Media Display
P ada modul ketiga ini kita membahas media yang tidak diproyeksikan,
yaitu chart, grafik, poster, bulletin board, realia, model, diorama, serta
bagaimana teknik mendesain visual untuk media tersebut. Media ini termasuk
dalam jenis media display atau display learning material, yang biasa
digunakan untuk mempresentasikan informasi dan pengetahuan dalam kelas
atau kelompok kecil. Media display pada umumnya digunakan dalam suatu
pameran dengan jumlah audiens yang kecil atau small scale exhibition,
Masing-masing medium tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda
namun semua dipergunakan untuk menyampaikan informasi berbentuk visual
secara cepat dan mudah dimengerti oleh yang melihatnya. Pada kegiatan
belajar pertama akan dibahas apa yang dimaksud dengan chart, grafik,
poster, bulletin board, realia, model, dan diorama serta macam-macam dan
kegunaannya. Pada kegiatan belajar bagian kedua akan dibahas bagaimana
merencanakan visual untuk media tersebut sehingga informasi yang disajikan
terlihat menarik dan komunikatif (mudah dimengerti).
Setelah mempelajari modul ini mahasiswa akan dapat menjelaskan cara
merancang dan membuat chart, grafik, poster, bulletin board, realia, model,
dan diorama sesuai dengan informasi yang akan disajikan.
Setelah Anda mempelajari modul ini dengan baik, Anda diharapkan akan
dapat:
a. menjelaskan apa yang dimaksud dengan chart;
b. menjelaskan apa kegunaan chart dalam pengajaran;
c. mengidentifikasi macam-macam chart;
d. menjelaskan masing-masing macam chart tersebut;
e. menyebutkan apa saja yang harus diperhatikan dalam membuat chart;
f. menjelaskan apa yang dimaksud dengan grafik;
3.2 Pengembangan Bahan Ajar
J enis media yang akan diuraikan dalam kegiatan belajar ini merupakan
media yang mudah dibuat dan dengan biaya yang relatif murah. Jenis
media tersebut adalah chart, grafik, poster, bulletin board, realia, model, dan
diorama. Marilah kita bahas satu per satu agar kita dapat memahaminya lebih
jauh.
A. CHART
Gambar 3.1
2. Chart Garis Waktu (Time line chart)
Chart ini menggambarkan hubungan kronologis antarbeberapa peristiwa.
Sering kali dipergunakan untuk menunjukkan kronologis waktu suatu
peristiwa bersejarah. Pada chart garis waktu kita dapat memberikan gambar
atau ilustrasi lainnya untuk memperjelas pesan dan memperindah
penampilan. Chart ini sangat baik untuk meringkas suatu sekuensa waktu
dari suatu seri peristiwa.
Gambar 3.2
Gambar 3.3
IDIK4009/MODUL 3 3.5
Gambar 3.5
3.6 Pengembangan Bahan Ajar
Secara fisik bentuk grafik dan chart hampir sama, akan tetapi grafik
hanya menyajikan bentuk visual dari sejumlah angka. Angka-angka tersebut
diwakili oleh bentuk visual, misalnya berupa garis, gambar orang, batang dan
sebagainya. Berdasarkan visual yang mewakilinya, grafik dibagi menjadi
beberapa macam, di antaranya ialah bar graphs (grafik batang), pictorial
graphs (grafik gambar), circle atau pie graphs (grafik lingkaran) dan line
graphs (grafik garis).
Gambar 3.7
Gambar 3.8
Gambar 3.9
Dalam memilih macam grafik mana yang akan kita pergunakan, kita
harus mempertimbangkan seberapa kompleks informasi yang akan kita
sajikan dan bagaimana keterampilan membaca grafik dari orang yang kita
IDIK4009/MODUL 3 3.9
harapkan akan membaca grafik kita. Misalnya, kita ingin menyajikan data
berupa jumlah rata-rata siswa per-kelas kepada orang tua siswa yang berlatar
belakang pendidikan bukan sarjana atau hanya tamatan SMA ke bawah.
