Anda di halaman 1dari 8

LOKAKARYA PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DAN PTK

(Lembar Kerja Resume Materi Modul Perangkat Pembelajaran dan PTK)

A. Judul Modul : Perangkat dan Media Pembelajaran


B. Judul Materi Kegiatan Belajar : Pengembangan Materi Ajar
C. Refleksi Kegiatan Belajar ke :4
D. Nama : Lamo
E. Kelas : SKI III

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN


1 a. Peta Konsep
b. Beberapa istilah atau definisi
isi di modul

1. PEMAHAMAN KONSEP
 Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang
digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar, baik
berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.
 Manfaat bahan ajar adalah agar siswa dapat
mempelajari suatu kompetensi secara sistematis,
sehingga secara akumulatif mereka mampu
menguasai semua kompetensi secara utuh dan
terpadu. Beberapa hal yang harus dikembangkan
dalam bahan ajar adalah komponen yang meliputi
materi pembelajaran, model pembelajaran, media
pembelajaran, dan lembar kerja peserta didik.

2. PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN


 Materi pembelajaran adalah bagian dari isi rumusan
Kompetensi Dasar (KD), merupakan obyek dari
pengalaman belajar yang diinteraksikan di antara
peserta didik dan lingkungannya untuk mencapai
kemampuan dasar berupa perubahan perilaku
sebagai hasil belajar dari mata pelajaran. Materi
pembelajaran sangat berpengaruh pada tingkat
keberhasilan ataupun ketercapaian peserta didik di
dalam belajar.

 Materi pembelajaran merupakan bagian tak


terpisahkan dari Silabus, yaitu perencanaan, prediksi
dan proyeksi tentang apa yang akan dilakukan pada
saat Kegiatan Pembelajaran. Secara garis besar,
materi pembelajaran (instructional materials)
adalah materi yang mencakup pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta
didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi
yang ditetapkan.

 Materi yang ditentukan untuk kegiatan


pembelajaran sebaiknya adalah materi yang benar-
benar menunjang tercapainya standar kompetensi
dan kompetensi dasar, serta tercapainya indikator.
Oleh karena itu, materi pembelajaran harus dipilih
seoptimal mungkin untuk membantu peserta didik
dalam mencapai standar kompetensi dan
kompetensi dasar.

 Hal-hal yang perlu diperhatikan berkenaan dengan


pemilihan materi pembelajaran adalah:
a) jenis
b) cakupan
c) urutan
d) perlakuan (treatment) terhadap materi
pembelajaran
 Agar materi pembelajaran berdaya guna dan
berhasil guna, guru dituntut untuk memahami
berbagai aspek yang berkaitan dengan
pengembangan materi pembelajaran, baik yang
berkaitan dengan hakikat, fungsi, prinsip, maupun
prosedur pengembangan materi serta mengukur
efektivitas persiapan tersebut.

3. JENIS-JENIS MATERI PEMBELAJARAN


 Materi pembelajaran terdiri dari beberapa jenis:
a) Fakta, yaitu semua hal yang berwujud kenyataan
dan kebenaran, seperti nama-nama objek,
peristiwa, lambang, nama tempat, nama orang
dan lain sebagainya.
b) Konsep, yaitu semua yang berwujud pengertian-
pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil
pemikiran, seperti definisi, pengertian, ciri
khusus, hakikat, inti/isi dan sebagainya.
c) Prinsip, yaitu hal-hal pokok dan mempunyai
posisi terpenting seperti dalil, rumus, paradigm,
teori serta hubungan antar konsep yang
menggambarkan implikasi sebab akibat.
d) Prosedur, yaitu langkah-langkah sistematis atau
berurutan dalam melakukan sebuah aktivitas dan
kronologi suatu sistem, seperti langkah-langkah
dalam pengurusan jenazah.
e) Nilai, yaitu hasil belajar aspek sikap.

