Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI GARDU TIANG


(PHB-TR)
PT. PLN (PERSERO) RAYON PAYAKUMBUH
Dianjurkan Untuk Memenuhi Persyaratan
Mengikuti Ujian Nasional (UN)
Tahun pelajaran 2016/2017

Disusun Oleh :
Nama

: HERDYAN FERNANDA NASTA

NIS

: 14.17306

Kelas

: III TJTL

Program Keahlian

: TEKNIK JARINGAN TENAGA LISTRIK

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2


PAYAKUMBUH
2016/2017
1

PT PLN (Persero) AREA PAYAKUMBUH


RAYON PAYAKUMBUH
Jl. M. Yamin, SH No. 52, Payakumbuh Telp. 0752-92932

LEMBARAN PENGESAHAN PERUSAHAAN


PT. PLN (PERSERO) RAYON PAYAKUMBUH

JUDUL

PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI GARDU TIANG


(PHB-TR)
Laporan Praktek Kerja ini telah di periksa dan di sahkan oleh :

Mengetahui :
Pimpinan Perusahaan
PT. PLN (Persero)
RAYON PAYAKUMBUH

Payakumbuh,21 Oktober 2016


Supervisor Teknik
Pembimbing

BIMA TRIATMOJO
NIP: 8206414Z

REDI ANGRIAWAN
NIP: 8811660Z

PEMERINTAH KOTA PAYAKUMBUH


DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
NEGERI 2
PAYAKUMBUH
Jl. Soekarno-Hatta / Anggrek l Payakumbuh Telp/Fax. 0752-92123

LEMBARAN PENGESAHAN SEKOLAH


JUDUL

PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI GARDU TIANG


(PHB-TR)
Laporan Praktek Kerja Industri ini telah di periksa dan di sahkan oleh :

Mengetahui :
Kepala SMK N 2 Payakumbuh

Payakumbuh,21 Oktober 2016


Guru Pembimbing

Drs. DALIUS
NIP :19650701 199003 1006

Drs. NASPIAL
NIP :

DAFTAR ISI
Halaman Judul.........................................................................................................i
Halaman Pengesahan Industri.................................................................................ii
Halaman Pengesahan Sekolah.................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................................iv
Kata Pengantar........................................................................................................v
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang Prakerin..............................................................................vi
B. Tujuan Prakerin...........................................................................................vi
C. Jadwal Pelaksanaan Prakerin....................................................................viii
D. Sistematika Penulisan Laporan.................................................................viii
Bab II Lingkup Perusahaan
A. Stuktur Organisasi Perusahaan.....................................................................x
B. Sejarah Perusahaan.......x
C. Bidang Kerja Perusahaan.........................................................................xvii
D. Lokasi Perusahaan ..................................................................................xvii
Bab III Proses Produksi
A. Teori Singkat ..........................................................................................xviii
B. Alat Dan Bahan ......................................................................................xxvi
C. Proses dan Gambar Kerja .......................................................................xxvi
D. Hasil Pekerjaan .xxvii
Bab IV Penutup
A. Kesimpulan ............................................................................................xxix
B. Saran .......................................................................................................xxix

KATA PENGANTAR
AssalamualaikumWr.Wb
Alhamdulillah! Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena
atas campur tangan-Nya sehingga penyusunan laporan Praktek Kerja Industri
(PRAKERIN) ini dapat terselesaikan dengan baik dan laporan ini sebagai bukti
untuk memenuhi bahwa saya telah melaksanakan Praktek Kerja Industri
(PRAKERIN) dengan baik.
Penyusunan laporan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) ini adalah salah
satu syarat untuk mengikuti Ujian Akhir Sekolah (UAS) danUjian Akhir Nasional
(UAN) dan laporan ini sebagai bukti bahwa saya telah melaksanakan dan
menyelesaikan Praktek Kerja Industri di PT. PLN (PERSERO) RAYON
PAYAKUMBUH.
Laporan ini dapat terbuat dan diselesaikan dengan adanya bantuan dari
pihak pembimbing dari pihak sekolah maupun pihak industri. Atas petunjuk
danbimbingan yang telah diberikan kepada saya, selama membuat laporan Praktek
Kerja Industri (PRAKERIN) saya dapat menyusun laporan ini dengan baik, oleh
karena itu saya ucapkan terimakasih kepada kedua orang tua saya, Guru
Pembimbing SMKN 2 Payakumbuh, pembimbing dan seluruh staff karyawan
PT.PLN (PERSERO) RAYON PAYAKUMBUH.
Berdasarkan pelajaran yang saya pelajari dan alami selama Praktek Kerja
Industri (PRAKERIN) di PT. PLN (PERSERO) RAYON PAYAKUMBUH, maka
saya membuat laporan ini berjudul PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI
GARDU TIANG (PHB-TR) laporan ini disusun berdasarkan fakta dan informasi
yang saya peroleh selama mengikuti proses praktek kerja industri di PT. PLN
(PERSERO) RAYON PAYAKUMBUH.
Akhir dari kesempatan ini saya menyampaikan terimakasih kepada semua
pihak yang turut membantu dalam upaya penyelesaian laporan ini. Saya
menyadari bahwa laporan ini, masih banyak terdapat kekurangan baik dalam segi

pengumpulan data dan penulisan kata-kata, oleh karena itu saya dengan
kerendahan hati, mengharapkan kritik maupun saran yang sifatnya membangun,
untuk memperbaiki laporan ini menjadi lebih baik dan semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan dan bermanfaat bagi semua pembaca.
Aamiin.

BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pelaksanaan praktek kerja industri (Prakerin) mulai diberlakukan
sejak 13 Jauari 2014 dengan istilah pendidikan system ganda ( PSG ).
Pendidikan system ganda ini dilaksanakan di sekolah, kemudian hal yang
tidak dapat di sekolah diupayakan untuk didapat siswa di industri, sebagai
pengalaman lansung dalam berbagai aspek industry meliputi disiplin, teknik
produksi dan pemasangan produk/jasa. Hasil pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan prakerin sampai tahun 2008 ini telah dicoba berbagai macam
metoda dan system dengan segala kelebihan dan kerja industri (Prakerin).
Selesai melaksanakan prakerin proses berlanjut dengan uji kopetensi,
artinya segala bentuk keterampilan siswa yang didapat disekolah maupun di
industry akan menjadi beberapa kompetensi sebagi bekal bagi siswa kelak
dalam berakhir di dunia industri. Praktek kerja industry dan uji kopetensi
merupakan rangkaian kegiatan yang yang saling terkait di sekolah kejuruan.

B. TUJUAN PRAKERIN
1. Tujuan Umum
a. Mempersiapkan tenaga kerja yang memiliki keahlian professional
dengan tingkat pengetahuan keterampilan dan etos kerja yang sesuai
dengan tuntunan laporan kerja.
b. Memperkokoh link dan martch antara sekolah dan dunia-dunia
usaha.
c. Meningkatkan efesiensi proses pendidikan dan pelatih tenaga yang
berkualitas profesional.
d. Memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja
sebagai bahagian dari proses pendidikan.

2. Tujuan Khusus
a. Melalui system ganda untuk mendapatkan tamatan yang sikap kerja
diberbagai bidang pekerjaan yang membutuhkan keahlian dan
keterampilan tertentu.
b. Untuk

mendapatkan

keterpaduan

yang

saling

mengisi

dan

melengkapi antara pendidikan sekolah SMK (Teknologi Industri)


dengan keahlian profesi yang diperoleh melalui praktek kerja
industry dan pendidikan system ganda.
c. Aplikasi pengetahuan akademik.
d. Merupakan suatu peningkatan keterampilan dan membentuk pribadi
untuk percaya diri dan mandiri memasuki pasar kerja.

C. JADWAL PELAKSANAAN PRAKERIN


Praktek kerja industry adalah suatu bentuk penyelenggaraan
pendidikan keahlian profesional yang memadukan secara sistematis dan
sinkron program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian
yang diperoleh melalui kegiatan kerja langsung di dunia kerja dari tanggal 19
Juli 2016 21 Oktober 2016 yang tujuannya untuk mencapai suatu tingkat
keahlian profesional. Penyelenggaraan Praktek Kerja Industri bagi sekolah
akan dipilih secara selektif dengan memperhatikan :
1. Potensi lingkungan yaitu kaitan antara sekolah dan dunia industri.
2. Potensi Sekolah
3. Kepala Sekolah
4. Wakil Kepala Sekolah
5. Ketua Program Keahlian
6. Guru

D. SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN


1. Tujuan Penulisan
a. Untuk membiasakan siswa mengumpulkan data dari suatu kegiatan
memproduksi sesuai dengan barang/jasa dan menuangkan dalam
bentuk laporan.
b. Untuk melatih siswa menulis dan melihat keunggulan suatu produk,
nilai jual, serta mendata hambatan dan peluang pasar.

2. Kerangka Laporan
a. Lembar Pengesahan Industri
b. Lembar Pengesahan Sekolah
c. Daftar Isi
d. Kata Pengantar
e. Pendahuluan
f. Lingkup Perusahaan
g. Proses Pekerjaan

BAB II
LINGKUP PERUSAHAAN

A. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN

.,ASAJASJM
EtVPOtEA
DaTVaN
AfR.HfKOA
LfATAfOPJ
SNDERNDE
USMKDATIR
TAINIdRS
&KNISmUT
SIKTK
PESS
JNT2I
UER
RA
GS
I

I
B. SEJARAH PT. PLN (PERSERO)
Secara garis besar, sejarah perkembangan PLN berdasarkan pembagian
kurun waktu tertentu dan di bagi kedalam tujuh periode, yaitu:
1. Periode sebelum tahun 1943
2. Periode 1943 1945
3. Periode 1945 1950
4. Periode 1951 1966
5. Periode 1967 1985

