ﷲالررححممحن ااررححيِم
ســــــــــــــــــحم ا ح
بح ح
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat limpahan
JARINGAN DISTRIBUSI” ini sesuai dengan apa yang kami harapkan. Shalawat
dan salam tak lupa pula kita panjatkan atas junjungan Nabi Besar Muhammad
sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi di Program Studi Teknik Elektro
Laporan ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga memperlancar penyusunan laporan yang kami buat.
Oleh karena itu, kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
1. Bapak Ir. Hamzah Ali Imran S.T.,M.T, selaku Dekan Fakultas Teknik.
4
3. Ibu Adriani S.T.,M.T, selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Teknik
4. Bapak Umar Katu S.T., M.T, Selaku pendamping lapangan Kuliah Kerja
Profesi
5. Bapak Ir. Abd. Hafid, M.T., Selaku pembimbing laporan Kuliah Kerja
Profesi (KKP)-Plus
Makassar.
berlangsung.
10. Terspesial untuk kedua Orang Tua dan Keluarga kami yang tiada henti-
11. Serta Teman-teman kami khususnya kelas B Listrik 2015 dan umumnya
5
Maka dari itu dengan tangan terbuka kami menerima segala bentuk
kritikan dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca agar kedepannya kami
Akhir kata, semoga makalah yang kami buat mampu memberikan sejuta
Penulis
6
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.....................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................................ii
LEMBAR PENILAIAN.....................................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................vii
DAFTAR TABEL.....................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
7
BAB III PEMBAHASAN .............................................................................................24
8
Universitas Muhammadiyah Makassar Tahun 2019 ............................ 69
5.2. Saran....................................................................................................71
LAMPIRAN-LAMPIRAN......................................................................................75
9
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 8 Isolator.................................................................................................... 49
Gambar 3.18 Proses Perbaikan Jumper Pada JTM di Jalan Nikel ............................... 60
Tabel 3.1 Nilai standar tegangan nominal dan tegangan tinggi peralatan........................26
Tabel 3.2 Standar tegangan jaringan transmisi dan distribusi...........................................29
11
DAFTAR ISTILAH
DC (Direct Current )
AC ( Alternating Current)
GD (Gardu Distribusi)
PMS (Pemisah)
CB (Circuit Breaker)
12
DS (Disconnecting Switch)
13
DAFTAR LAMPIRAN
Lembar Penilaian.............................................................................................................77
14
15
BAB I
PENDAHULUAN
tahun 1925 Pusat Tenaga Listriik Uap ( PLTU) Disungai Jeneberang Daerah
Pada tahun 1964 dimulai proses pembangunan Pusat Tenaga Listrik Diesel
OGEM
Agustus 1945, maka pada pertegahan tahun 1945 Kelistrikan dikota Makassar
1
dinasionalisikan oleh pemerintah RI dan diserahkan pengelolaannya pada
Perusahan Listrik Negara (PLN) Makassar yang merupakan cikal bakal PLN
Unit Bisnis Sulselbar yang saat ini mengelolah kelistrikan diwilyah Provinsi
PLN cabang diluar kota tidak dapat memasukkan dalam organisasi, sebagai
PLTD juga membawahi PLN Area Makassar serta PLTU Tello yang
diresmikan pada tahun 1971. PLN Area Makassar membawahi unit-unit kerja
Pembangkit Bontoala.
2
Tahun 1927 Pemerintah RI mengeluarkan PP nomor 18 tahun 1971 tentang
perusahaan umum Listrik Negara yang mempunyai arti penting bagi PLN
Eksploitasi VIII menjadi PLN Unit Bisnis Sulselrabar dengan wilayah kerja
juga membawahi 2 sektor yaitu sector Tallo dan Bakaru serta Unit Pengatur
Beban (UPB).
sebagai berikut:
3
Keputusan Direksi PT. PLN (Persero) No.059.K/DIR/1995 PT. PLN
(Persero) Unit Bisnis Sulserabar Area Makassar dibagi menjadi 4 Rayon, yaitu
Organisasi Cabang Makassar dari tingkat III menjadi tingkat VI berlaku mulai
13 Agustus 1996.
4
Keputusan Direksi PT. PLN (Persero) No.059.K/023/DIR/1995 tentang
pembentukan suatu organisasi rayon pada PLN Unit Bisnis pada Sulselrabar
Lompo.
5
7. Pulau Balang Lompo dengan satuan organisasi Listrik Desa Balang
Lompo.
