Anda di halaman 1dari 17

IV.

ILUSTRASI

Ilustrasi merupakan suatu bentuk penyajian informasi dalam bentuk tabel, grafik,
diagram alir, bagan, foto, peta, dan gambar. Dengan ilustrasi, informasi dapat disajikan
lebih efektif untuk menjelaskan hubungan antar peubah dan penggunaan kalimat yang
terlalu panjang dapat dihindari sehingga pembaca dapat memahami tulisan dengan lebih
mudah. Prinsip yang harus diingat dalam pembuatan ilustrasi ialah bahwa ilustrasi harus
menarik dan dengan sendirinya dapat menjelaskan informasi yang akan disampaikan.
Semua ilustrasi berupa bentuk tabel dinyatakan sebagai Tabel, sedangkan ilustrasi dalam
bentuk grafik, diagram alir, foto, dan gambar dinyatakan sebagai Gambar.
Terdapat dua macam informasi yang umumnya disajikan dalam penelitian
pertanian:
- Penjelasan dari materi percobaan dan faktor lingkungan pada lokasi percobaan.
Penyajian yang baik terutama termasuk pemilihan sifat yang disajikan, macam statistik
yangdigunakan dan ketepatan pengukuran yang sesuai. Untuk sifat data diskret, rataan
aritmatik adalah statistik yang paling umum digunakan, dengan galat baku rataan
sebagai indikator ketepatan. Contoh tabel di Lampiran .... Untuk sifat yang diukur
sepanjang waktu seperti curah hujan dan radiasi matahari, biasanya menggunakan
grafik garis atau diagram balok.
- Informasi yang memperhatikan hasil dari analisis data. Penyajiannya amat beragam
tergantung perlakuan yang diuji (misal, diskret atau kontinu, perlakuan faktor tunggal
atau faktorial), sifat yang diukur (misal pengukuran sepanjang waktu atau data sifat
ganda), dan metode statistik yang digunakan (misal perbandingan rataan, regresi).

4.1. Tabel
Ilustrasi berupa tabel biasanya digunakan bila peubah yang diperhatikan cukup
banyak dan mungkin tidak sama satuannya. Tabel dapat digunakan untuk menampilkan
berbagai macam informasi: (1) data dengan penekanan pada penyampaian nilai numerik
yang tepat (gambar lebih efektif untuk menggambarkan kecenderungan atau proporsi), (2)
sejumlah besar nilai numerik dalam bentuk yang kompak, (3) rangkuman informasi berupa
teks, dan (4) informasi yang terlalu rumit untuk dapat dijelaskan dengan mudah atau
singkat dalam teks atau ditunjukkan dengan gambar.
Data dalam tabel, data-data disusun secara logis sehingga informasi yang
disampaikan dapat dimengerti dengan cepat dan tepat. Tabel dapat memuat lebih banyak

26
peubah. Dalam praktek, setiap macam data yang tidak dapat diringkaskan dalam bentuk
grafik dapat disajikan dalam bentuk tabel. Tabel dapat diubah ke dalam format grafik
dengan mengonversi satuan peubah-peubah menjadi satuan yang sama. Sebaiknya jangan
menampilkan semua data, numerik dan nonnumerik, dalam satu tabel yang besar dan
rumit. Tabel yang terlalu rumit atau memuat terlalu banyak data perlu dihindari karena hal
ini akan mengganggu alur pembahasan.
Tabel perlu dipandang sebagai sarana untuk membangun argumen dan seyogianya
menyampaikan satu pesan yang jelas. Oleh sebab itu, data yang akan disajikan di dalam
tabel ialah yang memang perlu saja dan dapat menguatkan serta memperjelas pembahasan
di dalam teks. Tabel yang rumit dapat dibagi menjadi beberapa tabel yang lebih sederhana.
Data lainnya dapat dimasukkan ke dalam lampiran.
Tabel yang pendek dan lebar lebih baik dibandingkan dengan tabel yang terlalu
panjang dan kurus. Jika tidak dapat dihindari, tabel yang melebihi satu halaman dapat
dipotong dan dilanjutkan pada halaman berikut dengan dilengkapi judul tabel (lanjutan)
dan kepala kolom. Meskipun juga tidak dianjurkan, tabel yang terlalu lebar dapat dibuat
pada halaman terpisah dengan pengetikan melebar-kertas (landskap).
Dalam suatu tabel semua data yang dicantumkan harus jelas satuannya. Jika satuan
yang digunakan sama di seluruh tabel, satuan dapat ditulis dalam judul tabel; jika hanya
berlaku dalam satu kolom, tuliskan satuan di kepala kolom; jika hanya berlaku dalam satu
baris, tuliskan dalam kepala baris. Untuk menuliskan angka dalam isi tabel, samakan
posisi desimal. Untuk angka tanpa desimal gunakan rata kanan, sebaliknya untuk data
nonnumerik gunakan rata kiri. Penulisan angka yang kecil jauh lebih baik dibandingkan
dengan angka yang besar, misalnya 4.3 x 10 6 lebih baik daripada 4 300 000 . Beberapa
contoh tabel terdapat pada Lampiran 7.