10

6. Periode 1985 1993


7. Periode 1994 s/d sekarang
1. Periode sebelum tahun 1943
Perusahaan kelistrikan di Indonesia di rintis oleh perusahaan perusahaan listrik
swasta Belanda yaitu oleh pabrik-pabrik dan perusahaan. Melihat kelistrikan
untuk umum di nilai menguntungkan, maka muncul perusahaan- perusahaanl
istrik milik Belanda seperti:
a. NV ANIEM
b. NV GEBEO
c. NV OGEM
d. Dan lain-lain (perusahaan- perusahaan listrik yang bersifat lokal)
2. Periode 1943 1945
Pada waktu pendudukan Jepang perusahaan perusahaan listrik swasta tersebut di
akui secara keseluruhan oleh Jepang dan di kelola menurut situasi dan kondisi di
daerah tertentu seperti perusahaan listrik Jawab Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Sumatra dan lain lain.
3. Periode 1945 1950
Perusahaan Listrik dan Gas di rebut dari Jepang danmelalui ketetapan presiden RI.
No.1 / S.D /1945 tanggal 27 Oktober 1945, di bentuk Jawatan Lisrik dan Gas
yang berkedudukan di Yogyakarta.
Pada masa agresi Belanda satu perusahaan Listrik yang dibentuk dengan
ketetapan Presiden di atas dikuasai kembali oleh pemiliknya semula.
Pada masa Belanda agresi dua 19 Desember 1948 sebagian besar kantor-kantor
Jawatan Listrik dan Gas direbut oleh pemerintah colonial Belanda, kecuali daerah
Aceh. Tahun 1950 Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi Jawatan Listrik dan
Gas milik pemerintah klonial Belanda. Sedangkan perusahaan listrik swasta di
11

serahkan kembali kepada pemiliknya semula sesuai hasil Konfrensi Meja Bundar
(KMB).
4. Periode 1951 1966
JawatanTenaga membawahi perusahaan Negara untuk membangkitkan tenaga
listirik (PENUPETEL) dan diperluaskan dengan mebawahi juga perusahaan
Negara untuk distribusi tenaga listrik (PENUDITEL) pada tahun 1952.
Berdasarkan Kepres No. 163 tanggal 3 Oktober 1953 tentang nasionalisasi
perusahaan listrik milik bangsa Belanda yaitu jika konsesi perusahaannya telah
berakhir. Maka beberapa perusahaan listrik milik swasta tersebut diambil alih dan
digabungkan ke Jawatan Tenaga. Kemudian pada tanggal 1958 DPR dan
Pemerintah

RI menerbitkan undang- undang tentang nasiolisasi semua

perusahaan Belanda.
Kemudian Peraturan Pemerintah RI No. 18 tentang Nasionalisasi perusahaan
Listrik dan Gas milik Belanda. Berdasarkan Peraturan Pemerintah tersebut
Penguasa Perusahaan- Perusahaan Listrik dan Gas (P3LG) menangani proses alih
kepemilikannya.
Jawatan Tenaga diubah menjadi Perusahaan Listrik Negara melalui Surat
Keputusan Menteri PU dan tenaga No. P. 25 / 45 / 17 tanggal 23 September 1958,
sedangkan P3LG dibubarkan pada tahun 1959 setelah Dewan Direktur Perusahaan
Listrik (DDPLN) terbentuk.
Berdasarkan U.U No. 19 tahun 1960 tentang perusahaan Negara, melalui
Peraturan Pemerintah RI. No. 67 tahun 1961 di bentuklah Badan Pimpinan Umum
Perusahaan Listrik Negara (BPU PLN) yang mengelola semua perusahaan listrik ,
gas dan kokkas berada dalam suatu wadah organisasi. Untuk mewujudkan UU dan
Peraturan Pemerintah tersebut Menteri PU dan Tenaga pada saat itu menerbitkan
Surat Keputusan Menteri PUT No. Ment. 16/1/20, tanggal 20 Mei 1961 yang
memuat arahan sebagai berikut:

12

a. BPU adalah suatu badan Negara yang diserahi tugas menguasai dan
mengurus perusahaan perusahaan listrik dan gas yang terbentuk badan
hukum.
b. Organisai BPU PLN di pimpin oleh direksi.
c. Daerah dibentuk daerah ekploitasi yang teridiriatas :
1.) Sepuluh daerah ekploitasi listrik umum (pembangkit dan Distribusi)
2.) Dua daerah ekploitasi khusus distibusi listrik
3.) Satu daerahekploitasikhususpembangkitlistrik
4.) Tiga Belas PLN ekploitasi proyek- proyek kelistrikan
d. Dearah ekploitasi khusus distribusi dibagi lebih lanjut menjadi Cabang dan
Ranting
e. Daerah ekploitasi khusus pembangkitan dibagi lebih lanjut menjadi sektor
Tahun 1965 BPU PLN dibubarkan dengan peraturan pemerintah No.19 dan
dibentuk Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan perusahaan Gas Negara (PGN).
Tahun 1966 BPU PLN pada masa Kabinet Ampera, PLN di tempatkan dibawah
Direktorat Jendral Tenaga Listrik (DITJEN) di dalam lingkungan Departemen
Perindustrian Dasar Ringan dan Tenaga (DEPPDAGRI).
5. Periode 1967 - 1985
Dalam Kabinet Pembangunan I DirjenGatrik, PLN dan Lembaga Masalah
Ketenaga Kerjaan (LMK) dialihkan ke Departemen PUTL, LMK ditetapakan
dalam pengelolaan PLN No. 6 / PTR / 1970.
Tahun 1972,

PLN ditetapkan sebagai Perushaan Umum melalui Peraturan

Pemerintah No. 18 pemerintah juga memberikan tugas-tugas pemerintah dibidang


kelistrikkan kepada PLN untuk mengatur, membina, mengawasi pelaksanaan

13

perencanaan umum bidang kelistrikan nasional, disamping tugas-tugas sabagai


perusahaan.
Mengingat kebijaksanaan energy dipandang perlu untuk ditetapkan secara
nasioanal,

maka

pada

Kabinet

Pembangunan

II

dibentuk

Departemen

Pertambangan dan Energi kemudian PLN dan PGN berpindah lingkungan dari
Departemen PUTL keDepartemen Pertambangan dibidang ketenagaan selanjutnya
ditangani oleh Direktorat Jendral Ketenagaan (1981).
Dalam Kabinet Pembangunan IV Dirjen Ketenagaan diubah menjadi Dirjen
Listrik dan Energi Baru (LEB) perubahan nama ini diperjelas tugas dan fungsinya
yaitu :
a. Pembinaan Program Kelistrikna
b. Pembinaan Pengusahaan Listrik
c. Pengembangan Energi Baru
Terlihat

bahwa

tugas-tugas

pemerintah

(secarabertahapdikembalikankeDepartemen),

yang

semula

sehingga

PLN

dipikul

PLN

dapat

lebih

memusatkan fungsinya sebagai perusahaan.


6. Periode 1985 1993
Mengingat tenaga listrik sangat penting bagi peninkatan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat secra umum serta untuk mendorong peningkatan kegiatan
ekonomi secara khusus dan oleh karena itu usaha penyedian tenaga listrik,
pemanfaatan, dan pengelolaannya perlu ditingkatkan agar tersedia tenaga listrik
dalam jumlah yang cukup merata dengan mutu pelayanan yang baik kemudian
dalam rangka peningkatan pembangunan yang berkesinambungan dibidang
ketenagalistrikan diperlukan upaya untuk secara optimal memanfaatkan sumber
sumber energy untuk membangkitkan tenaga listrik sehingga menyediakan tenaga
listrik terjamin tetapi untuk mencapai maksud tersebut, pemerintah Repuplik
Indonesia menganggap bahwa ketentuan dan perundang-undangan yang ada sudah
tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan dan kebutuhan pembangunan
14

dibidang ketenaga listrikan, maka bersama-sama dengan Dewan Perwakilan


Rakyat Republik Indonesia menetapkan Undang-undang No. 15 tahun 1985
tentang ketenagalistrikan.
Kemudian

sebagai

pengejawatan

Undang-undang

tersebut

pemerintah

penempatkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 10 tentang


Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik.
Berdasarkan Undang-undang dan peraturan pemerintah tersebut ditetapkan bahwa
PLN merupakan salah satu pemegang kuasa ketenagalistrikan, berhubungan
dengan itu maka agar didalam pelaksanaan operasional sebagai pemegang kuasa
usaha ketenagalistrikan sesuai dengan makna yang terkandung didalam Undangundang dan peraturan pemerintah tersebut di atas, Pemerintah Republik Indonesia
menetapkan Peraturan Republik Indonesia No. 17 tahun 1990 tantang Perusahaan
Umum (PERUM) Listrik Negara.
Peraturan ini merupakan dasar hokum pengelolaan perusahaan umum listrik
Negara sebagai pemegang kuasa ketenagalistrikan.
7. Periode 1994 s/d sekarang
Mengingat listrik sangat penting bagi peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran
rakyat secara umum, maka berdasarkan peraturan pemerintah No. 3 tahun 1994
tentang peralihan bentuk

Perusahaan Listrik

Negara (PERUM) menjadi

Perusahaan Perseroan (Persero) serta telah di tanda tanganinya katnotaris Sujipto,


SH No. 169 tanggal 30 juni 1994 tentang pendirian Perusahaan Terbatas (PT)
Perusahaan Milik Negara atau disingkat PT. PLN (Persero) telah didirikan dengan
modal Rp. 63.000.000.000.000,00 (EnamPuluhTigaTriliun Rupiah) modal yang
ditempatkan dan disetor penuh Rp. 13.000.000.000.000,00 (TigaBelasTriliun
Rupiah) segala hak dan kewajiban, kekayaan serta pegawai Perusahaan Umum
Listrik Negara yang ada saat pembubaran beralih kepada PT. PLN (PERSERO).
Sampai sekarang PT. PLN Rayon Payakumbuh melayani pelanggan sampai
Desember

