Anda di halaman 1dari 6

Pengertian Toleransi

Kata toleransi berasal dari bahasa latin tolerare yang berarti berusaha untuk tetap bertahan hidup,
tinggal atau berinteraksi dengan sesuatu yang sebenarnya tidak disukai atau disenangi. Dalam kamus
bahasa Indonesia disebutkan bahwa kata toleransi berarti sifat atau sikap toleran. Kata toleran sendiri di
definisikan sebagai bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan)
pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan dan sebagainya) yang berbeda atau
bertentangan dengan pendirian sendiri.

Dalam bahasa Arab, istilah toleransi dikenal dengan tasamuh yang berarti kemuliaan, lapang dada,
ramah dan suka memaafkan. Secara umum, konsep tasamuh mengandung makna kasih sayang (ar-
Rahmah), keadilan (al-‘Adalah), keselamatan (al-Salam) dan ketauhidan (al-Tauhid). Konsep-konsep
tersebut memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya, konsep tersebut merupakan ciri khas Islam yang
membedakan tolransi persfektif Islam dengan lainnya.

Toleransi Menurut al Qur’an dan Sunnah

Toleransi dalam al Qur’an diterangkan dalam:

a. QS. Al Isra : 70, yang menjelaskan tentang kemuliaan manusia apapun agama, bangsa dan
kesukuannya.

b. Perbedaan bahwa manusia dalam agama dan keyakinan merupakan realitas yang dikehendaki Allah
swt yang telah memberi mereka kebebasan untuk memilih iman dan kufur. Diterangkan dalam QS. Hud :
118

c. Seorang muslim tidak dituntut untuk mengadili kekafiran seseorang atau menghakimi sesatnya
orang lain. Allah sajalah yang akan menghakiminya nanti. Diterangkan dalam QS. Al Hajj : 68-69

d. Keyakinan bahwa Allah swt memerintahkan untuk berbuat adil dan mengajak kepada budi pekerti
mulia meskipun kepada orang musyrik. Allah juga mencela perbuatan zalim meskipun terhadap kafir.
Diterangkan dalam QS. Al Maidah : 8

Membiasakan Perilaku Toleransi dalam Kehidupan Sehari-hari

Memiliki sikap toleransi adalah suatu keharusan dalam Islam, Islam sendiri mengandung pengertian
agama yang damai, selamat dan menyerahkan diri. Islam adalah rohmatal lil ‘alamiin (agama yang
menjadi rahmat bagi seluruh alam). Islam selalu menawarkan dialog dan toleransi dalam bentuk saling
menghormati dan tanpa paksaan.

Dalam sejarah Islam, Nabi telah memberikan banyak contoh yang mengajarkan kepada kita pentingnya
toleransi. Diantaranya; diceritakan Nabi Muhammad saw memberi makan seorang Yahudi miskin setiap
hari dengan terus menghargai keyakinannya dan tanpa memaksakan agama Islam baginya. Dalam kisah
lain diriwayatkan oleh Imam Bukhori, bahwa suatu ketika ada jenazah orang Yahudi melintas disebelah
Nabi saw dan para sahabat, seketika Nabi saw berhenti dan berdiri. Kemudian salah seorang sahabat
berkata: kenapa engkau berhenti ya Rasulullah? Padahal itu adalah jenazah orang Yahudi? Nabi bersabda
: bukankah dia juga manusia?. Subhanallah!

Toleransi dalam pergaulan hidup antar umat beragama yang didasarkan kepada : Setiap agama menjadi
tanggung jawab pemeluk agama itu sendiri dan memiliki betuk ibadah (ritual) dengan system dan tata
cara sendiri yang dibebankan serta menjadi tanggung jawab orang yang memeluknya. Atas dasar itu,
maka toleransi dalam pergaulan hidup antar umat beragama bukanlah toleransi dalam masalah-masalah
keagamaan, melainkan dalam sikap keberagaman pemeluk agama dalam pergaulan hidup antara umat
beragama dalam masalah kemasyarakatan atau kemaslahatan umum.