Visi, Misi dan Motto PT. PLN (Persero) ULP Panakkukang UP3 Makassar
a. VISI
Adapun Visi dari PT. PLN (Persero), yaitu : “Diakui sebagai Perusahaan
b. MISI
Adapun Misi PT. PLN (Persero) ULP Panakkukang UP3 Makassar Selatan
6
1. Menjalankan bisnis kelistrikan bidang lain yang terkait,
pemegang saham.
kehidupan masyarakat.
ekonomi.
c. MOTTO
Adapun Motto dari PT. PLN (Persero), yaitu: “Listrik untuk kehidupan
Misi-misi yang telah disebutkan di atas akan menentukan tujuan dan sasaran
7
b. Transparansi/akuntabilitas dalam bidang peran, tugas, tanggung jawab dan
wewenang
berkesinambungan.
• Menyediakan tenaga kerja yang handal dan professional bagi mitra bisnis
yang membutuhkan
Struktur organisasi yang dibentuk mengacu pada tujuan dan tugas yang
diamanatkan pada PT. BUBUN BUSU. Kantor pusat dipimpin oleh seorang
Direktur sebagai unsur pimpinan tertinggi. Direktur dua orang manajer yang
8
Perwakilan Makassar, PT. BUBUN BUSU Perwakilan Pinrang. Setiap Kantor
PEMEGANG SAHAM
HASRI, SH M. MAHDUN
MANAGER KEU & ADM MANAGER TEKNIK
9
PJT
TT
PELAKSANA
10
1.2.1 Kebijakan
Badan Usaha Milik Negara yang secara khusus ditugasi untuk melakukan
peranan investasi swasta dan badan usaha lain menjadi sangat diperlukan,
meliputi standar peralatan tenaga listrik (yaitu alat atau sarana pada
standar pemanfaat tenaga listrik (yaitu semua produk atau alat yang dalam
11
atau alat tersebut). Sedangkan kebijakan keamanan instalasi antara lain
tenaga listrik yang laik operasi dinyatakan dengan Sertifikat Laik Operasi.
membubuhi Tanda SNI (SNI) pada peralatan tenaga listrik dan penerbitan
1.2.2 Kegiatan
12
masing pegawai yang akan dinilai, terutama yang terkait dengan sasaran
individu dan dan sasaran organisasi satu tahun mendatang. Standar unjuk
kerja merupakan dasar bagi atasan untuk menetapkan target dalam SKI
menunjukkan hasil akhir yang akan tampak/terjadi jika sasaran unjuk kerja
b. Monitoring Kinerja
dilakukan setiap empat bulan sekali. Hal ini untuk memastikan bahwa
kinerja dan tingkah laku karyawan berada pada jalur yang benar,
balik, dan tidak ada keterkejutan pada saat dilakukan penilaian unjuk kerja
sebagai berikut : (a) mengamati tingkah laku, sikap dan unjuk kerja
karyawan, (b) memberikan umpan balik yang rutin terhadap tingkah laku,
sikap dan karyawan dibandingkan dengan tingkah laku, sikap dan unjuk
unjuk kerja dan tingkah laku. Ringkasan dari diskusi selama monitoring
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
penyaluran tenaga listrik ini, prosesnya melalui beberapa tahap, yaitu dari
Salah satu bagian terpenting dalam penyaluran energy listrik ialah sistem
distribusi, system ini merupakan bagian dari tata kelola system penyaluran tenaga
Listrik)
14
Gambar 2. 1 Sistem Penyaluran Tenaga Listrik
(generation plant) terdiri dari satu atau lebih unit pembangkit yang akan
15
2.2 Sistem Pendistribusian Tenaga Listrik
listrik yang dilakukan secara langsung dari Pusat Pembangkit Tenaga Listrik, dan
Tenaga Listrik berada tidak jauh dari pusat-pusat beban, biasanya terletak daerah
Blistrik yang dilakukan jika Pusat Pembangkit Tenaga Listrik jauh dari pusat-
ialah:
16
2.3.1 Gardu Induk atau Pusat Pembangkit Tenaga Listrik
Pada bagian ini jika sistem pendistribusian tenaga listrik dilakukan secara
langsung, maka bagian pertama dari sistem distribusi tenaga listrik adalah Pusat
pingiran kota dan pada umumnya berupa Pusat Pembangkit Tenaga Diesel
maka bagian pertama dari sistem pendistribusian tenaga listrik adalah Gardu
17
2.3.2 Jaringan Distribusi Primer
(JDTT) memiliki tegangan sistem sebesar 20 kV. Untuk wilayah kota tegangan
dan telepon.
