangat berharap nabi akhir zaman yang mereka tunggutunggu itu berasal dari golongan mereka, yaitu bani Israil. Akan
tetapi, Allah SWT. mengutus nabi yang terakhir bukan dari golongan
bani Israil, muncullah rasa iri pada diri mereka. Upaya untuk
membunuh Rasulullah SWT. dan menghancurkan umat Islam selalu
mereka lakukan. Hal ini akan berlangsung hingga akhir zaman.
3.

Q. S. Al-Kahfi(18) : 29

Artinya :
Dan

katakanlah

Rabbmu,

(Muhammad),

barangsiapa

Kebenaran

menghendaki

itu

datangnya

dari

(beriman)

hendaklah

dia

beriman, dan barangsiapa menghendaki (kafir) biarlah dia kafir.


Sesungguhnya Kami telah menyediakan neraka bagi orang zalim,
yang

gejolaknya

mengepung

mereka.

Jika

mereka

meminta

pertolongan (minum), mereka akan diberi air seperti besi yang


mendidih yang menghanguskan wajah. (Itulah) minuman yang paling
buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.
Kandungan Surah
a.

Kebenaran itu sumbernya dari Allah SWT. ;

b.

Manusia diberi kebebasan memilih mau beriman atau kafir bagi


orang yang beriman dan beramal sholeh disediakan Surga dan bagi
orang yang kafir disediakan neraka ;

c.

Jika manusia memilih kafir dan melepaskan keimanan maka berarti


mereka telah melakukan kezhaliman.

4.

Q. S. Yunus(10) : 40-41

Artinya :
40) Dan diantara mereka ada orang-orang yang beriman kepadanya (AlQuran), dan diantaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman
kepadanya. Sedangkan Rabbmu lebih mengetahui tentang orangorang yang berbuat kerusakan.
41) Dan jika mereka (tetap) mendustakanmu (Muhammad), maka
katakanlah Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu
tidak bertanggung jawab terhadap yang aku kerjakan dan aku pun
tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan.
Kandungan surah
a.

Ada golongan umat manusia yg beriman terhadap al-qur'an dan


ada yg tdk beriman kepada Al-Qur'an ;

b.

Allah SWT. mengetahui sikap dan perilaku orang-orang yang


beriman yang bertakwa kepada Allah SWT. dan orang-orang yang
tidak beriman yang berbuat durhaka kepada Allah SWT. ;

c.

Orang-orang yang beriman kepada Allah SWT. harus yakin bahwa


Tasul Allah SWT. yang terakhir adalah Nabi Muhammad SAW. dan AlQur'an adalah kitab suci yg harus dijadikan pedoman umat manusia
sampai akhir zaman.

5.

Hadits
Di dalam salah satu hadis Rasulullah saw., beliau bersabda :











.







[Telah menceritakan kepada kami Abdillah, telah menceritakan
kepada saya Abi telah menceritakan kepada saya Yazid berkata; telah
mengabarkan kepada kami Muhammad bin Ishaq dari Dawud bin Al
Hushain dari Ikrimah dari Ibnu 'Abbas, ia berkata; Ditanyakan kepada
Rasulullah saw. "Agama manakah yang paling dicintai oleh Allah?"
maka beliau bersabda: "Al-Hanifiyyah As-Samhah (yang lurus lagi
toleran)]"

D. TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA


1.

Kaitan toleransi dengan persaudaraan sesama Muslim


Berkaitan dengan hubungan toleransi dengan persaudaraan sesama
Muslim, dalam hal ini Allah SWT. Berfirman :

















[Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu
damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan
takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat].
Dalam ayat ini, Allah menyatakan bahwa orang-orang mukmin
bersaudara

dan

memerintahkan

untuk

melakukan islah (mendamaikannya untuk perbaikan hubungan) jika


seandainya terjadi kesalahpahaman di antara mereka atau kelompok
umat Islam.
Untuk mengembangkan sikap toleransi secara umum, terlebih dahulu
dengan mensikapi perbedaan (pendapat) yang (mungkin) terjadi pada
keluarga dan saudara

sesama muslim. Sikap toleransi dimulai

dengan cara membangun kebersamaan atau keharmonisan dan


menyadari adanya perbedaan dan menyadari bahwa semua adalah
bersaudara, maka akan timbul rasa kasih sayang, saling pengertian

yang pada akhirnya akan bermuara pada sikap toleran. Dalam


konteks pengamalan agama, Al-Quran secara tegas memerintahkan
orang-orang mukmin untuk kembali kepada Allah SWT. dan sunnah
Rasulullah SAW..
2.

Kaitan toleransi dengan muamalah antar umat beragama


Toleransi antar umat beragama dapat dimaknai sebagai suatu sikap
untuk dapat hidup bersama masyarakat penganut agama lain dengan
memiliki kebebasan untuk menjalankan prinsip-prinsip keagamaan
(ibadah) masing-masing, tanpa adanya paksaan dan tekanan, baik
untuk beribadah maupun tidak beribadah dari satu pihak ke pihak
lain. Sebagai implementasinya dalam praktek kehidupan sosial dapat
dimulai dari sikap bertetangga, karena toleransi yang paling hakiki
adalah sikap kebersamaan antara penganut keagamaan dalam
kehidupan sehari-hari.
Sikap toleransi antar umat beragama bisa dimulai dari hidup
bertetangga baik dengan tetangga yang seiman dengan kita atau
tidak.

Sikap

toleransi

itu

direfleksikan

dengan

cara

saling

menghormati, saling memulia-kan dan saling tolong-menolong. Hal ini


telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. saat beliau dan para sahabat
sedang

berkumpul,

mengantar

jenazah.

lewatlah
Nabi

rombongan

Muhammad

orang

saw.

Yahudi

langsung

yang
berdiri

memberikan penghormatan. Seorang sahabat berkata: Bukankah


mereka orang Yahudi, ya Rasul? Nabi saw.. menjawab Ya, tapi
mereka manusia juga. Hadis ini hendak menjelaskan bahwa, bahwa
sisi akidah atau teologi bukanlah urusan manusia, melainkan urusan
Allah SWT. dan tidak ada kompromi serta sikap toleran di dalamnya.
Sedangkan urusan muamalah antar sesama tetap dipelihara dengan
baik dan harmonis.
Saat Umar bin Khattab ra. memegang amanah sebagai khalifah, ada
sebuah kisah dari banyak teladan beliau tentang toleransi, yaitu saat
Islam berhasil membebaskan Jerusalem dari penguasa Byzantium
pada Februari 638 M. Tidak ada kekerasan yang terjadi dalam

penaklukan ini.

Singkat cerita, penguasa Jerusalem saat itu,

Patriarch Sophorinus, menyerahkan kunci kota dengan begitu saja.


Suatu ketika, khalifah Umar dan Patriarch Sophorinus menginspeksi
gereja tua bernama Holy Sepulchre. Saat tiba waktu shalat, beliau
ditawari Sophronius shalat di dalam gereja itu. Umar menolak seraya
berkata, Jika saya shalat di dalam, orang Islam sesudah saya akan
menganggap ini milik mereka hanya karena saya pernah shalat di
situ. Beliau kemudian mengambil batu dan melemparkannya keluar
gereja. Di tempat batu jatuh itulah beliau kemudian shalat. Umar
kemudian menjamin bahwa gereja itu tidak akan diambil atau dirusak
sampai kapan pun dan tetap terbuka untuk peribadatan umat
Nasrani.
3.

Tidak ada toleransi dalam akidah


Mengenai sistem keyakinan dan agama yang berbeda-beda, Al-Quran
menegaskan:











[Katakanlah: "Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa
yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku
sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu
sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan
yang aku sembah. Untukmulah agamamu, dan untukku agamaku].
Latar belakang turunnya ayat ini (asbb an-nuzl), ketika kaum kafir
Quraisy berusaha membujuk Rasulullah saw., "Sekiranya engkau tidak
keberatan mengikuti kami (menyembah berhala) selama setahun,
kami akan mengikuti agamamu selama setahun pula." Setelah
Rasulullah SAW. membacakan ayat ini kepada mereka maka berputusasalah kaum kafir Quraisy, sejak itu semakin keras sikap permusuhan
mereka kepada Rasulullah SAW.. Dua kali Allah swt. memperingatkan
Rasulullah SAW. : "Aku tidak akan menyembah apa yang kamu
sembah. Dan kamu tidak menyembah Tuhan yang aku sembah."

Artinya, umat Islam sama sekali tidak boleh melakukan peribadatan


yang diadakan oleh non-muslim, dalam bentuk apapun.
Ayat ini menegaskan, bahwa semua manusia menganut agama
tunggal merupakan suatu keniscayaan. Sebaliknya, tidak mungkin
manusia meng-anut beberapa agama dalam waktu yang sama atau
mengamalkan ajaran dari berbagai agama secara simultan. Oleh
sebab itu, Al-Quran menegaskan bahwa umat Islam tetap berpegang
teguh pada sistem ke-Esaan Allah secara mutlak, sedangkan orang
kafir pada ajaran ketuhanan yang ditetapkannya sendiri.
Dalam kondisi sekarang, maka melakukan do'a bersama orang-orang
non-muslim (istighasah), menghadiri perayaan Natal, mengikuti
upacara pernikahan mereka atau mengikuti pemakaman mereka
merupakan cakupan dari surah Al-Kafirun. Semua hal itu tidak boleh
diikuti umat Islam, karena berhubungan dengan akidah dan ibadah.
Orang-orang

non-muslim

juga

tidak

ada

gunanya

mengikuti

peribadatan kaum muslimin, karena sama sekali tidak ada nilainya


dihadapan Allah SWT.
Dalam memahami toleransi, umat Islam tidak boleh salah kaprah.
Toleransi terhadap non-muslim hanya boleh dalam aspek muamalah
(perdagangan, industri, kesehatan, pendidikan, sosial, dan lain-lain),
tetapi tidak dalam hal akidah dan ibadah. Islam mengakui adanya
perbedaan, tetapi tidak boleh dipaksakan agar sama sesuatu yang
jelas-jelas berbeda.
Dalam sejarah Islam, Nabi Muhammad SAW. merupakan teladan yang
baik dalam implementasi toleransi beragama dengan merangkul
semua

etnis,

dan

apapun

warna

kulit

dan

kebangsaannya.