2013

sebanyak

59.963

Rp.6.720.461.810,-

15

pelanggan,

yang

berpendapatan

Tugas yang dibebankan pada PT. PLN Rayon Payakumbuh adalah sebagai
berikut:
a. Menyelenggarakan

pendistribusian

tenaga

listrik

dari

gardu

kekonsumen (20 kV 400 231 V)


b. Melakukan pemeliharaan jaringan yang menjadi tugas wajib dan
tanggungjawab PT PLN (PERSERO) Rayon Payakumbuh.
c. Melakukan

pembinaan

Sumber

Daya

Manusia

(SDM)

agar

terjaminnya pelayanan tenaga listrik yang optimal untuk mencapai


VISI DAN MISI PT. PLN (Persero) Rayon Payakumbuh
VISI
Menjadi Perusahaan Distribusi Listrik Terkemuka di Tingkat Nasional dengan
Layanan Setara Kelas Dunia yang Mengutamakan Kepentingan Pelanggan.

MISI

1) Menjalanakan bisnis distribusi tenaga listrik yang berorientasi pada


kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.
2) Menjadikan tenaga listriks ebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat dan mennjadi pendorong kegiatan ekonomi.
3) Melakukan penditribusian tenaga listrik yang terbaik dengan
mengutamakan mutu dan keandalan dengan didukung sumber daya
manusia yang professional.
4) Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

16

MOTTO
SETIA MELAYANI PELANGGAN

C. BIDANG KERJA PERUSAHAAN


Pelayanan Jasa Konsultan yang diberikan PT. PLN (PERSERO)
RAYON PAYAKUMBUH meliputi pekerjaan :
1. Pelayanan Tekhnik
2. Pelayanan Pelanggan/Administrasi
3. Pelayanan Transaksi Energi

D. LOKASI PERUSAHAAN
PT. PLN (PERSERO) RAYON PAYAKUMBUH beralamat dijalan M.
Yamin, SH nomor 52 Payakumbuh.
Telephone: 0752-92932

BAB III

17

PROSES PRODUKSI
A. TEORI SINGKAT
1. Pengertian Pemeliharaan PHB-TR
Adalah kegiatan yang meliputi rangkaian tahapan kerja mulai dari
perencanaan, pelaksanaan hingga pengendalian dan evaluasi pekerjaan
pemeliharaan instalasi PHB TR yang dilakukan secara terjadwal (schedul)
ataupun tanpa jadwal

2. Tujuan Pemeliharaan PHB-TR


Agar instalasi jaringan distribuasi beroperasi dengan :
Aman ( safe) bagi manusia dan lingkungannya.
Andal (reable).
Kesiapan (avaibility) tinggi.
Unjuk kerja (performance) baik.
Umur (live time) sesuai desain.
Waktu pemeliharaan (down time) efektif.
Biaya pemeliharaan (cost) efisien / ekonomis

Selain itu ada faktor diluar teknis, tujuan pemeliharaan adalah mendapatkan
simpati serta kepuasan pelanggan dalam pelayanan tenaga listrik. Untuk
melaksanakan pemeliharaan yang baik perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

Sistem harus direncanakan dengan baik dan benar memakai bahan / peralatan
yang berkualitas baik sesuai standar yang berlaku
Sistem distribusi yang baru di bangun harus diperiksa secara teliti, apabila
terdapat kerusakan kecil segera diperbaiki pada saat itu juga
18

Staf / petugas pemeliharaan harus terlatih dengan baik dan dengan jumlah
petugas cukup memadai
Mempunyai peralatan kerja yang cukup memadai untuk melaksanakan
pemeliharaan dalam keadaan tidak bertegangan maupun pemeliharaan dalam
bertegangan.
Mempunyai buku / brosur peralatan pabrik pembuat peralatan tersebut dan
harus diberikan kepada petugas terutama pada saat pelaksanaan pemeliharaan
Gambar (peta) dan catatan pelaksanaan pemeliharaan dibuat dan di pelihara
untuk bahan pada pekerjaan pemeliharaan berikutnya
Jadwal yang telah dibuat sebaiknya dibahas ulang untuk melihat kemungkinan
penyempurnaan dalam pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan
Harus diamati tindakan pengamanan dalam pelaksanaan pemeliharaan,
gunakan peralatan keselamatan kerja yang baik dan benar

3. Macam - Macam Pemeliharaan


Berdasarkan waktu pelaksanaannya:
Pemeliharaan terencana ( planed maintenance) yaitu preventif dan
korektif.
Pemeliharaan tidak direncanakan (unplaned maintenance).