18
Gambar 2. 3 Jaringan Distribusi Primer 20 kV
ada konumen perumahan dan konsumen dunia industry. Sistem konstruksi saluran
distribusi teridi dari saluran udara dan saluran bawah tanah. Pemilihan konstruksi
Alasan ekonomis
Alasan estetika
Dalam sub system distribusi terdapat suati system peralatan yang disebut
dengan gardu distribusi. Gardu distribusi ini berfungsi untuk mengubah tegangan
listrik dari jaringan distribusi primer menjadi tegangan terpakai yang digunakan
transformator yang digunakan pada gardu pembagi ini bergantung pada jumlah
19
beban yang akan dilayani dan luas daerah pelayanan beban. Bisa berupa
transformator satu fasa dan bisa juga berupa transformator tiga fasa.
konsumen. Oleh karena itu besarnya tegangan untuk jaringan distribusi sekunder
ini berkisar 130/230 V dan 130/400 V untuk system lama atau 230/400 V untuk
system baru, tegangan 130 V dan 230 V merupakan tegangan antar fasa dengan
20
Gambar 2. 5 Jaringan Distribusi Sekunder 220 V
24 jam terus menerus. Persyaratan ini dianggap cukup berat karena selain
dengan jumlah yang cukup besar, juga kualitas system distribusi tenaga
listrik harus dapat diandalkan dan digunakan secara terus menerus dalam
21
prospek yang cukup panjang. Untuk hal tersebut diperlukan beberapa
cadangan yaitu
listrik.
dari PLTA yang memiliki kapasitas air yang setiap saat mampu
menggerakkannya.
b) Setiap gangguan yang terjadi dengan mudah dilacak dan diisolir sehingga
dan alat pemutus tegangan (air break switch) pada setiap wilayah beban.
c) System proteksi dan pengaman jaringan harus tetap dapat bekerja dengan
22
2.4.2 Faktor Kualitas Sistem
persyaratan minimal untuk setiap kondisi dan sifat-sifat beban. Oleh karena
b) Tegangan jatuh atau tegangan drop dibatasi pada harga 10% dari tegangan
bahaya listrik. Selain itu untuk daerah yang sering mengalami gangguan
23
b) Keselamatan alat dan perlengkapan jaringan yang dipakai hendaknya
memiliki kualitas yang baik dan dapat meredam secara cepat bila terjadi
berkesinambungan.
hanya bisa dipenuhi bila tersedia modal (investasi) yang cukup besar, sehingga
ditentukan, seringkali berakibat fatal pada sistem jaringan justru karena kelalaian
24
Untuk sistem tenaga listrik yang besar (power utility) biaya untuk system
sistem tenaga listrik. Apalagi sistem distribusi merupakan bagian yang paling
a) Saluran distribusi Primer, Terletak pada sisi primer trafo distribusi, yaitu
antara titik Sekunder trafo substation (Gardu Induk) dengan titik primer
listrik70 kV atau 150 kV, jika langsung melayani pelanggan, bisa disebut
jaringan distribusi.
searah.
tegangan bolak-balik
25
2.5.3 Menurut Jenis/Tipe Konduktornya:
pembungkus.
garis vertical
26
c) Saluran konfigurasi Delta, bila kedudukan saluran satu sama lain
menjadi dua yaitu sistem distribusi primer dan sistem distribusi sekunder.
Radial dengan tie dan switch pemisah, Radial dengan pusat beban
27
Jaringan distribusi Jaring-jaring (NET)
Alat Pembatas dan pengukur daya (kWh meter) serta fuse atau
28
2.6 Tegangan Sistem Distribusi Sekunder
standar; (1) EEI : Edison Electric Institut, (2) NEMA (National Electrical
DC, faktor utama yang perlu diperhatikan adalah besar tegangan yang diterima
AC dibedakan atas beberapa macam tipe dan cara pengawatan, ini bergantung
29
Sistem tiga fasa empat kawat 265/460 Volt
220/380 Volt. Sedang pemakai listrik yang tidak menggunakan tenaga listrik dari
PT. PLN, menggunakan salah satu sistem diatas sesuai dengan standar yang ada.
pemberi pinjaman atau dalam rangka kerja sama, dimana semua peralatan listrik
mulai dari pembangkit (generator set) hingga peralatan kerja (motor-motor listrik)
di suplai dari negara pemberi pinjaman/kerja sama tersebut. Sebagai anggota, IEC
sistem tegangan menjadi 220/380 Volt saja, karena IEC sejak tahun 1967 sudah
tidak mencantumkan lagi tegangan 127 Volt. Diagram rangkaian sisi sekunder
a) Sistem distribusi satu fasa dengan dua kawat, Tipe ini merupakan bentuk dasar
pedesaan.