Maka kita dapat memilih grafik gambar, yaitu gambar siswa perempuan dan
laki-laki. Pertimbangannya adalah berikut ini.
1. Grafik gambar menyajikan visual yang secara sederhana dapat mewakili
angka. Misalnya, satu gambar siswa mewakili 1 siswa atau 5 siswa.
2. Grafik gambar menyajikan gambar lebih konkret dibandingkan grafik
lainnya. Dalam hal ini siswa diwakili gambar orang dan bukan diwakili
oleh garis, gambar batang atau lingkaran. Dengan demikian, mudah
dimengerti oleh orang tua siswa yang belum mengenal grafik secara
mendalam.
C. POSTER
D. BULLETIN BOARD
E. REALIA
Bahan ajar berbentuk tiga dimensi berupa benda nyata (real things) yang
dipamerkan disebut dengan istilah realia. Bahan ajar realia dapat berbentuk
mata uang (coin), peralatan (tool), benda-benda peninggalan purbakala
(artifacts) dan tanaman atau hewan yang telah diawetkan.
3.12 Pengembangan Bahan Ajar
Pada dasarnya realia tidak hanya berbentuk bahan atau hewan yang telah
diawetkan, tetapi dapat juga berupa benda hidup. Misalnya, akuarium air
tawar dapat memberi informasi tentang ekosistem yang ada di dalamnya.
Tentu saja hal ini berguna untuk menjelaskan salah satu konsep dalam mata
pelajaran Biologi.
Bahan ajar display berbentuk realia dapat dimodifikasi untuk
meningkatkan kemampuannya dalam mengomunikasikan pesan dan
informasi. Misalnya, pameran tentang penampang sebuah mesin yang sedang
bekerja dapat memberi informasi tentang mekanisme dan sistem yang
terdapat di dalam mesin tersebut. Contoh lain, mata uang asing dapat
digunakan sebagai realia untuk menambah pengetahuan tentang negara-
negara lain di dunia.
Gambar 3.12.
Realia
F. MODEL
Sebuah model adalah bentuk 3 dimensi dari benda nyata. Model yang
mewakili benda sesungguhnya dapat berukuran lebih besar, sama atau
bahkan lebih kecil daripada benda yang aslinya.
Sebuah model dapat berbentuk sangat terperinci (detail) atau merupakan
bentuk yang lebih sederhana (simplifikasi) dari benda atau objek yang
diwakilinya. Sebagai contoh model dapat memberikan pengalaman belajar
yang lebih baik daripada beberapa jenis bahan ajar display yang lain. Model
anatomi jantung manusia dapat memberikan pengalaman belajar konkret
tentang bagian dan struktur jantung manusia.
IDIK4009/MODUL 3 3.13
Gambar 3.13.
Model Anatomi
Jantung Manusia
Ada banyak jenis model yang dapat digunakan sebagai bahan ajar
display. Misalnya, model pesawat terbang, serangga, tanaman, dan lain-lain.
Model pesawat terbang biasanya mempunyai ukuran lebih kecil jika
dibandingkan dengan ukuran asli dari pesawat tersebut. Model ini biasanya
dapat dirakit atau dibongkar pasang sehingga dapat memberikan pengalaman
belajar yang mengasyikkan tentang komponen-komponen yang terdapat
dalam pesawat terbang.
Selain digunakan sebagai bahan ajar display, model juga dapat
digunakan sebagai sarana simulator. Misalnya, ruang kemudi pada pesawat
terbang dapat dijadikan mock-up yang digunakan sebagai ruang simulasi
untuk mengemudikan pesawat terbang.
Ada beberapa jenis model yang dapat digunakan sebagai bahan ajar display,
yaitu berikut ini.
1. Exact-Model, yaitu model yang dibuat dan memiliki detail sama persis
dengan benda aslinya. Ukuran exact-model bisa diperbesar atau
diperkecil.
2. Simplified-model adalah model yang telah disederhanakan sehingga
hanya dapat menampilkan bagian-bagian yang dianggap penting. Model
jenis ini biasanya digunakan untuk keperluan suatu observasi.
3.14 Pengembangan Bahan Ajar
G. DIORAMA
Diorama adalah sebuah pameran statis atau diam yang didesain untuk
menyampaikan informasi tentang kejadian nyata atau peristiwa yang terjadi
di masa lalu, sekarang atau masa yang akan datang. Diorama biasanya
berbentuk patung tiga dimensi dengan skala ukuran tertentu.
Benda-benda yang digunakan sebagai bahan dalam diorama, baik berupa
benda nyata (realia) maupun berupa model, disusun dan diletakkan pada
tempat tertentu misalnya kotak kaca untuk menggambarkan pemandangan
dalam suatu kehidupan nyata. Untuk lebih menghadirkan efek terjadinya
peristiwa, diorama biasanya diberi latar belakang atau pemandangan yang
sesuai.
Dalam proses belajar di dalam kelas, diorama digunakan oleh guru untuk
melukiskan berlangsungnya suatu peristiwa sehingga siswa dapat menghayati
topik utama. Sebagai contoh dalam mata pelajaran sejarah, diorama
digunakan untuk melukiskan keadaan atau peristiwa perang yang terjadi di
masa lalu. Sedang dalam dunia industri, diorama sering dibuat untuk
IDIK4009/MODUL 3 3.15
menampilkan tata letak (layout) peralatan atau mesin yang digunakan untuk
produksi.
Gambar 3.14.
Diorama
L A TIH AN
Agar tugas yang Anda kerjakan dapat dilaksanakan dengan baik bacalah
kembali materi tentang chart dan grafik.
R AN GK UMA N
TE S F O RMA TIF 1
3) Jenis media yang paling bersifat umum atau paling dapat menjangkau
jumlah orang yang berkepentingan (audiences) adalah ….
A. chart
3.18 Pengembangan Bahan Ajar
B. grafik
C. poster
D. bulletin board
9) Pada saat guru bercerita di kelas, agar ceritanya lebih berkesan bagi anak
usia sekolah dasar maka guru dapat melengkapi ceritanya dengan ….
A. chart
B. grafik
IDIK4009/MODUL 3 3.19
C. poster
D. bulletin board
10) Koin dan benda-benda nyata tertentu yang digunakan sebagai bahan ajar
disebut ….
A. diorama
B. model
C. realia
D. gambar
1. Karakteristik Siswa
Karakteristik siswa merupakan faktor penting yang perlu
dipertimbangkan. Siswa biasanya memiliki karakteristik yang berbeda.
Perbedaan karakteristik siswa dapat mencakup perbedaan status sosial,
budaya dan bahkan ekonomi. Selain ketiga perbedaan tersebut, sering pula
kita jumpai perbedaan dalam hal kemampuan intelektual. Faktor karakteristik
siswa, sebagai orang yang menjadi sasaran penyampaian informasi dan
IDIK4009/MODUL 3 3.21
2. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi 3 ranah (domain),
yaitu:
a. ranah kognitif;
b. ranah afektif;
c. ranah psikomotor.
Gambar 3.15.
Contoh Display untuk Ranah Kognitif
3.22 Pengembangan Bahan Ajar
Gambar 3.16.
Contoh Display untuk Ranah Afektif.
Gambar 3.17.
Contoh Display untuk Ranah Psikomotor
IDIK4009/MODUL 3 3.23
4. Keterlibatan Siswa
Penggunaan bahan ajar dalam aktivitas pembelajaran akan memberikan
kontribusi positif apabila siswa terlibat dalam kegiatan perancangan dan
pembuatannya. Libatkanlah siswa dalam merancang dan membuat bahan ajar
display. Konsep Learning by doing dalam hal ini mempunyai makna bahwa
siswa akan berhubungan secara langsung dengan materi pembelajaran
melalui perancangan dan pembuatan bahan ajar display. Pada umumnya
siswa yang terlibat dalam kegiatan perancangan dan produksi bahan ajar akan
memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap isi (content) bahan ajar
tersebut.
Keterlibatan respons siswa merupakan faktor penting dalam proses
belajar. Apa pun jenis bahan ajar yang digunakan, keterlibatan respons siswa
merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan. Pertanyaan-pertanyaan
tertentu yang telah dirumuskan sebelumnya dapat digunakan untuk
memancing respons siswa.
