Anda di halaman 1dari 23

PENYAJIAN DATA

BAHAN AJAR STATISTIKA

PROGRAM TAHUN PERTAMA BERSAMA


UNIVERSITAS MATARAM
2018
BAB II
PENYAJIAN DATA

KOMPETENSI DASAR

Setelah mengikuti sesi ini, mahasiswa diharapkan mampu


menerapkan konsep-konsep statistika deskriptif pada penyajian data.

INDIKATOR

Indikator ketercapaian yang diharapkan dalam materi Penyajian


Data ini, antara lain sebagai berikut.
2.1. Mahasiswa dapat memahami konsep statistika deskriptif.
2.2. Mahasiswa dapat membuat tabel distribusi frekuensi.
2.3. Mahasiswa dapat membuat grafik dan diagram, meliputi diagram
batang, diagram lingkaran (pie chart), histogram, poligon, dan
ogive.

PENDAHULUAN

Konsep Statistik Deskriptif banyak digunakan dalam bidang


ekonomi dan bisnis secara umum, baik yang berskala lokal, nasional,
dan internasional. Seiring dengan perkembangan jaman, konsep
statistika deskriptif hampir digunakan di semua bidang, baik bidang
ekonomi, politik, pendidikan, maupun pertanian. Pada bagian
berikutnya, diberikan penyajian data yang menyangkut bagaimana
menyajikan data dalam bentuk tabel, grafik, dan diagram.

2
A. STATISTIKA DESKRIPTIF

Statistika deskriptif merupakan salah satu teknik statistika yang


digunakan untuk mempelajari cara penyajian data, ukuran pemusatan
data, dan ukuran penyebaran data agar dapat memberikan informasi
yang efektif dan komunikatif. Beberapa teknik penyajian data
diantaranya berbentuk tabel distribusi frekuensi, grafik atau diagram
baik berupa diagram garis, diagram batang, poligon, dan ogive.
Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk
mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti
melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa
melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.
Statistika deskriptif merupakan bidang ilmu pengetahuan statistik
yang mempelajari tata cara penyusunan dan penyajian suatu data
yang dikumpulkan dalam satu penelitian. Statistika deskriptif adalah
metode statistika yang digunakan untuk menggambarkan atau
mendeskripsikan data yang telah dikumpulkan menjadi sebuah
informasi. Pembahasan selanjutnya yang berkaitan dengan statistika
deskriptif meliputi:
1) Tabel distribusi frekuensi
2) Grafik dan diagram
3) Ukuran pemusatan
4) Ukuran penyebaran

B. TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI

Tabel adalah kumpulan data yang disusun berdasarkan baris dan


kolom. Baris dan kolom ini berfungsi untuk menunjukkan data terkait
keduanya. Dimana titik temu antara baris dan kolom adalah data yang
dimaksud. Jika data disajikan dalam tabel distribusi frekuensi akan lebih
banyak memberikan informasi dibanding data mentah (raw data).

3
Tabel distribusi frekuensi dapat didefinisikan sebagai sebuah tabel
yang berisi nilai-nilai data, dengan nilai-nilai tersebut dikelompokkan ke
dalam interval-interval dan setiap interval nilai masing-masing
mempunyai frekuensinya. Beberapa istilah dalam tabel distribusi
frekuensi diantaranya:
1) Kelas Interval adalah kelompok nilai data yang berupa interval.
2) Ujung Bawah adalah bilangan yang terdapat disebelah kiri interval
nilai data untuk setiap kelas interval.
3) Ujung Atas adalah bilangan yang terdapat disebelah kanan
interval nilai data untuk setiap kelas interval.
4) Batas Bawah adalah bilangan yang diperoleh dengan cara ujung
bawah dikurangi ketelitian data yang digunakan. Dalam hal ini,
ketelitian data yang digunakan tergantung dalam hal pencatatan
datanya. Jika data yang digunakannya dicatat dalam bilangan
bulat, maka ketelitian datanya adalah 0,5. Jika data yang
digunakannya dicatat dalam bilangan satu decimal, maka
ketelitian datanya 0,05. Jika data yang digunakannya dicatat
dalam bilangan dua decimal, maka ketelitian datanya 0,005. Dan
seterusnya.
5) Batas Atas adalah bilangan yang diperoleh dengan cara ujung
atas ditambah ketelitian data yang digunakan. Ketelitian datanya
sama dengan ketelitian data dalam menentukan batas bawah.
6) Titik tengah adalah bilangan yang diperoleh dengan cara ujung
bawah ditambah ujung atas, kemudian hasinya dibagi dua untuk
setiap kelas interval.
Titik Tengah = ½ (Ujung Bawah + Ujung Atas).
7) Panjang Kelas (interval) adalah bilangan yang diperoleh dari
jarak/selisih antara ujung bawah dan ujung atas, dengan ujung
bawahnya termasuk dihitung.