b) Sistem distribusi satu fasa dengan tiga kawat, Pada tipe ini, prinsipnya sama
dengan sistem distribusi DC dengan tiga kawat, yang dalam hal ini terdapat
30
pada tengah belitan (center-tap) sisi sekunder trafo, dan diketanahkan, untuk
pedesaan.
c) Sistem distribusi tiga fasa empat kawat tegangan 120/240 Volt, Tipe ini untuk
fasa.
e) Sistem distribusi tiga fasa dengan tiga kawat, Tipe ini banyak dikembangkan
secara ekstensif. Dalam hal ini rangkaian tiga fasa sisi sekunder trafo dapat
fasanya. Untuk rangkaian delta tegangannya bervariasi yaitu 240 Volt, dan
480 Volt. Tipe ini dipakai untuk melayani beban-beban industri atau
perdagangan.
f) Sistem distribusi tiga fasa dengan empat kawat, Pada tipe ini, sisi sekunder
(output) trafo distribusi terhubung star,dimana saluran netral diambil dari titik
bintangnya. Seperti halnya padasistem tiga fasa yang lain, di sini perlu
31
diperhatikan keseimbangan beban antara ketiga fasanya, dan disini terdapat
a) Mutu listrik ada 2 hal yang menjadi ukuran mutu listrik yaitu tegangan
perhitungannya yaitu :
32
c) Keamanan dan keselamatan Sebagai indikator dari keamanan dan
lingkungan.
33
BAB III
PEMBAHASAN
34
3.1 Sistem Distribusi
beban. Sistem ini berfungsi untuk melakukan pembagian atau penyaluran tenaga
listrik ke beberapa tempat (pelanggan) dan merupakan sub sistem tenaga listrik
yang langsung berhubungan dengan pelanggan, karena catu daya pada pusat-
Sistem distribusi tenaga listrik terdiri atas 6 bagian utama yaitu, Jaringan
sistem, yaitu (a). sistem jaringan distribusi primer, dan (b). sistem jaringan
distribusi tegangan tinggi (JDTT) ini terletak antara gardu induk dengan
35
tegangan terpakai untuk konsumen. Standar tegangan untuk jaringan
distribusi primer ini adalah 2,4 kV, 4,16 kV, dan 13,8 kV.
untuk sistem lama, dan 220/380 V untuk system baru, serta 440/550 V
drop) yang telah ditetapkan berdasarkan PUIL 661 F.1, bahwa rugi-rugi
terganggu.
c) Tegangan Lebih
36
Pada sistem jaringan tenaga listrik seringkali terjadi perubahan
tinggi untuk sesaat yang berupa tegangan lebih peralihan (transien over
ditimbulkan oleh dua sebab, yaitu disebabkan kerana sistem itu sendiri
Peralatan
6 7.2
10 12
20 24
30 36
66 72.5
110 123
150 170
220 245
37
380 420
500 525
750 765
38
tersebut melalui beberapa tiang. Karena besarnya tegangan lebih
faktor :
39
b) Faktor kepadatan penduduk, Makin padat suatu daerah, makin tinggi
(realibility) sistem, biaya peralatan, dan standarisasi peralatan yang digunakan untuk
40
setiap perubahan tegangan tertentu. Sehingga penentuan tegangan merupakan bagian
dipertahankan oleh sistem jaringan untuk jangka waktu tak terbatas, sehingga
dapat dibedakan suatu sistem dengan sistem yang lain. Tegangan sistem ini
biasanya memiliki dua harga, yaitu tegangan nominal dan tegangan maksimum.
Jaringan
Negara Jaringan Transmisi
Distribusi
41
30 kV
70 kV 6 kV
1. Indonesia 150 kV 20 kV
275 kV
500 kV
66 kV 6.6 kV
2. Inggris 132 kV 11 kV
275 kV 33 kV
138 kV
3. USA 150 kV
287 kV 13 kV
345 kV 23 kV
500 kV
765 kV
42
peralatan jaringan dapat bekerja dengan baik tanpa mengalami gangguan. Pada
line, dan tegangan 13,283 kV untuk tegangan line-to-ground pada rangkaian tiga
jaringan pada waktu terjadi gangguan, sehingga kontinuitas pelayanan pada pusat
beban (load center) tidak terganggu untuk jangka waktu yang tak terbatas. Pada
tegangan dasar (rated voltage). Karena saat terjadi gangguan akibat sambaran
petir, maka saat itu akan terjadi pelepasan tegangan (voltage discharge) sehingga
dibedakan dalam dua macam, yaitu (a) jaringan distribusi arus bolak-balik (AC),
dan (b) jaringan distribusi arus searah (DC). Kedua sistem jaringan distribusi
a. Jaringan Distribusi AC
43
Keuntungannya
jarak jauh.
karena menggunakan sistem tiga fasa. Sistem tiga fasa ini mempunyai
current).
