Anda di halaman 1dari 4

Apa hakikat RPP?

Permendikbud No 22 tahun 2016 tentang standar proses pendidikan dasar dan


menengah menjelaskan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah
rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP
dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik
dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD).
RPP merupakan rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian
pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi yang telah ditetapkan dalam standar isi
dan dijabarkan dalam silabus.

Apa alasannya sehingga guru perlu menyusun RPP?

Berikut ini dijabarkan berbagai alasan mengapa seorang guru harus membuat
RPP.
a. Ditinjau Berdasarkan Segi Yuridis
UU SISDIKNAS Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 39 ayat (2) “Pendidik merupakan
tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan,
serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi
pendidik pada perguruan tinggi”
Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses dijelaskan bahwa
”RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam
upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP
secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.”
UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Pasal 20 menyatakan bahwa
salah satu kewajiban guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya adalah
”Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta
menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran”.
b. Landasan Filosofis
Perencanaan merupakan suatu proses yang diarahkan pada tindakan
mendatang. Perencanaan diarahkan pada tindakan dimasa mendatang (future action),
yang dihadapkan pada berbagai masalah, tantangan dan hambatan yang tidak jelas dan
tidak pasti (chaos). Joseph dan Leonard (Mulyasa, 2010), mengemukakan bahwa
“Teaching without adequate written planning is sloopy and almost always ineffective, because
the teacher has not thought out exactly what to do and how to do it.” RPP sebagai bentuk
kegiatan perencanaan yang erat hubungannya dengan bagaimana sesuatu dapat
dikerjakan. RPP yang dikembangkan guru memiliki makna yang cukup mendalam
bukan hanya kegiatan rutinitas untuk memenuhi kelengakapan administrasi tetapi
merupakan cermin dari pandangan, sikap dan keyakinan professional guru mengenai
apa yang terbaik untuk siswanya.
c. Ditinjau Berdasarkan Segi Akademis
Salah satu tugas guru di sekolah adalah sebagai administrator, salah satu tugasnya
adalah membuat RPP. Dalam hal ini, guru yang membuat RPP berarti dia telah
menjalankan kegiatan administrasi guru dengan baik. Bagi guru yang ingin naik
pangkat, harus memiliki RPP yang lengkap dan update setiap tahun.
d. Ditinjau Berdasarkan Segi Manfaat
RPP mempunyai beberapa manfaat dalam proses pembelajaran diantaranya sebagai
berikut.
1) RPP mempermudah, memperlancar dan meningkatkan hasil proses belajar
mengajar
2) Dengan menyusun RPP secara professional, sistematis dan berdaya guna, maka
guru akan mampu melihat, mengamati, menganalisis dan memprediksi program
pembelajaran sebagai kerangka kerja yang logis dan terencana.
3) RPP adalah acuan guru untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran agar lebih
terarah dan berjalan secara efektif dan efisien.
4) RPP berperan sebagai skenario proses pembelajaran. Oleh karena itu, RPP
hendaknya bersifat luwes (fleksibel) dan memberi kemungkinan bagi guru, untuk
menyesuaikannya dengan respon siswa dalam proses pembelajaran yang
sesungguhnya.
5) RPP Memberikan landasan pokok bagi guru dan siswa dalam mencapai kompetensi
dasar dan indikator
Apa saja komponen RPP?