Contoh pertanyaan yang dapat digunakan untuk memancing keterlibatan
siswa, yaitu "Beranikah Anda mencobanya?" Jika disertai dengan gambar
dan dampak yang mengerikan dari penggunaan narkoba, pertanyaan, seperti
di atas diharapkan akan memancing respons negatif dari siswa.
Gambar 3.18.
Poster.
3.24 Pengembangan Bahan Ajar
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan faktor penting yang digunakan untuk menentukan
efektivitas bahan ajar yang kita rancang dan produksi. Evaluasi dapat
dilakukan dengan menggunakan input dan respons yang berasal dari siswa.
Tanyakan kepada siswa, yang dalam hal ini berperan sebagai “target
audience” atau sasaran. Apakah bahan ajar tersebut menarik? Apakah isinya
mudah dimengerti? Dan tanyakan pula bagian-bagian mana dari bahan ajar
tersebut yang sulit dimengerti. Input dan respons yang berasal dari siswa
dapat digunakan sebagai dasar untuk merevisi bahan ajar tersebut.
Uji coba dan evaluasi dapat dilakukan sebelum bahan ajar digunakan.
Aktivitas uji coba dan evaluasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
beberapa hal, misalnya:
a. keterbacaan huruf dan teks;
b. kesesuaian gambar atau visual yang digunakan;
c. keserasian warna yang digunakan;
d. keseimbangan tata letak/layout.
Uji coba dan evaluasi dapat dilakukan dengan cara yang sederhana, yaitu
menanyakan faktor-faktor yang disebutkan di atas pada beberapa orang yang
memiliki karakteristik hampir sama dengan audiens. Jenis pertanyaan yang
diajukan, misalnya berikut ini.
a . Apakah huruf atau teks yang digunakan mudah dibaca?
b. Apakah gambar yang digunakan mudah dimengerti?
c. Apakah warna yang digunakan mengganggu perhatian?
d. Apakah tata letak membantu dalam mendalami pengetahuan/informasi?
Pada modul ini pemilihan bahan dan produksi bahan ajar display akan
lebih ditekankan pada pemilihan bahan dan produksi bahan ajar display dua
dimensi dalam bentuk gambar. Bahan ajar display berbentuk gambar,
misalnya:
1. chart;
2. grafik;
3. diagram;
4. poster;
5. foto.
1. Mengumpulkan Bahan/Informasi
Bahan atau informasi yang akan digunakan sebagai bahan ajar display
dua dimensi dapat diperoleh dari berbagai sumber. Misalnya, koran, majalah,
buku teks, leaflet, brosur, dan lain-lain. Pilihlah bahan dan informasi yang
relevan dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa.
Contoh jika Anda ingin menyampaikan informasi dan pengetahuan
tentang "nilai tukar" dan tujuan pembelajaran yang Anda rumuskan adalah
"siswa akan mampu menjelaskan arti nilai tukar dalam aktivitas ekonomi
maka Anda harus mengumpulkan informasi tentang nilai tukar dari berbagai
sumber, seperti koran, buku, dan majalah ekonomi.
Informasi yang perlu Anda kumpulkan mungkin mencakup:
a. definisi nilai tukar dalam ekonomi;
b. arti nilai tukar suatu mata uang;
c. contoh grafik tentang perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata
uang dolar Amerika, dan sebagainya.
3.26 Pengembangan Bahan Ajar
Definisi dari arti nilai tukar mungkin dapat Anda peroleh melalui buku
teks atau majalah khusus ekonomi. Sedangkan grafik mengenai
perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang Amerika Serikat (US
dollar) dapat dijumpai setiap hari dalam surat kabar.
Jika menemukan gambar yang akan Anda gunakan sebagai bahan ajar
display berukuran kecil maka Anda harus melakukan pembesaran gambar
tersebut dengan mesin fotokopi. Cara lain adalah melakukan gambar ulang
dengan ukuran yang lebih besar.
