Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN V

Pemrograman Deklaratif
ARITMATIKA
Disusun untuk memenuhi matakuliah Pemrograman Deklaratif yang dibimbing
Oleh Muhammad Jauharul Fuady.

Oleh :
Maulia Wijiyanti Hidayah
140535605080
S1 TI 2014 B

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PRODI S1 TEKNIK INFORMATIKA
MARET 2016
LAPORAN PRAKTIKUM V

A. Dasar Teori
B. TUGAS PRAKTIKUM
Pada tugas 2.01 ini kita belajar tentang bagaimana menentukan suatu bilangan
apakah bilangan tersebut merupakan bilangan prima. Dapat diketahui bahwa
angka 2, dan 6 merupakan bilangan prima, sedangkan angka 13 bukan merupakan
bilangan prima.

Pada tugas 2.02 ini kita belajar tentang bagaimana menentukan pemfaktoran suatu
bilangan dengan pengurutan ascending. Dan dari percobaan diatas dapat diketahui
bahwa faktor prima dari 9 adalah [3,3]. Dan juga memudahkan kita untuk mencari
faktor prima yang angkanya banyak contohnya 1547 maka faktor primanya ialah
[7,13,17].

Pada tugas 2.03 ini kita belajar tentang bagaimana menentukan pemfaktoran suatu
bilangan dengan pengurutan ascending seperti pada tugas yang sebelumnya, tetapi
pada tugas kali ini hasil angka pemfaktorannya dapat dikeluarkan berapa kali dia
keluar. Dan dari percobaan diatas dapat diketahui bahwa faktor dari 1547 adalah
[[7,1],[13,1],[17,1]] yang berarti angka 7 keluar 1 kali, 13 keluar 1 kali, dan 17
juga keluar 1 kali. Berikut juga contoh yang lain lainnya seperti itu.

Cara menentukan bilangan prima apa saja yang terdapat di dalam bilangan antara
1 dengan yang lain. Dan dari percobaan diatas dapat diketahui bahwa bilangan

prima yang terdapat pada bilangan 1 sampai 30 adalah 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23,
29.

Pada tugas 2.05 ini kita belajar tentang perkiraan Golbach, pada perkiraan
Goldbach mengatakan bahwa setiap bilangan positif yang lebih dari 2 adalah
penjumlahan dari dua bilangan prima, contohnya 80 = 7 +73. Perkiraan ini
merupkan fakta yang paling terkenal pada teori bilangan yang tidak dapat
dibuktikan kebenarannya dalam kasus umum. Dari percobaan diatas dapat
diketahui bahwa perkiraan goldbach dari 28 adalah 7 dan 73, atau contoh yang
lain bahwa goldbach dari 100 adalah 3 dan 97. Sedangkan jika kita memasukkan
angka ganjil maka akan menyebutkan salah, contohnya 81.

Pada tugas 2.06 ini kita belajar tentang komposisi dari Golbach, program ini
nantinya akan menghitung goldbach dari bilangan yang berada diantara dua
bilangan dengan menghitung bilangan yang terendah sampai limitnya, kemudian
akan menampilkan semua list bahkan bilangan dan kompisisi goldbachnya.

Pada tugas 2.07 ini kita belajar tentang menentukan hasil bagi terbesar (FPB) dua
bilangan yang akan ditentukan. Dan dari percobaan diatas dapat diketahui bahwa
hasil bagi terbesar dari angka 115 dan 253 adalah 23 begitu juga dengan angka
100 dam 224, maka hasil fpbnya ialah 4.

Pada tugas 2.08 ini kita belajar tentang menentukan koprima (relatif prima). Di
dalam dunia matematika, jika FPB dari suatu bilangan bulat a dan b bernilai 1
maka kedua bilangan tersebut merupakan koprima. Dan dari percobaan diatas
dapat diketahui bahwa 23 dan 41 merupkan bilangan koprima, sedangkan 115
dan 253 bukan merupakan bilangan koprima.

Pada tugas 2.09 ini kita belajar tentang cara menghitung Euler totient phi, dalam
bahasa Indonesia kita dapat menyebutnya sebagai fungsi phi atau fungsi totient.
Meskipun fungsi ini memiliki nama phi, tetapi fungsi ini dalam perhitungannya
sama sekali tidak menggunakan phi. Bilangan integer positif yang lebih kecil
atau sama DAN relatif prima dengan suatu bilangan ain yang diberikan disebut
sebagai totatif, oleh sebab itu fungsi ini juga disebut sebagai fungsi totient. Dan
dari percobaan diatas dapat diketahui bahwa totient phi dari 40 adalah 16.

Pada tugas 2.10 ini kita belajar tentang cara menghitung Euler totient phi yang ke
2, dalam bahasa Indonesia kita dapat menyebutnya sebagai fungsi phi atau fungsi
totient. Meskipun fungsi ini memiliki nama phi, tetapi fungsi ini dalam
perhitungannya sama sekali tidak menggunakan phi. Bilangan integer positif
yang lebih kecil atau sama DAN reletif prima dengan suatu bilangan ain yang
diberikan disebut sebagai totatif, oleh sebab itu fungsi ini juga disebut sebagai
fungsi totient. Dan dari percobaan diatas dapat diketahui bahwa totient phi dari
10 adalah 4, daro 100 adalah 40, dari 1000 adalah 400..

Pada tugas 2.11 ini kita belajar tentang membandingkan dua metode dari
perhitungan fungsi Eulers Totient. Dengan menggunakan hasil dari solusi pada
masalah nomer 2.09 dan 2.10 untuk membandingkan algoritmanya. Dan dari
pervobaan diatas kita dapat mengetahui perbedaan algoritmanya.

Anda mungkin juga menyukai