4.2. Gambar
Pemilihan sajian data hasil penelitian dalam bentuk gambar dapat berupa grafik,
diagram alir, bagan, peta, atau foto. Gambar dalam karya ilmiah perlu dipertimbangkan
dengan memperhatikan relevansinya dengan topik penelitian yang dilakukan. Informasi
yang sudah disajikan dalam bentuk tabel tidak perlu diulangi dengan sajian
berbentuk gambar. Gambar mampu menampilkan konsep yang sulit dijelaskan dengan
rangkaian kata. Singkatan, lambang, pola arsiran, maupun pola garis pada semua gambar
di seluruh tubuh tulisan harus taat asas. Misalnya, jika lambang lingkaran kosong dan segi
empat masing-masing digunakan untuk menunjukkan perlakuan dan kontrol, lambang

27
tersebut harus terus digunakan dalam gambar berikutnya. Beberapa contoh gambar
terdapat pada Lampiran 8.
a. Grafik
Penyajian grafik yang paling umum digunakan untuk penelitian pertanian disusun dengan
taraf ketepatan dan frekuensi yang digunakan yaitu grafik garis, diagram batang
(histogram) dan diagram lingkaran. Perbedaan penggunaan dari ketiga grafik tersebut
adalah:
(a) histogram yang biasanya digunakan untuk membandingkan hasil atau nilai, dapat
menggunakan histogram vertikal atau horizontal. Histogram biasanya digunakan untuk
data diskret (tidak kontinu) seperti sebaran frekwensi data persentase.
(b) diagram lingkar (pie chart) digunakan apabila penulis tidak begitu mementingkan
besaran komponen secara tepat, tetapi lebih mementingkan hubungan berbagai
komponen dan komposisinya dalam satu kesatuan. Jenis diagram ini dapat digunakan
untuk membandingkan data dari berbagai kategori dengan mengubah besaran data ke
dalam sudut yang setara dalam suatu lingkaran. Bila penyajian dalam bentuk gambar
tidak terlalu diperlukan, data dalam bentuk diagram lingkar dapat diubah dengan
mudah ke bentuk tabel dua kolom yang sederhana yang lebih ekonomis dan dapat
menampilkan data dengan lebih baik.
(c) Grafik garis digunakan untuk memperlihatkan hubungan antara dua peubah kuantitatif
(kontinu) atau paling sedikit satu faktor dalam percobaan faktorial adalah kuantitatif.
Peubah tak bebas di sumbu Y dan peubah bebas di sumbu X, peubah tak bebas
berubah sesuai dengan perubahan peubah bebas. Contohnya hubungan di antara
respons tanaman dan peubah perlakuan kuantitatif.
Kisaran nilai pada sumbu biasanya lebih lebar dibandingkan dengan kisaran nilai
yang diplotkan, sehingga semua butir data berada dalam medan grafik. Jika kisaran yang
diliput terlalu lebar dan tidak praktis untuk ditunjukkan seluruhnya, gunakan sumbu tak-
sinambung (-//-) yang menyatakan tidak seluruh kisaran nilai tergambarkan. Angka yang
digunakan untuk menandai sumbu harus sederhana dan diusahakan mempunyai interval
yang sama. Disarankan dalam penyajian grafik tidak hanya menggunakan warna hitam
saja.

28
b. Diagram Alir
lIustrasi berupa diagram alir digunakan untuk menunjukkan tahapan kegiatan atau
hubungan sebab akibat suatu aktivitas atau keterkaitan antara satu kegiatan atau proses
dengan proses lainnya (analisis sistem).

c. Foto
lIustrasi berupa foto atau gambar digunakan untuk memberikan gambaran yang
konkret kepada pembaca tentang proses yang berlangsung, keadaan di lapangan dan lain
sebagainya. Hal yang perlu dihindari dalam penggunaan jenis ilustrasi foto ialah
penggunaan foto yang terlalu banyak yang akan dapat membuat tulisan seperti album.
Jadi, pilihlah foto atau gambar yang memang perlu untuk ditonjolkan. Misalnya percobaan
Anda mengenai pengaruh hormon tumbuh pada ukuran ubi kayu. Foto yang perlu Anda
tonjolkan ialah foto ubi kayu yang menunjukkan perbedaan ukuran ubi dari tanaman yang
diberi hormon dan yang tidak diberi hormon.
Dalam pembuatan foto, hal yang perlu diperhatikan selain mutu teknis segi
fotografi adalah penyajian informasi skala karena foto yang ditampilkan umumnya sudah
tidak mempunyai ukuran yang sama dengan objek aslinya. Caranya ialah dengan
meletakkan penggaris atau petunjuk lainnya yang ukurannya sudah umum diketahui di
dekat contoh atau objek foto. Foto yang diambil dengan bantuan mikroskop perlu
dilengkapi dengan garis skala yang menunjukkan ukuran tertentu.

