Anda di halaman 1dari 6

PENYAJIAN DATA

Data yang dikumpulkan dengan baik yang berasal dari populasi maupun yang
berasal dari sampel perlu diatur atau disajikan dalam bentuk tertentu, yaitu:
A.   Diagram
Penyajian data dalam bentuk gambar akan lebih menjelaskan laporan secara visual.
Untuk itu akan diuraikan macam-macam diagram, yaitu:

1.       Diagram Batang
Diagram Batang sangat cocok untuk menyajikan data yang berbentuk kategori atau
atribut, dan data tahunan yang tahunnya tidak terlalu banyak. Untuk
menggambarkan diagram batang diperlukan sumbu tegak dan sumbu datar yang
berpotongan tegak lurus. Sumbu tegak dan sumbu datar dibagi menjadi beberapa
skala bagian yang sama.
Contoh Diagram Batang:

 Gambar 3.1: Diagram Batang Lulusan SMA X Tahun 2001 – 2004


  
2.       Diagram Garis
Diagram garis sangat cocok untuk menyajikan data yang berbentuk serba terus atau
berkesinambungan. Untuk menggambarkan diagram garis diperlukan sumbu tegak
dan sumbu datar yang berpotongan tegak lurus. Sumbu tegak maupun sumbu datar
dibagi menjadi beberapa skala bagian yang sama.

Contoh Diagram Garis:


Gambar 3.2: Gambar Diagram Garis Pertumbuhan Tinggi Badan Anak

3.       Diagram Lambang
Diagram lambang sangat cocok untuk menyajikan data kasar suatu hal dan sebagai
alat visual bagi orang awam. Setiap satuan yang dijadikan lambing disesuaikan
dengan macam datanya.
Contoh Diagram lambang:

Gambar 3.3: contoh Diagram gambar

4.       Diagram Lingkaran dan Diagram Pastel


Diagram lingkaran sangat cocok untuk menyajikan data yang berbentuk kategori
atau atribut dalam presentase. Untuk membuat diagram lingkaran, maka lingkaran
dibagi-bagi menjadi beberapa sector. Setiap sector melukiskan kategori data yang
terlebih dahulu diubah ke dalam derajat dengan menggunakan busur derajat. Jika
datanya 25%, maka gambar derajatnya adalah:
(25/100) x 3600 = 900 , demikian seterusnya.
Contoh diagram lingkaran:
Gambar 3.4: contoh gambar diagram lingkaran

Bila diagram lingkaran ini digambarkan prespektifnya menjadi gambar tiga dimensi,
maka diagramnya disebut diagram pastel.
  
Contoh gambar diagram pastel:

Gambar 3.5: contoh gambar diagram pastel


  
5.       Diagram Peta
Diagram peta sangat cocok untuk menyajikan data yang ada hubungan dengan
tempat kejadian. Salah satu contoh penggunaan diagram peta adalah pada stasiun
tv yang menayangkan berita tentang prakiraan cuaca. Contoh diagram peta:

Gambar 3.6: contoh diagram peta

6.       Diagram Pencar (Titik)


Diagram pencar sangat cocok untuk menyajikan data yang terdiri atas dua variabel.
Diagram dibuat dalam sistem koordinat. Diagram pecar ini berfungsi pula untuk
menetukan apakah suatu data linier, contohnya:
Gambar 3.7: Contoh diagram Pencar

B.    Tabel
1.       Tabel Biasa
Tabel biasa sangat cocok untuk menyajikan data yang terdiri atas beberapa variabel
dengan beberapa kategori.

Gambar 3.8: Contoh tabel biasa

2.       Tabel Distribusi Frekuensi


Tabel distribusi frekuensi akan sangat cocok untuk menyajikan data dalam beberapa
kelompok. Adapun langkah-langkah membuat tabel distribusi frekuensi:
a.       Urutkan data dari yang terkecil ke data yang terbesar
b.      Hitung rentang data tertinggi dikurang data terendah dengan rumus:
R = data tertinggi – data terendah
c.       Hitung banyak data dengan aturan struges, yaitu:
 Banyak kelas = 1 + 3,3 log n.
d.      Hitung panjang kelas interval dengan rumus:
P = rentang/banyak kelas
e.      Tentukan ujung bawah kelas interval pertama. Biasanya diambil dari data terkecil.
f.        Selanjutnya kelas interval pertama dihitung dengan cara : menjumlahkan ujung
bawah kelas dengan p dikurangi 1, demikian seterusnya.
g.       Nilai F dihitung dengan menggunakan tabel penolong, sebagai berikut:

Tabel 3.1
Tabel Penolong
Nilai Tabulasi f
h.      Pindahkan nilai f ke tabel distribusi frekuensi.

3.       Tabel Distribusi Frekuensi relatif


Jika dalam tabel distribusi frekuensi didapat nilai frekuensi absolut ( f abs) maka
dalam tabel distribusi frekuensi relatif niali frekuensi (f) dinyatakan dalam persen (%)
yang disingkat f(%) atau f (rel). untuk mendapatkan nilai f(%) dihitung dengan rumus:
f (%) baris pertama = f(abs) pertama/n x 100%, demikian seterusnya.

4.       Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif


Tabel distribusi frekuensi kumulatif ialah distribusi frekuensi biasa yang nilai
frekuensi kumulatifnya (fkum) didapat dengan jalan menjumlahkan frekuensi demi
frekuensi. Tabel distribusi kumulatif ada dua macam yaitu: kumulatif kurang
dari dan kumulatif atau lebih.

C.    Histogram ialah penyajian data distribusi frekuensi yang diubah menjadi diagram
batang. Untuk menggambarkan histogram dipakai sumbu mendatar yang
menyatakan batas-batas kelas interval dan sumbu tegak yang menyatakan frekuensi
absolut atau frekuensi relatif.

D.   Poligon Frekuensi
Polygon frekuensi adalah gambar garis yang menghubungkan tengah-tengah tiap
sisi atas yang berdekatan dengan tengah-tengah jarak frekuensi absolut masing-
masing. Jika daftar distribusi frekuensi mempunyai kelas-kelas interval yang
berbeda, maka tinggi diagram tiap kelas harus disesuaikan.
E.    Ogive (Ozaiv)
Ogive ialah distribusi frekuensi kumulatif yang digambarkan diagramnya dalam sumu
tegak dan mendatar. Ogive “kurang dari” ialah diagram dari distribusi frekuensi
kurang dari. Dan ogive “atau lebih” ialah diagram dari distribusi frekuensi kumulatif
atau lebih.

Anda mungkin juga menyukai