Anda di halaman 1dari 8

Tugas Tutorial 3

Prinsip Desain
Pesan Modul 7, 8,
9

Petunjuk menjawab
 Ketik jawaban di kertas ukuran A4, spasi 1, Arial 11.
 Sumber jawaban: modul 7, 8, 9
 Dahulukan sumber informasi dari modul sebagai sumber utama. Setelah
itu, boleh menggunakan sumber lain yang terpercaya.
 Cantumkan sumber kutipan. Contoh: “Menurut Situmorang (2019), desain pesan
adalah…..” dan tuliskan daftar pustakanya.

Petunjuk Pengumpulan
Kumpulkan jawaban dalam bentuk file PDF via lms.ut.ac.id paling lambat 31 Mei 2022
pukul 12.00 WIB

Jawablah pertanyaan berikut.


1. Teknik untuk mengurutkan informasi dalam visualisasi dapat dilakukan dengan berbagai
cara sebutkan dan jelaskan. (15 poin)
2. Visualisasi data numerik dapat dilakukandengan berbagai hal sebutkan dan
jelaskanjenis-jenis visualisasi data numerik sertadata apa yang sesuai disajikan pada
setiapjenis visualisasi. (15 poin)
3. Visualisasi konsep yang terlihat terdiri dariberbagai jenis sebutkan dan jelaskan. (15
poin)
4. Apa yang dimaksud dengan visualisasikonsep luas tidak terlihat atau abstrak serta
jelaskan jenis-jenisnya. (15 poin)
5. Buatlah sebuah analisis peserta didik digital untuk pembelajaran yang Anda
kembangkan. (20 poin)
6. Kembangkanlah pesan dalam moda e-Text dengan menerapkan prinsip desain pesan e-
Text. (20 poin).

Lembar Jawaban Tugas Tutorial 3


1. Teknik Mengurutkan Informasi
Dalam membuat pesan visual harus mempertimbangkan komposisi pesan
visual tersebut ketika mewakili fakta, atau proses. Dan urutan informasi,
perpindahan atau aliran harus dilakukan dengan tepat, sehingga pesan
visual dapat diterima dengan tepat. Berikut beberapa teknik untuk
mengurutkan informasi dalam visualisasi:
 Arrow directing flow of attention
Tanda panah secara langsung dapat mengarahkan perhatian pembaca
mengenai pesan yang disampaikan.
 Number directing the flow of attention
Pembaca dipaksa untuk membaca angka dalam cara yang lebih tradisional.
 Shading directing the flow of attention
Gerakan dapat dibuat dengan menggunakan latar belakang yang berwarna
transisi (dari terang ke gelap atau sebaliknya). Orang biasanya membaca
dari terang ke gelap. Namun, warna transisi dapat digunakan sehingga
pembaca melakukan perhatian dari gelap ke terang.

2. Visualisasi Data Numerik


Data numerik dapat di visualisasi kan dengan diagram atau grafik agar dapat
terbaca dengan jelas sehingga viewer tidak mempunyai persepsi dan
bermakna yang berbeda terhadap pesan yang disajikan. Diagram atau grafik
berfungsi memberikan anggapan, menunjukkan kecenderungan atau
perubahan, membandingkan dan memberikan informasi jumlah total pada
suatu hal, menggambarkan alur atau arah salah satu hal, dan
menyampaikan arah pergerakan atau perubahan data dalam periode yang
berbeda.
 Diagram (grafik) lingkaran
Diagram lingkaran digunakan dalam menyajikan data statistik atau numerik
dengan menggunakan gambar yang berbentuk lingkaran. Diagram ini selalu
terbagi dalam bagian-bagian atau segmen, bagian-bagian tersebut biasanya
dibedakan dengan ditambahkan warna yang menunjukkan bagian-bagian
atau persen dari keseluruhan.
Data yang sesuai untuk jenis diagram ini misalnya data jumlah
penduduk suatu daerah.

