Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Penjabaran KI dan KD dalam Indikator Pencapaian Kompetensi dan Materi


Pembelajaran

Disusun untuk Memenuhi Matakuliah Perencanaan Pembelajaran


Dibimbing oleh Prof. Dr. Ir. Syaad Patmanthara, M.Pd.

Disusun Oleh:
Muhammad Aslam Bahris (200533628026)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PRODI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA
OKTOBER 2021

i
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmatnya, maka pada hari ini makalah yang berjudulkan “Penjabaran KI dan
KD dalam Indikator Pencapaian Kompetensi dan Maeri Pembelajaran” dapat
diselesaikan. Secara garis besar, makalah ini berisi tentang hal yang berhubungan tentang
sarana dan prasarana pendidikan di sekolah. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Manajemen Sekolah. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya
selaku penulis maupun pembaca

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah mendukung
penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, saran dari berbagai pihak sangat diharapkan demi
kemajuan selanjutnya.

Malang 10 Oktober 2021

Penulis,

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indikar hasil belajar adalah tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat dimiliki oleh peserta
didik setelah peserta didik melakukan proses pembelajaran tertentu. Jadi, dapatlah dikatakan
bahwa indikator pencapain kompetensi merupakan kemampuan peserta didik yang dapat
diamati dan diukur.
Dalam pelaksanaan desain tujuan pembelajaran berbasis pencapaian kompetensi pencapain
kompetensi, guru melakukan proses menjabarkan Kompetensi Dasar (KD) ke dalam indikator
pencapaian kompetensi.
Dalam proses belajar mengajar di dalam kelas dan pada suatu mata pelajaran tertentu pasti
mempunyai tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Pencapaian tersebut dapat dicapai dengan
merumuskan indikator yang baik. Rumusan indikator yang baik (bagus) tak lepas dari standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Dalam sistem kurikulum KTSP sekolah mempunyai hak
untuk mengembangkan kurikulum berdasarkan pada standar yang ditentukan oleh kementrian
pendidikan nasional (MENDIKNAS), tidak hanya itu sekolah juga mempunyai hak
mengembangkan kurikulum dari muatan lokal.
Kurikulum akan tercapai dengan baik jika perumusan silabus dan RPP berjalan dengan baik.
Pencapaian RPP dan silabus terletak pada standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Sedangkan pencapaian kompetensi dasar dan standar kompetensi terdapat pada indikator.
Oleh karena itu, merumuskan indikator merupakan hal yang sangat penting dalam proses
belajar mengajar di kelas, jika dalam suatu pembelajaran indikator belum tercapai maka bisa
dianggap pembelajaran tersebut gagal.
Dalam makalah kami mencoba untuk mengulas kembali mengenai indikator pencapaian
kompetensi..

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang sebagaiman tercantum di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
Apa pengertian Indikator Pencapaian Kompetensi?
Bagaimana fungsi Indikator Pencapaian Kompetensi?
Bagaimana langkah-langkah pengembangan Indokator Pencapaian Kompetensi?
Bagaimana menyusun Indokator Pencapaian Kompetensi?

1
1.3 Tujuan Masalah
Mengetahui pengertian Indikator Pencapaian Kompetensi.
Mengetahui fungsi Indikator Pencapaian Kompetensi.
Memahami langkah-langkah pengembangan Indokator Pencapaian Kompetensi.
Memahami langkah-langkah penyusun Indokator Pencapaian Kompetensi.