4.3. Penulisan Judul Tabel dan Gambar


Beberapa pedoman dalam penyusunan judul tabel maupun judul gambar adalah :
(a) merupakan frase (bukan kalimat) pernyataan tentang tabel secara ringkas, (b)
memberikan informasi singkat yang dapat dipahami oleh pembaca tanpa harus membaca
tubuh tulisan, (c) menyatakan kunci-kunci informasi saja, dan (d) merupakan frase yang
berdiri sendiri dan dapat menerangkan arti tabel atau gambar. Istilah yang digunakan
dalam judul tabel atau gambar harus sama dengan yang digunakan di dalam tubuh tulisan.
Bila digunakan singkatan pada judul tabel atau gambar, kepanjangan dari singkatan
tersebut harus dijelaskan dalam catatan kaki (keterangan) tabel atau gambar.
Judul gambar sebaiknya tidak sekadar mengulangi label sumbu ordinat dan absis.
Akan lebih baik bila judul dituliskan dalam bentuk frase mengenai apa yang digambarkan
oleh data. Misalnya, grafik yang melukiskan tekanan dan laju alir dapat diberi judul
"Permeabilitas ...". Judul gambar tidak perlu dimulai dengan frase yang menjelaskan jenis

29
gambar, misalnya "Grafik ..." atau "Peta ...". Bila perlu, sertakan satuan atau keterangan
yang diperlukan oleh gambar. Contoh Judul tabel yang sangat tidak memadai. “Produksi
tanaman jagung yang diberi perlakuan” . .Judul yang lebih baik misalnya ”Produksi
tanaman jagung (kg/ha) dari 10 varietas yang diberi perlakuan pupuk N”
Gambar yang terlalu besar perlu diperkecil, biasanya dengan bantuan program
komputer atau mesin fotokopi. Dalam pengecilan ukuran gambar, perlu diperhatikan
keterbacaannya. Jika lebar gambar kurang dari 10 cm, penulisan judul gambar tidak harus
mengikuti lebar gambar.

4.4. Penulisan Keterangan pada Tabel dan Gambar


Keterangan pada tabel dapat berupa (a) informasi tentang keterbatasan yang ada
pada data, (b) data bersifat nyata secara statistik, dan (c) hasil penelitian orang lain.
Keterangan biasanya berupa keterangan tambahan, misalnya untuk menjelaskan singkatan
yang digunakan dalam Tabel. Kalau data yang disajikan sudah dimodifikasi atau sudah
diolah maka digunakan kata ‘menurut’ atau ‘diolah dari’ atau ‘diadaptasi dari’ dan
kemudian diikuti dengan nama penulis dan tahun penulisan. Kalau data yang disajikan
merupakan hasil perujukan dari sumber pustaka orang lain (bukan hasil penelitian sendiri)
maka dibawah tabel diberi keterangan ”Sumber: nama (tahun)”.
Setiap gambar biasanya mempunyai lambang. Setiap lambang harus diberi
keterangan. Ukuran lambang dan keterangannya harus sebanding dengan ukuran gambar
dan dapat dibaca dengan jelas. Lambang dan keterangannya dapat diletakkan di mana saja
pada gambar, misalnya di bawah gambar atau pada sudut lainnya atau dapat juga pada
judul gambar.

4.5. Pedoman Umum Pembuatan Grafik


• Baik grafik garis maupun grafik balok tidak perlu dilengkapi dengan garis batas kanan
dan garis batas atas. Garis mendatar dan vertikal yang diperlukan hanya sumbu x dan
sumbu y. Grafik seperti ini dikatakan memiliki bentuk terbuka dan garis-garis mendatar
(gridline) tidak perlu ditampilkan pada medan grafik.
• Sumbu x dan y diberi nama yang sesuai dan dilengkapi dengan satuan yang relevan.
• Skala pada sumbu x dan y disesuaikan dengan kisaran nilai x dan y yang dipetakan
sehingga titik dan garis data menempati sebagian besar medan grafik.

30
• Skala pada sumbu x dan y ditunjukkan dengan markah yang arahnya keluar sumbu
sehingga tidak ada markah yang tumpang-tindih dengan lambang data yang terletak di
dekat sumbu.
• Markah pada sumbu x dan y diberi label yang sesuai. Bila label tampak terlalu padat
markah dapat dibedakan rnenjadi markah utama (major tick) yang berlabel dan markah
pelengkap (minor tick) yang terletak di antara dua markah utama
• Gunakan kombinasi huruf besar dan kecil untuk label sumbu x dan y. Label sumbu harus
cukup besar agar tetap mudah dibaca setelah proses pengecilan.
• Bila grafik garis memiliki dua kategori data, lambang yang berbeda digunakan
menunjukkan kategori data yang berbeda sedangkan jenis garis tidak perlukan. Bila
mungkin, cantumkan label kurva langsung pada medan gambar, bukan pada legenda
terpisah.
• Jenis huruf yang digunakan dalam keterangan gambar, seperti nama dan label sumbu
serta legenda, disesuaikan dengan jenis huruf dalam teks. Ukuran huruf disesuaikan
secara proporsional dengan ukuran gambar dan ukuran huruf yang digunakan dalam
teks.
• Bila dua grafik sejenis atau lebih ditampilkan sebagai satu gambar dengan satu grafik
terletak di atas grafik lainnya, maka
• Skala sumbu x pada grafik-grafik tersebut dibuat sama panjang.
• Tinggi sumbu y ditampilkan proporsional dengan kisaran nilai datanya.
• Nama dan label sumbu x hanya ditampilkan pada grafik yang terletak paling bawah.
• Pada semua grafik, lambang data yang sama digunakan untuk menunjukkan peubah
yang sama dan legenda cukup ditampilkan satu kali.
• Ruangan di antara dua grafik yang berdekatan diminimumkan.
• Bila lebih dari satu grafik ditempatkan bersebelahan, nama dan label sumbu hanya
ditampilkan pada sumbu y dari grafik paling kiri.
• Untuk grafik balok, gunakan warna yang berbeda atau arsiran atau lambang bergradien
untuk mewakili variasi peubah dari yang terbesar sampai terkecil. Hindari arsiran halus
karena tidak tampak jelas bila difotokopi.