Ciri-ciri Orang yang berperilaku Toleransi

a. Selalu menghargai perbedaan

b. Menghormati keputusan orang lain

c. Tidak merasa lebih dibandingkan yang lain

d. Memahami dalam kehidupan ini selalu terdapat perbedaan

e. Tidak menjadikan perbedaan sebagai masalah

Nilai-nilai Positif Orang yang berperilaku Toleransi

1. Memiliki banyak teman dan saudara dari berbagai kalangan

2. Terciptanya kenyamanan hidup

3. Terciptanya keadilan dan dijauhkan dari sifat diskriminasi

MUSAWAH

Pengertian Musawah

Secara bahasa musawwah adalah persamaan. Sedangkan secara istilah musawwah adalah persamaan
dan kebersamaan serta penghargaan terhadap sesama manusia sebagai makhluk Tuhan.

Musawwah juga dapat diartikan dengan persamaan derajat, artinya sikap seseorang yang memandang
dirinya sama atau sejajar dengan orang lain. Bagaimanapun, dalam kehidupan ini selalu ada perbedaan,
akan tetapi perbedaan tersebut tidak lebih dari sekedar penanda identitas antara satu dan yang lainnya.
Membiasakan Berperilaku Musawah dalam Kehidupan Sehari-hari

Merasa diri sejajar dengan orang lain adalah sifat terpuji, membiasakan diri merasa sejajar dengan orang
lain adalah sifat yag dapat mendatangkan kebaikan-kebaikan dalam kehidupan sehari-hari.

Ciri-ciri Orang Yang Berperilaku Musawah

Orang yang memiliki sifat musawwah dapat dilihat dari tingkah lakunya setiap hari, diantaranya adalah:

a. Tidak sombong

b. Menghargai karya orang lain

c. Menghargai kedudukan dan profesi orang lain

d. Menerima kritikan sebagai saran yang membangun

e. Tidak merasa paling benar

f. Menyadari kekurangan dirinya dan menerima kekurangan orang lain

Nilai-nilai Positif Musawwah

Nilai-nilai positif orang yang berperilaku musawwah diantaranya adalah :

a. Terciptanya hidup yang damai dan tentram

b. Terciptanya kehidupan yang harmonis karena sikap saling menghargai

c. Terhindar dari perbuatan memaksakan kehendak

UKHUWAH

Pengertian Ukhuwah

Ukhuwah (brotherhood) biasa diartikan sebagai “persaudaraan”. Ukhuwah dalam konteks bahasa
Indonesia, memiliki arti sempit seperti saudara kandung dan dalam arti yang luas ukhuwah adalah
hubungan pertalian antara sesama manusia dan hubungan kekerabatan yang akrab diantara mereka.

Dalam pengertian yang luas, ukhuwah adalah suatu sikap yang mencerminkan rasa persaudaraan,
kerukunan, persatuan dan solidaritas yang dilakukan seseorang terhadap orang lain atau suatu kelompok
pada kelompok lain dalam interaksi sosial.

Munculnya sikap ukhuwah dalam kehidupan masyarakat disebabkan adanya dua hal, yaitu :
a. Adanya persamaan, baik dalam masalah keyakinan, wawasan, pengalaman, kepentingan, tempat
tinggal dan cita-cita.

b. Adanya kebutuhan yang dirasakan hanya dapat dicapai dengan melakukan kerja sama dengan orang
lain

Macam-macam Ukhuwah

Ada beberapa macam bentuk ukhuwah yang sangat besar peranannya dalam kehidupan kita, yaitu :

a. Ukhuwah keagamaan

Prinsip ukhuwah Islamiyah (fi din al-Islam) harus diorientasikan pada delapan prinsip pokok, yaitu :