4
Adapun langkah pembuatan tabel distribusi adalah sebagai
berikut:
1. Mengurutkan data dari yang terkecil hingga yang terbesar
untuk mempermudah langkah selanjutnya.
2. Menentukan jangkauan/ rentang/ range (R), yaitu selisih data
terbesar (maksimum) dengan data terkecil (minimum)
𝑅 = 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 − 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚
3. Menentukan banyak kelas interval (k). Banyak kelas yang sering
digunakan adalah 5 – 15 kelas, dipilih menurut keperluan. Cara
lain untuk menentukan banyak kelas adalah dengan
menggunakan aturan Sturges, yaitu
𝑘 = 1 + (3.3) log(𝑛)
Dengan n adalah banyaknya data.
4. Menentukan panjang kelas interval (p), yaitu
𝑅
𝑝=
𝑘
Nilai p harus disesuaikan dengan ketelitian satuan data yang
digunakan. Jika data berbentuk satuan, ambil harga p teliti
sampai satuan. Untuk data hingga satu desimal, p ini juga
diambil hingga satu desimal, dan begitu seterusnya.
5. Pilih ujung bawah kelas interval pertama. Data terkecil bisa
dipilih sebagai ujung bawah kelas pertama. Atau bisa juga
digunakan nilai data yang lebih kecil dari data terkecil tetapi
selisihnya harus kurang dari panjang kelas interval yang telah
ditentukan. Sebagai contoh, misalkan data terkecilnya adalah
15 dan panjang kelas intervalnya adalah 5, maka sebagai ujung
bawah kelas interval pertamanya adalah 15 atau bisa juga nilai
yang lebih kecil dari 15, misalkan 14. 14 dapat digunakan
sebagai ujung bawah kelas interval pertama karena selisih nya
dengan data terkecil adalah 15 – 14 = 1, dimana nilai tersebut
lebih kecil dari 5 yang merupakan panjang kelas interval.

5
6. Menentukan ujung atas kelas interval pertama, serta ujung-ujung
kelas interval yang lain. Misal ujung kelas interval pertamanya
adalah 15 dan panjang kelas intervalnya 5, maka ujung atas
kelas interval pertama ditentukan dengan menghitung 5 satuan
dimulai dari ujung bawahnya, sehingga diperoleh ujung atasnya
adalah 19. Ujung bawah dan ujung atas kelas ke dua diperoleh
dengan menambahkan nilai ujung bawah dan ujung atas kelas
pertama dengan panjang kelas interval. Demikian seterusnya.
15 – 19
20 – 24
25 – 29
dst.
7. Menentukan frekuensi dari setiap kelas interval. Dalam hal ini
turusnya ditentukan terlebih dahulu. Turus (tally) adalah
kumpulan deretan garis-garis miring pendek yang banyaknya
sesuai dengan banyak data yang terdapat dalam kelas interval
yang bersangkutan.

Tabel distribusi frekuensi yang kita buat di atas merupakan table


distribusi frekuensi mutlak. Selanjutnya, berikut diberikan masing-masing
penjelasan mengenai beberapa jenis tabel distribusi frekuensi beserta
penerapannya pada contoh kasus.

1. Tabel Distribusi Frekuensi Relatif

Apabila telah diperoleh tabel distribusi frekuensi, maka dalam hal


ini frekuensinya adalah mutlak atau absolut. Frekuensi relative diartikan
sebagai frekuensi dalam bentuk persentase. Tabel distribusi frekuensi
relative adalah sebuah tabel yang berisi nilai-nilai data, dengan nilai-
nilai tersebut dikelompokkan ke dalam interval-interval dan tiap interval
nilai masing-masing mempunyai frekuensinya dalam bentuk persentase.