 Pengembangan materi pembelajaran juga


mempertimbangkan beberapa hal:
a) Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan
tuntutan lingkungan
b) Tingkat perkembangan fisik, intelektual,
emosional, sosial dan spiritual peserta didik
c) Kebermanfaatan bagi peserta didik
d) Struktur keilmuan
e) Berbagai sumber belajar (referensi yang relevan
dan termutakhir)
f) Alokasi waktu

 Pengembangan materi pembelajaran dapat berupa:


a) content knowledge (isi pengetahuan)
b) paedagogical knowledge (dimensi pengetahuan)

4. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK)


 Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) adalah
penjabaran dari kompetensi dasar (KD) yang harus
dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik untuk
menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar (KD).

 Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan


dengan menggunakan kata kerja operasional yang
dapat diukur atau diobservasi, yang mencakup
pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

 Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan


Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun
2014, pada ayat (4) huruf b dinyatakan bahwa
indikator pencapaian kompetensi adalah:
a) Kemampuan yang dapat diobservasi untuk
disimpulkan sebagai pemenuhan Kompetensi
Dasar pada Kompetensi Inti 1 dan Kompetensi
Inti 2.
b) Kemampuan yang dapat diukur dan/atau
diobservasi untuk disimpulkan sebagai
pemenuhan Kompetensi Dasar pada Kompetensi
Inti 3 dan Kompetensi Inti 4.

 Untuk merumuskan IPK dapat digunakan rambu-


rambu:
a) Indikator merupakan penanda perilaku
pengetahuan (KD dari KI-3) dan perilaku
keterampilan (KD dari KI-4) yang dapat diukur
dan atau diobservasi.
b) Perilaku sikap spiritual dari KI-1 dan sikap sosial
dari KI-2 tidak diturunkan ke dalam KD dan juga
tidak memiliki indikator pencapaian kompetensi
pada RPP, akan tetapi perilaku sikap spiritual dan
sikap sosial harus dikaitkan pada perumusan
tujuan pembelajaran.
c) Rumusan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
menggunakan dimensi proses kognitif (dari
memahami sampai dengan kreasi jika
ketercapaian hasil belajar siswa di atas rata-rata)
dan dimensi pengetahuan (faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif) yang sesuai
dengan KD, namun tidak menutup kemungkinan
juga perumusan indikator dimulai dari serendah-
rendahnya, yaitu C2/Memahami sampai setara
dengan KD hasil analisis dan rekomendasi
d) IPK dirumuskan melalui langkah-langkah:
 Menentukan kedudukan KD dari KI-3 dan KD
dari KI-4 berdasarkan gradasinya dan tuntutan
KI
 Menentukan dimensi pengetahuan (faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif)
 Menentukan bentuk keterampilan, apakah
termasuk keterampilan abstrak atau
keterampilan konkret
 Untuk keterampilan kongkret, IPK bisa
menggunakan kata kerja operasional sampai
tingkat membiasakan/ manipulasi, atau
minimal sampai pada tingkat mahir/presisi,
atau jika menggunkan taksonomi psikomotor
Simpson atau Dave minimal sampai
alami/artikulasi serta orisinal/naturalisasi
 Rumusan IPK pada setiap KD dari KI-3 dan
pada KD dari KI-4 paling sedikit memiliki 2
(dua) indikator.

5. TUJUAN PEMBELAJARAN
 Tujuan pembelajaran adalah rumusan hasil belajar
(tingkah laku-behavior) yang harus dicapai oleh
peserta didik sesuai dengan KD yang dipelajarinya.
Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai tolak
ukur tercapainya setiap sintaks atau langkah model
pembelajaran pada kegiatan inti setiap kegiatan
pembelajaran. Rumusan tujuan pembelajaran
menggambarkan proses dan hasil pembelajaran
yang dapat merupakan jabaran lebih rinci dari
indikator (IPK).

 Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam kalimat


atau paragraf yang operasional yang mengacu
kepada KD yang dikembangkan terkait dengan
kompetensi, proses, dan hasil yang harus dicapai
dalam setiap pembelajaran yang mencakup
aspek/ranah sikap (atau nilai karakter),
pengetahuan, dan keterampilan.

 Mager dalam Dick dan Carey (1990) mengemukakan


bahwa dalam penyusunan tujuan pembelajaran
harus mengandung tiga komponen, yaitu:
a) perilaku (behavior)
b) kondisi (condition)
c) derajat atau kriteria (degree)
 Instructional Development Institute (IDI)
menambahkan komponen sasaran (audience),
sehingga perumusan tujuan pembelajaran
diharapkan mengandung komponen Audience,
Behaviour, Condition dan Degree (ABCD), yaitu:
a) Audience, yaitu peserta didik
b) Behaviour, yaitu perubahan perilaku peserta
didik yang diharapkan dicapai setelah mengikuti
pembelajaran
c) Condition, yaitu prasyarat dan kondisi yang harus
disediakan agar tujuan pembelajaran tercapai
d) Degree, yaitu ukuran tingkat atau level
kemampuan yang harus dicapai peserta didik
mencakup aspek afektif dan attitude. Untuk
aspek afektif di arahkan kepada aspek afektif
tuntutan kompetensi keahlian dan nilai-nilai
penguatan pendidikan karakter yang meliputi
sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 87
Tahun 2017.

 Rumusan tujuan pembelajaran, dapat dibuat


dengan CABD, contoh: “Setelah berdiskusi dan
menggali informasi, peserta didik dapat
menjelaskan konsep takwa sesuai dalil naqli dengan
penuh percaya diri.”
Penjelasannya adalah sebagai berikut:
a) Setelah berdiskusi dan menggali informasi:
condition
b) peserta didik: audiens
c) dapat menjelaskan konsep takwa: Behavior
d) sesuai dalil naqli dengan penuh percaya diri:
degree.

 Dalam hal indikator pencapaian kompetensi sangat


spesifik dan tidak dapat diuraikan lagi, rumusan
tujuan pembelajaran sama dengan indikator
pencapaian kompetensi tersebut.

 Apabila sebuah indikator pencapaian kompetensi


masih dapat dirinci lagi, indikator pencapaian
kompetensi tersebut dijabarkan ke dalam lebih dari
1 (satu) tujuan pembelajaran.

 Tujuan pembelajaran dapat dirumuskan untuk


masing-masing pertemuan.

 Contoh Rumusan Tujuan Pembelajaran:


Melalui pembelajaran yang menggunakan metode
Kepala bernomor, drill, gallery walk, dan
Performance peserta didik dapat menganalisis,
Memahami sejarah kekhalifahan khalifah Usman bin Affan
2 a. Daftar materi yang sulit
dipahami beserta alasannya a. Pengembangan materi pembelajaran, karena di modul
b. Daftar materi yang sering tidak dijelaskan langkah-langkah menyusun serta
mengalami miskonsepsi
contohnya.
beserta alasannya
c. Daftar materi yang seharusnya ada
di modul beserta alasannya b. Indikator Pencapaian Kompetensi, terbukti banyak guru
yang salah dalam pengembangan indikator pencapaian
kompetensi. Bentuk kesalahan tersebut adalah
kesalahan pemilihan kata kerja operasional, kesesuaian
kata kerja operasional dengan kompetensi dasar,
pencantuman materi pada indikator pencapaian
kompetensi, dan kesesuaian materi dengan kompetensi
dasar. Faktor yang menyebabkan kesalahan adalah
karena kesulitan dalam memahami kompetensi dasar,
kesulitan menentukan kata kerja operasional yang
sesuai dengan materi, dan kesulitan menyesuaikan kata
kerja operasional dengan kompetensi dasar. Faktor
penyebab kesalahan lainnya adalah tidak menguasai
kata kerja operasional sesuai dengan tingkatan
kompetensi dan kurangnya latihan untuk
mengembangkan indikator pencapaian kompetensi.

c. Contoh materi pembelajaran seharusnya ditampilkan di


modul, agar mahasiswa bisa mengetahui secara jelas
cara menyusun dan mengembangkan materi
pembelajaran yang benar.

Sumenep, 08 November 2022

Lamo

Anda mungkin juga menyukai