Kebersamaan merupakan salah satu prinsip yang diutamakan, yang


terkait dengan karakter moderasi dalam Islam, di mana Allah swt
berkeinginan

mewujudkan

masyarakat

Islam

yang

moderat,

sebagaimana firman-Nya :

[Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam),


umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan)
manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan)
kamu].
E. PENERAPAN TOLERANSI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
1.

Tidak memaksakan keyakinan kepada orang lain kerena tidak


dibenarkan oleh agama dan akal sehat ;

2.

Sabar dalam menghadapi sikap orang-orang yang mendustakan


Islam, sebagaimana rasul terdahulu ;

3.

Bersahaja dalam melaksanakan dakwah, tidak mengikuti jalan


pikiran objek dakwah ;

4.

Bebas menjalin hubungan dengan non muslim selama tidak


menyangkut masalah akidah dan ibadah.

F.

HIKMAH BERTOLERANSI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

1.

Menghargai kepada sesama ciptaan Allah SWT. ;

2.

Menghindari terjadinya perpecahan ;

3.

Memperkokoh silaturahmi dan menerima perbedaan ;

4.

Tenggang rasa dan suka menolong kepada orang lain ;

5.

Menciptakan kehidupan masyarakat yang aman dan damai ;

BAB III

PENUTUP
A.

KESIMPULAN
Berdasarkan apa yang sudah dijelaskan pada pembahasan, maka
dapat dikemukakan beberapa kesimpulan, antara lain :

1.

Toleransi adalah sikap memberikan kemudahan, berlapang dada,


mendiamkan, dan menghargai ;

2.

Islam merupakan agama yang menjadikan sikap toleransi sebagai


bagian yang terpenting, sikap ini lebih banyak teraplikasi dalam
wilayah interaksi sosial sebagaimana yang ditunjukkan dari sikap
Rasulullah SAW. terhadap non muslim pada zaman beliau masih hidup
;

3.

Sikap toleransi dalam beragama adalah menghargai keyakinan


agama

lain

dengan

tidak

bersikap

sinkretis

yaitu

dengan

menyamakan keyakinan agama lain dengan keyakinan Islam itu


sendiri, menjalankan keyakinan dan ibadah masing-masing ;
4.

Sikap toleransi tidak dapat dipahami secara terpisah dari bingkai


syariat, sebab jika terjadi, maka akan menimbulkan kesalah pahaman
makna yang berakibat tercampurnya antara yang hak dan yang batil ;

5.

Ajaran toleransi merupakan suatu yang melekat dalam prinsipprinsip ajaran Islam sebagaimana terdapat pada iman, islam, dam
ihsan.

B.

SARAN
Terapkan sikap toleransi pada setiap diri kita agar terciptanya
kerukunan dan kedamaian dalam lingkungan kehidupan.
Bertoleransi bukan berarti kita tidak peduli terhadap orang lain,
melainkan menanamkan sikap yang positif untuk menghargai orang
lain.

DAFTAR PUSTAKA
Rasdiyana, S.Ag. Buku Ajar Al-Quran dan Hadits Untuk Mts. Solo :
Putra Kertonatan
-------------.Yasmina

Al-Quran

dan

Terjemah

special

for

women. Bandung : Syaamil Quran


http://msibki3.blogspot.com/2013/04/hadis-hadis-tentangtoleransi.html
https://www.google.com/search?q=q.s+al-kafirun+1-6&client=firefoxbeta&hs=5pp&rls=org.mozilla:enUS:official&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=GGBCVKzoA8O6mAWP
5YG4Bg&ved=0CAgQ_AUoAQ&biw=1366&bih=631
https://www.google.com/search?q=surah+al-bayyinah+ayat+18&client=firefox-beta&rls=org.mozilla:enUS:official&channel=np&biw=1366&bih=631&source=lnms&tbm=isc
h&sa=X&ei=3GBCVN_8AqG1mgWkioKoBQ&ved=0CAYQ_AUoAQ#rls=
org.mozilla:en-US:official&channel=np&tbm=isch&q=surah+alkahfi+29&imgdii=_
http://blogs.mervpolis.com/roller/ferdy/entry/sikap_toleransi_dalam_ke
hidupan_beragama
http://talimulquranalasror.blogspot.com/2013/05/kisah-hikmahtoleransi-beragama.html

Anda mungkin juga menyukai