1. Ukhuwah Islamiyah ditegakkan atas aqidah yang mantap, yakni aqidah yang disimpulkan dalam
kalimat sahadat

2. Al tasamuh fi al ikhtilaf (toleransi dalam setiap perbedaan)

3. At ta’awun (saling menolong antar sesama)

4. Al tawazun (sikap seimbang antara semua bidang)

5. Al tawassuth (bersikap sederhana dan tidak memihak)

6. Al wahdan wa ittishal (integritas dan konsolidasi di semua bidang)

7. Memandang Islam sebagai rohmatal lil ‘alamin

8. Membentuk pemerintahan yang Islami

b. Ukhuwah kebangsaan

Agama Islam tidak hanya mengenal ukhuwah diniyah atau Islamiyah saja, Islam juga memiliki ajaran
tentag ukhuwah kebangsaan atau yang kita kenal dengan ukhuwah wathaniyyah, yaitu ukhuwah yang
tumbuh dan berkembang atas dasar nasionalisme. Dapat diterjemahkan bahwa Islam mengajarkan
persaudaraan sebagai bangsa walaupun berbeda agama.

Dalam al Qur’an dijelaskan bahwa perbedaan adalah hukum yang berlaku dalam kehidupan ini.Beberapa
konsep mendasar dari ukhuwah masyarakat madani yang dibangun oleh saw antara lain;

1) Egalitarisme

2) Penghargaan kepada orang berdasarkan pada prestasi, bukan kesukuan, keturunan, ras dan lain
sebagainya.
3) Keterbukaan partisipasi seluruh anggota masyarakat

4) Penegakan hokum dan keadilan

5) Toleransi dan pluralism

6) Musyawarah

Ukhuwah kebangsaan akan terwujud secara sempurna apabila setiap masyarakat memiliki sikap yang
sama walaupun dalam perbedaan, sikap-sikap tersebut adalah :

a. Akomodatif; adanya kesediaan untuk saling memahami pendapat, aspirasi dan kepentingan
sesame

b. Selektif; adanya sikap kritis untuk menganalisa dan memilih yang terbaik dan lebih memberi
maslahat serta memberi manfaat dari beberapa alternative yang ada

c. Integrative; kesediaan untuk menyesuaikan dan menyelenggarakan berbagai macam kepentingan


dan aspirasi secara benar, adil dan proporsional.

c. Ukhuwah fi al-wathaniyah wa al nasab

Ukhuwah fi al-wathaniyah wa al nasab adalah saudara dalam seketurunan dan kebangsaan. Model
ukhuwah ini lebih sempit dari bentuk sebelumnya, karena lingkup persaudaraannya hanya meliputi
persaudaraan sebangsa dan setanah air.

d. Ukhuwah Insaniyah

Ukhuwah insaniyah adalah persaudaraan sesama umat manusia. Dalam ajaran Islam kita mengenalnya
dengan istilah ukhuwah basyariyah yaitu ukhuwah yang tumbuh dan berkembang atas dasar
kemanusiaan.

Pendekatan Ukhuwah

Ukhuwah dapat dijaga apabila kita mengikuti empat prinsip dasar ukhuwah, yaitu

a. Ta’aruf

b. Tafahum

c. Ta’awun

d. Tafakul

Nilai-nilai Positif Ukhuwah


Diantara nilai-nilai positif yang perlu kita perhatikan sebagai upaya menjaga ukhuwah adalah :

a. Memberitahukan rasa cinta kepada yang kita cinta

b. Menunjukkan kegembiraan dan senyuman apabila berjumpa

c. Memohon di do’akan apabila berpisah

d. Berjabat tangan apabila berjumpa (tidak berlaku bagi yang bukan muhrim)

e. Melaksanakan silaturrahmi

f. Memberikan hadiah pada waktu-waktu tertentu

g. Memperhatikan saudaranya dan membantu keperluannya

h. Memenuhi hak ukhuwah saudaranya

Mengucapkan selamat berkenaan pada saat-saat keberhasilan

Anda mungkin juga menyukai