44
Memerlukan stabilitas tegangan untuk kondisi dan sifat
tinggi.
b. Jaringan Distribusi DC
Keuntungannya
45
Tidak ada masalah stabilisasi dan perubahan frekuensi untuk
konduktor, rel, PMB, pelebur, kabel disesuaikan dengan arus beban yang
serendah mungkin 40 – 80 µΩ
46
Sambungan antara kabel trafo distribusi
dengan sealer dari bahan karet (isolasi), hal ini dimaksudikan agar dapat
antaranya.
a) Peralatan Hubung:
47
- Saklar 3 kutub atau 4 kutub
- NFB
b) Peralatan Proteksi
Proteksi 20 kv :
b. Fuse
c) Kabel Penghubung
48
Kabel beban / trafo masuk / keluar 20 kv, 1 inti
d) Pentanahan
Pentanahan Arrester
a) Peralatan hubung :
b) Peralatan proteksi
49
lightning arrester
NH fuse
c) Kabel / penghantar
d) Pentanahan
pentanahan arrester
50
Dioperasikan (dimasukkan atau dilepaskan) dalam keadaan berbeban
pada kondisi normal maupun gangguan. Media peredam yang digunakan gas SF6
( Sulphur hexaoxide Circuit Breaker ), minyak (Oil Circuit Breaker ) dan hampa
Media peredam yang digunakan , gas SF6 ( SF6 CB ), minyak ( OCB ) , hampa
berfungsi sebagai pembatas dan pengaman, dimana bila fuse bekerja, maka pin
penekan pada fuse akan terlontar dan digunakan untuk mentripkan LBS.
c. Pemisah ( PMS ) - 20 kv
PMT sisi masuk / keluar pada konstruksi kubikel dengan PMT yang dapat ditarik
keluar dari lemarinya. Pemisah yang terminal sisi keluarnya dihubungkan dengan
atau PMT berfungsi untuk menghubungkan kabel keluar / penyulang pada saat
51
d. Saklar Beban 1000 V
penghubung antara trafo sisi tegangan rendah dengan busbar saluran tegangan
rendah.
Relai arus lebih dan relai hubung tanah (OCR & GFR ) dengan karakteristik
beban
Fuse - 20 kv
fuse putus
Fuse 220 v
52
Digunakan dari jenis tabung tertutup (NH-fuse), sebagai pengaman
saluran
Arrester
3.7.5 Kabel
Kabel penghubung trafo dengan rak tr 220 v 1 inti jenis kabel nya dengan
arus dari listrik bolak balik diantara kedua belitan atau lebih pada frekuensi yang
53
sama dan pada nilai arus dan tegangan yang berbeda. Konstruksi utama dari trafo
Contohnya:
Petir
langsung jarang terjadi, kalau pun terjadi dan tahanan tanah tiang cukup
Binatang
Manusia
54
Tumbuhan
Tumbuhan yang merambat dan dahan / ranting pohon besar dapat pula
Jumper Putus
mengisolir seksi demi seksi jaringan bila sudah bisa dipersempit, seksi
55
3.9. Pemeliharaan JTR (Jarigan Tegangan Rendah)
lingkungan, baik itu yang disebabkan oleh gangguan dari luar jaringan, seperti
gangguan yang diakibatkan oleh binatang maupun gangguan dari jaringan itu
Bila ditemukan temperatur tinggi pada sambungan, maka hal-hal yang harus
1. memadamkan jaringan,
diukur,
digunakan untuk JTM, dimana konduktor ditarik dari tiang ketiang dengan
56
ketinggian diatas tanah rata-rata ± 14 m. Pada tiap tiang, konduktor
antara isolator di travers ± > 30 cm, jenis isolator yang digunakan adalah
porselen, ada juga yang terbuat dari bahan gelas, sementara untuk keperluan
dan disetiap titik jaringan yang akan masuk gardu /trafo dipasang arrester
perlu ditutupi dengan karet (sealer) yang kedap air / uap air karena celah
57
Maka hal yang harus diperhatikan adalah pada posisi sambungan pada
beban, tapi bila akhirnya terputus juga maka GFR (Ground Foult Relay)
SAMBUNGAN
BE
BA
G BUKAN SAMBUNGAN
N
F
R
konduktor telanjang)
58
5. Menaikkan tegangan konsumen di fasa yang berbeban rendah
a. memadamkan jaringan,
diukur,
namun ada juga yang ditarik tersendiri. Berikut ini adalah karakteristik konstruksi
JTR:
menghindari korosi).
c. PMB dan Pelebur digunakan sebagai pemutus aliran beban dan pengaman
59
d. Jaringan TR dipasok dari sekunder trafo distribusi 220/380 volt dengan
jaringan TR.
60
Gambar 3.4 Perbedaan Sistem P.P dan P.N.P
Sistem P.P
menjadi rendah
61
Sistem P.N.P (Pertanahan Netral Pengaman)
62
Gambar 3.5 Pembersihan Jaringan Distribusi
listrik ke konsumen atau pusat pusat beban dapat disalurkan dengan baik.
63
e. Harganya murah
f. Berpenampilan menarik
listrik ke konsumen atau pusat pusat beban dapat disalurkan dengan baik.
untuk penopang jaringan SUTR pada saat praktek lapangan dimaksudkan untuk
64
Gambar 3.6 Pemasangan Tiang Pancang Di Daerah Sudiang raya
Adapun jadwal yang ditetapkan oleh PLN sesuai dengan surat edaran Direksi
kondisi
65
6) Pemeliharaan berhenti: Pemeliharaan yang dilakukan pada waktu peralatan
atas dua jenis yaitu sistem distribusi dengan saluran udara dan sistem distribusi
dengan saluran bawah tanah. Konstruksi dan struktur jaringan sistem distribusi
kepentingan teknis disatu pihak dan alasan ekonomi dilain pihak. Secara teknis,
konstruksi dan struktur dari jaringan yang akan digunakan harus memenuhi syarat
3.13.1 Tiang
jaringan distribusi dengan saluran udara. Pada jaringan distribusi tiang yang biasa
digunakan adalah tiang beton. Tiang listrik harus kuat karena selain digunakan
66
Penggunaan tiang listrik disesuaikan dengan kondisi lapangan.
Tiang listrik yang dipakai dalam distribusi tenaga listrik harus memiliki sifat-sifat
antara lain :
67
Mudah dalam pemasangan konduktor saluran dan perlengkapannya
3.13.2 Isolator
konduktor atau penghantar dengan tiang listrik. Menurut fungsinya, isolator dapat
68
Penghantar serta menahan adanya perubahan pada kawat
pada sistem distribusi tenaga listrik adalah isolator dari bahan porselin / keramik
dan isolator dari bahan gelas. Kekuatan elektris porselin dengan ketebalan 1,5 mm
Kegagalan kekuatan elektris sebuah isolator dapat terjadi dengan jalan menembus
bahan dielektrik atau dengan jalan loncatan api (flashover) di udara sepanjang
permukaan isolator. Kasus pertama dapat diatasi dengan cara memilih kualitas
bahan isolator dan pengolahan/perawatan yang baik. Kasus ke dua dapat diatasi
dengan memperbaiki tipe atau konstruksi dari isolatornya. Pada umumnya semua
konstruksi isolator direncanakan untuk tegangan tembus yang lebih tinggi dari
oleh tegangan flashover Ada beberapa jenis konstruksi isolator dalam sistem
69
Isolator Jenis Post Saluran ( Line Post Type Insulator )
3.13.3 Penghantar
menghantarkan arus listrik dari suatu bagian keinstalasi atau bagian yang lain.
70
Tidak cepat rapuh
Conductor).
3.13.4 Transformator
rendah atau sebaliknya, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip
71
induksi-elektromagnet. Dengan alat yang bernama trafo maka pilihan tegangan
Fuse Cut Out (FCO) adalah sebuah alat pemutus rangkaian listrik yang
berbeban pada jaringan distribusi yang bekerja dengan cara meleburkan bagian
dari komponenya (fuse link) yang telah dirancang khusus dan disesuaikan
Fuse Link
72
Tipe K (pemutus cepat)
Gambar 3. 12 FCO
73
Meter Kirim – Terima disini berfungsi untuk mengetahui berapa kWH
yang dikirim dan diterima antar UPJ. Pada Meter Ex-Im terdapat CT dan PT yang
berfungsi untuk mentransformasikan tegangan dan arus dari yang lebih tinggi ke
yang lebih rendah untuk proses pengukuran. 4 Peralatan Hubung Yang termasuk
dalam peralatan hubung antara lain ABSw, LBS, Recloser, Sectionaliser, dan lain
sebagainya.
membuat modifikasi terhadap operasi Normal dari jaringan akibat dari adanya
sehingga dapat mengurangi daerah pemadaman dan agar tetap tercapai kondisi
di sepanjang jaringan.