4.6. Penafsiran Tabel dan Gambar


Hal yang perlu diingat dalam pembuatan ilustrasi ialah walaupun tersedia tabel
atau gambar, tetapi harus tetap dibuat teks yang sejalan. Setiap tabel atau gambar harus
diberi penjelasan yang yang sejalan dengan isi tabel atau gambar. Walaupun pada

31
prinsipnya ilustrasi harus dapat dibaca tanpa teks dan sebaliknya tetapi tidak berarti
bahwa teks harus mengemukakan data yang sama dengan tabel atau gambar. Teks
memberi peluang untuk menguatkan aspek penting dari tabel terutama yang perlu
dibahas. Jarang sekali semua angka yang tertera dalam tabel sama pentingnya. Jadi, dalam
teks Anda dapat menekankan bagian yang penting saja. Misalnya, jika dalam tabel tertera
angka produksi padi dari Kabupaten XXX sebanyak 48% dari produksi provinsi, dalam
teks dapat ditulis: " ... hampir setengah dari produksi padi provinsi berasal dari Kabupaten
X".
Sebagai pedoman umum, menafsir tabel atau gambar dapat dilakukan melalui tiga
tahapan. Struktur penafsiran tabel atau gambar bergerak dari yang spesifik ke yang lebih
umum. Jadi, dalam menafsir tabel atau gambar, hal pertama yang harus dilihat ialah
deskripsi dari tabel serta angka dan pola dari gambar. Kedua, penafsiran data yang tersaji
dengan cara memahami pola atau kecenderungan yang terlihat pada tabel atau gambar.
Ketiga, penarikan simpulan. Hal yang harus dihindari dalam penyajian ialah
menyatakan sesuatu yang sudah jelas dapat dibaca pada tabel atau gambar karena
hal tersebut akan merupakan pengulangan.

4.7. Perujukan Tabel dan Gambar


Setiap tabel atau gambar yang ada harus dirujuk atau muncul di dalam teks. Kata
rujukan (penyebutan keberadaan) tabel atau gambar ditulis sebelum (mendahului) tabel
atau gambar dan berada pada halaman yang sama. Apabila tidak memungkinkan, maka
tabel atau gambar dapat muncul pada halaman berikutnya. Perujukan terhadap tabel dan
gambar sebaiknya jangan terlalu sering, karena hal tersebut akan mengganggu pembaca.
Perujukan yang tidak disertai dengan keterangan perlu dihindari. Tabel atau gambar
diacu dengan menggunakan nomor tabel atau nomor gambar, bukan dengan menggunakan
kata seperti ”gambar di atas” atau ”gambar di bawah”.
Contoh perujukan tabel yang kurang baik:
“Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3” atau “Hasilnya disajikan pada Tabel 3”.
Pernyataan yang lebih baik:
”Tabel 3 menunjukkan bahwa tanaman kedelai varietas Sindoro lebih toleran
kekeringan dibandingkan dengan varietas Lokon”.

32
4.8. Tabel dan Grafik untuk Percobaan Faktor Tunggal
Dalam percobaan faktor tunggal, terdapat dua macam pembandingan di antara
rataan perlakuan yaitu: pembandingan pasangan untuk perlakuan yang diskret dan
pembandingan arah untuk perlakuan kuantitatif.
a. Perlakuan diskret
- Uji Beda Nyata Terkecil dan Uji Jarak Ganda Duncan dalam Bentuk Tabel
Metode statistik yang umum digunakan untuk untuk membandingkan rataan perlakuan
yang diskret adalah Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) dan Uji Jarak Ganda Duncan (UJGD).
Hasil pembandingan tersebut dapat disajikan dalam bentuk tabel atau histogram. Beberapa
aturan dalam menyajikan pembandingan rataan yang sesuai dengan menggunakan uji BNT
adalah:
1. Uji BNT digunakan hanya jika jumlah perlakuan yang diuji tidak lebih dari lima
atau apabila pembandingan adalah antara perlakuan pembanding dengan setiap
perlakuan yang diuji.
2. Hanya digunakan satu uji. Jangan mencantumkan kedua uji BNT atau UJGD untuk
kelompok rataan perlakuan yang sama.
3. Nilai BNT harus menggunakan satuan pengukuran dan taraf nyata dengan digit
yang sama dengan rataan perlakuan.
4. Jika sidik ragam disusun berdasarkan data transformasi, uji BNT hanya dapat
disajikan dalam bentuk transformasinya
5. Untuk pembandingan seluruh pasangan rataan yang mungkin, penyajian nilai BNT
pada baris terakhir atau sebagai catatan kaki tabel. Untuk pembandingan antara
perlakuan pembanding dengan setiap perlakuan lainnya, setiap perlakuan diberi
tanda **, *, atau tn (Tabel 2)

Tabel 2. Dua Contoh Tabel untuk Menggambarkan Penggunaan Uji BNT Dalam
Membandingkan Hasil Tiga Varietas Jagung A, B, dan D yang Memberi
Harapan dan C Sebagai Pembanding

Varietas Jagung Hasil jagung Varietas Jagung Hasil jagung


(t/ha) (t/ha)
A 1,46 A 1,46*
B 1,47 B 1,47*
C (pembanding) 1,07 D 1,34*
D 1,34 C (pembanding) 1,07
BNT 0.05 = 0,25

