Kompetensi Dasar adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap minimal yang harus dicapai oleh siswa
untuk menunjukkan bahwa siswa telah menguasai standar kompetensi yang telah ditetapkan, oleh
karena itulah maka kompetensi dasar merupakan penjabaran dari standar kompetensi.
Dalam kurikulum kompetensi sebagai tujuan pembelajaran itu dideskripsikan secara eksplisit, sehingga
dijadikan standart dalam pencapaian tujuan kurikulum. Baik guru maupun siswa perlu memahami
kompetensi yang harus dicapai dalam proses pembelajaran. Pemahaman ini diperlukan dalam
merencanakan strategi dan indicator keberhasilan
Wina sanjaya, kurikulum dan pembelajaran (Jakarta : kencana prenada media group, 2008), hlm 171
Pengertian indikator
Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan
karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam
kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.
Menurut Depag indikator adalah wujud dari kompetensi dasar yang lebih spesifik. Sedangkan menurut E
Mulyasa indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar yang menunjukkan tanda-tanda
perbuatan dan respon yang dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik. Indicator juga dikembangkan
sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan potensi daerah dan peserta didik dan juga dirumuskan
dalam rapat kerja operasional yang dapat diukur dan diobservasi sehingga dapat digunakan sebagai
dasar dalam penyusunan alat penilaian.
Sedangkan menurut Darwin Syah indikator pembelajaran adalah karakteristik, cirri-ciri, tanda-tanda
perbuatan atau respon yang dilakuakan oleh siswa, untuk menunjukkan bahwa siswa telah memiliki
kompetensi dasar tertentu.
Jadi indikator adalah merupakan kompetensi dasar secara spesifisik yang dapat dijadikan untuk menilai
ketercapaian hasil pembelajaran dan juga dijadikan tolak ukur sejauh mana penguasaan siswa terhadap
suatu pokok bahasan atau mata pelajaran tertentu
Adapun dalam mengkaji Kompetensi dasar mata pelajaran sebagaimana yang tercantum pada standar isi
dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/ atau tingkat kesulitan materi, tidak harus selalu
sesuai dengan urutan yang ada distandar isi.
Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran.
Pada dasarnya rumusan kompetensi dasar itu ada yang operasional maupun yang tidak operasional
karena setiap kata kerja tindakan yang berada pada kelompok pemahaman dan juga pengetahuan yang
tidak bisa digunakan untuk rumusan kompetensi dasar. Sehinggah langkah-langkah untuk menyusun
kompetensi dasar adalah sebagai berikut:
1) Menjabarkan Kompetensi yang dimaksud, dengan bertanya : “kemampuan apa saja yang harus
dimiliki siswa agar standar kompetensi dapat dicapai?” jawaban dari pertanyaan tersebut kemudian
didaftar baik yang menyangkut pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Sebelum melakukan penyusunan indicator, maka harus diperhatikan terlebih dahulu komponen-
komponen sebagai berikut :[5]
Indikator merupakan penjabaran dari KD yang menunjukkan tanda-tanda, perbuatan atau respon yang
dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik.
Rumusan indicator menggunakan kerja operasional yang terukur atau dapat diobservasi
Kognitif Meliputi:
Efektif meliputi:
[6] Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), hal
143.
C. Prinsip-prinsip dan Syarat Yang Harus Dipenuhi Dalam Perumusan Kompetensi Dasar dan Indikator
Meluas, artinya peserta didik memperoleh kesempatan yang luas untuk mengembangkan pengalaman
tentang pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai yang berkaitan pada saat pembelajaran berlangsung.
Seimbang, artinya dimana setiap peserta Kompetensi perlu dapat dicapai melalui alokasi waktu yang
cukup untuk pembelajaran yang efektif.
Relevan, maksudnya adalah dimana setiap Kompetensi terkait dengan penyiapan peserta didik untuk
meningkatkan mutu kehidupan melalui kesempatan pengalaman.