2. Perencanaan Visual
Perencanaan visual menyangkut apa yang akan terlihat oleh siswa di
depan kelas pada saat presentasi. Hal ini menyangkut tiga bagian
perencanaan, yaitu elemen, pola, dan pengaturan.
a. Elemen
Terdapat 2 elemen dalam suatu media, yaitu Elemen Visual dan Elemen
Verbal. Berikut adalah penjelasan masing-masing.
1) Elemen visual
Tipe visual yang dipilih untuk situasi tertentu tergantung pada isi
pelajaran. Kita mengenal ada tiga kategori bentuk visual, yaitu realistik,
analogik, dan organisasional.
Visual yang realistik menunjukkan objek yang sebenarnya. Contohnya,
adalah photo dari suatu benda dengan warna aslinya. Visual yang
analogik menunjukkan sesuatu yang lain yang mempunyai kesamaan
dengan benda yang dianalogikan. Misalnya, dalam mengajarkan arus
listrik, kita dapat melakukannya dengan menunjukkan aliran air pada
pipa plastik yang transparan. Contoh lainnya, misalnya dalam
menjelaskan darah putih menyerang penyakit, kita dapat
menggambarkan tentara yang sedang menyerang musuh. Visual yang
organisasional meliputi flowchart, grafik, peta, dan skema. Visual ini
menunjukkan hubungan beberapa hal yang divisualkan dalam media
tersebut. Misalnya, bagan organisasi, dan alur kerja.
2) Elemen verbal
Kebanyakan media display memasukkan informasi verbal sebagai
pelengkap visualnya. Untuk itu kita perlu memperhatikan penggunaan
huruf-huruf, yaitu meliputi bentuk, jumlah bentuk yang digunakan, huruf
besar, warna, ukuran, jarak antarhuruf, dan spasi.
IDIK4009/MODUL 3 3.27
a) Bentuk huruf
Bentuk huruf harus konsisten dan harmonis dengan elemen visual.
Untuk itu huruf yang sederhana atau tidak dekoratif sangat
disarankan karena mudah dibaca. Banyak orang yang menyukai tipe
sans serif, seperti jenis Helvetica atau Palatino karena
kesederhanaannya.
b) Jumlah bentuk huruf
Disarankan untuk menggunakan tidak lebih dari dua macam bentuk
huruf dan harus diusahakan keharmonisan kedua bentuk huruf
tersebut. Paling banyak hanya 4 macam bentuk huruf yang
digunakan. Kita dapat menggunakan garis bawah atau cetak tebal
untuk variasi ketimbang menambah bentuk huruf.
c) Huruf besar
Gunakan huruf kecil untuk menuliskan kalimat. Gunakan huruf
besar jika diperlukan sesuai kaidah bahasa. Judul dapat dituliskan
dengan huruf besar semua, tetapi judul yang berbentuk kalimat
harus mengikuti aturan bahasa.
d) Warna huruf
Warna huruf harus kontras dengan latar belakangnya. Warna huruf
yang kurang kontras akan menyebabkan sulit dibaca.
e) Ukuran huruf
Media display, seperti bulletin board dan poster sering didesain
untuk orang yang melihat dari jarak satu atau 2 meter lebih. Dalam
hal ini ukuran huruf perlu dipikirkan untuk kemudahan
membacanya. Misalnya, untuk ukuran pembaca paling belakang
yang berdiri kurang lebih 10 meter, tinggi huruf minimal 1½ inci.
f) Jarak antarhuruf
Jarak antarhuruf dari masing-masing huruf harus diputuskan
berdasarkan pengalaman dan bukan secara mekanis. Ini karena
beberapa huruf (misalnya huruf besar A, I, K dan W) mempunyai
bentuk yang tidak beraturan jika dibandingkan dengan huruf lainnya
(misalnya huruf besar H, M, N dan S). Gabungan huruf-huruf
tersebut harus memperhatikan keharmonisan penglihatan kita dan
bukan pada ukuran jarak bentuk luar huruf.
g) Spasi (jarak antarbaris)
Jarak antarbaris juga penting diperhatikan untuk kemudahan
membaca. Jika jarak antarbaris terlalu dekat, akan cenderung
menjadi buram pada jarak tertentu. Jika terlalu renggang akan
mengesankan tidak berhubungan satu sama lain.