2
BAB II

LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Indikator Pencapaiaan Kompetensi
Indikator artinya penunjuk atau tanda-tanda yang tampak, pencapaiaan artinya telah
dikuasai, kompetensi artinya kemampuan melakukan sesuatu. Jadi, indikator pencapaian
kompetensi (IPK) ialah tanda-tanda yang (seharusnya) tampak pada seseorang yang telah
menguasai suatu kemampuan melakukan sesuatu. Indikator pencapaian kompetensi IPK
merupakan rumusan kemampuan yang harus dilakukan atau ditampilkan oleh siswa untuk
menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar (KD).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), indikator adalah sesuatu yg dapat
memberikan atau menjadi petunjuk atau keterangan. Jika dikaitkan dengan pembelajaran,
indikator merupakan petunjuk bagi guru apakah hasil pembelajaran telah tuntas atau belum.
Sederhananya, indikator pencapaian kompetensi adalah garis-garis besar yang harus dicapai
oleh siswa selama pembelajaran berlangsung.
Indikator Pencapaian Kompetensi IPK menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014, pada ayat (4) huruf b dinyatakan
bahwa indikator pencapaian kompetensi adalah:
1) kemampuan yang dapat diobservasi untuk disimpulkan sebagai pemenuhan
Kompetensi Dasar pada Kompetensi Inti 1 dan Kompetensi Inti 2, dan
2) kemampuan yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk disimpulkan sebagai
pemenuhan Kompetensi Dasar pada Kompetensi Inti 3 dan Kompetensi Inti 4. 3)
Dalam mengembangkan IPK perlu mempertimbangkan :
4) tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam
KD;
5) karakteristik mata pelajaran, siswa, dan sekolah;
6) potensi dan kebutuhan siswa, masyarakat, dan lingkungan/daerah.
Dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian, terdapat dua rumusan indikator, yaitu:
Indikator pencapaian kompetensi yang dikenal sebagai IPK yang terdapat dalam RPP.
Indikator penilaian yang digunakan dalam menyusun kisi-kisi dan menulis soal yang dikenal
sebagai indikator soal. Misalnya, dalam satu pertemuan siswa harus mampu menyebutkan
macam-macam rukun iman. Maka pembelajaran semata-mata agar siswa dapat menyebutkan
macam-macam rukun iman. Ketika siswa sudah mampu menyebutkannya, berarti

3
pembelajaran telah tuntas dan diterima oleh peserta didik, sebaliknya jika siswa belum mampu
menyebutkan macam-macam rukun iman, pembelajaran dianggap belum tuntas. Jadi,
indikator merupakan kompetensi dasar secara spesifik yang dapat dijadikan untuk menilai
ketercapaian hasil pembelajaran dan juga dijadikan tolak ukur sejauh mana penguasaan siswa
terhadap suatu pokok bahasan atau mata pelajaran tertentu serta diharapkan adanya
perubahan yang terjadi pada diri siswa pada aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan
setelah pembelajaran berlangsung, untuk mengetahuinya dilaksanakan melalui evaluasi, baik
dilakukan dengan tes lisan, tertulis ataupun tanya jawab.

2.2 Fungsi Indikator Pencapaian Kompetensi


A. Pedoman dalam pengembangan materi pelajaran
Pengembangan materi pembelajaran harus sesuai dengan indikator yang
dikembangkan. Indikator yang dirumuskan secara cermat dapat memberikan arah
dalam pengembangan materi pembelajaran yang efektif sesuai dengan karakteristik
mata pelajaran, potensi dan kebutuhan peserta didik, sekolah, serta lingkungan.
B. Pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran
Indikator pencapain kompetensi menjadi petunjuk bagi guru tentang gambaran
kegiatan pembelajarn dan merancang kegiatan pembelajaran untuk menghadirkan
pengalaman belajar yang mampu mengantarkan siswa mencapai satu ataupun lebih
kompetensi yang harus dikuasi ketika siswa.
C. Pedoman dalam mengembangkan bahan ajar
Bahan ajar perlu dikembangkan oleh guru guna menunjang pencapaian kompetensi
peserta didik. Pemilihan bahan ajar yang efektif harus sesuai tuntutan indikator
sehingga dapat meningkatkan pencapaian kompetensi secara maksimal.
D. Pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar Indikator
kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk
menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian
mata pelajaran, dirumuskan dengan kata kerja operasional yang dapat diamati dan
diukur, mencakup pengetahuan, sikap, dan ketrampilan.
E. Pedoman dalam menentukan tujuan pembelajaran
Kata kerja operasional yang digunakan dalam tujuan pembelajaran disusun secara
linier dengan kata kerja operasional yang digunakan dalam indicator pencapaian
kompetensi. Hal ini berarti tingkat kompetensi dalam rumusan tujuan pembelajaran
mengacu pada tingkat kompetensi yang terdapat pada rumusan indicator pencapaian
kompetensi.

4
2.3 Langkah-Langkah Pengembangan Indikator Pencapaian Kompetensi Didalam
pengembangan indikator pencapaian kompetensi ada beberapa langkah yang harus dilakukan,
yaitu :
A. Menganalisis Tingkat Kompetensi dalam SK dan KD
Langkah pertama pengembangan indikator adalah menganalisis tingkat
kompetensi dalam SK dan KD. Hal ini diperlukan untuk memenuhi tuntutan minimal
kompetensi yang dijadikan standar secara nasional. Sekolah dapat mengembangkan
indikator melebihi standar minimal tersebut.
Tingkat kompetensi dapat dilihat melalui kata kerja operasional yang
digunakan dalam SK dan KD. Tingkat kompetensi dapat diklasifikasi dalam tiga
bagian, yaitu tingkat pengetahuan, tingkat proses, dan tingkat penerapan. Kata kerja
pada tingkat pengetahuan lebih rendah dari pada tingkat proses maupun penerapan.
Tingkat penerapan merupakan tuntutan kompetensi paling tinggi yang diinginkan.
Selain tingkat kompetensi, penggunaan kata kerja menunjukan penekanan
aspek yang diinginkan, mencakup sikap, pengetahuan, serta keterampilan.
Pengembangan indikator harus mengakomodasi kompetensi sesuai tendensi yang
digunakan SK dan KD. Jika aspek keterampilan lebih menonjol, maka indikator yang
dirumuskan harus mencapai kemampuan keterampilan yang diinginkan.
B. Menganalisis Karakteristik Mata Pelajaran, Peserta Didik, dan Sekolah Pengembangan
indikator mempertimbangkan karakter mata pelajaran, peseta didik, dan sekolah
karena indikator menjadi acuan dalam penilaian. Setiap pelajaran memiliki
karakteristik tertentu yang membedakan dari mata pelajaran lainya. Perbedaan ini
menjadi pertimbangan penting dalam mengembangkan indikator. Karakteristik mata
pelajaran bahasa yang terdiri dari aspek mendengar, membaca, dan menulis sangat
berbeda sengan mata pelajaran matematika yang dominan pada aspek analisis logis.
Guru harus melakukan kajian mendalam mengenai karakteristik mata pelajaran
sebagai acuan mengembangkan indikator. Karakteristik mata pelajaran dapat dikaji
pada dokumen standar isi mengenai tujuan, ruang lingkup, dan KD masing-masing
mata pelajaran
Pengembangan indikator memerlukan informasi karakteristik peserta didik
yang unik dan beragam. Peserta didik memiliki keragaman dalam inteligensi dan gaya
belajar. Oleh karena itu indikator selayaknya mampu mengakomodasi keragaman

5
tersebut. Peserta didik dengan karakteristik unik visual-verbal atau psiko-kinestetik
selayaknya diakomodasi dengan penilaian yang sesuai, sehingga kompetensi siswa
dapat terukur secara proporsional.
Indikator pertama tidak mengakomodasi keragaman karakteristik peserta didik,
karena siswa dengan intelegensi dan gaya belajar visual verbal dapat mengekspresikan
melalui cara lain, misalnya melalui lukisan atau puisi. Karakteristik sekolah atau
madrasah dan daerah menjadi acuan dalam pengembangan indikator, karena target
pencapaian sekolah/madrasah tidak sama. Sekolah/madrasah kategori tertentu yang
melebihi standar minimal dapat mengembangkan indikator lebih tinggi. Sekolah
dengan keunggulan tertentu juga menjadi pertimbangan dalam mengembangkan
indikator.
C. Menganalisis Kebutuhan dan Potensi
Kebutuhan dan potensi peserta didik, sekolah dan daerah perlu dianalisis untuk
dijadikan bahan pertimbangan dalam mengembangkan indikator. Penyelenggaraan
pendidikan seharusnya dapat melayani kebutuhan peserta didik, lingkungan, serta
mengembangkan potensi peserta didik secara optimal. Peserta didik mendapatkan
pendidikan sesuai dengan potensi dan kecepatan belajarnya, termasuk tingkat potensi
yang diraihnya.
Indikator juga harus dikembangkan guna mendorong peningkatan mutu sekolah
di masa yang akan datang, sehingga diperlukan informasi hasil analisis potensi sekolah
yang berguna untuk mengembangkan kurikulum melalui pengembangan indikator.

2.4 Menyusun Indikator Pencapain Kompetensi


Kompetensi yang harus dicapai siswa setelah proses pembelajaran harus diproyeksikan
guru dalam tujuan pembelajaran. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) sebagai
tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk perilaku yung bersifat umum sehingga masih
sulit diukur ketercapaiannya. Oleh karena itu, tugas guru dalam mendesain pembelajaran salah
satunya adalah menjabarkan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) menjadi
indikator pencapaian kompetensi.
Indikator hasil belajar adalah tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat dimiliki oleh
peserta didik setelah peserta didik melakukan proses pembelajaran tertentu. Jadi, dapatlah
dikatakan bahwa indikator pencapain kompetensi merupakan kemampuan peserta didik yang
dapat diamati dan diukur.

