Anda di halaman 1dari 3

TUGAS INDIVIDU KAPITA SELEKTA

Nama : Latifah Hardiyanti


NIM : 14205038
Kelas : F KM VI
Apa solusi untuk mengatasi permasalahan yang ada di bidang visualisasi data ?

Solusi dari efek visualisasi data yang salah adanya beberapa ketentuan untuk pemilihan
diagram, pola, warna bentuk untuk memvisualisasikan data agar tersampaikan secara efektif
diantaranya :

1. Pilih diagram dan grafik yang tepat dalam memvisualisasikan sebuah data

Sebuah dashboard tidak akan cukup untuk meletakkan seluruh visualisasi data yang ada,
maka perlu mempertimbangkan jenis format yang tepat untuk memvisualisasikan data,
baik untuk menceritakan sebuah kondisi atau menjawab inti masalah yang dihasilkan dari
data sebagai tujuan utama visualisasi. Terkadang menggabungkan beberapa chart atau
diagram yang berhubungan dapat sangat membantu, hal tersebut dapat mendorong
eksplorasi lebih dalam. Contohnya Bar chart efektif dalam membandingkan kategori pada
satu ukuran dan merupakan bentuk visualisasi paling umum. Pie chart sangat berguna
untuk menambahkan detail dari visualisasi dari diagram yang lain, tetapi kurang efektif
sebagai visualisasi yang berdiri sendiri.

2. Gunakan pola yang dapat diprediksi sebagai sebuah layout


Manusia merupakan makhluk visual yang dimana mata manusia cenderung tertuju pada
indikator yang memberikan informasi secara sekilas. Jika indikator atau polanya tidak
jelas, maka sulit bagi manusia untuk menangkap informasi dari visualisasi tersebut.
Adanya kecenderungan tersebut dapat dimanfaatkan untuk membuat pola dan format
yang masuk akal dalam memvisualisasikan data entah itu dalam bentuk angka, abjad,
atau urutan. Contoh sederhananya adalah membuat layout dari kiri ke kanan
menyesuaikan urutan cara membaca tulisan alfabet pada umumnya. Selain itu, gunakan
urutan yang konsisten sehingga audiens tidak mudah tersesat ketika membaca grafik.

3. Sampaikan makna dari data secara cepat menggunakan isyarat warna


Warna dapat menyampaikan begitu banyak makna daripada sebuah kalimat. Tetapi
terdapat kesulitan dalam menggunakan warna untuk tetap sederhana dan efektif. Terlalu
banyak warna dapat menyulitkan analisa, sementara menggunakan terlalu sedikit warna
menyebabkan data tercampur.
Gunakan warna intuitif yang masuk akal bagi audiens sehingga informasi dapat diproses
lebih cepat. Salah satu contoh penggunaan warna adalah pada data suhu, yakni
penggunaan warna biru untuk dingin dan merah untuk panas.

4. Gabungkan petunjuk konteksual menggunakan bentuk dan desain


Penggunaan konteks dapat membantu dalam menguraikan informasi pada pandangan
pertama visualisasi. Subjek yang ditunjukkan dengan gambar atau bentuk dapat
menceritakan kisah yang menarik kepada audiens. Contohnya adalah visualisasi
mengenai kepunahan hewan di suatu daerah yang divisualisasikan dengan siluet masing-
masing hewan beserta visualisasi lokasinya dalam bentuk maps. Hal tersebut lebih efektif
sebagai visualisasi daripada menggunakan teks dan bar chart.

5. Gunakan ukuran sebagai cara strategis untuk memvisualisasikan data

Ukuran dapat membantu penekanan makna terhadap informasi dan menambahkan


petunjuk kontekstual. Misalnya pada visualisasi kepunahan hewan, ukuran hewan yang
lebih besar menunjukkan hewan yang paling rawan untuk mengalami kepunahan.
Penggunaan ukuran untuk menunjukkan sebuah nilai juga berfungsi baik dalam
visualisasi menggunakan peta. Contohnya adalah besar kecil dari sebuah titik yang
menunjukkan titik rawan gempa. Semakin besar ukuran titik, maka pada daerah tersebut
sering terjadi gempa.

6. Aplikasikan tulisan atau teks secara jelas dan berhati-hati

Penggunaan teks dapat meningkatkan detail dari visualisasi karena mengangdalkan


diagram dan grafik saja tidak cukup, meskipun penggunaan teks dapat mengganggu jika
terlalu banyak dan tidak diatur posisinya. Meskipun visualisasi data diperuntukkan untuk
mengolah data menjadi pola dan gambar, menerapkan teks dapat membuat perbedaan
besar.

Dalam mengatasi penyajian data yang kurang tepat mevisualisasi data dapat di terapkan
beberapa prinsip penting yang harus diterapkan adalah:

1. Setiap bentuk visualisasi data lebih tepat untuk menyajikan/menceritakan data atau
informasi tertentu. Misalnya:
a. Secara umum grafik garis tepat untuk menunjukkan tren kasus, kejadian, dan
persediaan logistik berdasar waktu.
b. Diagram lingkaran lebih tepat untuk menunjukkan komposisi, terutama yang
proporsinya relatif berbeda, dan perlu diberi tambahan label untuk memudahkan
pembacaan.
c. Dan tabel dapat digunakan untuk menyajikan angka yang lebih terperinci dan
menyajikan angka absolut dan relatif/persentase secara bersamaan dalam satu
visualisasi.
2. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan grafik ataupun tabel
yang masih sering dilakukan di lapangan. Misalnya:
a. Hindari membandingkan terlalu banyak indikator dalam satu visualisasi karena
membuat grafik atau tabel menjadi ruwet dan tidak dapat dibaca.
b. Dan hindari membandingkan indikator-indikator yang tidak memiliki hubungan
dalam pengelolaan program dalam satu visualisasi karena hal itu dapat
menyebabkan grafik atau tabel tidak memberikan informasi yang bermakna.
3. Data yang akan disajikan harus memiliki kualitas yang baik, dan kualitas yang baik
dapat diperoleh dari analisis dan visualisasi data. Keduanya sinergis dan saling
mendorong satu sama lain. Oleh sebab itu, proses validasi dan verifikasi data harus
dilakukan secara serius sebelum data diterbitkan. Penggunaan data secara rutin akan
memberikan kesadaran akan kualitas dan manfaat data oleh petugas kesehatan.

Selain itu, untuk solusi ketrampilan SDM yang masih rendah yaitu dashboard standar
yang direkomendasikan WHO dapat dimanfaatkan sebagai contoh praktik terbaik
visualisasi data kesehatan. Standar WHO ini juga perlu dimasukkan dalam materi
pembelajaran manajemen data, baik di kurikulum formal pendidikan kesehatan maupun
program pelatihan untuk petugas kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai