ACARA 1
STATISTIK DESKRIPTIF
1. Pendahuluan
Data awal yang didapatkan pada suatu kegiatan observasi atau kegiatan penelitian akan
berupa data mentah atau data acak (Raw Data). Dimana data ini merupakan data yang belum
tersusun secara numerik atau urut. Kumpulan data yang seperti itu belum memberikan informasi
yang jelas terkait karakteristik data yang didapatkan. Data urut adalah data yang telah disusun dari
data acak (Raw Data) yang sudah diatur secara numerik dan biasanya disebut dengan Array data
(data urut).
Sebagai ilmu pengetahuan, statistik merupakan ilmu yang menyajikan data berupa
numerik atau angka yang didapatkan dari kegiatan observasi yang diatur sedemikian rupa, ringkas,
jelas, mudah dipahami, dan dapat memberikan informasi serta dapat mendeskripsikan ciri dan
sifat dari data tersebut. Bekerja dengan jumlah data yang cukup benyak, biasanya akan lebih
mudah jika data dipaparkan dalam kelas-kelas atau kategori tertentu berserta dengan frekuensi
yang bersesuaian. Di mana frekuensi yang dimaksudkan disini adalah banyaknya kejadian dalam
suatu kategori atau kelas tertentu. Rangkain frekuensi ini disajikan dalam dalam tabel frekuensi
disebut dengan distribusi frekuensi. Distribusi frekuensi dapat dikelompokkan menjadi 2
kelompok yaitu distribusi frekuensi kuantitatif, dan distribusi frekuensi kualitatif. Distribusi
frekuensi kuantitatif adalah susunan data yang sudah disusun menurut urutan besar atau kecilnya
dalam kelompok-kelompok atau kelas-kelas. Distribusi kualitatis adalah susunan data menurut
sifat atau kualitasnya dalam kelompok-kelompok atau kelas-kelas.
2. Distribusi Frekuensi
Penyusunan data mentah (raw data) menjadi array data merupakan cara penyajian data
yang paling sederhana. Cara penyajian data yang dipandang lebih baik misalnya dengan
menyusun data menjadi suatu distribusi frekuensi. Distribusi frekuensi dapat berupa tabel atau
gambar/diagram. Distribusi frekuensi dapat juga disajikan dalam bentuk grafik (peta batang),
yang biasa disebut sebagai Histogram. HISTOGRAM terdiri dari persegi panjang yang alasnya
merupakan panjang kelas interval, sedangkan tingginya sama dengan frekuensi masing-masing
kelas interval.
Diagram Histogram
Frekuensi
Frekuensi
Interval Kelas
Bentuk cara penyajian yang lain adalah dengan grafik poligon. Poligon ini dibuat dengan
cara menghubungkan titik-titik tengah dari setiap puncak batang dari histogram dengan garis
lurus. Biasanya ditambah dua segmen garis lain yang menghubungkan titik tengah ujung batang
pertama dan terakhir dengan titik tengah kelas yang paling ujung dimana frekuensinya bernilai
nol.
Diagram Polygon
Frekuensi
Frekuensi
Interval Kelas
Selain kedua diagram diatas, masih banyak lagi diagram yang bisa digunakan untuk
memaparkan data distribusi frekuensi, seperti, diagram Ogive, Pie, Titik, dll.
Ogive
12
10
8 Comulatif Positif %
Comulative Negatif %
6
Interval
No Kelas Frekuens FrK
Ba Ba Nt Fr (%) Fk
. i (%)
Lb - La
1 6 - 9 5.5 9.5 7.5 11 17.46 11 17.46
2 10 - 14 9.5 14.5 12 34 53.97 45 71.43
3 15 - 19 14.5 19.5 17 12 19.05 57 90.48
4 20 - 24 19.5 24.5 22 3 4.76 60 95.24
5 25 - 29 24.5 29.5 27 2 3.17 62 98.41
6 30 - 34 29.5 34.5 32 0 0.00 62 98.41
7 35 - 39 34.5 39.5 37 1 1.59 63 100.00
Total 63 100 100
4. Maka pada menubar Data akan muncul tools baru yaitu Data Analysis
3.1. Tabel dan Diagram Distribusi Frekuensi dengan Tools Data Analysis
Beberapa langkah dalam pembuatan tabel distribusi frekuensi, sebagai contoh, data yang
akan digunakan adalah data diameter pohon dari penelitian kesehatan pohon di Universitas
Mataram tahun 2020.
54 55 55 56 57 54 53 55 56 55
57 57 58 58 58 57 57 58 58 57
60 61 63 63 66 60 59 63 63 60
67 70 71 73 76 67 66 70 72 69
77 82 86 89 90 78 76 86 89 81
d. Setelah klik Ok, maka akan muncul tabel dan diagram distribusi frekuensi seperti
gambar berikut.
e. Lakukan editing pada bagian diagram sesuai keinginan atau selera masing-masing.
f. Selanjutnya untuk membuat diagram polygon, Coppy diagram Histogram tadi
kemudian Paste. Edit dan pilih tipe diagram Polygon, pilih Line With Markers
3. Setelah klik Ok, maka akan muncul tabel dan diagram distribusi frekuensi komulatif
seperti pada gambar. Tamabahkan tabel baru untuk tabel distribusi frekuensi komulatif
negatif disebelah kanan. Nilai dari distribusi frekuensi komulatif negatif adalah
pengunrangan dari tiap frekuensi masing- masing kelas langkah demi langkah. Lakukan
seperti pada gamab
4. Edit data diagram Ogive dengan cara klik kanan apada Mouse kemudian pilih Select Data
maka akan muncul jendea baru, pilih Add.
5. Setelah muncul jendela baru seperti pada gambar, pada Series Name masukan nama
komulatif negatif %. Sedangkan pada Series Value isi dengan nilai dari Comulative %
dengan cara diblok langsung kemudian Ok.
6. Uncentang Frekuensi kemudian klik Ok, maka diagram Ogive distribusi frekuensi
komulatif sudah selesai.
4.2. Median
Median merupakan titik tengah dari data, oleh karena itu ada 50% yang berada di atas dan
50% lagi berada di bawah.
a. Median data tunggal
Data ganjil = N = 2k-1 => Xk+1
Data genap = N = 2k => (Xk + Xk+1)
b. Median data kelompok
Keterangan :
Med = Median data kelompok
Lm = Tepi bawah kelas median
N = Jumlah frekuensi
∑f = Frekuensi kumulatif diatas kelas median
fm = frekuensi kelas median
c = interval kelas median
4.3. Modus
Modus merupakan nilai dari suatu data yang sering muncul atau paling tinggi
frekuensinya. Rumus modus sendiri pada data kelompok sebagai berikut.
di mana:
bb : Batas bawah kelas modus
b1 : Selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas sebelumnya
b2 : Selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensikelas sesudahnya
p : interval kelas
5. Ukuran Penyebaran
Ukuran penyebaran atau dikenal dengan Variabilitas adalah penyebaran suatu kelompok
data terhadap pusat data. Pada pengukuran penyebaran data ini akan membahas tentang
jangkauan, simpangan rata-rata, variansi, standar deviasi, simpangan kuartil dan koefisien variasi.
a. Jangkauan
Data tunggal
Range (r) = nilai max – nilai min
Data kelompok
Range (r) = Nilai tengah max – Nilai tengah min
b. Simpangan rata-rata
Data tunggal
RS = 1/n ∑ | Xi - 𝑋|
Keterangan :
RS = Simpangan Rata-Rata
X = Nilai data
𝑋 = Nilai rata-rata hitung
𝑓 = frekuensi kelas
𝑛 = Banyaknya data
Data kelompok
( f X X )
SR
n
Dimana:
X = nilai data
= rata – rata hitung
n = Σf = jumlah frekuensi
c. Variasi
Data tunggal
Data kelompok
d. Standar deviasi
Data tunggal
Data kelompok
e. Koefisien variasi
Ket:
KV: Koefisien variasi
S : Standar deviasi
X : Rata – rata hitung
6. Ukuran Letak
Ukuran letak data terdiri dari kuartil (Q), desil, dan persentil. Dalam memudahkan dalam
menentukan letak suatu data maka perlu dilakukan pengurutan data atau dengan kata lain Array
data dari yang terkecil hingga yang terbesar.
a. Kuartil (Q)
Penentuan letak kuartil dilakukan dengan membagi data yang telah urut (Array data)
menjadi empat bagian yang sama. Kuartil sendiri terbagi menjadi tiga, yaitu kuatil
pertama, kuatil kedua, dan kuartil ketiga yang sama-sama dilambangkan secara beurutan
Q1, Q2, dan Q3. Sebagai ilustrasi dapat dilihat pada gambar.
Keterangan :
Dimana i = 1,2,3
n = banyak data
bb = batas bawah kelas desil
p = panjang kelas interval
Fk = frekuensi kumulatif sebelum Di
fQi = frekuensi kelas interval yang mengandung Di
c. Persentil
Persentil membagi data memjadi 100 bagian yang sama besar.
1. Persentil data tunggal
Persentil ke-i = i/100 (n+1)
Persentil data genap = Xn + angka belakang koma (Xn+1 – Xn)
2. Persentil data kelompok
Keterangan :
n = jumlah seluruh frekuensi.
Tb = tepi bawah kelas persentil.
i = bilangan bulat yang kurang dari 100 (1, 2, 3, … ,99).
p = panjang kelas interval.
fi = frekuensi kelas persentil.
fk = jumlah frekuensi sebelum kelas persentil.
3. Setelah itu akan muncul jendela baru seperti pada gambar. Pada kolom Input Range
masukan data yang sudah diurutkan dalam satu kolom tadi dengan cara memblok
langsung. Pada bagian Group By pastikan sudah terpilih Coloums. Setelah itu, pada
bagian Output Range pilih Cell tempat akan diletakannya tabel analisis data dan centang
Summary Satistics dan Confidence Level for Mean. Lalu klik Ok.
4. Setelah muncul tabel analisis yang memaparkan Ukuran pemusatan dan Penyebaran
Data seperti pada Gambar
5. Pada tabel tersebut, hanya Koefisien Variasi yang tidak tercantumkan. Oleh karena itu
hitung Koefisien Variasi dengan membagi hasil standar deviasi dengan nilai rata-rata
pada tabel seperti pada gambar
6. Setelah itu klik Ok, maka hasik dari Koefisien Variasi akan muncul.