OLEH:
FREDDY MANULLANG
(1407123875)
KELAS A
1. DISTRIBUSI FREKUENSI
1.1. PENGERTIAN DISTRIBUSI FREKUENSI
Dalam suatu penellitian biasanya dilakukan kegiatan pengumpulan data. Data-data
ini digunakan untuk mendukung penelitian, dimana hasil dari penelitian ini bergantung
dari banyak dan ketepatan data-data yang berhasil dikumpulkan. Untuk memudahkan
penggunaan data-data tersebut dapat diringkas atau disusun.
Salah satu cara mengatur atau menyusun data adalah dengan mengelompokkan
data-data berdasarkan ciri-ciri penting dari sejumlah data, ke dalam beberapa kelas dan
kemudian dihitung banyaknya pengamatan yang masuk kedalam setiap kelas. Susunan
demikian ini dalam bentuk tabel, disebut distribusi frekuensi. Selain itu, dapat pula
disajikan dalam bentuk grafik dan diagram.
karena di antara kelas yang satu dengan kelas yang lain masih terdapat lubang
tempat angka-angka tertentu. Terdapat dua batas kelas untuk data-data yang
telah diurutkan, yaitu: batas kelas bawah (lower class limits) dan batas kelas
atas (upper class limits).
c. Tepi kelas disebut juga batas nyata kelas, yaitu batas kelas yang tidak
memiliki lubang untuk angka tertentu antara kelas yang satu dengan kelas
yang lain. Terdapat dua tepi kelas yang berbeda dalam pengertiannya dari
data, yaitu: tepi bawah kelas dan tepi atas kelas.
d. Titik tengah kelas atau tanda kelas adalah angka atau nilai data yang tepat
terletak di tengah suatu kelas. Titik tengah kelas merupakan nilai yang
mewakili kelasnya dalam data. Titik tengah kelas = (batas atas + batas
bawah) kelas.
e. Interval kelas adalah selang yang memisahkan kelas yang satu dengan kelas
f.
yang lain.
Panjang interval kelas atau luas kelas adalah jarak antara tepi atas kelas dan
jumlah pengamatan. Distribusi frekuensi relatif menyatakan proporsi data yang berada
pada suatu kelas interval, distribusi frekuensi relatif pada suatu kelas didapatkan dengan
cara membagi frekuensi dengan total data yang ada dari pengamatan atau observasi.
Frekuensi relatif =
dari mengacu pada nilai lebihnya, sehingga tinggal mencari berapa frekuensi
kumulatifnya dengan melihat dari frekuensi (mutlak).
c. Variasi distribusi frekuensi kumulatif
a) Histogram
Histogram adalah merupakan bagian dari grafik batang di mana skala
horisontal mewakili nilai-nilai data kelas dan skala vertikal mewakili nilai
frekuensinya. Tinggi batang sesuai dengan nilai frekuensinya, dan batang satu
dengan lainnya saling berdempetan, tidak ada jarak/ gap diantara batang. Kita
dapat membuat histogram setelah tabel distribusi frekuensi data pengamatan
dibuat.
b) Poligon Frekuensi:
Poligon Frekuensi menggunakan segmen garis yang terhubung ke titik
yang terletak tepat di atas nilai-nilai titik tengah kelas. Ketinggian dari titiktitik sesuai dengan frekuensi kelas, dan segmen garis diperluas ke kanan dan
kiri sehingga grafik dimulai dan berakhir pada sumbu horisontal.
c) Ogive
Ogive adalah grafik garis yang menggambarkan frekuensi kumulatif, seperti
daftar distribusi frekuensi kumulatif. Perhatikan bahwa batas-batas kelas
dihubungkan oleh segmen garis yang dimulai dari batas bawah kelas pertama
dan berakhir pada batas atas dari kelas terakhir. Ogive berguna untuk
menentukan jumlah nilai di bawah nilai tertentu. Sebagai contoh, pada gambar
berikut menunjukkan bahwa 68 mahasiswa mendapatkan nilai kurang dari
90.5.
PROBABILITAS
2.1.
PENGERTIAN PROBABILITAS
Probabilitas atau Peluang adalah suatu ukuran tentang kemungkinan suatu
peristiwa (event) akan terjadi di masa mendatang. Probabilitas dapat juga diartikan
sebagai harga angka yang menunjukkan seberapa besar kemungkinan suatu peristiwa
terjadi, di antara keseluruhan peristiwa yang mungkin terjadi. Probabilitas dilambangkan
dengan P.
Contoh 1: Sebuah mata uang logam mempunyai sisi dua (H & T) kalau mata
uang tersebut dilambungkan satu kali, peluang untuk keluar sisi H adalah . Contoh 2:
Sebuah dadu untuk keluar mata lima saat pelemparan dadu tersebut satu kali adalah 1/6
(karena banyaknya permukaan dadu adalah 6).
Rumus :
P ( E )=
X
N
P: Probabilitas
E: Event (Kejadian)
X: Jumlah kejadian yang diinginkan (peristiwa)
N: Keseluruhan kejadian yang mungkin terjadi
mengambil suatu keputusan, serta meramalkan kejadian yang mungkin terjadi. Jika kita
tinjau pada saat kita melakukan penelitian, probabilitas memiliki beberapa fungsi antara
lain:
a. Membantu peneliti dalam pengambilan keputusan yang lebih tepat.
b. Dengan teori probabilitas kita dapat menarik kesimpulan secara tepat atas
hipotesis yang terkait tentang karakteristik populasi.
c. Mengukur derajat ketidakpastian dari analisis sampel hasil penelitian dari suatu
populasi.
2.3.
PENDEKATAN PROBABILITAS
Ada 3 (tiga) pendekatan konsep untuk mendefinisikan probabilitas dan
Pendekatan Relatif
Besarnya probabilitas suatu peristiwa tidak dianggap sama, tetapi tergantung pada
berapa banyak suatu peristiwa terjadi dari keseluruhan percobaan atau kegiatan yang
dilakukan. probabilitas dapat dinyatakan sebagai berikut :
Probabilitas kejadian relatif = Jumlah peristiwa yang terjadi / Jumlah total
percobaan atau kegiatan
Jika pada data sebanyak N terdapat a kejadian yang bersifat A, maka
probabilitas/peluang akan terjadi A untuk N data adalah: P (A) = a/N
Contoh:
Dari hasil penelitian diketahui bahwa 5 orang karyawan akan terserang flu pada
musim dingin. Apabila lokakarya diadakan di Puncak, berapa probabilitas terjadi 1
orang sakit flu dari 400 orang karyawan yang ikut serta?
Jawab:
P (A) = 5/400 = P (A) = 1/80
3) Pendekatan Subjektif
Besarnya suatu probabilitas didasarkan pada penilaian pribadi dan dinyatakan
dalam derajat kepercayaan. Penilaian subjektif diberikan terlalu sedikit atau tidak ada
informasi yang diperoleh dan berdasarkan keyakinan.
2.4. KONSEP DASAR DAN HUKUM PROBABILITAS
Dalam mempelajari hukum dasar probabilitas berturut-turut akan dibahas hukum
penjumlahan dan hukum perkalian.
2.4.1.
HUKUM PENJUMLAHAN
Hukum penjumlahan menghendaki peristiwa saling lepas (mutually exclusive)
Apabila suatu peristiwa terjadi, maka peristiwa lain tidak dapat terjadi pada saat
bersamaan.
Rumus penjumlahan untuk kejadian-kejadian yang saling meniadakan:
P (A U B) = P (A atau B)= P (A) + P (B)
Contoh:
Probabilitas untuk keluar mata 2 atau mata 5 pada pelemparan satu kali sebuah
dadu adalah:
P(2 U 5) = P (2) + P (5) = 1/6 + 1/6 = 2/6
b. Kejadian Bersama (Non Mutually Exclusive)
Peristiwa Non Mutually Exclusive (Joint) dua peristiwa atau lebih dapat terjadi
bersama-sama (tetapi tidak selalu bersama). Rumus penjumlahan untuk kejadiankejadian yang tidak saling meniadakan:
Dua Kejadian
P (A U B) =P(A) + P (B) P(A B)
Tiga Kejadian
P(A U B U C) = P(A) + P(B) + P(C) P(A B) P(A C) P(B C) + P(A B
C)
dikatakan sebagai
peristiwa komplemen.
Rumus untuk kejadian-kejadian yang saling melengkapi :
P(A)+P(B) = 1 atau P(A) = 1 P(B)
2.4.2. HUKUM PERKALIAN
a. Hukum Bebas (independent)
Hukum perkalian menghendaki setiap peristiwa adalah independen, yaitu suatu
peristiwa terjadi tanpa harus menghalangi peristiwa lain terjadi. Peristiwa A dan B
independen, apabila peristiwa A terjadi tidak menghalangi terjadinya peristiwa B.
P(A B) = P (A dan B) = P(A) x P(B)
Contoh soal 1:
Sebuah dadu dilambungkan dua kali, peluang keluarnya mata 5 untuk kedua
kalinya adalah:
P (5 5) = 1/6 x 1/6 = 1/36
Contoh soal 2:
Sebuah dadu dan koin dilambungkan bersama-sama, peluang keluarnya hasil
lambungan berupa sisi H pada koin dan sisi 3 pada dadu adalah:
P (H) = , P (3) = 1/6
P (H 3) = x 1/6 = 1/12
b. Peristiwa Bersyarat (Tidak Bebas) / (Conditional Probability)
Probabilitas bersyarat adalah probabilitas suatu peristiwa akan terjadi dengan
ketentuan peristiwa yang lain telah terjadi. Peristiwa B terjadi dengan syarat peristiwa
A telah terjadi.
P(A dan B) = P(A x P(B|A) atau P(B dan A) = P(B) x P(A|B)
Contoh :
Dua kartu ditarik dari satu set kartu bridge, peluang untuk yang tertarik keduanya
kartu as adalah sebagai berikut: Peluang as I adalah 4/52 -> P (as I) = 4/52
Peluang as II dengan syarat as I sudah tertarik adalah 3/51
P (as II as I) = 3/51
P (as I as II) = P (as I) x P (as II as I) = 4/52 x 3/51 = 12/2652 =1/221
2.5. DIAGRAM POHON PROBABILITAS
Diagram pohon merupakan suatu diagram yang menyerupai pohon dimulai dari
batang kemudian menuju ranting dan daun. diagram pohon dimaksudkan untuk
membantu menggambarkan probabilitas atau probabilitas bersyarat dan probabilitas
bersama. diagram pohon sangat berguna untuk menganalisis keputusan-keputusan bisnis
dimana terdapat tahapan-tahapan pekerjaan.
Contoh:
AG : Muncul sisi angka pada koin 1 dan sisi gambar pada koin 2
b. Dengan Tabel
atau
2.8.
PRINSIP MENGHITUNG
2.8.1.
FAKTORIAL
Faktorial digunakan untuk mengetahui berapa banyak cara yang mungkin dalam
mengatur sesuatu. Hasil perkalian semua bilangan bulat positif secara berurutan dari 1
sampai dengan n disebut n faktorial. Dari definisi faktorial tersebut, maka dapat
dituliskan prinsip menghitung faktorial sebagai berikut :
n ! = n x (n-1) x (n-2) x (n-3) x 3 x 2 x 1
n ! dibaca n faktorial
nb: 0! = 1dan 1! = 1
Contoh:
3! = 3 x 2 x 1 = 6
5! = 5 x 4 x 3 x 2 x 1 = 120
2.8.2. PERMUTASI
Permutasi digunakan untuk mengetahui jumlah kemungkinan susunan
(arrangement) jika terdapat satu kelompok objek. pada permutasi berkepentingan dengan
susunan atau urutan dari objek. Permutasi dirumuskan sebagai berikut :
atau
dimana :
P = Jumlah permutasi atau cara objek disusun
n = jumlah total objek yang disusun
r/k = jumlah objek yang digunakan pada saat bersamaan, jumlah r/k dapat sama dengan n
atau lebih kecil
! = tanda dari faktorial
Contoh:
Di kantor pusat DJBC Ada 3 orang staff yang dicalonkan untuk menjadi mengisi
kekosongan 2 kursi pejabat eselon IV. Tentukan banyak cara yang bisa dipakai untuk
mengisi jabatan tersebut?
jawab : Permutasi P (3,2), dengan n =3 (banyaknya staff) dan k =2 (jumlah posisi yang
akan diisi)
Contoh:
Tentukan permutasi atas semua unsur yang dibuat dari kata MATEMATIKA!
Jawab: pada kata MATEMATIKA terdapat 2 buah M, 3 buah A, dan 2 buah T yang sama,
sehingga permutasinya adalah:
Permutasi Siklis
2.8.3. KOMBINASI
Kombinasi digunakan apabila ingin mengetahui berapa cara sesuatu diambil dari
keseluruhan objek tanpa memperhatikan urutannya. Jumlah kombinasi dirumuskan
sebagai berikut:
Contoh:
Saat akan menjamu Bayern Munchen di Allianz arena, Antonio Conte (Pelatih
Juventus) punya 20 pemain yang akan dipilih 11 diantaranya untuk jadi starter. Berapa
banyak cara pemilihan starter tim juventus? (tidak memperhatikan posisi pemain).
Daftar Pustaka