Pemeliharaan Berdasarkan Metodanya:


Pemeliharaan berdasarkan waktu ( time base maintenance )
Pemeliharaan

berdasarkan

kondisi

(on

condition

base

maintenance)
Pemeliharaan darurat / khusus ( break down maintenace ).
Bila

dari

macam-macam

pemeliharaan

pemeliharaan dibedakan menjadi :

19

tersebut

digabungkan,

maka

Pemeliharaan rutin: merupakan pemeliharaan yang terencana berdasarkan


waktu yang terjadwal
Pemeliharaan

korektif:

merupakan

pemeliharaan

yang

terencana

dikarenakan faktor waktu dimana peralatan memerlukan perbaikan atau


pemeliharaan yang tidak terencana tetapi berdasarkan kondisi peralatan
yang menunjukkan gejala kerusakan ataupun sudah terjadi kerusakan
Pemeliharaan darurat: merupakan pemeliharaan karena keadaan yang
darurat tanpa diketahui gejala kerusakan sebelumnya.

3.1 Pemeliharaan Rutin


Disebut juga dengan pemeliharaan preventip, yaitu

pemeliharaan untuk

mencegah terjadinya kerusakan peralatan yang lebih parah dan untuk


mempertahankan unjuk kerja jaringan agar tetap beroperasi dengan keandalan
dan efisiensi yang tinggi. Pemeliharaan rutin

pada PHB-TR meliputi

Pemeriksaan:
Pemeriksaan rutin pada PHB TR antara lain :

Memeriksa dan melaporkan keadaan Instalasi dan kondisi


PHB - TR

Memeriksa kondisi peralatan listrik yang terpasang pada PHB


- TR

Pemeriksaan instalasi dengan infrared / thermo vision.

Pengukuran beban

Pengukuran beban dan tegangan saluran jurusan pada PHB TR.

Pengujian tahanan sistem pembumian

Contoh kegiatan pemeliharaan rutin antara lain :

20

Membersihkan busbar yang kaotor karena ada deebu dan


sarang laba-laba.

Pengecatan busbar dengan warna standar

Perbaikan ground plate

Pemeliharaan

permukaan pada bagian-bagian kontak

penjepit fuse dan pisau fuse dan memberi vaselin

Pengencangan kembali baut-baut pengikat antara dan kabel


keluar

Pemeliharaan sambungan-sambungan instalasi pembumian

Penambahan elektrode pembumian

3.2 Pemeliharaan korektif


Pemeliharaan korektif adalah pekerjaan pemeliharaan dengan maksud untuk
memperbaiki kerusakan yaitu suatu usaha untuk memperbaiki kerusakan hingga
kembali kepada kondisi / kapasitas semula dan perbaikan untuk penyempurnaan
yaitu , suatu usaha untuk meningkatkan / penyempurnaan jaringan dengan cara
mengganti / mengubah jaringan agar dicapai daya guna atau keandalan yang lebih
baik dengan tidak mengubah kapasitas semula.
Contoh Perbaikan Kerusakan :
Penggantian saklar utama karena sudah rusak
Penggantian NH-Fuse yang sudah putus
Penggantian NH-Fuse yang nilainya melebihi kapasitas kabel yang
diamankan
Penggantian Ground plate yang sudah rusak / hangus
Penggantian sepatu kabel yang terbakar

Contoh Perbaikan Untuk Penyempurnaan :

21

Penggantian Saklar utama untuk penyesuaian kapasitasnya

terhadap beban yang dipikul


Penambahan Saluran jurusan JTR

3.3 Pemeliharaan Darurat


Pemeliharaan ini sifatnya mendadak, tidak terencana ini akibat gangguan atau
kerusakan atau hal-hal lain di luar kemampuan kita sehingga perlu dilakukan
pemeriksaan / pengecekan perbaikan maupun penggantian peralatan, tetapi masih
dalam kurun waktu pemeliharaan
Contoh Pemeliharaan Darurat :
Perbaikan / penggantian PHB TR yang ruisak akibat

kebakaran.

Perbaikan / penggantian PHB TR yang rusak akibat banjir.

Perbaikan / penggantian PHB - TR yang rusak akibat huruhara.

4. Jadwal Pemeliharaan
Pemeliharaan rutin / terencana adalah carayang baik utnuk mencapai suatu
tujuan pemel;iharaan karena mencegah dan menghindari kerusakan peralatan.
Dalam pelaksanaan pemeliharaan rutin

perlu direncanakan dengan baik

berdasarkan hasil pengamatan dan catatan serta pengalaman pemeliharaan


terdahulu sehingga akan mendapatkan hasil yang lebih baik untuk itu perlu dibuat
jadwal pemeliharaan
Jadwal pemeliharaan dalam kurun waktu yang berbeda sesuai dengan kebutuhan
dan umur dari peralatan yang di pelihara, waktu tersebut adalah sebagai berikut :

Pemeliharaan Mingguan

Pemeliharaan Bulanan

Pemeliharaan Triwulan

22

Pemeliharaan Semesteran

Pemeliharaan Tahunan

Karena volume fisik dari jaringan distribusi ini cukup banyak maka dalam
pelaksanaannya perlu diatur waktunya disesuaikan dengan kemampuan yang ada.