6
Dalam pelaksanaan desain tujuan pembelajaran berbasis pencapaian kompetensi
pencapain kompetensi, guru melakukan proses menjabarkan Kompetensi Dasar (KD) ke
dalam indikator pencapaian kompetensi. Martinis Yamin mengungkapkan bahwa tujuan
dilakukannya penjabaran Kompetensi Dasar (KD) ke dalam indikator pencapaian kompetensi
antara lain;
1) Untuk mengungkapkan kompetensi apa yang perlu dikuasai oleh peserta didik setelah
menyelesaikan proses pembelajaran;
2) Agar proses pembelajaran dapat dimulai dari materi pembelajaran yang mudah ke
materi pembelajaran yang tersulit sesuai dengan hierarki belajar;
3) Untuk memperoleh gambaran tentang luas cakupan materi yang hendak diajarkan.
Itulah tampaknya yang menjadikan Martinis Yamin menyebutkan bahwa kriteria indikator
pencapaian kompetensi yang baik antara lain;
1) Memuat ciri-ciri tujuan pembelajaran yang hendak diukur;
2) Memuat suatu kata kerja operasional yang dapat diukur;
3) Berkaitan erat dengan materi pembelajaran yang hendak disampaikan;
4) Mencangkup domain kognitif, afektif, dan psikomotorik;
5) Memuat setidaknya 3 hingga 5 butir indikator;
6) Setiap indikator dapat dijadikan sebagai soal.
Untuk memudahkan guru dalam menjabarkan Kompetensi Dasar (KD) ke dalam
indikator pencapaian kompetensi, guru perlu mencermati taksonomi kompetensi dari dua
aspek berikut ini. Ranah atau domain. Kompleksitas/ tingkat kemudian dan kesulitan setiap
perubahan (hasil belajar) ranah atau domain. Kedua aspek tersebut untuk merumuskan
indikator pencapaian kompetensi yang dapat diukur, guru dapat diukur, dinilai, dan dicapai,
serta dibuktikan, guru dapat merumuskan atau menyusunnya berdasarkan kata kerja
operasional.

7
Contoh Penjabaran KI dan KD ke dalam Indikator Pencapaian Kompetensi dan Materi
Pembelajaran :
8
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Jadi, indikator merupakan kompetensi dasar secara spesifik yang dapat dijadikan untuk
menilai ketercapaian hasil pembelajaran dan juga dijadikan tolak ukur sejauh mana
penguasaan siswa terhadap suatu pokok bahasan atau mata pelajaran tertentu serta diharapkan
adanya perubahan yang terjadi pada diri siswa pada aspek pengetahuan, sikap dan
keterampilan setelah pembelajaran berlangsung, untuk mengetahuinya dilaksanakan melalui
evaluasi, baik dilakukan dengan tes lisan, tertulis ataupun tanya jawab.
Indikar hasil belajar adalah tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat dimiliki oleh peserta
didik setelah peserta didik melakukan proses pembelajaran tertentu. Jadi, dapatlah dikatakan
bahwa indikator pencapain kompetensi merupakan kemampuan peserta didik yang dapat
diamati dan diukur.
Dalam pelaksanaan desain tujuan pembelajaran berbasis pencapaian kompetensi pencapain
kompetensi, guru melakukan proses menjabarkan Kompetensi Dasar (KD) ke dalam indikator
pencapaian kompetensi.
9
DAFTAR PUSTAKA

Andi prastowo. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Rpp) Tematik Terpadu


Implementasi Kurikulum 2013 Untuk SD/MI. 2017. Jakarta: Kencana Abdul Majid,
Perncanaan Pembelajaran (Mengembangkan Standar Kompetensi Guru), PT Remaja
Rosda Karya, Bandung, 2009, cet-6
Tri Hapsari Utami, Indikator dan Tujuan Pembelajaran dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran, Jurnal SEMNAS MIPA November 2010, Universitas Negeri Malang. Novan
Ardy Wiyani, M.Pd.I, Desain Pembelajaran Pendidikan (Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA,
2014).
Maritin Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi (Jakarta: GP Press, 2009)
Bermawi Munthe, Desain Pembelajaran (Yogyakarta: Insan Madani, 2009)
10

Anda mungkin juga menyukai