74
Peralatan yang dimaksud adalah peralatan – peralatan jaringan yang
75
a. Pemutus Tenaga (PMT)
Harus mampu untuk menutup dan dialiri arus beban penuh dalam
lebih.
membuka.
76
Mampu memutuskan arus magnetisasi trafo atau jaringan serta arus
maupun gangguan).
77
b. Disconnector (DS) / Saklar Pemisah
satu per satu karena antara satu DS dengan DS yang lain tidak
DS sendiri terdiri dari bahan keramik sebagai peNo.pang dan sebuah pisau
78
Gambar 3. 14 Diconnector Switch Pada Panel
dengan peredam busur api yang berfungsi untuk meredam busur api
Celah ini yang mengakibatkan terjadi lonjakan bunga api yang dapat
79
Penambahan beban pada lokasi jaringan
gangguan.
80
3.16 Langkah-Langkah Pelaksanaan Kegiatan
tidak.
yang baru
81
b. Pasang isolator pada trappes, tarik kabel JTM menggunakan takel,
kemudian dipasang pada isolator, baik isolator tarik maupun isolator pin
(isolator duduk)
a. Sediakan alat dan bahan di antaranya: Kabel JTR takel, servis, gantungan
L dan slank.
c. Tarik kabel dengan menggunakan alat bantu takel setelah kabel tersebut
kencang maka kaitkan salah satu bagian kabel pada gantungan L kemudian
82
Gambar 3. 17 Proses Pemasangan JTR
a. Sediakan alat dan bahan seperti: join aluminium tembaga, alat press,
83
Gambar 3. 18 Proses Perbaikan Jumper Pada JTM Pallangga
diperkirakan menempati kedudukan yang cukup tinggi, baik dilihat dari fungsinya
maupun dilihat dari anggaran biaya yang diperlukan.Keadaan ini dapat terjadi
teknisnya meningkat dan aman baik bagi personil maupun bagi masyarakan
umum.
84
3.16.6 Tujuan Pemeliharaan
diperkecil.
85
Mempertahankan nilai atau harga diri peralatan atau system, dengan
maximum.
ekonomis antar berbagai factor biaya dengan hasil kerja yang optimum.
86
3.16.7 FCO Pada Tiang Listrik
dirancang khusus dan akan akan bekerja (melebur) jika arus yang melewatinya
melebihi suatu nilai tertentu (arus nominal) yang telah ditentukan. Apabila terjadi
gangguan maka elemen pelebur yang terletak pada tabung fiber akan meleleh dan
terjadi busur api yang akan mengenai tabung fiber sehingga menghasilkan gas
yang akan memadamkan busur api. Jika sudah putus FCO akan membuka dan
87
Konstruksi dari fuse cut out ni jauh lebih sederhana jika dibandingkan
dengan pemutus beban (circuit breaker) yang terdapat pada gardu induk (sub-
station). Akan tetapi fuse cut out ini memiliki kemampuan yang sama dengan
pemutus beban tadi. Fuse cut out ini hanya dapat memutuskan satu saluran tiga
fasa, maka dibutuhkan fuse cut out sebanyak tiga buah untuk saluran tiga fasa.