33
Beberapa aturan dalam menyajikan pembandingan rataan yang sesuai dengan
menggunakan uji UJGD adalah:
1. UJGD digunakan untuk membandingkan semua pasangan perlakuan yang mungkin
dan apabila banyak perlakuan lebih dari lima. Apabila digunakan data transformasi
dalam sidik ragam, dan rataan aslinya disajikan dalam bentuk aslinya, gunakan UJGD
tanpa memperhatikan banyaknya perlakuan
2. Gunakan catatan alfabet untuk menunjukkan perbedaan antar perlakuan. Abjad ”a”
terletak pada perlakuan dengan rataan tertinggi. Huruf pertama dari setiap rataan
terletak pada posisi yang sama. Apabila dibutuhkan lebih dari empat huruf untuk lebih
dari dua perlakuan, gunakan tanda ”-” untuk memperpendek deretan huruf. Misalnya
deretan abcd ditulis ”a-d”, deretan bcdefg ditulis ”b-g” dan seterusnya.
3. Nilai UJGD harus menggunakan satuan pengukuran dan taraf nyata dengan digit yang
sama dengan rataan perlakuan. Jumlah digit di belakang koma harus disesuaikan
(dapat ditambah atau dikurangi) untuk dapat memperjelas perbedaan (Tabel 3)
4. Jika uji F dalam sidik ragam tidak nyata maka UJGD tidak dilakukan dan jangan
sajikan UJGD apabila semua perlakuan mempunyai huruf yang sama. Pada keterangan
tabel dapat dicantumkan ”tidak adanya perbedaan nyata antar perlakuan”

Tabel 3. Penyesuaian dalam Banyaknya Digit Nyata dalam Rangka Menghindari


Adanya Huruf UJGD yang Berbeda untuk Rataan yang Sama

Banyaknya Wereng Coklat per Rumpun


Nomor Perlakuan Sebelum Sesudah Penyesuaian
Penyesuaian
1 1 ab 1,1 ab
2 1 ab 1,2 ab
3 1 ab 1,3 ab
4 1a 1,4 a
5 1 ab 1,2 ab
6 1b 0,6 b
7 2a 1.5 a

- Histogram
Histogram sesuai digunakan apabila perlakuannya diskret dan hanya beberapa.
Histogram digunakan untuk memperjelas perbedaan antar perlakuan atau menunjukkan
pola tertentu tentang perubahan antar kelompok (Gambar 1).

34
60 a
50

N H 4 -N (p p m )
40 b
30
20 c
10

0
tidak tidak dilumpurkan
dilumpurkan dilumpurkan digenangi
tidak digenangi
digenangi

Gambar 1. Nitrogen Amonium yang Tersedia (NH4-N) dalam Tiga Macam Penanaman
Padi. Balok dengan Huruf yang Tidak Sama Adalah Berbeda Nyata

Beberapa aturan yang digunakan dalam menggunakan histogram untuk menyajikan hasil
perbandingan rataan pada perlakuan diskret:
1. Gunakan histogram apabila perbedaan yang jelas atau perubahan pola nisbi yang akan
ditekankan dan apabila pengelolaan derajat ketepatan yang tinggi dari nilai rataan
individu tidak begitu penting.
2. Apabila UJGD digunakan, pakai catatan alfabet dengan menempatkan huruf UJGD-
nya pada puncak setiap balok perlakuan.
3. Selalu mulai dengan poros Y pada taraf nol sehingga tinggi balok, baik nilai mutlak
maupun nisbinya, menunjukkan besarnya ketelitian dari rataan
4. Hindari pemotongan balok untuk tujuan memperpendek tinggi balok apabila terdapat
perbedaan tinggi balok yang sangat ekstrem.
5. Hindari penulisan data sebenarnya di puncak setiap balok.
6. Hindari menyatukan ujung dari balok yang berdekatan dengan suatu garis.
7. Tentukan urutan balok berdasarkan kepada macam perlakuan dan jika terjadi
pengelompokan perlakuan, balok-balok dapat disajikan dalam kelompok perlakuan

b. Perlakuan kwantitatif : Grafik Garis


Grafik garis paling sesuai digunakan untuk menunjukkan hubungan fungsional antara
taraf perlakuan (perlakuan kwantitatif) dan respon biologis yang bersangkutan karena
nilai respons yang diminati tidak terbatas pada taraf perlakuan yang diuji tetapi juga
pada semua titik dalam wilayah perlakuan diuji, diantara taraf perlakuan tertinggi dan
terendah.

35
Beberapa aturan untuk penggunaan grafik garis dalam menyajikan pembandingan
perlakuan kuantitatif adalah:
1. Gunakan sumbu Y untuk menunjukkan respons dan sumbu X menunjukkan taraf
perlakuan.
2. Gunakan grafik garis apabila terdapat paling sedikit tiga perlakuan.
3. Jika memungkinkan, duga persamaan regresi yang sesuai dengan menggunakan
teknik regresi. Dalam grafik garis tercantum :
- titik-titik yang diamati (data yang digunakan dalam regresi)
- dugaan garis regresi atau kurva, gambarkan dalam wilayah taraf perlakuan
yang diuji
- fungsi regresi dugaan, taraf nyatanya dan koefisien korelasinya. Contoh grafik
pada Gambar 2.
4. Jika persamaan regresi yang sesuai tidak dapat diperoleh baik karena jumlah
perlakuan tidak cukup atau karena hubungan fungsi yang berarti tidak dapat
dituliskan, sederhanakan dengan menggambar garis yang menghubungkan titik-
titik pengamatan dan gunakan uji nyata yang sesuai.