 Grafik garis
Grafik garis digunakan dalam menyajikan data numerik dengan
menggunakan grafik berupa garis yang diperoleh dari beberapa ruas garis
yang menghubungkan titik titik pada bidang bilangan, kemudian
menunjukkan perbandingan hal yang sama dalam periode waktu yang
berbeda. Grafik garis dapat menunjukkan perubahan yang tidak tetap atau
fluktuasi, tinggi dan rendah, cepat atau lambatnya perubahan, serta stabilitas
data statistik suatu hal yang sejenis seperti harga suatu barang.
Pada grafik garis digunakan dua garis yang saling berpotongan. Pada garis
horizontal atau sumbu-X di tempatkan bilangan-bilangan yang sifatnya tetap,
seperti tahun dan ukuran-ukuran pada garis tegak atau sumbu-Y
ditempatkan bilangan-bilangan yang sifatnya berubah-ubah, seperti harga
biaya jumlah dan jumlah.
Data yang sesuai untuk jenis grafik ini misalnya data mengenai jumlah
volume kendaraan disuatu parkiran.

 Diagram atau grafik batang


Diagram batang digunakan untuk menyajikan data numerik yang berbentuk
persegi panjang yang lebarnya sama dan dilengkapi dengan sekolah atau
ukuran sesuai dengan data yang bersangkutan, apabila ditambahkan batang
kedua dimungkinkan adanya suatu perbandingan. Diagram batang terdiri
atas dua jenis yakni diagram batang berbentuk horizontal dan diagram
batang berbentuk vertikal. Perbedaannya adalah pada diagram batang
berbentuk horizontal biasanya perbandingan hal yang berbeda di periode
waktu yang sama. Hal-hal yang dibandingkan tersebut biasanya diletakkan
di garis sumbu-Y, kemudian jumlah dari perbandingan diletakkan di garis
sumbu-X.
Sedangkan diagram batang berbentuk vertikal biasanya menunjukkan
perbandingan hal-hal yang sama di periode waktu yang berbeda. Jumlah
skala perbandingan diletakkan pada garis sumbu-Ydan waktu perbandingan
diletakkan pada garis sumbu-X.
Data yang sesuai untuk grafik batang ini misalnya data hasil evaluasi
konten.

 Pictogram (grafik gambar)


Pictogram digunakan dalam menyajikan data numerik yang menggunakan
gambar, lambang, dan bentuk geometris atau bentuk abstrak dari data itu
sendiri dengan skala tertentu sehingga dapat memberikan data yang
spesifik. Simbol ini menggantikan tempat grafik lingkaran batang dan garis
yang konvensional. Grafik garis menggabungkan simbol-simbol dalam dua
cara yang berbeda.
 Suatu simbol visual dapat digunakan sebagai unit
penghitungan yang aktual. Setiap simbol diberikan nilai
kuantitatif yang spesifik dan menjadi bagian integral dari grafik.
 Simbol visual dapat digunakan sebagai latar belakang dari data
statistik yang disajikan dalam format grafik batang atau garis
yang lebih tradisional.
Data yang sesuai untuk grafik ini misalnya data pertumbuhan anak.