5. Pemeliharaan Dalam Keadaan Bebas Tegangan.


Pemeliharaan peralatan atau perlengkapan jaring distribusi TM / TR yang
dilaksanakan dimana objeknya dalam keadaan tanpa tegangan atau pemadaman.
Hal ini bukan berartii disekitar objek pemeliharaan benar-benar sama sekali tidak
bertegangan.
Contoh :
Pada waktu pemeliharaan PHB TR pada gardu distribusi, maka pada sisi TM
FCO atau kubikel dan trafo harus dipadamkan, tetapi pada keadaan tertentu tetap
dioperasikan. Dengan demikian segi keamanan terhadap tegangan sentuh harus
tetap diperhatikan.

5.1 Alasan dilaksanakan pemeliharaan dalam keadaan tanpa tegangan

Pemeliharaan dengan metoda

PDKB memang belum

dimungkinkan.

Instalasi dilengkapi dengan sistem cadangan sehingga tidak


mengganggu suplai tenaga listrik.

Jaringan yang akan dipelihara secara ekonomis tidak terlalu


mengguntungkan dan secara sosial tidak berdampak negatif.

SDM dan sarana yg diperlukan untuk pemeliharaan dengan


PDKB belum tersedia.

5.2 Keuntungan dan kerugian pemeliharaan tanpa tegangan

23

Keuntungannya :
Terjadinya kecelakaan terhadap sentuhan tegangan listrik

dapat dihindarkan.
Pekerjaan dimungkinkan dapat dilaksanakan dengan kondisi

cuaca hujan.

Peralatan kerja, alat bantu kerja dan peralatan K3 harganya

lebih murah.

Biaya pekerjaan pemeliharaan lebih murah.

Kerugiaannya:
Akibat pemadaman berarti energi tidak tersalurkan / terjual

menjadi lebih besar sebanding dengan lamanya pekerjaan.

5.3 Ketentuan bekerja pada keadaan tidak bertegangan


Pelaksanaan pekerjaan harus mempunyai kompetensi yang

dibutuhkan

Perlengkapan listrik yang dipekerjakan harus bebas dari

tegangan

Sarana pemutusan sirkit dipasang rambu peringatan

Melaksanakan pemeriksaan tegangan untuk memastikan


keadaan bebas tegangan

Perlengkapan yang dikerjakan harus dibumikan secara baik

Petugas untuk pembebasan tegangan harus mempunyai surat


tugas dari atasan yang berwenang
Mengunci peralatan yang mungkin dapat dimasukkan /

dikeluarkan

Bagian perlengkapan yang telah dibebaskan dari tegangan


dan akan dibuang sisa muatan listriknya, harus diperiksa secara teliti

24

6.

Pemeliharaan Dalam Keadaan Bertegangan ( PDKB )

Pemeliharaan peralatan / perlengkapan jaringan distribusi (TR / TM) yang


dilaksanakan dimana objeknya dalam keadaan aktif bekerja atau bertegangan
Contoh :

Pemeriksaan rutin kondisi gardu yang sedang beroperasi

Pengukuran beban dan tegangan gardu

6.1 Ketentuan Bekerja Pada Keadaan Bertegangan


Petugas / pelaksana pekerjaan mempunyai kompetensi

yang dibutuhkan

Memiliki surat ijin kerja dari yang berwenang

Dalam keadaan sehat, sadar, tidak mengantuk atau tidak


dalam keadaan mabuk
Saat

bekerja

harus

berdiri

pada

tempat

atau

mempergunakan perkakas yang berisolasi dan andal


Menggunakan perlengkapan badan yang sesuai dan

diperiksa setiap dipakai sesuai petunjuk yang berlaku


Dilarang

menyentuh

perlengkapan

listrik

yang

bertegangan dengan tangan telanjang

Keadaan cuaca tidak mendung / hujan

Dilarang bekerja di ruang dengan bahaya kebakaran /


ledakan, lembab dan sangat panas

7. Pelaporan Pada Pekerjaan Pemeliharaan


7.1 Fungsi pelaporan
Setiap kegiatan dan kejadian dalam pemeliharaan jaringan harus selalu
dibuatkan laporannya.
Fungsi laporan diharapkan dapat membantu manajemen dalam :

25

Menilai unjuk kerja jaringan, ranting / rayon dst.

Mengetahui kondisi jaringan / gardu.

Menentukan tindakan untuk memperbaiki kwalitas dan


keandalan jaringan.
Memperkirakan

kebutuhan

material

dan

biaya

pemeliharaan.

7.2 Kejadian Yang Perlu Dilaporkan.


Pemadaman.

Karena gangguan atau direncanakan.


Jumlah pelanggan yang padam.
Sebab pemadaman.
Kwh yang tak tersalurkan.
Pemakaian material untuk mengatasi gangguan.
Prosedur pengamanan dalam pekerjaan pada instalasi

tegangan tinggi.

Pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan pemeliharaan.

Pengoperasian kembali.