6
Rumus untuk frekuensi kelas ke-i diberikan pada persamaan
sebagai berikut.
𝑓𝑟𝑒𝑘. 𝑀𝑢𝑡𝑙𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑘𝑒 − 𝑖
𝑓𝑟𝑖 = ( ) 𝑥100%
𝑛

Keterangan:
𝑓𝑟𝑖 = Frekuensi kelas ke-i
𝑛 = Banyaknya data

2. Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif

Tabel distribusi frekuensi kumulatif didefinisikan sebagai tabel yang


diperoleh dari tabel distribusi frekuensi, dengan frekuensinya dijumlahkan
selangkah demi selangkah (artinya kelas interval demi kelas interval).
Dalam kolom nilai data, bilangan yang digunakan berupa ujung bawah
untuk masing-masing kelas interval. Tabel distribusi frekuensi kumulatif
ada dua jenis, yaitu:
a) Tabel distribusi frekuensi kumulatif “kurang dari”.
b) Tabel distribusi frekuensi kumulatif “lebih dari”.

3. Tabel Distribusi Frekuensi Relatif Kumulatif

Apabila dari tabel distribusi frekuensi kumulatif frekuensinya diubah


ke dalam bentuk persentase, maka akan diperoleh tabel distribusi
frekuensi relatif kumulatif. Tabel distribusi frekuensi relative kumulatif
adalah tabel yang diperoleh dari tabel distribusi frekuensi relatif, dengan
frekuensinya dijumlahkan selangkah demi selangkah (kelas interval demi
kelas interval). Tabel distribusi frekuensi relatif kumulatif ada dua jenis
yaitu:
a) Tabel distribusi frekuensi relatif kumulatif “kurang dari”.
b) Tabel distribusi frekuensi relatif kumulatif “lebih dari”.

7
4. Penerapan Pada Contoh Kasus

Berikut diberikan contoh penerapan konsep statistika deskriptif pada

penyajian suatu data kasus.

Soal.

Berikut ini adalah data hasil penilaian Ujian Akhir Semester, Mata Kuliah
Statistika dari mahasiswa Program S-1 Jurusan Matematika Fakultas MIPA
Universitas Mataram.

65 72 67 82 72 91 67 73

85 87 68 86 83 90 74 89

65 76 71 65 91 79 75 69

95 74 73 68 86 90 70 71

71 70 75 61 66 85 88 68

Buatlah:

1. Tabel distribusi frekuensi.


2. Tabel distribusi frekuensi relatif.
3. Tabel distribusi frekuensi kumulatif.
4. Tabel distribusi frekuensi kumulatif kurang dari.
5. Tabel distribusi frekuensi kumulatif lebih dari.
6. Tabel distribusi Frekuensi Relatif Kumulatif Kurang Dari.
7. Tabel distribusi Frekuensi Relatif Kumulatif Lebih Dari.

8
Penyelesaian.

1. Pembuatan tabel distribusi frekuensi dilakukan sebagai berikut


a) Urutkan data di atas dari yang terkecil sampai yang terbesar.
b) Rentang, R = 95 – 61 = 34
c) Banyaknya kelas, k = 1 + (3.3) (log 40)
= 1 + (3.3) (1.602)
= 6.28693
Jadi banyak kelas yang digunakan bisa 6 atau 7 buah. Agar
seluruh data masuk pada interval kelas maka akan diambil 7
kelas
d) Panjang kelas interval p = 34 / 7 = 4.86, pembulatan diambil 5
e) Ujung bawah kelas interval pertama yaitu 61.

Tabel distribusi frekuensi yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Distribusi Frekuensi

Frekuensi
Interval
Nilai Ujian Turus (Banyak
Kelas
Mahasiswa)
1 61 - 65 |||| 4
|||||
2 66 – 70 9
||||
|||||
3 71 – 75 11
||||| |
4 76 – 80 || 2
5 81 – 85 |||| 4
6 86 – 90 ||||| || 7
7 91 – 95 ||| 3
Jumlah 40

2. Berdasarkan tabel distribusi frekuensi pada Tabel 1, ditentukan


frekuensi relatif untuk kelas pertama adalah
4
× 100% = 10%
40

9
Dengan cara yang sama ditentukan frekuensi relatif untuk kelas ke-2
sampai ke-7, sehingga diperoleh tabel distribusi frekuensi relatif
sebagai berikut:

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Relatif

Frekuensi Frekuensi
Nilai Ujian
Multak Relatif (%)
61 – 65 4 10.0
66 – 70 9 22.5
71 – 75 11 27.5
76 – 80 2 5.00
81 – 85 4 10.0
86 – 90 7 17.5
91 – 95 3 7.50
Jumlah 40 100.0

