Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH

PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 11 :


Safira Amelia ( 2021143271 )
Safira Salsabila ( 2021143251 )
Siti Zaleha ( 2021143275)
KELAS :3G

DOSEN PENGAMPU : Yunika Lestaria Ningsih S.Si,M.Pd

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2022/2023
Pengertian Indikator
Indikator adalah perilaku yang dapat diukur dan diobservasi untuk menunjukkan
ketercapaian kompetensi dasar (KD) tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran
(Mulyasa, 2007: 139). Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh
perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan
Pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan
dapat di observasi.
Dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian, terdapat 2 rumusan indikator, yaitu:
a. Indikator pencapaian kompetensi yang dikenal sebagai indikator;
b. Indikator penilaian yang digunakan dalam Menyusun kisi-kisi dan menulis soal yang
dkikenal sebagai indikator soal.
Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan kata kerja operasional.
Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup 2 hal, yaitu tingkat kompetensi dan materi
yang menjadi media pencapaian kompetensi.

Kriteria Indikator
Indikator dirumuskan dari KD.
Menggunakan kata kerja operasional (KKO) yang dapat diukur.
Dirumuskan dalam kalimat yang simple dan mudah dipahami.
Tidak menggunakan kata bermakna ganda.
Hanya mengandung satu tindakan.
Memperhatikan karakteristik mata pelajaran, potensi dan kebutuhan peserta didik, sekolah,
masyarakat dan lingkungan/ daerah.

Indikator ABCD
Istilah ABCD merupakan suatu singkatan yang sering di ucapkan oleh seorang guru dalam
membuat perangkat pembelajaran RPP untuk memudahkan dalam penyebutannya.
1. Audience
Kata Audience dapat di artikan sebagai pendengar atau peserta. Dalam hal ini yang dimaksud
dengan audience dalam kegiatan pembelajaran di sekolah yaitu Peserta didik. Audience
merupakan subjek sekaligus objek dalam pembelajaran. Maka, dalam tujuan pembelajaran
harus menempatkan peserta didik sebagai subjek sekaligus objek dalam kegiatan
pembelajaran.

Salah satu contoh penggunaan item Audience pada tujuan pembelajaran adalah sebagai
berikut : Di berikan beberapa contoh gambar segitiga, peserta didik dapat menjelaskan jenis-
jenis segitiga. Kata "Peserta didik" merupakan Audience

2. Behaviour
Kata Behavior dapat diartikan sebagai suatu tingkah laku yang diharapkan dapat dilakukan
oleh peserta didik setelah selesai mengikuti proses pembelajaran atau dengan kata lain suatu
aktivitas yang di harapkan terjadi dari suatu proses Dalam konteks pembelajaran,
Behaviornampak pada aktivitas peserta didik dalam pembelajaran.
Oleh sebab itu, pembelajaran tanpa adanya tingkah laku atau aktivitas dari peserta didik maka
tidak mungkin dapat dilakukan Dalam perumusan tujuan pembelajaran gambaran
behaviordalam aktivitas peserta didik ditulis menggunakan kata kerja operasional seperti:
menyimak, menyebutkan, membedakan, menjelaskan, dan masih banyak lagi.

Penggunaan kata kerja operasional dalam suatu tujuan pembelajaran tidak boleh lebih dari
satu. Artinya dalam sebuah aktivitas pembelajaran, peserta didik tidak boleh melakukan lebih
dari satu perbuatan. Maka, peserta didik harus fokus pada satu perbuatan agar pembelajaran
lebih optimal. Salah satu contoh penggunaan item Behaviour pada tujuan pembelajaran
khususnya pada pelajaran matematika adalah sebagai berikut : Peserta didik dapat
mencontohkan himpunan dan bukan himpunan. Kata “ mencontohkan himpunan dan bukan
himpunan” merupakan salah satu bentuk tingkah laku peserta didik yang di harapkan dalam
pembelajaran tentang materi “Himpunan”.

3. Condition
Kata Condition dapat di artikan sebagai kondisi atau suatu keadaan. Dalam kegiatan
pembelajaran, Condition yang dimaksud adalah keadaan speserta didik sebelum dan sesudah
melakukan aktivitas pembelajaran, serta persyaratan yang perlu dipenuhi agar perilaku yang
diharapkan dapat tercapai. Dalam perumusan tujuan pembelajaran, condition ditulis dalam
bentuk kata kerja. Kata kerja yang dimaksud adalah aktivitas yang harus

dilakukan oleh peserta didik agar tercapai suatu perubahan perilaku yang sesuai dengan yang
diharapkan. Salah satu contoh penggunaan item Condition pada tujuan pembelajaran
khususnya pada pelajaran matematika adalah sebagai berikut : Diberikan beberapa
pernyataan, peserta didik mampu menentukan nilai kebenaran dari pernyataan tersebut secara
tepat. Kata “ Diberikan beberapa pernyataan” merupakan salah satu bentuk yang
menunjukkan kondisi atau keadaan

4. Degree
Kata Degree dapat diartikan sebagai suatu pencapaian atau dengan kata lain dapat di artikan
sebagai suatu target yang harus di capai oleh peserta didik yang di tunjukkan dalam perilaku
hasil belajar. Tingkat keberhasilan ditunjukkan dengan batas minimal dari penampilan suatu
perilaku yang dianggap dapat diterima. Di bawah batas itu, siswa dianggap belum mencapai
tujuan pembelajaran khusus yang telah ditetapkan. Degree juga merupakan tingkat
penampilan yang dapat dilakukan oleh peserta didik setelah melalui suatu rangkaian proses
pembelajaran.

Tingkat degree bergantung pada bobot materi yang akan disajikan, serta sejauh mana peserta
didik harus menguasai suatu materi atau menunjukan suatu tingkah laku. Salah satu contoh
penggunaan item Degree pada tujuan pembelajaran khususnya pada pelajaran matematika
adalah sebagai berikut : Setelah melakukan percobaan membuka jaring-jaring kubus, peserta
didik dapat menentukan rumus luas permukaan kubus dengan tepat. Kata “ dengan tepat”
merupakan salah satu bentuk yang menunjukkan Degree atau hasil pencapaian yang
diharapkan.
Merancang Indikator
Dalam merumuskan indikator perlu diperhatikan beberapa ketentuan sebagai berikut:
1. Setiap KD dikembangkan sekurangkurangnya menjadi tiga indikator;
2. Keseluruhan indikator memenuhituntutan kompetensi yang tertuang dalam kata kerja
yang digunakan dalam KD.Indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal KD
dan dapat dikembangkan melebihi kompetensi minimal sesuai dengan potensi dan
kebutuhan peserta didik;
3. Indikator yang dikembangkan harus menggambarkan hirarki kompetensi;
4. Rumusan indikator sekurangkurangnya mencakup dua aspek, yaitu tingkat
kompetensi dan materi pembelajaran;
5. 4. Indikator harus dapat mengakomodirkarakteristikmatapelajaransehingga
menggunakan kata kerja operasional yang sesuai;
6. Rumusan indikator dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator penilaian yang
mencakup ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Anda mungkin juga menyukai