B. ALAT DAN BAHAN


1. Kunci kunci Lengkap (Toolset)
2. Sackle Stick 20Kv
3. Tangga
4. Megger Isolasi 10000V
5. Megger Pentanahan (Earth Tester)
6. Multi Tester
7. Lap Majun / Ampelas Besi
8. Vaselin
9. Alkohol

26

Perlengkapan K3 :
1. Pakaian Kerja
2. Helm Kerja
3. Kacamata Ultraviolet
4. Safety Belt
5. Sarung Tangan
6. Rambu - Rambu

C. PROSES PENGERJAAN
Pasang semua K3
Melakukan koordinasi dengan piket area
Melakukan pemeriksaan fisik kondisi Trafo Distribusi
Buka kunci gardu dan cek tegangan di PHB - TR
Buka

LBS TR (Helfbum Sakelar) kemudian buka NH Fuse pada

setiap jurusan

Lepas Fuse Cut Out (FCO) trafo dengan menggunakan Sakcle Stick
Buang muatan induksi trafo dengan grounding set
Periksa Fuse Ampere pengaman trafo (Ketiga fasa harus sama)
Ukur nilai pentanahan Arrester
Bersihkan bhusing trafo TM/TR dengan alkohol atau sakapenk
Bersihkan mor/baut pada bhusing trafo TM/TR
Tambah minyak trafo bila level minyaknya kurang
Bersihkan aksesoris PHB TR dari segala kotoran
Kencangkan semua baut yang berada pada PHB TR
Pengecatan body trafo bila perlu
Setelah selesai lepaskan grounding set

27

Pastikan personil sudah turun dan

peralatan tidak ada yang tertinggal

Lapor kepada piket area bahwa pekerjaan telah selesai dan siap diberi
tegangan

Masukan CO, sakelar utama(halfbum) kemudian ukur beser tegangan


rel

Lakukan

pengecekan rating NH Fuse untuk disesuaikan dengan

kapasitas trafo

Pasang NH Fuse pada jurusan secara bertahap


Lepaskan rambu rambu K3 yang digunakan
D. HASIL PEKERJAAN
Setelah selesai melakukan pemeliharaan trafo distribusi gardu tiang
(PHB TR), pengawas akan membuat laporan penyelesaian pekerjaan atau
berita acara.

SINGELINE DIAGRAM TRAFO DISTRIBUSI GARDU TIANG


(PHB TR)

28

FCO
ARRESTER

TRAFO

PHB TR

SAKLAR UTAMA

NH FUSE
SALURAN JURUSAN
N

BAB IV
PENUTUP
29

JTM

A. KESIMPULAN
Pelajaran di dunia industri adalah suatu strategi yang memberi
peluang peserta memahami proses belajar melalui pekerjaan langsung pada
pekerjaan. Dengan adanya prakerin, saya dapat merasakan bagaimana
pelaksanaan praktek langsung di lingkungan dunia kerja yang langsung
dibimbing pihak industri.
Kegiatan prakerin merupakan kegiatan positif bagi siswa sekolah
menegah jurusan (SMK) karena dengan kegiatan ini dapat meningkatkan
kopetensi siswa.
Kegiatan prakerin memberikan kesempatan ruang pada siswa SMK
untuk mengembangkan kemampuan sesuai kompetensi masing-masing,
kegiatan prakerin merupakan media promosi kemampuan siswa SMK sebagai
tenaga kerja yang matang dalam menyongsong dunia industri.
Kegiatan prakerin memberikan kesempatan yang luas bagi siswa
SMK untuk menunjukkan kemampuannya pada dunia industri atau
perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja yang kompeten di bidang
ketenagalistrikan.

B. SARAN
1. Kegiatan prakerin merupakan kegiatan yang positif bagi semua
pihak,baik untuk mengembangkan kemampuan individu ataupun sebagai
sarana menilai sejauh mana keberhasilan sekolah dalam menyiapkan
siswanya untuk diterjunkan ke dunia usaha.sehingga perlu di tingkatkan
lagi dari segi struktural maupun operasional.
2. Sekolah

hendaknya

membenahi

ilmu-ilmu

dasar

yang

banyak

diaplikasikan pada dunia usaha. Sehingga pada saat melaksanakan


kegiatan prakerin, siswa tidak banyak menghadapi kendala yang
berhubungan dengan materi akademis, yang pada kenyataan siswa masih
dibingungkan dengan masalah yang dihadapi pada dunia usaha.

30

3. Sekolah hendaknya memperbanyak fasilitas bimbingan dan pengawasan


kegiatan prakerin.
4. Sekolah hendaknya merencanakan program tindak lanjut dan kegiatan
prakerin sebagai media promosi kemampuan dan kopetensi siswa.
5. Disiplin kerja, keterampilan, kejujuran, ketelitian dan tanggung jawab
harus di tingkatkan atau diperhatikan oleh setiap karyawan\i PT. PLN
(PERSERO) RAYON PAYAKUMBUH.
6. Menjalani hubungan kerja sama yang baik antara atasan dan bawahan
merupakan kunci keberhasilan suatu perusahaan.

31

Anda mungkin juga menyukai