3. Berdasarkan tabel distribusi frekuensi pada Tabel 1, diperoleh


frekuensi kumulatif pada kelas pertama adalah 4, pada kelas ke-2
adalah 4+9 = 13, pada kelas ke-3 adalah 13 + 11 = 24, demikian
seterusnya sehingga diperoleh tabel distribusi kumulatif sebagai
berikut:

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kumulatif

Frekuensi Frekuensi
Nilai Ujian
Multak Kumulatif
61 – 65 4 4
66 – 70 9 13
71 – 75 11 24
76 – 80 2 26
81 – 85 4 30
86 – 90 7 37
91 – 95 3 40
Jumlah 40

4. Berdasarkan tabel distribusi frekuensi pada Tabel 1, diperoleh


frekuensi kumulatif kruang dari sebagai berikut

10
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Kumulatif Kurang Dari

Frekuensi
Nilai Ujian Kumulatif
Kurang Dari
kurang dari 61 0
kurang dari 66 4
kurang dari 71 13
kurang dari 76 24
kurang dari 81 26
kurang dari 86 30
kurang dari 91 37
kurang dari 96 40

5. Berdasarkan tabel distribusi frekuensi pada Tabel 1, diperoleh


frekuensi kumulatif lebih dari sebagai berikut

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Kumulatif Lebih Dari

Frekuensi
Nilai Ujian Kumulatif
Lebih Dari
61 atau lebih 40
66 atau lebih 36
71 atau lebih 27
76 atau lebih 16
81 atau lebih 14
86 atau lebih 10
91 atau lebih 3
96 atau lebih 0

6. Berdasarkan tabel distribusi frekuensi relatif pada Tabel 2 dapat


dibuat tabel distribusi frekuensi relatif kumulatif kurang dari sebagai
berikut

11
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Relatif Kumulatif Kurang Dari

Frekuensi Relatif
Nilai Ujian Kumulatif
Kurang Dari (%)
kurang dari 61 0
kurang dari 66 10.0
kurang dari 71 32.5
kurang dari 76 60.0
kurang dari 81 65.0
kurang dari 86 75.0
kurang dari 91 92.5
kurang dari 96 100.0

7. Berdasarkan tabel distribusi frekuensi relatif pada Tabel 2 dapat


dibuat tabel distribusi frekuensi relatif kumulatif lebih dari sebagai
berikut

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Relatif Kumulatif Lebih Dari

Frekuensi Relatif
Nilai Ujian Kumulatif
Lebih Dari (%)
61 atau lebih 100.0
66 atau lebih 90.0
71 atau lebih 67.5
76 atau lebih 40.0
81 atau lebih 35.0
86 atau lebih 25.0
91 atau lebih 7.5
96 atau lebih 0.0

12
C. GRAFIK DAN DIAGRAM

Grafik dan diagram biasanya digunakan untuk data berkelompok


dan tidak berkelompok. Data tidak berkelompok umumnya digunakan
bagi data yang berukuran besar. Beberapa bentuk penyajian data
diantaranya diagram batang, diagram lingkaran (pie), histogram,
poligon (grafik garis), dan ogive.

1. Diagram Batang

Diagram batang merupakan diagram berdasarkan data


berbentuk kategori. Langkah-langkah dalam membuat diagram batang
adalah sebagai berikut.

a) Buat dua buah sumbu, yaitu sumbu datar dan sumbu tegak. Dalam
sumbu tegak biasanya ditulis frekuensinya.
b) Masing-masing nama kategori untuk batangnya, berupa empat
persegi panjang dengan tingginya sesuai nilai frekuensi. Lebar
batang antara nama kategori harus sama.
c) Untuk selanjutnya masing-masing batang tersebut diberi warna yang
sama atau diarsir dengan corak yang sama.

