0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
32 tayangan5 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang kurikulum berbasis kompetensi, kurikulum berbasis capaian pembelajaran, KKNI, dan SN Dikti. Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian standar kompetensi oleh siswa, sedangkan kurikulum berbasis capaian pembelajaran menitikberatkan pada hasil akhir yang dapat dicapai siswa. KKNI digunakan untuk menetapkan kualifikasi lulusan sesuai den
Dokumen tersebut membahas tentang kurikulum berbasis kompetensi, kurikulum berbasis capaian pembelajaran, KKNI, dan SN Dikti. Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian standar kompetensi oleh siswa, sedangkan kurikulum berbasis capaian pembelajaran menitikberatkan pada hasil akhir yang dapat dicapai siswa. KKNI digunakan untuk menetapkan kualifikasi lulusan sesuai den
Dokumen tersebut membahas tentang kurikulum berbasis kompetensi, kurikulum berbasis capaian pembelajaran, KKNI, dan SN Dikti. Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian standar kompetensi oleh siswa, sedangkan kurikulum berbasis capaian pembelajaran menitikberatkan pada hasil akhir yang dapat dicapai siswa. KKNI digunakan untuk menetapkan kualifikasi lulusan sesuai den
Resume 2 : Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kurikulum Berbasis Capaian
Pembelajaran, dan KKNI, serta SN Dikti
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Kurikulum berbasis kompetensi memuat standar kompetensi dan kompetensi dasar pada setiap mata pelajaran. Standar kompetensi diartikan sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilari, sikap, dan tingkat penguasaan yang diharapkan dicapai dalam mempelajari suatu matapelajaran. Cakupan standar kompetensi standar isi (content standard) dan standar penampilan (performance standard). Kompetensi dasar, merupakan jabaran dari standar kompetensi, adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap minimal yang harus dikuasai dan dapat diperagakan oleh siswa pada masing-masing standar kompetensi (Marzano, 2007). Komponen utama kurikulum berbasis kompetensi yaitu (Furchan, 2005): Kurikulum dan Hasil Belajar (KHB) Memuat perencanaan pengembangan peserta didik yang perlu dicapai secara keseluruhan. Kurikulum dan hasil belajar ini memuat kompetensi, hasil belajar, dan indikator keberhasilan. KHB memberikan suatu rentang kompetensi dan hasil belajar siswa yang bermanfaat bagi guru untuk menentukan apa yang harus dipelajari oleh siswa, bagaimana seharusnya mereka dievaluasi, dan bagaimana pembelajaran disusun. Penilaian Berbasis Kelas (PBK) Memuat prinsip, sasaran, dan pelaksanaan penilaian berkelanjutan yang lebih akurat dan konsisten melalui penilaian terpadu dengan kegiatan belajar mengajar di kelas (berbasis kelas) dengan mengumpulkan kerja siswa (portofolio), hasil karya (produk), penugasan (proyek), kinerja (performance), dan tes tertulis. Penilaian ini mengidentifikasi kompetensi atau hasil belajar yang telah dicapai, dan memuat pernyataan yang jelas tentang standar yang harus dan telah dicapai serta peta kemajuan belajar siswa dan pelaporan. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Memuat gagasan-gagasan pokok tentang pembelajaran dan pengajaran untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan serta gagasan-gagasan pedagogis dan andragogis yang mengelola pembelajaran agar tidak mekanistik. Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah (PKBS) Memuat berbagai pola pemberdayaan tenaga kependidikan dan sumber daya lain untuk meningkatkan mutu hasil belajar. Pola ini dilengkapi dengan gagasan pembentukan jaringan kurikulum, pengembangan perangkat kurikulum (silabus), pembinaan profesional tenaga kependidikan, dan pengembangan sistem informasi kurikulum. Kelebihan kurikulum berbasis kompetensi adalah sebagai berikut (Furchan, 2005): Mengembangkan kompetensi-kompetensi siswa pada setiap aspek mata pelajaran dan bukan pada penekanan penguasaan konten mata pelajaran itu sendiri. Mengembangakan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student oriented). Siswa dapat bergerak aktif secara fisik ketika belajar dengan memanfaatkan indra seoptimal mungkin dan membuat seluruh tubuh serta pikiran terlibat dalam proses belajar. Guru diberi kewenangan untuk menyusun silabus yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi di sekolah/daerah masing-masing. Bentuk pelaporan hasil belajar yang memaparkan setiap aspek dari suatu mata pelajaran memudahkan evaluasi dan perbaikan terhadap kekurangan peserta didik. Penilaian yang menekankan pada proses memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi kemampuannya secara optimal, dibandingkan dengan penilaian yang terfokus pada konten.
Kurikulum Berbasis Capaian Pembelajaran atau Outcome Based Learning (OBE)
Outcome Based Education (OBE) merupakan sebuah metode pembelajaran yang berbasis pada hasil akhir apa yang dapat siswa lakukan setelah melalui proses belajar. Metode pembelajaran ini berbasis pada kurikulum yang dipersiapkan terkait kemampuan yang diperlukan lulusan setelah menempuh pendidikan (Zakaria, 2013). OBE diarahkan pada perencanaan dan hasil yang akan diperoleh setiap siswa di setiap program yang diikuti. Hasil pembelajaran berfokus pada pengetahuan, sikap dan keterampilan yang harus dicapai selama pendidikan dan diterapkan dikehidupan (Butcher, 2006). OBE menekankan pada pembelajaran siswa: menggunakan pernyataan hasil pembelajaran yang jelas untuk memudahkan siswa untuk mengetahui dan memahami tentang hasil yang perlu mereka capai. Menyediakan kegiatan pembelajaran tertentu dengan tujuan agar siswa mencapai semua hasil pembelajaran yang direncankan. Menilai tahap pencapaian siswa dengan menggunakan kriteria penilaian yang telah ditetapkan.
Keterkaitan KKNI di Perguruan Tinggi dan Standar Pendidikan Tinggi
Pengertian KKNI Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) adalah kerangka penjenjangan kualifikasi dan kompetensi tenaga kerja Indonesia yang menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan sektor pendidikan dengan sektor pelatihan dan pengalaman kerja dalam suatu skema pengakuan kemampuan kerja yang disesuaikan dengan struktur di berbagai sektor pekerjaan. KKNI diatur dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2012. Prinsip dasar KKNI menilai unjuk kerja dalam aspek keilmuan, keahlian, dan keterampilan sesuai dengan capaian pembelajaran (learning outcomes) yang diperoleh melalui proses pendidikan, pelatihan, atau pengalaman. Manfaat KKNI Menetapkan kualifikasi capaian pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan formal, nonformal, informal atau pengalaman kerja. Menetapkan skema pengakuan kualifikasi capaian pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan formal, nonformal, informal atau pengalaman kerja. Menyetarakan kualifikasi di antara capaian pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan formal, nonformal, informal atau pengalaman kerja. Mengembangkan metode dan sistem pengakuan kualifikasi sumberdaya manusia dari negara lain yang akan bekerja di Indonesia. Strategi Implementasi KKNI Secara keseluruhan strategi implementasi KKNI harus dapat mencerminkan beberapa hal berikut: Menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari strategi pengelolaan dan peningkatan mutu sumber daya manusia nasional. Menjadi acuan pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan nasional umumnya dan pendidikan tinggi pada khususnya. Menjadi panduan bagi industri, dunia usaha, dan institusi pemerintah untuk merencanakan dan mengembangkan jenjang karir Menjadi pedoman dan acuan pengembangan dan peningkatan mutu lembaga- lembaga pelatihan swasta maupun pemerintah Menjadi pedoman bagi asosiasi profesi untuk menyusun pengembangan jenjang profesi Menjadi pedoman para tenaga kerja atau masyarakat luas untuk mengembangkan diri dan karir Kaitan Capaian Pembelajaran dengan KKNI dan SN Dikti Kurikulum pendidikan tinggi merupakan program untuk menghasilkan lulusan, sehingga program tersebut seharusnya menjamin agar lulusannya memiliki kualifikasi yang setara dengan kualifikasi yang disepakati dalam KKNI. Konsep yang dikembangkan Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan selama ini, dalam menyusun kurikulum dimulai dengan menetapkan profil lulusan yang dijabarkan menjadi rumusan kompetensinya. Dengan adanya KKNI rumusan kemampuan dinyatakan dalam istilah “capaian pembelajaran” (terjemahan dari learning outcomes), dimana kompetensi tercakup di dalamnya atau merupakan bagian dari capaian pembelajaran (CP). Berdasarkan Dirjen Dikti (2014) secara keseluruhan tahap perancangan kurikulum dibagi dalam tiga bagian kegiatan yakni: Perumusan capaian pembelajaran lulusan (CPL) Tahapan penyusunan capaian pembelajaran lulusan yaitu penetapan profil lulusan, penetapan kemampuan yang diturunkan dari profil, merumuskan capaian pembelajaran lulusan (CPL). Pada tahap merumuskan CPL wajib merujuk pada jenjang kualifikasi KKNI, terutama yang berkaitan dengan unsur ketrampilan khusus (kemampuan kerja) dan penguasaan pengetahuan, sedangkan yang mencakup sikap dan keterampilan umum dapat mengacu pada rumusan yang telah ditetapkan dalam SN- Dikti sebagai standar minimal, yang memungkinkan ditambah sendiri untuk memberi ciri lulusan perguruan tingginya. Penyusunan mata kuliah dalam struktur kurikulum Tahap ini adalah menyusun mata kuliah ke dalam semester. Pola susunan mata kuliah perlu memperhatikan hal berikut: a. Konsep pembelajaran yang direncanakan dalam usaha memenuhi capaian pembelajaran lulusan b. Ketepatan letak mata kuliah yang disesuaikan dengan keruntutan tingkat kemampuan dan integrasi antar mata kuliah c. Beban belajar mahasiswa rata-rata di setiap semester yakni 18-20 sks.
