Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam pergaulan sehari – hari antara kita sesama manusia, agar hubungan ini berjalan
dengan baik tentu ada aturan yang harus kita jalankan, bagi kita umat Islam tata cara bergaul
tersebut telah diatur dalam Al-Qur’an dan sunnah Rasulllah SAW yang sering kita sebut
dengan Sifat terpuji atau akhlak terpuji.
Dalam pembahasan yang akan kami terangkan pada makalah ini, bahwa kami akan
mengemukakan pengertian amal shalih, toleransi, musawah dan ukhuwwah yang sebaiknya
patut dilakukan sehari-hari.
Hal ini kami susun dalam bentuk sebuah makalah, disamping untuk menambah
wawasan kami sebagai pemakalah mengenai pembahasan amal shalih, toleransi, musawah
dan ukhuwwah, dan juga dengan pembahasan ini agar kami dan segenap pembaca lainnya
mampu menjadikan ilmu ini sebagai salah satu rujukan dalam melakukan pergaulan dalam
kehidupan sehari – hari. Kemudian juga pembahasan ini kami buat sebagai bentuk tugas dari
mata pelajaran aqidah akhlak dalam tugas individu yang disajikan dalam bentuk makalah.

B. RUMUSAN MASALAH
 Apa pengertian amal shalih, toleransi, musawah dan ukhuwwah ?
 Apa saja nilai-nilai postif dari amal shalih, toleransi, musawah dan ukhuwwah?

C. Tujuan penulisan
1. Bentuk penyelesaian tugas Aqidah Akhlak
2. Menjelaskan amal shalih, toleransi, musawah dan ukhuwwah dan nilai-nilai postif
3. Mengetahui penerapan amal shalih, toleransi, musawah dan ukhuwwah dalam kehidupan
sehari-hari

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. AMAL SALEH
1. Pengertian Amal Saleh
Amal soleh menurut bahasa diartikan sebagai perbuatan baik yang mendatangkan
pahala, atau sesuatu yang dilakukan dengan tujuan berbuat baik terhadap masyarakat atau
sesama manusia.
Secara istilah amal soleh adalah perbuatan bersungguh-sungguh dalam menjalankan
ibadah atau menunaikan kewajiban agama yang dilakukan dalam bentuk berbuat kebaikan
terhadap masyarakat atau sesama manusia. Amal soleh adalah setiap pekerjaan yang baik,
bermanfaat dan patut dikerjakan, baik pekerjaan yang bersifat ubudiyah (seperti; sholat,
puasa, zakat, haji dan lain-lain) atau pekerjaan yang bersifat sosial (seperti; menolong orang
lain, menyantuni anak yatim, peduli pada sesama dan lain-lain)

2. Membiasakan Beramal saleh dalam Kehidupan sehari-hari


Membiasakan beramal soleh dalam arti luas, bagi umat Islam adalah suatu kewajiban.
Karena nilai baik atau tidaknya seseorang ditentukan oleh amal perbuatannya. Sebuah kaum
mengalami kemajuan atau kehancuranpun disebabkan karena perilaku baik atau tidak
bangsanya.
Dasar hukum yang menunjukkan tentang pentingnya amal soleh adalah firman Allah :
“Barangsiapa yang mengerjakan amal soleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik
dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih
baik dari apa yang mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl : 97)
Membiasakan beramal soleh dalam kehidupan sehari-hari adalah sebuah keharusan.
Maka kita harus mengetahui prinsip-prinsip amal saleh antara lain :

2
a. Niat yang lurus
Dalam ajaran agama Islam, niat adalah adalah salah satu factor penentu amal seseorang.
Oleh karena itu, setiap akan melakukan sesuatu hendaklah kita luruskan niat dan tujuan,
yaitu hanya karena Allah.
b. Ada manfaat
Setiap perbuatan yang hendak dilakukan harus benar-benar bermanfaat baik bagi diri
sendiri maupun bagi orang lain. Baik untuk kehidupan di dunia maupun di akhirat, karena
Islam mengajarkan bahwa perbuatan yang tidak bermanfaat tidak boleh dilakukan, karena
termasuk perbuatan sia-sia.
c. Benar prosesnya
Satu perbuatan dapat disebut sebagai amal soleh atau tidak, dilihat dari prosesnya
bertentangan atau tidak dengan ajaran agama.

3. Ciri-ciri Orang yang Beramal Saleh


Setiap kita melakukan perbuatan yang kita lakukan akan memberikan akibat kepada
kita, apabila kita melakukan perbuatan baik maka akibat yang akan kita terimapun baik.
Berikut ini nilai-nilai positif beramal soleh :
a. Meningkatkan Kualitas Kemanusiaan
Keimanan merupakan kebutuhan hidup manusia, menjadi pegangan keyakinan dan
motor penggerak untuk perilaku dan amal (aktivitas) manusia. Iman sebagai syarat utama
dalam mencapai kesempurnaan (insane utama) dan merupakan langkah awal untuk menuju
kesalehan dan mewujudkan perilaku, amal saleh dan pengorbanan manusia bagi pengabdian
kepada Allah, karena iman juga terkait dengan amal saleh.
b. Menghargai Waktu
Orang yang beramal saleh selalu meghargai waktu, karena waktu yang terjadi sekarang
tidak mungkin terulang pada masa yang akan datang.
c. Membawa Kebahagiaan
Selain membawa kebahagiaan untuk diri sendiri, amal soleh juga membawa
kebahagiaan dan kebaikan untuk orang lain.

B. TOLERANSI
1. Pengertian Toleransi

3
Kata toleransi berasal dari bahasa latin tolerare yang berarti berusaha untuk tetap
bertahan hidup, tinggal atau berinteraksi dengan sesuatu yang sebenarnya tidak disukai atau
disenangi. Dalam kamus bahasa Indonesia disebutkan bahwa kata toleransi berarti sifat atau
sikap toleran. Kata toleran sendiri di definisikan sebagai bersifat atau bersikap menenggang
(menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan,
kebiasaan, kelakuan dan sebagainya) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian
sendiri.
Dalam bahasa Arab, istilah toleransi dikenal dengan tasamuh yang berarti kemuliaan,
lapang dada, ramah dan suka memaafkan. Secara umum, konsep tasamuh mengandung
makna kasih sayang (ar-Rahmah), keadilan (al-‘Adalah), keselamatan (al-Salam) dan
ketauhidan (al-Tauhid). Konsep-konsep tersebut memiliki keterkaitan satu dengan yang
lainnya, konsep tersebut merupakan ciri khas Islam yang membedakan tolransi persfektif
Islam dengan lainnya.

2. Toleransi Menurut al Qur’an dan Sunnah


Toleransi dalam al Qur’an diterangkan dalam:
a. QS. Al Isra : 70, yang menjelaskan tentang kemuliaan manusia apapun agama, bangsa
dan kesukuannya.
b. Perbedaan bahwa manusia dalam agama dan keyakinan merupakan realitas yang
dikehendaki Allah swt yang telah memberi mereka kebebasan untuk memilih iman dan
kufur. Diterangkan dalam QS. Hud : 118
c. Seorang muslim tidak dituntut untuk mengadili kekafiran seseorang atau menghakimi
sesatnya orang lain. Allah sajalah yang akan menghakiminya nanti. Diterangkan dalam QS.
Al Hajj : 68-69
d. Keyakinan bahwa Allah swt memerintahkan untuk berbuat adil dan mengajak kepada
budi pekerti mulia meskipun kepada orang musyrik. Allah juga mencela perbuatan zalim
meskipun terhadap kafir. Diterangkan dalam QS. Al Maidah : 8

3. Membiasakan Perilaku Toleransi dalam Kehidupan Sehari-hari


Memiliki sikap toleransi adalah suatu keharusan dalam Islam, Islam sendiri
mengandung pengertian agama yang damai, selamat dan menyerahkan diri. Islam adalah

4
rohmatal lil ‘alamiin (agama yang menjadi rahmat bagi seluruh alam). Islam selalu
menawarkan dialog dan toleransi dalam bentuk saling menghormati dan tanpa paksaan.
Dalam sejarah Islam, Nabi telah memberikan banyak contoh yang mengajarkan
kepada kita pentingnya toleransi. Diantaranya; diceritakan Nabi Muhammad saw memberi
makan seorang Yahudi miskin setiap hari dengan terus menghargai keyakinannya dan tanpa
memaksakan agama Islam baginya. Dalam kisah lain diriwayatkan oleh Imam Bukhori,
bahwa suatu ketika ada jenazah orang Yahudi melintas disebelah Nabi saw dan para sahabat,
seketika Nabi saw berhenti dan berdiri. Kemudian salah seorang sahabat berkata: kenapa
engkau berhenti ya Rasulullah? Padahal itu adalah jenazah orang Yahudi? Nabi bersabda :
bukankah dia juga manusia?. Subhanallah!
Toleransi dalam pergaulan hidup antar umat beragama yang didasarkan kepada :
Setiap agama menjadi tanggung jawab pemeluk agama itu sendiri dan memiliki betuk ibadah
(ritual) dengan system dan tata cara sendiri yang dibebankan serta menjadi tanggung jawab
orang yang memeluknya. Atas dasar itu, maka toleransi dalam pergaulan hidup antar umat
beragama bukanlah toleransi dalam masalah-masalah keagamaan, melainkan dalam sikap
keberagaman pemeluk agama dalam pergaulan hidup antara umat beragama dalam masalah
kemasyarakatan atau kemaslahatan umum.

4. Ciri-ciri Orang yang berperilaku Toleransi


a. Selalu menghargai perbedaan
b. Menghormati keputusan orang lain
c. Tidak merasa lebih dibandingkan yang lain
d. Memahami dalam kehidupan ini selalu terdapat perbedaan
e. Tidak menjadikan perbedaan sebagai masalah

5. Nilai-nilai Positif Orang yang berperilaku Toleransi


1. Memiliki banyak teman dan saudara dari berbagai kalangan
2. Terciptanya kenyamanan hidup
3. Terciptanya keadilan dan dijauhkan dari sifat diskriminasi

C. MUSAWAH
1. Pengertian Musawah
Secara bahasa musawwah adalah persamaan. Sedangkan secara istilah musawwah
adalah persamaan dan kebersamaan serta penghargaan terhadap sesama manusia sebagai
makhluk Tuhan.

5
Musawwah juga dapat diartikan dengan persamaan derajat, artinya sikap seseorang
yang memandang dirinya sama atau sejajar dengan orang lain. Bagaimanapun, dalam
kehidupan ini selalu ada perbedaan, akan tetapi perbedaan tersebut tidak lebih dari sekedar
penanda identitas antara satu dan yang lainnya.

2. Membiasakan Berperilaku Musawah dalam Kehidupan Sehari-hari


Merasa diri sejajar dengan orang lain adalah sifat terpuji, membiasakan diri merasa
sejajar dengan orang lain adalah sifat yag dapat mendatangkan kebaikan-kebaikan dalam
kehidupan sehari-hari.

3. Ciri-ciri Orang Yang Berperilaku Musawah


Orang yang memiliki sifat musawwah dapat dilihat dari tingkah lakunya setiap hari,
diantaranya adalah:
a. Tidak sombong
b. Menghargai karya orang lain
c. Menghargai kedudukan dan profesi orang lain
d. Menerima kritikan sebagai saran yang membangun
e. Tidak merasa paling benar
f. Menyadari kekurangan dirinya dan menerima kekurangan orang lain

4. Nilai-nilai Positif Musawwah


Nilai-nilai positif orang yang berperilaku musawwah diantaranya adalah :
a. Terciptanya hidup yang damai dan tentram
b. Terciptanya kehidupan yang harmonis karena sikap saling menghargai
c. Terhindar dari perbuatan memaksakan kehendak

D. UKHUWAH
1. Pengertian Ukhuwah
Ukhuwah (brotherhood) biasa diartikan sebagai “persaudaraan”. Ukhuwah dalam
konteks bahasa Indonesia, memiliki arti sempit seperti saudara kandung dan dalam arti yang
luas ukhuwah adalah hubungan pertalian antara sesama manusia dan hubungan kekerabatan
yang akrab diantara mereka.
Dalam pengertian yang luas, ukhuwah adalah suatu sikap yang mencerminkan rasa
persaudaraan, kerukunan, persatuan dan solidaritas yang dilakukan seseorang terhadap orang
lain atau suatu kelompok pada kelompok lain dalam interaksi sosial.
Munculnya sikap ukhuwah dalam kehidupan masyarakat disebabkan adanya dua hal, yaitu :
6
a. Adanya persamaan, baik dalam masalah keyakinan, wawasan, pengalaman,
kepentingan, tempat tinggal dan cita-cita.
b. Adanya kebutuhan yang dirasakan hanya dapat dicapai dengan melakukan kerja sama
dengan orang lain

2. Macam-macam Ukhuwah
Ada beberapa macam bentuk ukhuwah yang sangat besar peranannya dalam kehidupan kita,
yaitu :
a. Ukhuwah keagamaan
Prinsip ukhuwah Islamiyah (fi din al-Islam) harus diorientasikan pada delapan prinsip pokok,
yaitu :
1. Ukhuwah Islamiyah ditegakkan atas aqidah yang mantap, yakni aqidah yang disimpulkan
dalam kalimat sahadat
2. Al tasamuh fi al ikhtilaf (toleransi dalam setiap perbedaan)
3. At ta’awun (saling menolong antar sesama)
4. Al tawazun (sikap seimbang antara semua bidang)
5. Al tawassuth (bersikap sederhana dan tidak memihak)
6. Al wahdan wa ittishal (integritas dan konsolidasi di semua bidang)
7. Memandang Islam sebagai rohmatal lil ‘alamin
8. Membentuk pemerintahan yang Islami

b. Ukhuwah kebangsaan
Agama Islam tidak hanya mengenal ukhuwah diniyah atau Islamiyah saja, Islam juga memiliki
ajaran tentag ukhuwah kebangsaan atau yang kita kenal dengan ukhuwah wathaniyyah, yaitu
ukhuwah yang tumbuh dan berkembang atas dasar nasionalisme. Dapat diterjemahkan
bahwa Islam mengajarkan persaudaraan sebagai bangsa walaupun berbeda agama.