Selain itu Fuse cut out juga merupakan pengaman lebur yang ditempatkan pada
terhadap hubungan singkat di trafo, atau sisi TM sebelum trafo tetapi sesudah cut
out. Untuk menentukan besarnya cut out yang harus dipasang, maka harus
diketahui arus nominal trafo pada sisi TM, sedangkan besarnya harus lebih besar
BAB IV
artinya taman atau kebun. Masjid Al Bustan Muhammadiyah didirikan pada tahun
88
1959 yang merupakan inisiatif dari para petani yang dananya diambil dari hasil
kebun yang mereka jual, dan pada tahun 1962 masjid mengalami pemindahan atau
pemikiran dan penafsiran untuk kembali ke akidah Islam secara murni yakni
ma’aruf nahi munkar sekaligus sebagai konsekuensi dari banyaknya sekolah yang
Selain itu, situasi dan kondisi politik di Indonesia tahun 60-an yaitu pada masa
berjayanya orde lama dan PKI, Muhammadiyah mendapat tantangan yang sangat
berat untuk menegakkan dan menjalankan misinya. Oleh karena itu, IPM
gerakan dakwah amar ma’aruf nahi munkar di kalangan pelajar. Kedua, IPM
89
4.2 Struktur Pengurus Masjid Al Bustan Muhammadiyah
a. PEMBINA/ PENASEHAT
b. PENGURUS HARIAN
1. Ketua : Syarifuddin
c. SEKSI- SEKSI
a. Mustamim ( Imam)
90
c. Drs. AM. Kamrun Mustafa
d. H. Basri
2. Seksi Dakwah
a. HB. DG Tawang
b. Muh. Idrus
c. Abd Jabbar
d. Rajamang
3. Seksi Dana
a. H. Abd. Hamid
b. H. Gassing
c. Dg. Tahere
d. Ismail
4. Seksi Perlengkapan
91
a. Drs. H. Syahrul
b. Dg. Amil
c. Ali Daming
d. Muh. Said
5. Remaja Masjid
a. Muh. Ridha
b. Muh. Iqbal M
c. Aldi
Kecamatan : Biringkanaya
Kotamadya : Makassar
92
Provinsi : Sulawesi Selatan
93
4.4 Hambatan dan Tantangan Dalam Pelaksanaan KKP-Plus
yang terbuang. Tapi itu sekaligus merupakan tantangan bagi kami dalam
Identitas Mahasiswa
NAMA STAMBUK
94
Kota : Makassar
yaitu :
1) Survei Lokasi
terhadap peran diri yang dijalankan dan peran yang dijalankan orang lain.
95
pengabdian masyarakat di Mesjid Al Bustan Muhammadiyah, untuk
2) Kegiatan keagamaan.
membaca Al quran serta menghapal surah – surah pendek, selain itu santri
3) Kegiatan kelistrikan
Pada kegiatan ini kami melakukan beberapa kegiatan yang
perbaikan dan perawatan pada beberapa sumber listrik pada masjid dan
96
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
judul laporan, maka kami dapat menarik kesimpulan bahwa kualitas pemeliharaan
Jaringan Distribusi serta konstruksinya baik itu JTM dan JTR yang dilakukan
pada wilayah PLN Rayon Sungguminasa Gowa telah sesuai dengan standar
tujuannya dapat dipakai dalam jangka panjang, keselamatan pekerja dan kualitas
5.2 Saran
menilai bahwa pengerjaan yang telah dilakukan tim dari mitra PT. Bubun Busu
sangat bagus dan cukup profesional sedikit saran dari kami dan tentunya sebagai
nasihat untuk diri kami juga bahwa dalam suatu Tim untuk mendapatkan sebuah
kesuksesan maka dibutuhkan yang namanya kekompakan dan kerja sama tim
yang baik. Oleh karena itu perlu ditingkatkan semangat kekompakan dalam Tim
agar pencapaian yang diharapkan bisa lebih maksimal. Dan yang menjadi nilai
plus untuk Tim tempat kami praktek bahwa nilai kebersamaan dan kekeluargaan
lumayan sangat terasa dan membekas pada diri kami mahasiswa KKP-plus. Akhir
97
kata kami ucapkan terima kasih atas pengalaman-pengalaman yang diberikan dan
kami dapatkan bisa dimanfaat kan untuk kepentingan masyarakat umum di masa
98
DAFTAR PUSTAKA
Marsudi, Djiteng., (1990) : Operasi Sistem Tenaga Listrik, Jakarta : Balai Penerbit
& Humas Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN).
73
Haikal Pasha, Juang. SOP PEMASANGAN FCO SESUDAH ARRESTER. 5
Desember 2015. http://juanghaikalpsha.blogspot.com/2013/04/sop-
pemasangan-fco-sesudah-arrester-i.html
74
L
75
LAMPIRAN-LAMPIRAN
B. Pengalihan Fasa
89
C. Pemasangan Tiang Listrk di Sudiang
90
D. Perbaikan Jumper dan Pemeliharaan JTM Di Jalan Nikel
91
F. Pemasangan Kabel fasa
92
G. Pengecekan Arus dan Tegangan pada Panel Distribusi
93
94
H. Penggantian Coder
95
96
Foto Dokumentasi ang Diabadikan Selama Kegiatan Pengabdian Berlangsung Di
97
98
CATATAN KEGIATAN HARIAN
86
20 22-04-2019 Pengambilan Isolator Di Gudang PT.PLN Area
Makassar Utara
87
CATATAN KEGIATAN HARIAN
O
1 3-07-2019 Proses silaturahmi antar pembina dan santri
88