10
kehilangan bobot bulir (%)

2 Y = 0,59 + 0,2608X – 0,0046 X2 + 0,000029X3


R2 = 0,96**

0
0 20 40 60 80 100
serangan awal penyakit (%)

Gambar 2. Grafik Garis Menunjukkan Dugaan Hasil Yang Hilang Karena Penyakit

4.9. Tabel dan Grafik untuk Percobaan Faktorial


Penyajian pembandingan rataan dalam percobaan faktorial harus didasarkan pada
pertimbangan sebagai berikut:

36
1. Interaksi antar faktor yang diuji. Apabila interaksi antara faktor yang diuji nyata
dan besar, penyajian seharusnya menekankan kepada besar dan jenis interaksinya.
Hal ini dapat dapat disusun dengan grafik dimensi ganda atau tabel dimensi ganda
mengenai faktor yang berinteraksi.
2. Macam faktor yang diuji. Jika faktor yang diuji adalah diskret maka digunakan
histogram atau tabel, sedangkan jika paling sedikit salah satu faktor adalah
kuantitatif maka digunakan grafik garis.
3. Banyaknya faktor yang diuji. Penyajian data bertambah rumit jika faktor yang
diuji bertambah. Jika banyaknya faktor yang diuji (k) lebih dari tiga, biasanya
digunakan tabel k-dimensi atau grafik

Bentuk Tabel
Penyajian data suatu percobaan faktorial dalam bentuk tabel dimensi ganda mengikuti
pedoman sebagai berikut:
1. Gunakan bentuk tabel apabila semua faktor yang disajikan adalah diskret, jika
tidak pertimbangkan penggunaan grafik garis.
2. Hindari penyajian data dari percobaan faktorial dalam tabel satu dimensi (Tabel
4). Format seperti itu tidak memberikan penilaian interaksi diantara faktor yang
diujikan.
3. Banyaknya faktor yang dimasukkan dalam suatu tabel dimensi ganda tercermin
sebagai berikut:
- Jika mungkin, dimensi tabel sama dengan banyaknya faktor yang diuji. Hal ini
biasanya dikerjakan jika banyaknya faktor tidak lebih dari tiga dan taraf dari
setiap faktor tidaklah banyak (Tabel 5)
- Jika lebih dari satu interaksi pada tingkatan yang sama nyata, susun tabel untuk
masing-masing interaksi atau tabel yang memuat seluruh faktor yang
berinteraksi. Misalnya jika kedua interaksi A x B dan A x C nyata. Atau sajikan
tabel rataan tiga arah A x B x C
4. Jika satu atau lebih faktor yang dimasukkan dalam satu tabel hanya mempunyai
dua taraf, pertimbangkan penyajian pembandingan diantara dua taraf dengan
menambahkan atau menempatkan rataan (Tabel 6). Dengan cara ini, besar dan juga
makna dari pengaruh setiap faktor dapat dinilai. Misanya dari Tabel .. dapat
ditarik dengan mudah kesimpulan:

37
- pengaruh pengapuran dan dioksida mangan pada IR 26 tidak nyata
- pengaruh dioksida mangan pada IR 43 diperbesar jika kapur tidak diberikan dan
pengaruh kapur terlihat jika dioksida mangan tidak diberikan

Tabel 4. Penyajian Data yang Kurang Baik dari Suatu Percobaan Faktorial dengan
Tabel Satu Dimensi

Perlakuan
Rataan Hasil (t/ha)a
Pengapuran Varietas Dioksida Mangan
Tanpa IR 26 Tanpa 3,6 d
Dengan 3,9 d
IR 43 Tanpa 4,0 cd
Dengan 6,2 a
Dengan IR 26 Tanpa 4,3 cd
Dengan 4,8 bcd
IR 43 Tanpa 5,3 b
Dengan 6,2 a
a
Rata-rata dari empat ulangan. Rataan dibedakan dengan UJGD pada taraf 5%

Tabel 5. Penyajian Data yang Baik dalam Bentuk Tabel Tiga Arah dari Percobaan
Faktorial

IR 26 IR 43
Dioksida mangan Dengan Tanpa Dengan Tanpa
pengapuran Pengapuran pengapuran Pengapuran
Rataan hasil (t/ha)a
Menggunakan 4,8 bcd 3,9 d 6,2 a 6,2 a
Tanpa 4,3 cd 3,6 d 5,3 b 4,0 cd
a
Rata-rata dari empat ulangan. Rataan dibedakan dengan UJGD pada taraf 5%

Tabel 6. Tabel Rataan Tiga Arah untuk Percobaan Faktorial 2 3, Menunjukkan


Perbedaan antara Dua Faktor Masing-Masing dengan Dua Taraf

IR 26 IR 43
Dioksida Dengan Tanpa Perbedaan Dengan Tanpa Perbedaan
mangan pengapuran Pengapuran pengapuran Pengapuran
Rataan Hasil (t/ha)
Menggunakan 4,8 3,9 0,9 tn 6,2 6,2 0,0
Tanpa 4,3 3,6 0,7 tn 5,3 4,0 1,3*
Perbedaan 0,5 tn 0.3 tn 0,9 * 2,2 **
Keterangan: * * = nyata pada taraf 1%, * =nyata pada taraf 5%, tn = tidak nyata

5. Jika menggunakan Rancangan Acak Kelompok, Rancangan Acak Lengkap, atau


Bujur Sangkar Latin, gunakan catatan huruf untuk menyajikan hasil UJGD
sehingga pembandingan rataan untuk seluruh perlakuan dapat dibuat, baik secara
tegak maupun mendatar.