Sebagai contoh, kelas interval pada Tabel 1 dapat dianggap sebagai


kategori nilai ujian. Kelas interval pertama menunjukkan kategori nilai
ujian antara 61 – 65 dengan frekuensi sebanyak 4, demikian seterusnya.
Berdasarkan Tabel 1 tersebut dapat dibuat diagram batang sebagai
berikut

13
Gambar 1. Diagram Batang Frekuensi Nilai Ujian Akhir Semester
Mahasiswa Mata Kuliah Statistika

Contoh lainnya adalah misalkan diketahui data jumlah lulusan suatu


SMA dari tahun 2012 sampai tahun 2016 adalah sebagai berikut

Tabel 8. Data Jumlah Lulusan Tahun 2012-2016


Tahun Jumlah Lulusan

2012 20

2013 40

2014 50

2015 70

2016 100

Berdasarkan Tabel 8 tersebut dapat dibuat diagram batang sebagai


berikut

14
120

100

80
Jumlah Lulusan

60

40

20

0
2012 2013 2014 2015 2016
Tahun

Gambar 2. Diagram Batang Jumlah Lulusan Tahun 2012 - 2016

2. Diagram Lingkaran (Pie Chart)

Diagram lingkaran merupakan cara pengumpulan data ke dalam


lingkaran, dimana lingkaran diklasifikasikan sesuai kategorinya. Pada
diagram lingkaran setiap kategori data harus berbentuk frekuensi.
Prosedur pembuatan diagram lingkaran sebagai berikut:

a) Ubah nilai frekuensi absolut ke dalam bentuk persentase untuk


masing-masing kategori.
b) Ubah nilai data dalam bentuk persentase ke dalam satuan derajat.
28
Misalkan 28% menjadi 100 × 360° = 100.8° .

c) Buat sebuah lingkaran dengan menggunakan jangka.


d) Masukkan kategori pertama menggunakan busur derajat. Sesuaikan
dengan besaran persentase dan derajat.
e) Masukkan kategori lainnya kedalam lingkaran sesuai dengan arah
jarum jam.
f) Berikan warna pembeda atau arsiran.

15
g) Untuk setiap kategori dalam lingkaran berikan identitas berupa
nama kategori disertai nilai persentasenya, sedangkan untuk
keterangan lainnya berikan diluar diagram tersebut.

Sebagai contoh, berdasarkan data pada Tabel 1, kategori nilai ujian 61–
65 mempunyai frekuensi sebanyak 4 dan jumlah data seluruhnya adalah
4
40, sehingga persentasenya adalah × 100% = 10%. Nilai persen
40
10
tersebut diiubah dalam bentuk derajat sehingga diperoleh × 360° =
100

36° . Cara yang sama dilakukan pada kategori nilai ujian yang lain.
Kemudian berdasarkan nilai-nilai dalam bentuk derajat tersebut dapat
dibuat diagram lingkaran (pie chart) sebagai berikut

Gambar 4. Diagram Lingkaran (Pie Chart) Frekuensi Nilai Nilai Ujian Akhir
Semester Mahasiswa Mata Kuliah Statistika

Contoh lainnya, misalkan diketahui siswa dalam suatu kelas berjumlah 40


siswa. Sebanyak 10 anak menyukai pelajaran matematika, 8 anak menyukai
IPA, 5 anak menyukai IPS, 16 anak menyukai kesenian, dan sisanya menyukai
bahasa Inggris. Untuk membuat diagram lingkaran, data tersebut diubah
dalam bentuk persen sehingga diperoleh 25% siswa menyukai matematika,

16
20% menyukai IPA, 12.5% menyukai IPS, dan 40% menyukai kesenian, dan 2.5%
menyukai bahasa Inggris. Berdasarkan data dalam bentuk persen tersebut
diperoleh besar sudut-sudut dalam lingkaran adalah matematika 900 ,IPA 720,
IPS 450, kesenian 1440, dan bahasa Inggris 90. Sehingga diperoleh diagram
lingkaran sebagai berikut

Gambar 5. Diagram Lingkaran (Pie Chart) Pelajaran yang Disukai Siswa

3. Histogram dan Poligon Frekuensi

Histogram merupakan bentuk diagram dari suatu tabel distribusi


frekuensi. Adapun poligon merupakan grafik/diagram yang
menunjukkan nilai-nilai frekuensi dari titik-titik tengah kelas interval.
Prosedur pembuatan Histogram dan Poligon frekuensi yaitu perlunya
pembuatan dua sumbu, sumbu datar dan sumbu tegak, sumbu datar
berisi tentang batas kelas ataupun titik tengah kelas. Sumbu tegaknya
berisi tentang frekuensi kelas.

17
Tabel 9. Batas Kelas dan Titik Tengah

Batas Bawah Batas Atas Titik Tengah


Nilai
Kelas Interval Kelas Interval ((Uj.Atas+
Ujian
(Uj.Bawah-0.5) (Ujung Atas+0.5) Uj.Bawah)/2)
61 - 65 60.5 65.5 63
66 - 70 65.5 70.5 68
71 - 75 70.5 75.5 73
76 - 80 75.5 80.5 78
81 - 85 80.5 85.5 83
86 - 90 85.5 90.5 88
91 - 95 90.5 95.5 93

Berikut diberikan masing-masing histogram dan poligon dari kasus data


tersebut.

Gambar 6. Histogram dan Poligon Frekuensi Nilai Ujian Akhir Semester


Mahasiswa Mata Kuliah Statistika

18
4. Ogive

Ogive merupakan grafik garis dari data pada tabel distribusi


frekuensi kumulatif lebih dari dan kurang dari. Gambar 5 merupakan
ogive dari data frekuensi kumulatif kurang dari, sedangkan gambar 6
merupakan ogive dari data frekuensi kumulatif lebih dari.

Gambar 7. Ogive Frekuensi Kumulatif Kurang Dari

Gambar 8. Ogive Frekuensi Kumulatif Lebih Dari

19
RANGKUMAN

1. Statistika deskriptif merupakan salah satu teknik statistika yang


digunakan untuk mempelajari cara penyajian data, ukuran
pemusatan data, dan ukuran penyebaran data agar dapat
memberikan informasi yang efektif dan komunikatif.
2. Beberapa teknik penyajian data diantaranya berbentuk tabel
distribusi frekuensi, grafik atau diagram baik berupa diagram garis,
diagram batang, histogram, polygon, dan ogive.
3. Tabel distribusi frekuensi dapat didefinisikan sebagai sebuah tabel
yang berisi nilai-nila data, dengan nilai-nilai tersebut dikelompokkan
ke dalam interval-interval dan setiap interval nilai masing-masing
mempunyai frekuensinya.
4. Grafik dan diagram biasanya digunakan untuk data berkelompok
dan tidak berkelompok. Data tidak berkelompok umumnya
digunakan bagi data yang berukuran besar.

20
LATIHAN SOAL

1. Data berikut merupakan data pertumbuhan 40 tanaman percobaan


di laboratorium.

17.65 31.25 19.05 13.35 23.35


13.75 17.65 12.65 19.25 15.25
18.05 22.35 17.65 14.05 19.55
20.05 16.05 14.05 17.45 20.05
21.05 14.15 20.15 14.35 19.95
20.25 18.95 16.05 22.65 15.05
16.75 22.75 17.75 28.05 28.95
23.95 19.45 20.75 17.85 17.05

Dari data di atas buatlah:


a. Tabel distribusi frekuensi
b. Histogram
c. Diagram Batang
d. Ogive
e. Diagram Lingkaran
f. Mean
g. Median
h. Modus
i. Variansi
j. Koefisien Variansi

21
2. Data berikut adalah nilai matematika dasar mahasiswa semester 5 di
sebuah perguruan tinggi swasta.

53 61 56 71 61 80

74 76 57 75 72 79

54 65 60 54 80 68

85 63 62 57 75 79

Dari data di atas buatlah:


a. Tabel distribusi frekuensi
b. Histogram
c. Diagram Batang
d. Ogive
e. Diagram Lingkaran
f. Mean
g. Median
h. Modus
i. Variansi
j. Koefisien Variansi

***

22
REFERENSI

Draper, N.R., dan Smith, H., 1992, Analisis Regresi Terapan Edisi 2,
Terjemahan Sumantri, B., Prentice Hall, New Jersey.

Freund, J.E., and Ronald E.W., 1962, Mathematical Statistics Fourth


Edition, Prentice-Hall, Inc., New Jersey.

Gujarati, D.N., 2004, Basic Econometrics, 4th Ed, McGraw-Hill Companies,


New York.

Harini, S. dan Ririen, K., 2007, Metode Statistika, Prestasi Pustaka, Jakarta.

Mann, P.S., Statistics for Business and Economics, John Wiley and Sons
Publisher, New York.

Sudjana, 1989, Metode Statistika, Tarsito, Bandung.

Supranto, J., 2007, Teknik Sampling untuk Survey dan Eksperimen, Rineka
Cipta, Jakarta.

Walpole, R.E., and Raymond H.M., 1995, Ilmu Peluang dan Statistika
untuk Insinyur dan Ilmuwan Ed.4, Penerbit ITB, Bandung.

Wibisono, Y., 2009, Metode Statistik, Gadjah Mada University Press,


Yogyakarta.

23

Anda mungkin juga menyukai