 Mapgram atau diagram area


Mapgram digunakan dalam menyajikan data numerik yang menggunakan
map atau peta dari suatu daerah. Peta dapat digunakan tidak sekedar
sebagai keterangan geografis. Peta menawarkan suatu cara yang fungsional
dan serbaguna dalam menyajikan data numerik. Grafik peta seringkali
dikategorikan ke dalam grafik gambar (pictorial graphic). Dalam hal ini, peta
digunakan sebagai latar belakang data atau sebagai bagian integral dari
data. Kehadiran data membawa audiens kepada suatu kerangka geografis.
Peta digunakan untuk mengarahkan audiens kepada suatu data. Grafik
wilayah terbagi atas bagian-bagian.
Data yang sesuai untuk grafik ini misalnya data mengenai penyebaran
virus.
3. Konsep yang Terlihat
Gagasan atau konsep yang terlihat adalah sesuatu hal yang telah jelas,
alasannya perlu divisualisasikan adalah sebagai informasi untuk
memberitahukan kepada audiens. Konsep ini terbagi atas tiga macam yakni:
 Rencana dan bagan organisasi
Suatu rencana dibuat untuk mencapai suatu tujuan yang biasanya disusun
sebagai contoh terdapat 5 langkah dalam perencanaan untuk menjalankan
perusahaan; menetapkan tujuan, mencari modal dan karyawan,
merencanakan kegiatan perjalanan ke depan, mewujudkannya, dan
mengevaluasi efek dari kampanye tersebut. Kemudian bagan organisasi
juga dapat divisualisasikan dengan tujuan untuk menunjukkan hubungan
diantara orang-orang yang terdapat dalam suatu organisasi.
Contohnya struktur organisasi suatu kelas.
 Peta
Peta adalah salah satu bantuan visual yang paling tua dalam pembelajaran.
Tujuan pembuatan peta adalah menggambarkan jarak tempat, memberikan
arah, menggambarkan variabel demografi, menjelaskan tempat terkini.
Contohnya disajikan sebuah peta daerah Jawa Tengah.
 Kronologi
Kronologi adalah alur waktu kejadian yang sangat penting seperti sejarah
besar waktu-waktu istimewa proses dan perubahan terhadap suatu hal.
Contohnya kronologi kecelakaan kereta api.

4. Konsep luas yang tak terlihat


Hal ini merupakan hal yang paling sulit untuk dikomunikasikan karena masih
abstrak, alasan konsep ini perlu divisualisasikan adalah agar audiens tidak
salah persepsi. Hal ini biasanya divisualisasikan dengan penggambaran;
perbandingan, analogi, atau memberikan contoh. Gagasan tak terlihat ini
terbagi atas tiga jenis sebagai berikut.
 Generalisasi (penarikan secara umum)
Efektivitas suatu pesan tergantung pada struktur dan isinya. Penarikan
secara umum atau generalisasi dalam proses komunikasi visual sangat
penting. Generalisasi mungkin dapat menyebabkan reaksi negatif dalam
situasi berikut:
 Jika komunikator dianggap tidak dapat dipercaya, audiens mungkin akan
menolak usaha yang dilakukan untuk mempengaruhi mereka.
 Jika masalahnya sederhana atau audiens cerdas, audiens akan merasa
jengkel terhadap usaha untuk menerangkan apa yang sudah jelas.
 Jika apa yang akan disampaikan itu sangat pribadi, audiens mungkin
akan menolak usaha komunikator untuk menarik suatu kesimpulan
secara umum.
 Contohnya adalah ketika kita melakukan sebuah observasi terhadap
sekelompok objek, misalnya mengenai jabatan seorang direktur, kita
akan membuat aspek-aspek yang memiliki kesamaan. Dengan begitu kita
akan dapat menyimpulkan bahwa orang yang memiliki jabatan direktur
adalah orang yang memiliki ciri seperti selalu berdasi, rapi, berkemeja,
memiliki banyak anak buah, dan sebagainya.
 Namun terkadang generalisasi rangsangan ini tidak sesuai dengan
kenyataan. Terkadang saat kita bertemu dengan seseorang dengan ciri
direktur, ternyata hal tersebut jauh dari kenyataan, karena ternyata orang
yang bersangkutan hanyalah seorang sales.

 Teori
Teori berasal dari kata "theoria" dalam bahasa latin yang berarti
"perenungan", yang pada gilirannya berasal dari kata "thea" dalam bahasa
Yunani yang secara hakiki menyiratkan sesuatu yang disebut dengan
realitas. Terdapat pemahaman bahwa istilah teori bukanlah sesuatu yang
harus dijelaskan tetapi sebagai sesuatu yang seolah-olah sudah dipahami
maknanya. Bahkan teori sering ditafsirkan sebagai istilah tanpa makna
apabila tidak terkait dengan kata yang menjadi padanannya.
Ada kesimpang siuran atau tumpang tindih dalam penggunaan istilah teori
misalnya dengan istilah 'model', 'aliran', 'paradigma', 'dogma', 'doktrin', dan
istilah lainnya. Pada tataran tertentu, penggunaan istilah "teori" banyak yang
tidak tepat dan asal-asalan hanya untuk memberikan kesan bahwa hal itu
terlihat ilmiah.

 Perasaan dan sikap


Perasaan dan sikap sangat mempengaruhi gagasan ide dalam diri
seseorang dalam memvisualisasikan sesuatu. Hal ini biasanya dipengaruhi
oleh karakteristik viewer itu sendiri. Secara umum, karakteristik seseorang
itu ada dua. Ada yang bersifat terbuka dan ada yang bersikap tertutup.
Perbedaan karakteristik orang yang terbuka dan orang yang tertutup yaitu:
 Sikap terbuka: menilai pesan secara objektif dengan menggunakan data
dan keajegan logika; membedakan dengan mudah, melihat suasana,
berorientasi pada isi pesan, mencari informasi dari berbagai sumber,
lebih bersifat profesionalisme dan berusaha mengubah kepercayaan,
mencari pengertian pesan yang tidak sesuai dengan rangkaian
kepercayaan.
 Sikap tertutup: menilai pesan berdasarkan motif; berpikir simplisis tanpa
suasana, bersandar pada banyak sumber pesan daripada isi pesan, kaku
dan memegang teguh sistem kepercayaan, menolak dan mengabaikan
pesan yang tidak konsisten dengan sistem kepercayaan.

5. Analisis Peserta Didik Digital


Salah satu karakteristik generasi digital native adalah kemampuan dalam
menggunakan teknologi komputer dan mobile smartphone dengan mudah,
baik untuk menelusuri informasi maupun hiburan, seperti browsing, chatting,
dan yang paling digemari adalah bermain game melalui komputer maupun
perangkat mobile.
Sebagai contoh, saya akan membuat analisis mengenai sebuah artikel
sebagai berikut.

Penerapan Literasi Digital pada Masa Pandemi Covid-19 di Sekolah


Dasar
Oleh : Rahayu S.Pd.,M.Pd

Pandemi Covid-19 di Indonesia menimbulkan banyak sekali dampak yang dirasakan.


Termasuk di sektor pendidikan. Pembelajaran konvensional tatap muka di ruang kelas
dipaksa berganti dengan pembelajaran jarak jauh melalui daring menggunakan media
eketronik. Tidak hanya pembelajaran formal, aktivitas literasi juga terdampak dari
pandemi Covid-19. Salah satu cara agar pembelajaran berjalan sesuai dengan standar,
maka seluruh elemen pendidikan harus memanfaatkan teknologi dalam
menghubungkan antara siswa dan guru. Sebelum pandemi Covid-19, literasi digital
diprediksi akan menjadi fondasi utama dan penting dalam sektor pendidikan di masa
depan. Dunia saat ini sedang berada di masa revolusi industri 4.0. Literasi digital
merupakan salah satu literasi dasar yang harus dikuasai oleh para siswa pada zaman
milenial apalagi di masa pandemi Covid-19 seperti ini membuat kita menjadi terdorong
lagi untuk dapat menerapkan literasi digital. Menurut Riel (2012:3), literasi digital adalah
kemampuan menggunakan teknologi dan informasi dari piranti digital secara efektif dan
efisien dalam berbagai konteks seperti akademik, karir dan kehidupan sehari-hari.

Selain itu literasi digital juga dapat diartikan sebagai suatu pandangan dan dapat
berupa juga keahlian individu yang memanfaatkan teknologi digital dan sistem dalam
hal komunikasi untuk melakukan penelusuran, mengatur, menghubungkan, menelaah
dan menilai informasi, dan juga dapat menciptakan sesuatu hal yang baru. Sehingga
akan membuat kita dapat berhubungan dengan lebih baik lagi dengan orang lain dan
dapat bersosialisasi lebih dengan masyarakat. Literasi digital yang diterapkan di
Sekolah Dasar (SD) merupakan suatu bentuk perwujudan secara nyata dari Gerakan
Literasi Sekolah (GLS) yang sudah dijalankan pemerintah baru-baru ini yang
disebabkan kurangnya literasi yang dimiliki siswa sekolah dasar. Apalagi dengan
adanya pandemi Covid-19 ini. Sebelumnya banyak orang yang berprasangka buruk
bahwa literasi digital di SD hanya menggunakan internet untuk mencari informasi atau
hiburan semata. Padahal dengan mengandalkan sumber-sumber yang bersifat digital,
peserta didik tidak hanya fokus untuk memahami materi pembelajaran saja yang
sebenarnya sudah terlalu monoton. Tetapi juga proses berpikir akan menjadi lebih
inovatif dan kreatif lagi dalam memanfaatkan suatu teknologi informasi. Literasi digital
juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan norma, etika, dan kesadaran dalam
bermedia sosial bagi peserta didik di sekolah dasar yang perlu diberi bimbingan lebih.
Sesuai penggunaannya agar nanti terhindar dari perundungan. Terlalu banyak bermain
game akan membuat siswa menjadi kecanduan, menjadi korban ataupun pelaku.
Selama kegiatan pembelajaran jarak jauh (daring), peranan orang tua akan sangat
diperhitungkan. Orang tua membimbing dan mengarahkan anak selama proses
pembelajaran berlangsung. Berarti akan terjadi kerja sama antara guru dan orang tua
dalam menjalankan proses pembimbingan dan pendampingan bagi anak dalam
pelaksanaan proses pembelajaran jarak jauh.

Artikel ini telah terbit di :


https://radarsemarang.jawapos.com/artikel/untukmu-guruku/2021/12/13/penerapan-
literasi-digital-pada-masa-pandemi-covid-19-di-sekolah-dasar/
Copyright © RADARSEMARANG.ID
Dalam mengembangkan e-Text mengharuskan pengembang untuk berpikir secara
berbeda dari pola pikir pengembangan Text. Informasi dasar tersebut terkait pada
beberapa komponen berikut.
1. Pembaca
a. Bagaimana kecenderungan individu dalam membaca digital?
b. Siapakah sasaran pembaca Anda?
2. Peran
a. Apa peran Anda sebagai penulis?
b. Apa hubungan Anda dengan pembaca?
3. Isi
Apakah bentuk penyajian mendukung proses pembelajaran?
4. Lingkungan (setting)
a. Bagaimana lingkungan (setting) yang disajikan akan mendukung pencapaian
tujuan pembaca?
b. Bagaimana Anda menyusun lingkungan (setting) untuk mencapai hasil
pembelajaran yang diharapkan?

Dalam proses pembelajaran, pembaca dapat dianalogikan sebagai peserta didik.


Peserta didik adalah sasaran yang ditargetkan untuk memahami pesan yang diberikan.
Dalam bukunya Prawiradilaga menyatakan peserta didik dalam pembelajaran digital
adalah end-user, pengguna, atau klien dari suatu pembelajaran mandiri. Ia menyerap
materi ajar yang telah tersedia, ia pihak yang merasakan, dan terkena dampak baik dan
buruk. Pembelajaran yang diharapkan adalah pembelajaran yang berdampak baik atau
positif. Pemahaman materi ajar merupakan suatu proses dalam diri seorang peserta
didik. Awalnya, ia mencerna atau memerlukan lingkungan atau situasi fisik yang ada di
sekitar dia. Fasilitas dan tempat belajar adalah salah satu contoh lingkungan.
Kemudian, ia mengakses materi melalui komputer dan jaringan yang tersedia. Lalu
secara online, ia membaca atau mencerna materi. Kemampuan dia untuk
menggunakan teknologi, kemampuan prasyarat yang dimiliki adalah dua faktor yang
mempengaruhi persepsi dia atas materi ajar.

Jadi, analisis yang didapatkan dari artikel diatas, komponen yang terdapat adalah
dimana sasaran pembacanya tertuju kepada peserta didik tingkat Sekolah Dasar
(SD). Kemudian, peran yang dimiliki penulis adalah sebagai pengirim/sumber
informasi mengenai topik bahasan Gerakan Literasi Sekolah yang berbasis digital.
Isi artikel ini menyajikan tentang pentingnya memanfaatkan kegunaan teknologi
sebagai media pembelajaran dalam sistem PJJ yang akan membantu peserta didik
tetap melaksanakan kegiatan belajar dengan mengakses fitur-fitur yang disediakan.
Artikel ini mencakup lingkungan (setting) dimana peran orang tua dan keluarga
sangat dibutuhkan untuk membimbing dan menghimbau peserta didik dirumah saat
pembelajaran daring. Lingkungan ini disusun dengan melibatkan orang tua sebagai
pengganti guru/pengajar selama pembelajaran dilaksanakan dari jarak jauh.

6. Pesan dalam moda e-Text


Ada 28 cara yang digunakan untuk meningkatkan keterbacaan e-Text dan
disesuaikan dengan kebutuhan pembaca (peserta didik) digital. Untuk itu, mari kita
lihat contoh berikut.

Sebelum dikembangkan dalam moda e-Text


Pengajaran dan Pembelajaran di Era Digital

Artikel ini akan mengeksplorasi bagaimana dinamika pengajaran serta


pembelajaran di Era Digital. Studi ini memberikan kontribusi terhadap diskusi
mengenai bagaimana seharusnya pendidikan memosisikan diri dalam perubahan
zaman termasuk dalam menghadapi era digital. Melalui penelitian pustaka, peneliti
menemukan beberapa aspek penting mengenai pengajaran dan pembelajaran di
era digital yakni pembelajaran di era digital memiliki karakteristik yang berbeda
dengan pembelajaran siswa pada masa sebelum ini, generasi di era ini adalah
mereka yang berkarakter digital native. Siswa pada masa ini lahir, tumbuh dan
besar bersentuhan langsung dengan dunia digital, sehingga arus informasi yang
diperoleh akan berbeda dengan siswa sebelumnya. Oleh karenanya, guru sebagai
mitra dalam belajar harus mampu mendesain kegiatan pembelajaran sehingga
siswa memperoleh informasi lebih banyak dibanding waktu yang disediakan.

Setelah dikembangkan dalam moda e-Text


Pengajaran dan Pembelajaran di Era Digital

Artikel ini akan mengeksplorasi bagaimana dinamika pengajaran serta


pembelajaran di Era Digital. Studi ini memberikan kontribusi terhadap diskusi
mengenai bagaimana seharusnya pendidikan memosisikan diri dalam perubahan
zaman termasuk dalam menghadapi era digital.

Melalui penelitian pustaka, peneliti menemukan beberapa aspek penting mengenai


pengajaran dan pembelajaran di era digital yakni pembelajaran di era digital
memiliki karakteristik yang berbeda dengan pembelajaran siswa pada masa
sebelum ini, generasi di era ini adalah mereka yang berkarakter digital native.

Siswa pada masa ini lahir, tumbuh dan besar bersentuhan langsung dengan dunia
digital, sehingga arus informasi yang diperoleh akan berbeda dengan siswa
sebelumnya. Oleh karenanya, guru sebagai mitra dalam belajar harus mampu
mendesain kegiatan pembelajaran sehingga siswa memperoleh informasi lebih
banyak dibanding waktu yang disediakan.

Anda mungkin juga menyukai