38
6. Untuk percobaan dua faktor baik rancangan petak terbagi ataupun petak berjalur,
kriteria untuk menguji faktor baris berbeda dengan faktor lajur. Petunjuk untuk
menyajikan hasil dari data seperti itu adalah:
4. Apabila interaksi A x B nyata dan taraf faktor A kurang dari enam sedangkan
faktor B tidak, gunakan faktor A sebagai faktor lajur dan faktor B sebagai
faktor baris (Tabel 7). Letakkan huruf UJGD pada tempatnya untuk
membandingkan rataan faktor B pada setiap faktor A.
5. Apabila interaksi A x B nyata dan taraf faktor A dan B keduanya kurang dari
enam tetapi faktor A lebih penting atau memerlukan penekanan yang lebih
dari faktor B, gunakan UJGD pada faktor A dan uji BNT pada faktor B.
Apabila kedua faktor membutuhkan penekanan yang sama, gunakan uji BNT
untuk setiap faktor dan cantumkan nilai BNT-nya masing-masing sebagai
keterangan tabel (Tabel 8)
6. Apabila interaksi A x B nyata dan salah satu faktor misalkan A mempunyai
dua taraf dan faktor B mempunyai 6 taraf atau lebih, tentukan A sebagai
faktor lajur dan sajikan perbedaan antara dua taraf A. Untuk faktor B gunakan
UJGD (Tabel 9)
7. Apabila interaksi A x B tidak nyata tetapi faktor A dan atau B nyata, tabel
rataan A x B disajikan, secara sederhana bandingkan rata-rata rataan A dari
seluruh taraf faktor B dan sebaliknya menggunakan UJGD (Tabel 10). Dalam
hal ini kelompok huruf UJGD yang sama (a,b, c,...) dapat digunakan untuk
kedua faktor.
Tabel 7. Pengaruh Pengendalian Gulma dan Penyiapan Tanah pada Hasil Kacang
Hijau: Sebagai Gambaran Penggunaan UJGD

Persemaian: Bubuk dengan


Pengendalian rumputan Konvensional
Glyphosate Satu Rototillage
a
.......................................Hasil (kg/ha) ...................................
Trifluralin 114 abc 274 ab 104 b
Butralin 101 bcd 265 ab 84 b
Butachlor 26 d 232 ab 37 b
Alachlor 48 cd 201 bc 48 b
Pendimenthalin 46 cd 200 bc 58 b
Thiobencarb 94 bcd 137 c 44 b
Penyiangan tangan (2x) 182 a 289 a 230 a
Penyiangan tangan (1x) 160 ab 263 ab 224 a
Tidak disiang 75 cd 148 c 54 b
Keterangan : a rataan dibedakan dalamlajur dengan UJGD pada taraf 5%

39
Tabel 8. Berat Jerami Berbagai Varitas Padi dengan Bermacam Metode
Penanganan Jerami: Suatu Gambaran Penggunaan Uji BNT untuk
Kedua Faktornya
Perlakuan
IR 38 IR 40 IR 42 IR 44 IR 46 Rata-rata
Jerami
Berat jerami (t/ha)a
Diambil 3,44 5,00 3,56 3,72 3,80 3,90
Disebar 3,30 4,28 4,08 3,60 3,24 3,70
Dibakar 3,14 3,68 3,98 3,94 3,32 3,61
Jadi Kompos 2,88 3,90 3,60 4,12 3,84 3,67
Rata-rata 3,19 4,22 3,80 3,84 3,55 3,72
Keterangan : auntuk membandingkan rataan dalam lajur BNT 0,05 = 0,71 t/ha dan dalam baris BNT
0,05 = 0,65 t/ha

Tabel 9. Tinggi Tanaman Gulma Cyperus rotundus Saat Panen Dipengaruhi oleh
Ketinggian dan Keadaan Air: Suatu Gambaran Penggunaan Lajur yang
Berbeda untuk Faktor dengan Dua Taraf
Keadaan aira Dataran Tinggi Dataran Rendah Perbedaan
Tinggi Tanaman (cm) b

Drainase baik 17.50 a 34.58 c - 17.08 *


Jenuh 19.82 a 33.46 c - 13.64 tn
Diairi 7 hst 17.92 a 84.60 c - 66.68 **
Diairi 14 hst 24.85 a 85.07 a - 60.22**
Diairi 21 hst 23.82 a 71.60 ab - 47.48 **
Diairi 28 hst 26.83 a 67.04 b - 40.21 **
Keterangan: a hari setelah tanam
b
rata-rata dari enam ulangan. Rataan dibedakan dalam lajur dengan UJGD pada taraf 5%. ** =
berbeda nyata pada taraf 1%, * = berbeda nyata pada taraf 5%, tn = tidak berbeda nyata