Standart Nasional Pendidikan Tinggi (SN-Dikti).
Standart Nasional Pendidikan Tinggi (SN-Dikti) mencakup Standart Nasional Pendidikan, Standart Nasional Penelitian dan Standart Nasional Pengabdian Masyarakat. Standart nasional pendidikan tinggi (SN-Dikti) berdasarkan UU No.12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi dan Permenrisetdikti No.44 tahun 2015 tentang Standart Nasional Pendidikan Tinggi. Standar Kompetensi Lulusan Standar Kompetensi Lulusan pada SN-Dikti terdapat pada pasal 5 dan 7 permenristekdikti No.44 tahun 2015 adalah standar kompetensi lulusan merupakan kriteria minimal tentang kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran lulusan. Isi dari Standar Kompetensi Lulusan (pasal 5&7) adalah : a. Sikap: merupakan perlaku benar dan berbudaya sebagai hasil dari internalisasi dan aktualisasi nilai dan norma yang tercemin dalam kehidupan spiritual dan sosial melalui proses pembelajaran, pengalam kerja mahasiswa, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang terkait dengan pembelajaran (ditetapkan dalam SN-Dikti). b. Pengetahuan: merupakan penguasaan konsep, teori, metode atau falsafah bidang ilmu tertentu secara sistematis yang diperoleh melalui penalaran dalam proses pembelajaran, pengalam kerja mahasiswa, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang terkait dengan pembelajaran (ditetapkan oleh asosiasi program studi). c. Ketrampilan umum: merupakan kemampuan kerja umum yang wajib dimiliki oleh setiap lulusan dalam rangka menjamin kesetaraan kemampuan lulusan sesuai tingkat program dan jenis pendidikan tinggi (ditetapkan oleh SN-Dikti). d. Ketrampilan khusus: merupakan kemampuan kerja khusus yang wajib dimiliki oleh setiap lulusan sesuai dengan bidang keilmuan program studi (ditetapkan oleh asosiasi program studi). Standar Isi Pembelajaran Standar Isi Pembelajaran terdapat pada pasal 8 dan 9 dalam permenristekdikti No.44 tahun 2015 yaitu Standar Isi Pembelajaran merupakan kriteria minimal tingkat kedalaman dan kelulusan materi pembelajaran. Tingkat kedalaman dan kelulusan materi pembelajaran sebagaimana dimaksud pada ayat 2 bersifat kumulatif atau integratif dan dituangkan dalam bahan kajian yang distrukturkan dalam bentuk mata kuliah. Kedalaman dan kelulusan materi pembelajaran (pasal 9) berisi: 1. Diploma 1 meguasai konsep umum, pengetahuan, dan ketrampilan operasional lengkap 2. Diploma 2 menguasai prinsip dasar pengetahuan dan ketrampilan pada bidang keahlian tertentu. 3. Diploma 3 menguasai konsep teoritis pengetahuan dan ketrampilan pada bidang keahlian tertentu secara umum. 4. Diploma 4 dan sarjana menguasai konsep teoritis pengetahuan dan ketrampilan pada bidang keahlian tertentu secara umum dan konsep teoritis bagian khusus dalam bidang pengetahuan dan ketrampilan tersebut secara mendalam. 5. Profesi menguasai teori apliaksi bidang pengetahuan dan ketrampilan tertentu. 6. Magister, magister terapan, spesialis menguasai teori dan teori aplikasi bidang pengetahuan tertentu 7. Doktor, doktor terapan dan sub spesialis menguasai filosofi keilmuan bidang pengetahuan dan ketrampilan tertentu. Standar Proses Pembelajaran Standar Proses Pembelajaran diatur dalam permenristekdikti No.44 tahun 2015 pasal 10-18. Standar Proses Pembelajaran merupakan kriteria minimal tentang pelaksanaan pembelajaran pada program studi untuk memperoleh capaian pembelajaran lulusan. Standar proses sebagaimana dimaksud pada ayat 1 mencakup karakteristik proses pembelajaran, perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, beban belajar mahasiswa. Standar Penilaian Pembelajaran Standar Penilaian Pembelajaran diatur dalam pasal 19-25 permenristekdikti No.44 tahun 2015 merupakan kriteria minimal tentang penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa dalam rangka pemenuhan capaian pembelajaran lulusan.
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional