NIM : 042900154
Prodi : Teknologi Pendidikan
Assalamualaikum Wr Wb
Yth Tutor
Pada kesempatan ini izinkan saya memberikan pendapat mengenai diskusi diatas
Diskusi:
1. Merumuskan Tujuan Pembelajaran yang mengandung unsur A, B, C, dan D untuk program
pendidikan atau pelatihan masing-masing.
2. Menurut pendapat Anda, komponen minimal yang harus ada pada suatu Rancangan
Pembelajaran atau Silabus, apa saja? Jika Anda tuliskan dalam sebuah Tabel akan lebih baik.
Jawaban:
1). Unsur-unsur ABCD dalam Merumuskan Tujuan Pembelajaran
A : Audience
B : Behavior
C : Condition
D : Degree
Audience (A)
Audience (A), adalah peserta didik yang akan belajar. Dalam merumuskan indikator dan tujuan
pembelajaran harus di jelaskan siapa peserta didik yang akan mengikuti pelajaran, atau peserta
didik yang mana?
Pembelajaran memiliki sasaran yang sempit, kelas dan semester berapa?
Namun demikian, jika format RPP telah di awali dengan identitas sekolah dan identitas mata
pelajaran, maka sebutan “peserta didik atau siswa” sudah terwakili.
Behavior (B)
Behavior (B), adalah perilaku yang spesifik yang akan di munculkan oleh peserta didik setelah
selesai memperoleh pengalaman belajar dalam pelajaran tersebut.
Perilaku ini terdiri dari atas dua bagian penting, yaitu: kata kerja dan obyek.
Kata kerja menunjukkan kemampuan minimal (standart performance) bagaimana peserta didik
menunjukkan sesuatu, seperti: menjelaskan, menunjukkan, menganalisis, mengkikir, mengebor
dlsb.
Objek (standart content) menunjukkan apa yang akan di lakukan peserta didik, misalnya definisi
hukum kirchoff 1, terjadinya fotosintesis, prosedur mengkikir, dlsb.
Komponen perilaku dalam indikator pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran adalah
tulang punggung RPP secara keseluruhan.
Tanpa perilaku yang jelas, komponen yang lain menjadi tidak bermakna. Bila contoh kata kerja
dan obyek di atas di satukan dalam bentuk perilaku dan obyek, akan tersusun sebagai berikut:
Komponen perilaku di formulakan dengan kata kerja operasional dan single performance. Kata
kerja operasional, artinya perilaku yang di lakukan peserta didik harus dapat di amati, dan terukur.
Contoh kata kerja yang bermakna kabur: mengetahui (know), mengerti (understand), menghargai
(appreciate), dlsb.
Single performance, maknanya dalam satu indikator pencapaian kompetensi dan satu tujuan
pembelajaran hanya mengdung perilaku tunggal yang akan di lakukan perserta didik, sehingga
pengukuran hasil belajar mudah (tidak ambigu).
Contoh: peserta didik akan mampu menjelaskan dan menghitung volume kubus dengan masing-
masing sisi 15 cm.
Condition (C)
Condition (C), Komponen ketiga dalam perumusan indikator dan tujuan pembelajaran adalah
condition (C). C adalah kondisi, yang berarti batasan yang dikenakan kepada peserta didik atau
alat/peralatan yang di gunakan peserta didik pada saat di lakukan penilaian.
Kondisi itu bukan keadaan pada saat peserta didik belajar. Indikator dan tujuan pembelajaran
mempunyai komponen peserta didik dan perilaku seperti kebanyakan di gunakan orang seharusnya
mengandung komponen yang memberikan petunjuk kepada pengembang tes tentang kondisi atau
dalam keadaan bagaimana peserta didik di harapkan mendemonstrasikan perilaku yang di
kehendaki pada saat di lakukan penilaian.
Misalnya:
1) Diberikan tiga rumus menghitung rata-rata skor,……
2) Dengan kalkulator,….
3) Setelah pembelajaran,..
Kondisi contoh 1) dan 2), adalah keadaan yang spesifik di perlukan untuk melakukan pengalaman
belajar, yang tentukannya akan mempengaruhi tingkat (kualitas) hasil belajar.
Sementara kondisi contoh 3), adalah keadaan umum yang mesti terjadi pada peserta didik selama
proses belajar.
Degree (C)
Degree (D), dalam contoh perumusan indikator dan tujuan pembelajaran telah tercakup unsur
peserta didik, perilaku, dan kondisi.
Tetapi, sebagai suatu indikator pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran yang dapat di
jadikan petunjuk dalam menilai keberhasilan dalam mencapai perilaku yang terdapat di dalamnya,
masih diperlukan jawaban terhadap pertanyaan berikut: “seberapa baik peserta didik di harapkan
menampilkan perilaku tsb?
Untuk itu, di perlukan satu komponen terakhir yang harus ada dalam indikator pencapaian
kompetensi dan tujuan pembelajaran, yaitu komponen Degree (D).
Degree adalah tingkat keberhasilan peserta didik dalam mencapai perilaku tsb. Contoh degree sbb:
1) peserta didik di harapkan mengukur jari-jari lingkaran tabung kertas dengan kebenaran 70%,
2) peserta didik di harapkan mengukur jari-jari silinder torak dengan tingkat kesalahan 0,1 mm
Kesalahan pengukuran lebih dari 0,1 mm, akan menyebabkan torak (piston) tidak dapat masuk
silinder atau jika dapat masuk, daya kompresi berkurang.
Tingkat keberhasilan ditunjukkan dengan batas minimal dari penampilan suatu perilaku yang di
anggap dapat di terima.
Di atas batas itu, berarti peserta didik belum mencapai indikator pencapaian kompetensi dan tujuan
pembelajaran yang telah di tetapkan.
Keempat komponen rumusan indikator pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran tersebut
dapat di lakukan oleh guru (sebagai desainer pembelajaran) yang telah memahami dan
menghayati essensi sistem pembelajaran sebagai investasi masa depan bangsa yang harus di
pertanggung jawabkan akuntabilitas keprofesiannya.
Sebagaimana di jelaskan bahwa rumusan tujuan pembelajaran yang baik seharusnya memenuhi
unsur ABCD (Audience, Behavior, Condition, Degree) seperti contoh berikut:
Setelah melakukan kegiatan pemecahan masalah tentang pencemaran udara (C), siswa
(A) dapat menentukan gas polutan yang menyebabkan pencemaran udara (B) paling
sedikit 3 jenis gas (D).
Contoh rumusan tujuan pembelajaran tersebut sudah mengandung unsur ABCD. Hal ini tidak
mengapa, yang penting di pahami adalah unsur C (Condition) merupakan prasyarat atau sebab A
(Audience) bisa atau mampu (kompeten) melakukan sesuatu dengan D (Degree) ukuran atau
kualitas yang jelas.
Selain itu, unsur C (Condition) dalam suatu rumusan tujuan pembelajaran yang menerapkan
STEAM hampir di pastikan berupa metode pembelajaran yang merupakan bagian dari model
Problem Based Learning (PBL) atau Project based Learning (PjBL) sebagai cirinya.
2). Menurut pendapat Saya, komponen minimal yang harus ada pada suatu Rancangan
Pembelajaran atau Silabus, yaitu:
Hubungan kurikulum dengan pengajaran dalam bentuk lain ialah dokumen kurikulum yang
biasanya disebut silabus yang sifatnya lebih terbatas daripada pedoman kurikulum. Sebagaimana
dikemukakan oleh Mulyani Sumantri (1988:97) bahwa dalam silabus hanya tercakup bidang
studi atau mata pelajaran yang harus diajarkan selama waktu setahun atau satu semester. Pada
umumnya sautu silabus paling sedikit harus mencakup unsur-unsur:
Tujuan mata pelajaran yang akan diajarkan
Berkenaan dengan komponen silabus lebih rinci dikemukakan oleh Nurhadi (2004:142) bahwa
silabus berisi uraian program yang mencantumkan: 1) bidang studi yang diajarkan; 2) tingkat
sekolah/madrasah, semester; 3) pengelompokan kompetensi dasar; 4) materi pokok; 5) indikator;
6) strategi pembelajaran 7) alokasi waktu; dan 8) bahan /alat/media.
Komponen-Komponen Silabus