Anda di halaman 1dari 6

Standar Kompetensi (SK), Kompetensi

Dasar (KD), dan Indikator


1. Pengertian Standar Kompetensi
Standar Kompetensi mata pelajaran adalah deskripsi pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai setelah siswa mempelajari mata
pelajaran tertentu pada jenjang pendidikan tertentu pula.[1] Menurut Abdul
Majid Standar kompetensi merupakan kerangka yang menjelaskan dasar
pengembangan program pembelajaran yang terstruktur.[2] Pada setiap mata
pelajaran, standar kompetensi sudah ditentukan oleh para pengembang
kurikulum, yang dapat kita lihat dari standar isi. Jika sekolah memandang
perlu mengembangkan mata pelajaran tertentu misalnya pengembangan
kurikulum muatan local, maka perlu dirumuskan standar kompetensinya
sesuai dengan nama mata pelajaran dalam muatan local tersebut,[3]
2. Pengertian Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap minimal yang


harus dicapai oleh siswa untuk menunjukkan bahwa siswa telah menguasai
standar kompetensi yang telah ditetapkan, oleh karena itulah maka
kompetensi dasar merupakan penjabaran dari standar kompetensi.[4]
1. Pengertian indikator
Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan
perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta
didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan
dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.

Menurut Depag indikator adalah wujud dari kompetensi dasar yang lebih
spesifik. Sedangkan menurut E Mulyasa indikator merupakan penjabaran dari
kompetensi dasar yang menunjukkan tanda-tanda perbuatan dan respon yang
dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik. Indicator juga dikembangkan
sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan potensi daerah dan peserta
didik dan juga dirumuskan dalam rapat kerja operasional yang dapat diukur
dan diobservasi sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam penyusunan
alat penilaian.

Sedangkan menurut Darwin Syah indikator pembelajaran adalah


karakteristik, cirri-ciri, tanda-tanda perbuatan atau respon yang dilakuakan
oleh siswa, untuk menunjukkan bahwa siswa telah memiliki kompetensi
dasar tertentu.
Jadi indikator adalah merupakan kompetensi dasar secara spesifisik yang
dapat dijadikan untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran dan juga
dijadikan tolak ukur sejauh mana penguasaan siswa terhadap suatu pokok
bahasan atau mata pelajaran tertentu

1. B.     Langkah-langkah penyusunan Kompetensi Dasar dan


indicator
1. Langah-langkah Penyusunan Kompetensi Dasar
Adapun dalam mengkaji Kompetensi dasar mata pelajaran sebagaimana yang
tercantum pada standar isi dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:

1. Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/ atau tingkat


kesulitan materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada
distandar isi.
2. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam
mata pelajaran.
3. Pada dasarnya rumusan kompetensi dasar itu ada yang operasional
maupun yang tidak operasional karena setiap kata kerja tindakan yang
berada pada kelompok pemahaman dan juga pengetahuan yang tidak
bisa digunakan untuk rumusan kompetensi dasar. Sehinggah langkah-
langkah untuk menyusun kompetensi dasar adalah sebagai berikut:
1)         Menjabarkan Kompetensi yang dimaksud, dengan bertanya :
“kemampuan apa saja yang harus dimiliki siswa agar standar kompetensi
dapat dicapai?” jawaban dari pertanyaan tersebut kemudian didaftar baik
yang menyangkut pengetahuan, sikap dan keterampilan.

2)         Tulislah rumusan Kompetensi Dasarnya.

1. Langkah-langkah penyusunan Indikator


Sebelum melakukan penyusunan indicator, maka harus diperhatikan terlebih
dahulu komponen-komponen sebagai berikut :[5]
1. Indikator merupakan penjabaran dari KD yang menunjukkan tanda-
tanda, perbuatan atau respon yang dilakukan atau ditampilkan oleh
peserta didik.
2. Rumusan indicator menggunakan kerja operasional yang terukur atau
dapat diobservasi
3. Indikator digunakan sebagai bahan dasar untuk menyusun alat
penilaian.
Kata-kata Operasional yang Dijabarkan Dalam Membuat Indikator:

1. Kognitif Meliputi:
1)      Knowledge (pengetahuan) yaitu, menyebutkan, menuliskan,
menyatakan, mengurutkan, mengidentifikasi, mendefinisikan, mencocokkan,
memberi nama, memberi leber, dan melukiskan.

2)      Comprehension (pemahaman) yaitu, menerjemahkan, mengubah,


menggeneralisasikan, menguraikan, menuliskan kembali, merangkum,
membedakan, mempertahankan, menyimpulkan, mengemukakan pendapat,
dan menjelaskan.

3)      Application (penerapan) yaitu, mengoperasikan, menghasilkan,


mengatasi, mengubah, menggunakan, menunjukkan, mempersiapkan, dan
menghitung. Analysisi (analisis) yaitu, menguraikan, membagi-bagi, memilih
dan membedakan.

4)      Syntnesis (sintesisi) yaitu, merancang, merumuskan,


mengorganisasikan, menerapkan, memadukan, dan merencanakan.

5)      Evaluation (evaluasi) yaitu, mengkritisi, menafsirkan dan memberikan


evaluasi.

1. Efektif meliputi:
1)      Receiving (penerimaan) yaitu mempercayai, memilih, mengikuti,
bertanya, dan mengalokasikan.

2)      Responding (menanggapi) yaitu, konfirmasi, menjawab, membaca,


membantu, melaksanakan, melaporkan, dan menampilkan.

3)      Valuing (penanaman nilai) yaitu, menginisiasi, mengundang,


melibatkan, mengusulkan, dan melakukan.

4)      Organization (pengorganisasian) yaitu, menverivikasi, menyusun,


menyatukan, menghubungkan dan mempengaruhi.
5)      Characterization (karakterisasi) yaitu menggunakan nilai-nilai sebagai
pandangan hidup, mempertahankan nilai-nilai yang sudah diyakini.

1. Psikomotorik atau gerak jiwa meliputi:


1)      Observing (pengamatan) yaitu mengamati proses, memperhatikan pada
tahap-tahap sebuah perbuatan, memberi perhatian pada sebuah artikulasi.

2)      Initation (peniruan) yaitu melatih, mengubah, membongkar sebuah


struktur, membangun kembali struktur dan menggunakan sebuah model.

3)      Practicing (pembiasaan) yaitu membiasakan perilaku yang sudah


dibentuknya, mengontrol kebiasaan agar tetap konsisten.

4)      Adapting (penyesuaian) yaitu menyesuaikan model, mengembangkan


model, dan menerapkan model. [6]
Berikut ini urutan cara penyusunan Indikator :

1)      Mengkaji KD tersebut untuk mengidentifikasi indikatornya dan


rumuskan indikatornya yang dianggap relevan tanpa memikirkan urutannya
lebih dahulu juga tentukan indikator-indikator yang relevan dan tuliskan
sesuai urutannya.

2)      Kajilah apakah semua indikator tersebut telah mempresentasikan KD


nya, apabila belum lakulanlah analisis lanjut untuk menemukan in dikator-
indikator lain yang kemungkinan belum teridentifikasi.

3)      Tambahkan indikator lain sebelumnya dan rubahlah rumusan yang


kurang tepat dengan lebih akurat dan pertimbangkan urutannya.

1. C.    Perumusan Kompetensi Dasar dan Indikator


1. Perumusan Kompetensi Dasar
Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam merumuskan KD diantaranya
antara lain:

1. Meluas, artinya peserta didik memperoleh kesempatan yang luas untuk


mengembangkan pengalaman tentang pengetahuan, keterampilan,
sikap, nilai yang berkaitan pada saat pembelajaran berlangsung.
2. Seimbang, artinya dimana setiap peserta Kompetensi perlu dapat
dicapai melalui alokasi waktu yang cukup untuk pembelajaran yang
efektif.
3. Relevan, maksudnya adalah dimana setiap Kompetensi terkait dengan
penyiapan peserta didik untuk meningkatkan mutu kehidupan melalui
kesempatan pengalaman.
4. Perbedaan, merupakan upaya pelayanan individual dimana peserta
didik perlu memahami apa yang perlu untuk dipelajari, bagaimana
berfikir, bagaimana berbuat untuk mengembangkan Kompetensi serta
kebutuhan individu masing-masing. (yulaewati 2004:20)[7]
Adapun Syarat yang harus dipenuhi untuk dapat merumuskan KD yang baik
adalah sebagai berikut:

1. Rumusan tujuan yang dibuat harus berpusat pada siswa, mengacu


kepada perubahan tingkah laku subjek pembelajaran yaitu siswa
sebagai peserta didik.
2. Rumusan KD harus mencerminkan tingkah laku operasional yaitu
tingkah laku yang dapat diamati dan diukur yang dirumuskan dengan
menggunakan kata-kata operadional.
3. Rumusan KD harus berisikan makna dari pokok bahasan atau materi
pokok yang akan diajarkan pada saat kegiatan belajar mengajar ).[8]
1. Perumusan Indikator
Pengembangkan indikator memerlukan informasi karakteristik peserta didik
yang unik dan beragam. Peserta didik memiliki keragaman dalam intelegensi
dan gaya belajar, oleh karena itu indikator selayaknya mampu mengakomodir
keragaman tersebut.

Peserta didik dengan karakteristik unik visual-verbal atau psiko-kinestetik


selayaknya diakomodir dengan penilaian yang sesuai sehingga kompetensi
siswa dan dapat terukur secara proporsional. Karakteristik sekolah dan
daerah juga menjadi acuan dalam pengembangan indikator karena target
pencapaian sekolah tidak sama. Sekolah kategori tertentu yang melebihi
standar minimal dapat mengembangkan indikator lebih tinggi. termasuk
sekolah bertaraf internasional dapat mengembangkan indikator dari SK dan
KD.

Dengan mengkaji tuntutan kompetensi sesuai rujukan standar nasional yang


digunakan. Sekolah dengan keunggulan tertentu juga menjadi pertimbangan
dalam mengembangkan indikator. Dalam merumuskan indikator
pembelajaran perlu diperhatikan beberapa ketentuan sebagai berikut:
1.  Setiap KD dikembangkan sekurang-kurangnya menjadi dua indikator

2.  Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang


dalam kata kerja yang digunakan dalam SK dan KD.

3.  Indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal KD dan dapat


dikembangkan melebihi kompetensi minimal sesuai dengan potensi dan
kebutuhan peserta didik.

4.  Indikator yang dikembangkan harus menggambarkan hirarki kompetensi.

5.  Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua aspek, yaitu


tingkat kompetensi dan materi pembelajaran.

6.  Indikator harus dapat mengakomodir karakteristik mata pelajaran


sehingga menggunakan kata kerja operasional yang sesuai.

7.  Rumusan indikator dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator


penilaian yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Anda mungkin juga menyukai