Dalam Permendikbud No 22 tahun 2016, secara tegas menjelaskan komponen minimal


RPP terdiri atas:
a. Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;
b. Identitas mata pelajaran atau tema/subtema, mencakup: 1) kelas/semester, 2)
materi pokok, dan 3) alokasi waktu ditentukan berdasarkan keperluan untuk
pencapaian KD dan beban belajar, dengan mempertimbangkan jumlah jam
pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai;
c. Kompetensi Dasar, adalah sejumlah kemampuan minimal yang harus dikuasai
peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator
pencapaian kompetensi. Kompetensi dasar dalam RPP, merujuk kompetensi dasar
yang tercantum dalam silabus;
d. Indikator pencapaian kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau
diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu.
e. Tujuan Pembelajaran
f. Materi pembelajaran
g. Model/Metode pembelajaran, model pembelajaran (lebih luas dari metode, dan
mempunyai sintak jelas) digunakan guru untuk mewujudkan proses pembelajaran
dan suasana belajar yang mengaktifkan peserta didik untuk mencapai kompetensi
dasar.
h. Media Pembelajaran, berupa alat bantu guru untuk menyampaikan materi
pembelajaran, agar peserta didik termotivasi, menarik perhatian, dan berminat
mengikuti pelajaran.
i. Sumber belajar, dapat berupa buku cetak, buku elektronik, media yang berfungsi
sebagai sumber belajar, peralatan, lingkungan belajar yang relevan;
j. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran, serangkaian aktivitas pengelolaan
pengalaman belajar siswa, melalui tahapan pendahuluan, inti dan penutup. Pada
tahapan pendahuluan, guru melakukan kegiatan: 1) memimpin doa dan
mempresensi kehadiran peserta didik, 2) memberikan apersepsi, 3) menyampaikan
tujuan pembelajaran, dan 4) memotivasi peserta didik. Pada tahapan inti, guru
mengelola pembelajaran merujuk pada sintak (prosedur) model pembelajaran yang
dipilihnya. Tahapan penutup, guru melakukan kegiatan: 1) rangkuman materi
pembelajaran, 2) penilaian, dan 3) tindak lanjut pembelajaran berikutnya.
k. Penilaian, penilaian proses belajar dan hasil belajar dikembangkan oleh guru,
dilakukan dengan prosedur : 1) menetapkan tujuan penilaian dengan mengacu
pada RPP yang telah disusun; 2) menyusun kisi-kisi penilaian; 3) membuat
instrumen penilaian serta pedoman penilaian; 4) melakukan analisis kualitas
instrumen penilaian; 5) melakukan penilaian; 6) mengolah, menganalisis, dan
menginterpretasikan hasil penilaian; 7) melaporkan hasil penilaian; dan 8)
memanfaatkan laporan hasil penilaian.

apakah boleh komponen RPP berbeda satu RPP dengan lainnya?

RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan satu kali pertemuan
atau lebih. Aturan dalam Permendikbud No 22 tahun 2016 ditegaskan bahwa setiap
RPP harus memiliki minimal semua komponen yang disebutkan tersebut. Setiap guru
wajib menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pelaksanaan pembelajaran
lebih efektif.

Apa saja kandungan tujuan pembelajaran?

Terdapat empat unsur pokok dalam perumusan tujuan pembelajaran,


diantaranya :
1. Audience
Secara bahasa audience berarti pendengar. Dalam konteks pembelajaran yang
dimaksud audience adalah siswa. Audience merupakan subjek sekaligus objek dalam
pembelajaran. Maka, dalam tujuan pembelajaran harus menempatkan siswa sebagai
subjek sekaligus objek dalam pembelajaran.
2. Behavior
Behavior adalah tingkah laku atau aktivitas suatu proses. Dalam konteks
pembelajaran, behavior nampak pada aktivitas siswa dalam pembelajaran. Oleh sebab
itu, pembelajaran tanpa adanya tingkah laku atau aktivitas dari siswa tidak mungkin
dilakukan. Dalam perumusan tujuan pembelajaran gambaran behavior aktivitas siswa
ditulis menggunakan kata kerja operasional seperti: menyimak, menyebutkan,
membedakan, menjelaskan, dan masih banyak lagi. Penggunaan kata kerja
operasional dalam suatu tujuan pembelajaran tidak boleh lebih dari satu. Artinya
dalam sebuah aktivitas pembelajaran, siswa tidak boleh melakukan lebih dari satu
perbuatan. Maka, siswa harus fokus pada satu perbuatan agar pembelajaran lebih
optimal.
3. Condition
Condition atau kondisi diartikan sebagai suatu keadaan. Dalam konteks
pembelajaran, condition adalah keadaan siswa sebelum dan sesudah melakukan
aktivitas pembelajaran, serta persyaratan yang perlu dipenuhi agar perilaku yang
diharapkan dapat tercapai. Dalam perumusan tujuan pembelajaran, condition ditulis
dalam bentuk kata kerja. Kata kerja yang dimaksud adalah aktivitas yang harus
dilakukan siswa agar tercapai suatu perubahan perilaku yang diharapkan.
4. Degree
Dalam konteks ini degree berarti suatu perbandingan. Hal ini dimaksudkan
untuk membandingkan kondisi sebelum dan setelah belajar. Degree juga merupakan
tingkat penampilan yang dapat dilakukan oleh siswa setelah melalui suatu
rangkaian proses pembelajaran. Tingkat degree bergantung pada bobot materi yang
akan disajikan, serta sejauh mana siswa harus menguasai suatu materi atau
menunjukan suatu tingkah laku.
Contoh:
Dengan mengamati contoh, siswa dapat membaca teks deskriptif tentang benda
condition audience behavior
hidup dan tak hidup dengan lancar.
degree

Melalui pengamatan, siswa dapat menyebutkan ciri-ciri benda padat dan cair
condition audience behavior
minimal tiga.
degree

Siswa dapat menyebutkan bunyi sila ke-2 dengan benar, setelah membaca teks
audience behavior degree condition
pancasila.

Anda mungkin juga menyukai