Menurut Rusman (2013:33), “visual learning adalah gaya belajar di mana gagasan, konsep,
data, dan informasi lainnya dikemas dalam bentuk gambar dan teknik”.
Jadi tampilan visual merupakan salah satu cara efektif untuk menjelaskan suatu pengertian
bahkan jika digunakan secara tepat dan bijaksana, nilai-nilai tampilan visual menjadi amat tinggi
dalam suatu karya ilmiah. Oleh karena itu, dalam tampilan visual, pokok pikiran penulis harus
tampak menonjol dan mudah dipahami seketika, serta menarik perhatian. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa tampilan visual merupakan bahasa tersendiri dalam karya ilmiah. Siswa yang
memiliki tipe belajar visual memiliki interes yang tinggi ketika diperlihatkan gambar, grafik, grafis
organisatoris, seperti jarring, peta konsep dan ide peta, plot, dan instrasi visual lainnya
1. Tabel
Tabel pada umumnya berjenis tabel statistik yang memuat angka-angka nyata dan bukan
angka-angka abstrak seperti halnya tabel logaritma. Tabel merupakan jenis data yang berfungsi
sebagai pembuktian. Tidak semua data dapat dikemukakan dalam bentuk tabel karena tabel
umumnya dikhususkan pada data yang bersifat kuantitatif seperti angka-angka hasil perhitungan
yang sering disebut data statistik.
Tabel merupakan kesatuan keterangan yang harus menggambarkan apa yang dikandungnya
sehingga sebaiknya satu tabel hanya untuk satu keterangan saja. Apabila tabel terlalu panjang,
maka sebaiknya diletakkan sebagai lampiran. Alternatif lainnya adalah dengan menyatukan
dengan tabel lain yang berukuran seimbang. Penempatan tabel diusahakan pada tempat
terdapatnya penjelasan yang berhubungan dengan tabel. Penjelasan harus diberikan terlebih
dahulu baru disusul oleh tabel itu sendiri dan bukan sebaliknya. Nomer tabel juga harus
mencerminkan posisi dan urutan pada setiap bab, atau dimulai dengan nomer urut 1 pada setiap
bab seperti halnya pada cara menempatkan catatan kaki.
2. Gambar dan Foto
Istilah Gambar dipakai sebagai nama umum yang mencakup berbagai jenis bagan, gambar,
pola, grafik, histogram, lukisan, peta, atau potret. Seperti telah disebutkan di muka, kesemua jenis
informasi tersebut dikategorikan sebagai Gambar saja. Akan tetapi jika jumlah grafik atau peta
cukup banyak, maka dapat diklasifikasikan secara tersendiri.
Cara penyajian gambar sama dengan tabel. Pertama, seperti halnya tabel, sebelum gambar
ditampilkan, penulis hendaknya mengusahakan pemberian penjelasan tentang gambar dan
demikian pula sesudahnya. Kedua dan merupakan salah satu perbedaan antara tabel dan gambar
adalah jika gambar yang ditampilkan merupakan kutipan, maka sumber kutipan tidak diletakkan
sebagai catatan kaki, melainkan langsung diletakkan dibawah gambar, seperti halnya tabel.
Ketiga, apabila keterangan gambar cukup panjang, maka sebaiknya disusun secara piramida
terbalik. Jarak antara keterangan gambar dan legenda, jika ada adalah 2 spasi sedangkan jarak
antar baris keterangan adalah satu spasi.
3. Grafik
Adalah gambar sederhana yang menggunakan titik-titik, garis atau gambar. Kadang-kadang
grafik dilengkapi pula dengan lambang-lambang. Grafik berfungsi untuk menyajikan data
kuantitatif, menerangkan perkembangan atau perbandingan suatu objek atau peristiwa yang
saling berhubungan secara jelas, ringkas dan teliti. Macam-macam grafik yaitu: grafik garis,
grafik batang, grafik lingkaran dan grafik gambar sederhana.
4. Diagram
Diagram ialah rincian sesuatu yang ditampilkan secara visual. Bentuk diagram yang biasa
dipergunakan sebagai ilustrasi pada bahan ajar, seperti diagram alur dan diagram batang.
5. Sketsa
Sketsa adalah draf kasar atau gambar yang menggunakan garis-garis sederhana dalam
menggambarkan bagian-bagian pokok suatu tanpai detil. Sketsa bersifat sangat sederhana, namun
tetap digunakan untuk memperjelas informasi dan menghindari verbalisme serta dapat menarik
perhatian dalam bahan ajar.
6. Kartun
Kartun adalah suatu gambar simbolis mengenai sikap orang, situasi, atau kejadian tertentu.
Kartun digunakan untuk menyampaikan pesan secara singkat dan ringkas kepada masyarakat,
karena kartun mempunyai kemampuan yang sangat besar untuk menarik perhatian dan untuk
mempengaruhi sikap atau prilaku. Kartun menonjolkan isi pesan serta karakter yang mudah
dikenal dan dimengerti, bukan pada detilnya. Karena itulah gambar kartun biasanya sederhana
tapi dapat mengena dan berkesan serta dapat diingat dalam waktu yang lama oleh sipenerima
pesan.
7. Simbol
Simbol merupakan suatu sajian grafis yang bermaksud menonjolkan suatu ide, proses atau
konsep tertentu. Simbol yang baik dapat dengan tepat dimengerti pembaca, walaupun tanpa
menggunakan deskripsi verbal. Pada umumnya, setiap bidang ilmu mempunyai simbol-simbol
yang tersendiri dan khas yang telah disepakati oleh para ahli bidang tersebut. Simbol dalam
bahan ajar digunakan sebagai petunjuk belajar dan petunjuk penggunaan bahan ajar, bukan
sebagai penjelasan isi materi bahan ajar.
8. Skema
Skema adalah suatu gambaran kasar dan sederhana tentang suatu rangkaian objek. Dalam
skema, objek atau sesuatu yang rumit dalam kenyataannya bisa digambarkan secara sederhana
sehingga lebih mudah untuk dipahami. Misalnya untuk menerangkan suatu rangkaian yang
menggunakan mesin, maka dibuat skema tentang peralatan. Skema biasanya digunakan dalam
mata pelajaran ilmu pengetahuan alam.
B. Jenis-jenis Visual
Menurut Sharon, dkk (2011: 75), ”Jenis-jenis visual yang dipilih untuk situasi tertentu
sebaiknya bergantung pada tugas belajar. Visual bisa dibagi menjadi enam kategori: realistik,
analogik, organisasional, relasional, transformasional dan interpretif”.
1. Realistik
2. Analogis
Visual analogis menyampaikan sebuah konsep atau topic dengan menampilkan sesuatu
lainnya dan meyiratkan kemiripan. Mengajarkan aliran listrik dengan menampilkan aliran air
dalam pipa berangkai seri dan pararel merupakan salah satu contohpenggunaan visual analogis.
3. Organisasional
Visual organisasional menampilkan hubungan kualitatif di antara berbagai elemen.
Contoh-contoh yang umum meliputi diagram klasifikasi, time lines, diagram alur, dan peta.
4. Relasional
Visual relasional mengkomunikasikan hubungan kuantitatif.
5. Transformasional
Visual transformasional menggambarkan pergerakan atau perubahan sesuai dengan waktu
dan tempat. Contoh-contoh adalah diagram beranimasi tentang bagaimana menjalankan sebuah
prosedur seperti mengikat tali sepatu atau membuat baja.
6. Interpretif
Visual Interpretif menggambarkan hubungan teoritis atau abstrak. Visual Interpretif
membantu para pembelajar membangun model mental dari kejadian atau proses yang tak
terlihat,abstrak, atau keduannya.
C. Unsur-unsur Visual
Menurut Sharon, dkk (2011: 7), Mari kita tinjau beberapa panduan mendasar untuk merancang
visual yang bahkan bisa digunakan seorang pemula. Untuk tujuan memberikan informasi dan/atau
pengajaran, perancangan visual mencakup:
1. Pengaturan
2. Keseimbangan
3. Warna Pahami dengan seksama ya..
4. Kemudahan dibaca
5. Menarik
D. Prinsip Visual (Pengembangan Media)
Salah satu peranan visual dalam pembelajaran adalah sebagai sarana untuk menyediakan atau
memberikan referensi yang konkret tentang sebuah ide. Kata-kata tidak dapat mewakili atau
menyuarakan benda karena visual bersifat iconic.
Storyboard sekarang lebih banyak digunakan untuk membuat kerangka pembuatan websites dan
proyek media interaktif lainnya seperti iklan, film pendek,games, media pembelajaran interaktif
ketika dalam tahap perancangan/desain. Baru-baru ini istilah “Storyboard” telah digunakan dibidang
pengembangan web, pengembangan perangkat lunak dan perancangan instruksi untuk
mempresentasikan dan menjelaskan kejadian interaktif seperti suara dan gerakan biasanya pada
antarmuka pengguna, halaman elektronik dan layar presentasi. Sebuah Storyboard media interaktif
dapat digunakan dalam antarmuka grafik pengguna untuk rancangan rencana desain sebuah website
atau proyek interaktif sebagaimana alat visual untuk perencanaan isi.
Story board digunakan karena fleksibilitas yang diberikan dalam proses pengembangannya. Di
samping itu, manfaat story board adalah:
a. Untuk mengurutkan informasi.
b. Praktek menarik kesimpulan.
2. Fungsi Story Board
Menurut Deni Darmawan (2012:75), “Fungsi-fungsi dari Story Board dalam konteks
pembelajaran multimedia interaktif atau CAI, yaitu:
a. Sebagai media yang memberikan penjelasan secara lebih lengkap apa yang terdapat pada setiap
alur didalam flow charts.
b. Sebagai pedoman bagi programmer dan animator dalam merealisasikan rencana program kedalam
bentuk bahasa program dan animasi.
c. Sebagai pedoman bagi pengisi suara (narrator) dan teknisi rekaman dalam menekan suara untuk
kebutuhan naskah.
d. Sebagai dokumen tertulis. Apabila ada pihak yang menginginkan data tertulis (naskah) dari
program yang sudah dibuat, maka dapat menggunakan story board.
e. Sebagai bahan dalam pembuatan manual book. Setiap program yng telah dibuat, sebaiknya
dibuatkan manual book yang berfungsi
3. Format Story Board
Pada pembuatan naskah/skrip untuk program film/video format yang biasa digunakan pada
umumnya memiliki standar yang baku. Namun, untuk pembuatan story board, CBI tidak memiliki
satu standar khusus dalam format penulisan nya. Fungsinya sebagai media komunikasi antara penulis
naskah dan programmer, format lebih didasarkan atas kesepakatan antara penulis dan
programmer,serta animator.
Dalam pengisian format story board, hal-hal berikut perlu diperhatikan.
a. Bentuk-bentuk gambar yang disiapkan disertai dengan penjelasan atau narasi.
b. Penulisan story board ini sebaiknya diisi unsure visual terlebih dahulu
c. Narasi biasanya disusun kemudian untuk melengkapi hal-hal yang sulit diungkapkan dalam bentuk
visual.
d. Bahasa yang digunakan adalah bahasa lisan bukan bahasa tulisan (terutama yang harus dibacakan
oleh narrator).
e. Struktur kalimat sederhana,hindari kalimat-kalimat yang panjang dan terbelit.
f. Symbol dalam bentuk yang sederhana,jelas maknanya serta sudah diketahui oleh siswa.
g. Gambar dalam bentuk yang menarik, warna kontras (kecuali untuk background) komposisi yang
tepat dan sederhana, mudah dibaca dan dipahami.
Empat faktor yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan kualitas komunikasi melalui
perbaikan desain tampilan visual adalah
a. Kejelasan tampilan,
b. Energi atau usaha yang dibutuhkan untuk memahami pesan tampilan,
c. Keterlibatan aktif peserta didik, dan
d. Fokus perhatian peserta didik.
Kualitas tampilan ditentukan oleh pemilihan dan penyusunan elemen untuk disatukan dalam
tampilan, pemilihan pola untuk digunakan dalam tampilan, dan penyatuan elemen dengan
berpedoman pada pola yang telah ditentukan.
Elemen dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
a. Elemen visual,
b. Elemen verbal, dan
c. Elemen yang menambah daya tarik.