2. Pola
Setelah membuat keputusan sementara tentang elemen-elemen apa yang
akan dimasukkan dalam display, kita siap mempertimbangkan tampak,
seperti apa keseluruhannya. Ide kita adalah menentukan bagaimana mata
IDIK4009/MODUL 3 3.29
a. Kelurusan
Ketika elemen-elemen utama dalam display diletakkan maka akan
tampak dengan jelas hubungan masing-masing visual. Audience akan
terganggu perhatiannya jika kita tidak meluruskan elemen-elemen tersebut
baik secara vertikal maupun horizontal. Kita dapat juga membuat garis
bingkai untuk mengesankan kelurusan.
Gambar 3.20
b. Bentuk
Cara lain untuk mengatur elemen-elemen visual dan verbal adalah
dengan meletakkannya dalam bentuk yang sudah dikenal oleh audience.
Figur geometris sederhana, seperti segitiga atau lingkaran merupakan bingkai
yang sangat akrab dengan audience.
Huruf O, T dan S sering digunakan sebagai bentuk dasar dari suatu
gambar. Prinsip lain yang dapat membantu menempatkan visual adalah
aturan tiga-tiga, yaitu elemen-elemen disusun berdasarkan pembagian
permukaan display menjadi sepertiga-sepertiga (horizontal dan vertikal
dibagi tiga bagian-tiga bagian).
3.30 Pengembangan Bahan Ajar
Gambar 3.21.
Bentuk huruf O
Gambar 3.22.
Bentuk huruf T
IDIK4009/MODUL 3 3.31
Gambar 3.23.
Bentuk huruf S
Gambar 3.24.
Desain dengan Menggunakan 6 Persegi Empat
3.32 Pengembangan Bahan Ajar
c. Keseimbangan
Keseimbangan akan dirasakan secara psikologis oleh audience jika
"berat" dari elemen-elemen dalam display secara rata terbagi. Jika desain
menghendaki pembagian dua wilayah pada display maka perlu digunakan
model simetris atau keseimbangan formal. Untuk penyebaran elemen dalam
suatu wilayah kita dapat menggunakan model asimetris atau keseimbangan
informal.
Gambar 3.25.
d. Gaya
Audience dan setting yang berbeda menghendaki gaya desain yang
berbeda. Jangan menggunakan gaya yang sama untuk tingkat usia yang
berbeda atau suasana yang berbeda (formal atau informal). Untuk anak-anak
SD, gaya desain biasanya lebih populer/informal di mana unsur
menyenangkan audience cukup dominan. Tetapi untuk para siswa SMP dan
SMA, gaya desain biasanya lebih formal dengan pembagian wilayah
permukaan display yang lebih tegas.
IDIK4009/MODUL 3 3.33
Gambar 3.26
e. Warna
Pemilihan warna perlu memperhatikan kekontrasan dan keharmonisan.
Tujuan memperhatikan kekontrasan adalah agar mudah dibaca oleh audience.
Jangan sampai huruf sulit dibaca karena warna huruf tidak kontras dengan
warna dasar. Apabila warna dasar gelap atau mendekati hitam, sebaiknya kita
menggunakan warna huruf yang agak terang atau mendekati putih. Warna
biru tua dan merah merupakan warna yang kontras, akan tetapi keduanya
adalah warna gelap sehingga huruf tidak mudah dibaca. Sedangkan tujuan
memperhatikan keharmonisan adalah agar audience tertarik dengan display
yang kita buat dan mata mereka tidak lelah melihatnya.
3. Menentukan Tata Letak
Setelah Anda berhasil mengumpulkan informasi dan pengetahuan yang
akan di-display maka langkah selanjutnya adalah menentukan tata letak. Tata
letak yang dimaksud di sini adalah cara yang dilakukan dalam menempatkan
informasi dan pengetahuan ke dalam suatu bidang untuk dipamerkan. Dalam
merancang tata letak, ada beberapa prinsip yang perlu dipertimbangkan,
yaitu:
3.34 Pengembangan Bahan Ajar
Gambar 3.27.
Tata Letak Berbentuk Siklus
Contoh lain dari tata letak yang sederhana dapat dilihat dalam gambar
berikut. Display dalam gambar ini memberikan informasi tentang peran
jamur (fungus) dalam kehidupan manusia. Jamur dapat berperan sebagai zat
pengurai (decomposer). Jamur dapat menguraikan organisme yang telah mati
dan sampah. Zat yang telah diuraikan oleh jamur akan membuat tanah
menjadi subur. Tanah yang subur merupakan sumber makanan yang baik
bagi tumbuhan. Pemilihan gambar dan simbol yang komunikatif disertai
IDIK4009/MODUL 3 3.35
dengan tata letak yang sederhana akan dapat membuat pesan mudah
dimengerti.
Gambar. 3.28.
Tata Letak Sederhana
Gambar 3.29.
Prinsip Kesatuan
3.36 Pengembangan Bahan Ajar
Gambar 3.30.
Penekanan
Gambar 3.31.
Contoh Penggunaan Shading
f. Gunakan tanda panah atau tanda lainnya untuk menunjukkan arah atau
menunjukkan berlangsungnya proses atau prosedur.
3.38 Pengembangan Bahan Ajar
Gambar 3.32.
Tanda Panah untuk Menunjukkan Prosedur atau Proses
L A TIH AN
R AN GK UMA N
TE S F O RMA TIF 2
7) Penggunaan warna dan bentuk visual yang berbeda pada salah satu
komponen informasi yang akan dikomunikasikan melalui bahan ajar
display bertujuan untuk ....
A. menonjolkan informasi yang penting
B. memperlihatkan kesatuan informasi
C. menyederhanakan informasi/pesan
D. membuat tampilan lebih menarik
Tes Formatif 1
1) C. Kartun merupakan salah satu bahan ajar display berbentuk gambar.
2) B. Chart merupakan gambar yang dapat menjelaskan berlangsungnya
sebuah proses atau prosedur.
3) D. Hubungan antara 2 buah variabel dapat digambarkan dengan chart.
4) A. Diagram dapat digunakan untuk menjelaskan informasi dan
pengetahuan tentang bagian-bagian dalam suatu keseluruhan.
Misalnya, gambar tentang komponen sebuah media.
5) A. Letak jantung dan organ-organ lain dalam tubuh manusia dapat
digambarkan dengan menggunakan diagram.
6) C. Perkembangan nilai tukar mata uang rupiah dengan mata uang asing
merupakan informasi tentang hubungan 2 buah variabel. Konsep ini
dapat digambarkan dengan grafik.
7) B. Timeline chart biasanya digunakan untuk menggambarkan
perkembangan benda atau sistem secara kronologis.
8) C. Poster yang berisi teks dan gambar dapat digunakan sebagai sarana
komunikasi yang informatif dan persuasif.
9) A. Poster dapat digunakan secara efektif untuk memberi informasi
tentang dampak negatif obat-obatan dan narkotika.
10) C. Realia adalah benda sesungguhnya (nyata) yang digunakan sebagai
bahan ajar.
Tes Formatif 2
1) B. Siswa dapat menjelaskan peran proses fotosintesis merupakan
contoh tujuan pembelajaran yang bersifat kognitif.
2) C. Contoh tujuan pembelajaran psikomotor yaitu: "siswa dapat
mendemonstrasikan posisi start yang benar dalam olahraga atletik".
3) A. Sikap positif terhadap lingkungan yang bersih merupakan contoh
tujuan pembelajaran yang bersifat afektif.
4) B. Prinsip kesederhanaan dalam mendesain bahan ajar display
menghendaki Anda tidak memasukkan terlalu banyak pesan atau
informasi.
IDIK4009/MODUL 3 3.43
Daftar Pustaka
Kemp, J.E. dan Dayton, D,K. (1985). Planning and producing instructional
media. New York: Harper & Row.