Dalam al Qur’an dijelaskan bahwa perbedaan adalah hukum yang berlaku dalam kehidupan
ini.Beberapa konsep mendasar dari ukhuwah masyarakat madani yang dibangun oleh saw
antara lain;
1) Egalitarisme
2) Penghargaan kepada orang berdasarkan pada prestasi, bukan kesukuan, keturunan, ras dan
lain sebagainya.
3) Keterbukaan partisipasi seluruh anggota masyarakat
4) Penegakan hokum dan keadilan
5) Toleransi dan pluralism
6) Musyawarah

7
Ukhuwah kebangsaan akan terwujud secara sempurna apabila setiap masyarakat memiliki sikap
yang sama walaupun dalam perbedaan, sikap-sikap tersebut adalah :
a. Akomodatif; adanya kesediaan untuk saling memahami pendapat, aspirasi dan kepentingan
sesama
b. Selektif; adanya sikap kritis untuk menganalisa dan memilih yang terbaik dan lebih
memberi maslahat serta memberi manfaat dari beberapa alternative yang ada
c. Integrative; kesediaan untuk menyesuaikan dan menyelenggarakan berbagai macam
kepentingan dan aspirasi secara benar, adil dan proporsional.

c. Ukhuwah fi al-wathaniyah wa al nasab


Ukhuwah fi al-wathaniyah wa al nasab adalah saudara dalam seketurunan dan
kebangsaan. Model ukhuwah ini lebih sempit dari bentuk sebelumnya, karena lingkup
persaudaraannya hanya meliputi persaudaraan sebangsa dan setanah air.
d. Ukhuwah Insaniyah
Ukhuwah insaniyah adalah persaudaraan sesama umat manusia. Dalam ajaran Islam
kita mengenalnya dengan istilah ukhuwah basyariyah yaitu ukhuwah yang tumbuh dan
berkembang atas dasar kemanusiaan.

3. Pendekatan Ukhuwah
Ukhuwah dapat dijaga apabila kita mengikuti empat prinsip dasar ukhuwah, yaitu
a. Ta’aruf
b. Tafahum
c. Ta’awun
d. Tafakul
4. Nilai-nilai Positif Ukhuwah
Diantara nilai-nilai positif yang perlu kita perhatikan sebagai upaya menjaga ukhuwah adalah :
a. Memberitahukan rasa cinta kepada yang kita cinta
b. Menunjukkan kegembiraan dan senyuman apabila berjumpa
c. Memohon di do’akan apabila berpisah
d. Berjabat tangan apabila berjumpa (tidak berlaku bagi yang bukan muhrim)
e. Melaksanakan silaturrahmi
f. Memberikan hadiah pada waktu-waktu tertentu
g. Memperhatikan saudaranya dan membantu keperluannya
h. Memenuhi hak ukhuwah saudaranya
BABIII
PENUTUP

8
A. KESIMPULAN
Jadi dari penjabaran yang telah kita uraikan dalam materi diatas, dapat kita berikan
kesimpulan amal shalih, toleransi, musawah dan ukhuwwah tersebut merupakan suatu
bentuk atau cerminan yang tertatanam dalam diri seseorang dan hal tersebut terealisasi
dalam kehidupannya sehari – hari.
Adapun nilai-nilai positif dari amal shalih, toleransi, musawah dan ukhuwwah tersebut akan
meningkatkan sisi positif dari pergaulan yang kita lakukan, baik dalam melakukan hubungan
yang bersifat horizontal atau dalam melakukan hubungan dengan Allah SWT atau dalam
melakukan hubungan secara vertikal yaitu dalam melakukan hubungan atau bergaul antar
sesama Manusia.

B. SARAN
Dari pembahasan yag telah kami sajikan diatas, kami berharap mudah – mudahan setelah
kita mempelajari pelajaran mengenai amal shalih, toleransi, musawah dan ukhuwwah, agar
bisa kita jadikan sebagai rujukan dalam melakukan pergaulan dalam kehidupan baik
berhubungan dengan Allah atau bergaul antar sesama manusia, kemudian juga kami selaku
pemakalah berharap kepada segenap pembaca makalah ini, agar jangan mengambil rujukan
hanya terfokus kepada materi yang telah kami sajikan dalam makalah ini saja, akan tetapi
mari kita sama – sama aktif dalam mencari buku – buku dan sumber lainnya yang
membahas secara mendalam, sehingga lebih memantapkan pengetahuan kita mengenai
pembahasan amal shalih, toleransi, musawah dan ukhuwwah tersebut.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://1812kananjalan.blogspot.com/2018/08/akhlak-terpuji-amal-shalih-toleransi.html

10

Anda mungkin juga menyukai