Perbedaan, merupakan upaya pelayanan individual dimana peserta didik perlu memahami apa yang
perlu untuk dipelajari, bagaimana berfikir, bagaimana berbuat untuk mengembangkan Kompetensi serta
kebutuhan individu masing-masing. (yulaewati 2004:20)[7]
Adapun Syarat yang harus dipenuhi untuk dapat merumuskan KD yang baik adalah sebagai berikut:
Rumusan tujuan yang dibuat harus berpusat pada siswa, mengacu kepada perubahan tingkah laku
subjek pembelajaran yaitu siswa sebagai peserta didik.
Rumusan KD harus mencerminkan tingkah laku operasional yaitu tingkah laku yang dapat diamati dan
diukur yang dirumuskan dengan menggunakan kata-kata operadional.
Rumusan KD harus berisikan makna dari pokok bahasan atau materi pokok yang akan diajarkan pada
saat kegiatan belajar mengajar ).[8]
Pengembangkan indikator memerlukan informasi karakteristik peserta didik yang unik dan beragam.
Peserta didik memiliki keragaman dalam intelegensi dan gaya belajar, oleh karena itu indikator
selayaknya mampu mengakomodir keragaman tersebut.
Peserta didik dengan karakteristik unik visual-verbal atau psiko-kinestetik selayaknya diakomodir dengan
penilaian yang sesuai sehingga kompetensi siswa dan dapat terukur secara proporsional. Karakteristik
sekolah dan daerah juga menjadi acuan dalam pengembangan indikator karena target pencapaian
sekolah tidak sama. Sekolah kategori tertentu yang melebihi standar minimal dapat mengembangkan
indikator lebih tinggi. termasuk sekolah bertaraf internasional dapat mengembangkan indikator dari SK
dan KD.
Dengan mengkaji tuntutan kompetensi sesuai rujukan standar nasional yang digunakan. Sekolah dengan
keunggulan tertentu juga menjadi pertimbangan dalam mengembangkan indikator. Dalam merumuskan
indikator pembelajaran perlu diperhatikan beberapa ketentuan sebagai berikut:
2. Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang dalam kata kerja yang
digunakan dalam SK dan KD.
3. Indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal KD dan dapat dikembangkan melebihi
kompetensi minimal sesuai dengan potensi dan kebutuhan peserta didik.
6. Indikator harus dapat mengakomodir karakteristik mata pelajaran sehingga menggunakan kata kerja
operasional yang sesuai.
7. Rumusan indikator dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator penilaian yang mencakup ranah
kognitif, afektif, dan psikomotorik.[9]
[8]Ibid.,58
2) Kajilah apakah semua indikator tersebut telah mempresentasikan KD nya, apabila belum lakulanlah
analisis lanjut untuk menemukan in dikator-indikator lain yang kemungkinan belum teridentifikasi.
3) Tambahkan indikator lain sebelumnya dan rubahlah rumusan yang kurang tepat dengan lebih
akurat dan pertimbangkan urutannya.
Menjabarkan Kompetensi yang dimaksud, dengan bertanya : “kemampuan apa saja yang harus dimiliki
siswa agar standar kompetensi dapat dicapai?” jawaban dari pertanyaan tersebut kemudian didaftar
baik yang menyangkut pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Kajilah apakah semua indikator tersebut telah mempresentasikan KD nya, apabila belum lakulanlah
analisis lanjut untuk menemukan in dikator-indikator lain yang kemungkinan belum teridentifikasi.
Tambahkan indikator lain sebelumnya dan rubahlah rumusan yang kurang tepat dengan lebih akurat
dan pertimbangkan urutannya.
Meluas, artinya peserta didik memperoleh kesempatan yang luas untuk mengembangkan pengalaman
tentang pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai yang berkaitan pada saat pembelajaran berlangsung.
Seimbang, artinya dimana setiap peserta Kompetensi perlu dapat dicapai melalui alokasi waktu yang
cukup untuk pembelajaran yang efektif.
Relevan, maksudnya adalah dimana setiap Kompetensi terkait dengan penyiapan peserta didik untuk
meningkatkan mutu kehidupan melalui kesempatan pengalaman.
b) Perumusan Indikator
Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang dalam kata kerja yang digunakan
dalam SK dan KD.
Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua aspek, yaitu tingkat kompetensi dan materi
pembelajaran.
Rumusan indikator dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator penilaian yang mencakup ranah
kognitif, afektif, dan psikomotorik.