Tabel 10. Pengaruh Perbedaan Kombinasi Herbisida (W1sampai W6) pada Berbagai
Metode Penyiapan Lahan (M1 sampai M10) Terhadap Hasil Jagung: Sebagai
Gambaran Perbandingan Rataan yang Tepat Apabila Interaksi Tidak Nyata
Penyiapan Kombinasi Herbisida
Lahan W1 W2 W3 W4 W5 W6 Rata-rata
Hasil Jagung (t/ha)
M1 3.45 4.42 4.01 3.84 4.04 4.15 3.98
M2 3.18 3.99 4.03 3.78 4.17 3.84 3.83
M3 3.16 4.36 4.11 4.07 4.28 3.75 3.96
M4 3.33 4.51 4.48 3.52 3.66 4.36 3.98
M5 3.46 4.13 4.06 4.25 4.05 4.14 4.02
M6 3.77 4.07 4.17 4.33 4.72 4.46 4.25
M7 2.88 3.89 3.52 3.69 3.62 4.06 3.61
M8 2.94 4.41 3.68 3.68 3.61 4.20 3.75
M9 3.15 4.26 4.51 4.27 4.26 3.98 4.07
M10 3.32 4.91 4.33 4.41 4.60 4.15 4.29
Rata-rataa 3.26 c 4.30 a 4.09 ab 3.98 b 4.10 ab 4.11 ab
Keterangan : a Rataan dalam satu baris yang diikuti huruf yang sama, tidak berbeda nyata
8. Untuk percobaan tiga faktor menggunakan rancangan petak-petak terbagi, terdapat
dua atau lebih kriteria yang diujikan. Metode yang sesuai dalam penyajian

40
tergantung kepada faktor interaksi yang berpengaruh nyata, kepentingan nisbi dari
faktor tersebut dan jumlah taraf yang diujikan di setiap faktor.
9. Jika interaksi tiga faktor tidak nyata, pertimbangkan dengan menyajikan tabel
rataan dua arah untuk setiap interaksi yang berbeda nyata.
10. Jika interaksi tiga faktor nyata, maka ketiga faktor disajikan dalam satu tabel.
Gabungkan faktor petak utama dan anak petak sebagai baris dan faktor anak-anak
petak sebagai lajur (Tabel 11)

Tabel 11. Pengaruh perlakuan jerami terhadap hasil empat varietas padi ditanam di
keadaan air yang berbeda

Perlakuan Air Perlakuan Varietas


Tanah Drainase jerami IR 40 IR 42 IR 44 IR 46
kosong Musim tanam
Rataan Hasil (t/ha)a
Kering Tidak Ya 3,5 b 3,5 b 3,0 b 2,7 b
Tidak 3,4 b 3,8 ab 2,5 b 2,8 b
Kering Dengan Ya 4,0 ab 4,4 a 3,4 a 3,3 b
Tidak 3,7 ab 3,5 b 3,4 a 2,8 b
Digenangi Dengan Ya 4,3 a 3,8 ab 4,0 a 3,7 a
Tidak 3,9 ab 4,4 a 5,7 a 2,8 b
Keterangan : a rata-rata dari 4 ulangan. Rataan dibedakan dalam lajur dengan UJGD pada taraf 5%.
Untuk membandingkan dalam baris BNT 5% = 0.7 t/ha

Bagan Balok
Untuk data percobaan faktorial dimana tidak ada faktor yang kontinu, selain
menggunakan tabel dapat juga dignakan bagan balok dan yang terpenting adalah
menyajikan urutan dan pengelompokan faktor dan taraf yang tepat. Misalnya dalam
percobaan faktorial 2 x 2 menggunakan varitas sebagai faktor A dan dioksida sebagai
faktor B,akan terdapat 4 balok dimana masing-masing menunjukkan satu dari empat
perlakuan kombinasi. Balok-balok disusun sedemikian rupa sehingga taraf dari
faktor yang diharapkan berdampingan satu sama lain (Gambar 3)

41
7 7
6 6

hasil gabah (t/ha)


5 5
4 Tanpa Mn 4 IR 26
3 Dengan Mn 3 IR 43
2 2
1 1
0 0
IR 26 IR 43 Tanpa Mn Dengan Mn

Gambar 3. Bagan balok menunjukkan dua kemungkinan mengelompokkan faktor:


kemungkinan (a) menekankan pengaruh penggunaan Mn,
b) menekankan perbedaan varitas
Grafik Garis

Apabila paling sedikit satu faktor dalam percobaan faktorial adalah kuantitatif,
penggunaan grafik garis merupakan bahan pertimbangan. Aturan untuk menggunakan
grafik garis yang telah diuraikan untuk percobaan faktor tunggal juga berlaku untuk
percobaan faktorial. Beberapa petunjuk tambahan adalah:
1. untuk percobaan faktorial A x B, faktor A adalah kuantitatif dan faktor B diskret,
pada grafik taraf faktor kuantitatif A berlaku sebagai poros X, sedangkan respon
pada poros Y, dan setiap taraf dari faktor diskret B digambarkan sebagai satu garis.
Grafik dilengkapi dengan persamaan regresi dan koefisien korelasi
2. Untuk percobaan faktorial A x B dimana kedua faktor adalah kuantitatif, ikuti cara
1, dengan memperlakukan salah satu faktor sebagai diskret. Faktor yang dianggap
diskret harus mempunyai taraf yang lebih sedikit dan kepentingannya lebih rendah.

42

Anda mungkin juga menyukai