Anda di halaman 1dari 25

PELATIHAN PENILAIAN

PEMBELAJARAN BERBASIS HOTS


Pemetaan Kompetensi Pembelajaran

Wachidun 1/1/23 BDK Denpasar


KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
tuntunan sehingga Bahan Ajar ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Bahan Ajar ini diharapkan dapat memberikan tuntunan kepada peserta Diklat
Jarak Jauh berbasis e-learning Diklat Teknis Substantif Penilaian Pembelajaran
khususnya mata diklat Pemetaan Kompetensi Pembelajaran sehingga
diharapkan kedepan guru dapat menindak lanjuti pengetahuan yang
didapatkan selama kegiatan diklat dalam rangka merancang serta
menyelenggarakan proses penilaian yang efektif dan efisien serta dapat
memberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada siswa.

Kami sangat menyadari bahwa bahan ajar ini memerlukan


penyempurnaan sehingga saran dan masukan sangat diperlukan untuk
perbaikan proses system pembelajaran kediklatan. Kami berharap bahan ajar ini
dapat bermanfaat bagi peserta diklat sebagai salah satu referensi dalam
mewujudkan proses pembelajaran efektif dalam membentuk generasi emas
bangsa.

Denpasar, Januari 2023

Penyusun

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hasil kajian pelaksanaan Kurikulum 2013 menunjukkan bahwa salah satu kesulitan
pendidik dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 adalah dalam perencanaan penilaian.
Pada perencanaan penilaian, pendidik kesulitan merumuskan indikator instrumen penilaian,
menentukan teknik penilaian yang tepat sesuai dengan kompetensi dasar yang diajarkan,
dalam mata diklat pemetaan pembelajaran diharapkan nantinya bapak ibu guru dapat
merencanakan penilaian dengan sistematis sehingga nantinya dapat menentukan Teknik dan
bentuk penilaian yang tepat untuk mengukur tujuan pembelajaran terhadap keberhasilan
kompetensi dasar yang ditentukan.
Salah satu hal yang harus dilakukan oleh guru sebelum merancang pembelajaran
adalah melakukan analisis terhadap standar isi. Ada tiga hal yang dianalisis yaitu analisis
tujuan mata pelajaran, analisis ruang lingkup mata pelajaran dan analisis Kompetensi Inti (KI)
dan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran untuk selanjutnya memetakan dan menetapkan
indikator dan teknik penilaian.
Penetapan KI, KD dan indikator merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan
seorang pendidik. Pemetaan Kompetensi sangat berperan terhadap pencapaian tujuan
pembelajaran yang dimulai dari keruntutan pembelajaran hingga kriteria keberhasilan
pembelajaran selain juga mempermudah guru untuk menilai dan mengevaluasi peserta didik.
Untuk memperoleh hasil yang objektif, penilaian harus dilaksanakan berdasarkan pendekatan
dan prinsip – prinsip yang tepat serta menggunakan berbagai alat (instrumen), baik yang
berbentuk observasi, tes maupun non-tes. Pemilihan alat penilaian harus sesuai dengan
kompetensi yang ditetapkan dan dapat mendorong kemampuan penalaran dan kreatifitas
peserta didik.

B. Deskripsi Singkat
Mata diklat ini membahas Standar kompetensi lulusan, Kompetensi Inti, Kompetensi
Dasar, penyusunan Indikator dan kata kerja operasional, sikap, pengetahuan serta
keterampilan.

Bdkdps/2023 Pelatihan Penilaian Pembelajaran Berbasis HOTS 3


C. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta diklat mampu :
1. Menganalisis pemetaan kompetensi pembelajaran
2. Memetakan kompetensi pembelajaran
3. Menyajikan hasil pemetaan kompetensi pembelajaran

D. Indikator Keberhasilan

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu:

1. Menelaah Standar Kompetensi Lulusan


2. Menelaah Standar Kompetensi Inti
3. Menelaah Kompetensi Dasar
4. Menyusun Indikator pencapaian kompetensi
5. Menganalisis Kata Kerja Operasional

E. Pokok Bahasan

Pokok bahasan dalam bahan ajar ini adalah:

1. Standar Kompetensi lulusan


2. Standar Kompetensi Inti
3. Kompetensi Dasar Mata pelajaran
4. Menganalisis Kata Kerja Operasional
5. Menyusun Indikator pencapaian kompetensi

Bdkdps/2023 Pelatihan Penilaian Pembelajaran Berbasis HOTS 4


BAB II
PEMBAHASAN

A. Standar Kompetensi Lulusan


Hasil dari suatu evaluasi pembelajaran akan sangat tergantung terhadap tahapan
perencanaan dan pelaksanaan maka keterpahaman terhadap Standar Kompetensi lulusan,
Standar isi khususnya Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang diterjemahkan dalam
Materi pokok dan keterampilan pendidik dalam menurunkan Kompetensi Dasar menjadi
indikator pembelajaran adalah hal yang sangat mendasar dalam mencapai tujuan
pembelajaran yang optimal. Ketercapaian Standar Kompetensi Lulusan dimonitor dan
dievaluasi secara berkala terhadap lulusan dari masing-masing satuan Pendidikan.
Kompetensi adalah kemampuan bersikap, berpikir dan bertindak secara konsisten
sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dimiliki peserta
didik. Kompetensi dasar adalah ukuran kompetensi minimal yang harus dicapai peserta
didik setelah mengikuti suatu proses pembelajaran pada satuanpendidikan tertentu.
Sehingga Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dapat dikatakan sebagai kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan yang
dimiliki peserta didik sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati,
sebagaimana yang ditetapkan dengan Permedndikbud No. 20 Tahun 2016. Standar
kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan
peserta didik dari satuan Pendidikan.
Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan utama pengembangan
standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar
pembiayaan. Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan
peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya di
satuan pendidikan.
Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik
yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya di satuan
pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan Menengah. Setiap lulusan satuan
pendidikan dasar dan menengah memiliki kompetensi pada tiga dimensi yaitu sikap,

Bdkdps/2023 Pelatihan Penilaian Pembelajaran Berbasis HOTS 5


pengetahuan, dan keterampilan. Lulusan SD/MI memiliki kompetensi pada dimensi
sikap,pengetahuan dan keterampilan sebagai berikut:

1. Sikap:
Suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan seseorang terhadap suatu objek adalah
perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung
atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut. Dimensi sikap terdiri atas
sikap spiritual dan sikap sosial.
2. Pengetahuan:
Proses kognitif dari seseorang atau individu untuk memberi arti terhadap lingkungan,
sehingga masing-masing individu akan memberi arti sendiri-sendiri terhadap stimuli
yang diterimanya meskipun stimuli itu sama. Dimensi pengetahuan terdiri atas
pengetahuan factual, konseptual, prosedural, dan metakognitif.
3. Keterampilan:
kemampuan seseorang untuk bertindak setelah menerima pengalaman belajar
tertentu. Dimensi keterampilan terdiri atas keterampilan berpikir dan bertindak.

Standar Kompetensi Lulusan SD/MI


Berdasarkan permendikbud no. 20 tahun 2016

Bdkdps/2023 Pelatihan Penilaian Pembelajaran Berbasis HOTS 6


Bdkdps/2023 Pelatihan Penilaian Pembelajaran Berbasis HOTS 7
Bdkdps/2023 Pelatihan Penilaian Pembelajaran Berbasis HOTS 8
Bdkdps/2023 Pelatihan Penilaian Pembelajaran Berbasis HOTS 9
Menganalisis atau memetakan SKL adalah tahapan perencanaan kegiatan yang
sangat penting untuk pendidik untuk mengetahui arah capaian setiap peserta didik dalam
menuntaskan pembelajaran yang dilakukan. Selama menjalani proses pembelajaran
peserta didik harus mampu memenuhi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang sudah
ditetapkan pada Permendikbud No. 20 Tahun 2016 pada setiap jenjang pendidikan.

B. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi Standar Kompetensi


Lulusan dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki oleh peserta didik yang telah
menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan
tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek
sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu
jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas
yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills.

Bdkdps/2023 Pelatihan Penilaian Pembelajaran Berbasis HOTS 10


Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element)
kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan pengikat untuk
organisasi vertikal dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal
Kompetensi Dasar adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu kelas atau
jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu
terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antara konten yang dipelajari peserta didik.
Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu mata
pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu
pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi proses saling memperkuat.
Memetakan Kompetensi Inti (KI) adalah kegiatan perencanaan yang penting untuk
mengetahui apakah KI yang telah dirumuskan menunjang dalam pencapaian SKL. Terdapat
empat KI yaitu kompetensi inti sikap spiritual (KI-1), kompetensi inti sikap sosial (KI-2),
kompetensi inti pengetahuan (KI-3) dan kompetensi inti keterampilan (KI-4).
Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu
berkenaan dengan sikap keagamaan, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan.
Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan
dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi yang berkenaan
dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak langsung (indirect
teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan dan penerapan
pengetahuan.
Langkah Memetakan SKL dan KI yang dapat dilakukan meliputi :
1. Membaca dan memahami Permendikbud No. 20 tentang SKL dan Permendikbud No. 37
tahun 2018 serta KMA No. 183 tahun 2019 tentang Kurikulum PAI dan Bahasa Arab
pada Madrasah
2. Melihat tuntutan yang ada pada deskripsi SKL dan KI
3. Memperhatikan:
a. dimensi pengetahuan pada SKL dan KI
b. komponen pengetahuan/keterampilan pada SKL dan KI
c. tempat penerapan yang digambarkan pada SKL dan KI
4. Melihat keterkaitan antara SKL dengan KI

Bdkdps/2023 Pelatihan Penilaian Pembelajaran Berbasis HOTS 11


Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas
yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi
yang terdiri atas sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang bersumber pada kompetensi
inti yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan
memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata
pelajaran. Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap
kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti.
Permendikbud No. 37 Tahun 2018 dan KMA No. 183 Tahun 2019 merupakan
regulasi terbaru perubahan atas permendikbud no. 24 tahun 2016 dan KMA no. 165 tahun
2014 secara rinci, peserta diklat akan diberikan Salinan permendikbud no. 37 tahun 2018
dam KMA 183 Tahun 2019 untuk ditelaah dan diupdate sesuai dengan mata pelajaran
yang diampu.

C. Menganalisis Kata Kerja Operasional

1) Ranah Kognitif

Ranah kognitif meliputi kemampuan dari peserta didik dalam mengulang atau
menyatakan kembali konsep/prinsip yang telah dipelajari dalam proses pembelajaran
yang telah didapatnya. Proses ini berkenaan dengan kemampuan dalam berpikir,
kompetensi dalam mengembangkan pengetahuan, pengenalan, pemahaman,
konseptualisasi, penentuan dan penalaran. Tujuan pembelajaran pada ranah kognitif
menurut Bloom merupakan segala aktivitas pembelajaran menjadi enam tingkatan sesuai
dengan jenjang terendah sampai tertinggi

Proses Kognitif sesuai dengan level kognitif Bloom.

PROSES KOGNITIF DEFINISI


Mengambil pengetahuan yang relevan dari
C1 Mengingat
LOTS ingatan
Membangun arti dari proses pembelajaran
C2 Memahami
termasuk komunikasi lisan, tertulis, dan gambar
Menerapkan/ Melakukan atau menggunakan prosedur di
C3
Mengaplikasikan dalam situasi yang tidak biasa

12
Memecah materi ke dalam bagian-bagiannya
C4 Menganalisis dan menentukan bagaimana bagian-bagian itu
terhubungkan antarbagian dan ke struktur atau
HOTS tujuan keseluruhan
Menilai/ Membuat pertimbangan berdasarkan kriteria
C5
Mengevaluasi atau standar
Menempatkan unsur-unsur secara bersama-sama
C6 Mengkreasi/ untuk membentuk keseluruhan secara koheren
Mencipta atau fungsional; menyusun kembali unsur-unsur ke
dalam pola atau struktur baru

Anderson dan Krathwoll melalui taksonomi yang direvisi memiliki rangkaian proses
- proses yang menunjukkan kompleksitas kognitif dengan menambahkan dimensi
pengetahuan, seperti:
a. Pengetahuan faktual
Pengetahuan faktual berisi elemen-elemen dasar yang harus diketahui para
peserta didik jika mereka akan dikenalkan dengan suatu disiplin atau untuk
memecahkan masalah apapun di dalamnya. Elemen-elemen biasanya merupakan
simbol - simbol yang berkaitan dengan beberapa referensi konkret, atau
"benang-benang simbol" yang menyampaikan informasi penting. Sebagian
terbesar, pengetahuan faktual muncul pada level abstraksi yang relatif rendah.
Dua bagian jenis pengetahuan faktual adalah
• Pengetahuan terminologi meliputi nama-nama dan simbol-simbol
verbal dan non-verbal tertentu (contohnya kata-kata, angka-angka,
tanda-tanda, dan gambar-gambar).
• Pengetahuan yang detail dan elemen-elemen yang spesifik mengacu
pada pengetahuan peristiwa-peristiwa, tempat-tempat, orang-orang,
tanggal, sumber informasi, dan semacamnya.
b. Pengetahuan konseptual
Pengetahuan konseptual meliputi skema-skema, model- model mental, atau teori-
teori eksplisit dan implisit dalam model -model psikologi kognitif yang berbeda.
Pengetahuan konseptual meliputi tiga jenis:
- Pengetahuan klasifikasi dan kategori meliputi kategori, kelas,
pembagian, dan penyusunan spesifik yang digunakan dalam pokok
bahasan yang berbeda.
- Prinsip dan generalisasi cenderung mendominasi suatu disiplin ilmu

13
akademis dan digunakan untuk mempelajari fenomena atau
memecahkan masalah- masalah dalam disiplin ilmu.
- Pengetahuan teori, model, dan struktur meliputi pengetahuan
mengenai prinsip-prinsip dan generalisasi-generalisasi bersama
dengan hubungan- hubungan diantara mereka yang menyajikan
pandangan sistemis, jelas, dan bulat mengenai suatu fenomena,
masalah, atau pokok bahasan yang kompleks.
c. Pengetahuan prosedural,
Pengetahuan mengenai bagaimana melakukan sesuatu. Hal ini dapat
berkisar dari melengkapi latihan-latihan yang cukup rutin hingga memecahkan
masalah-masalah baru. Pengetahuan prosedural sering mengambil bentuk dari
suatu rangkaian langkah-langkah yang akan diikuti. Hal ini meliputi pengetahuan
keahlian-keahlian, algoritma-algoritma, tehnik-tehnik, dan metode-metode
secara kolektif disebut sebagai prosedur-prosedur.
- Pengetahuan keahlian dan algoritma spesifik suatu subjek
Pengetahuan prosedural dapat diungkapkan sebagai suatu rangkaian
langkah- langkah, yang secara kolektif dikenal sebagai prosedur.
Kadangkala langkah- langkah tersebut diikuti perintah yang pasti; di
waktu yang lain keputusan- keputusan harus dibuat mengenai langkah
mana yang dilakukan selanjutmya. Dengan cara yang sama, kadang-
kadang hasil akhirnya pasti; dalam kasus lain hasilnya tidak pasti.
Meskipun proses tersebut bisa pasti atau lebih terbuka, hasil akhir
tersebut secara umum dianggap pasti dalam bagian jenis
pengetahuan.
- Pengetahuan tehnik dan metode spesifik suatu subjek
Pengetahuan tehnik dan metode spesifik suatu subjek meliputi
pengetahuan yang secara luas merupakan hasil dari konsesus,
persetujuan, atau norma- norma disipliner daripada pengetahuan
yang lebih langsung merupakan suatu hasil observasi, eksperimen, atau
penemuan.
- Pengetahuan kriteria untuk menentukan kapan menggunakan prosedur-
prosedur yang tepat

Bdkdps/2023 Pelatihan Penilaian Pembelajaran Berbasis HOTS 14


Sebelum terlibat dalam suau penyelidikan, para peserta didik dapat
diharapkan mengetahui metode-metode dan tehnik-tehnik yang telah
digunakan dalam penyelidikan-penyelidikan yang sama. Pada suatu
tingkatan nanti dalam penyelidikan tersebut, mereka dapat
diharapkan untuk menunjukkan hubungan-hubungan antara metode-
meode dan teknik-teknik yang mereka benar-benar lakukan dan
metode-metode yang dilakukan oleh peserta didik lain.
d. Pengetahuan metakognitif
Pengetahuan metakognitif adalah pengetahuan mengenai kesadaran secara
umum sama halnya dengan kewaspadaan dan pengetahuan tentang kesadaran
pribadi seseorang. Penekanan kepada peserta didik untuk lebih sadar dan
bertanggung jawab untuk pengetahuan dan pemikiran mereka sendiri.
Perkembangan para peserta didik akan menjadi lebih sadar dengan pemikiran
mereka sendiri sama halnya dengan lebih banyak mereka mengetahui kesadaran
secara umum, dan ketika mereka bertindak dalam kewaspadaan ini, mereka akan
cenderung belajar lebih baik.
- Pengetahuan strategis
Pengetahuan strategis adalah pengetahuan mengenai strategi-strategi
umum untuk pembelajaran, berpikir, dan pemecahan masalah.
- Pengetahuan mengenai tugas kognitif, termasuk pengetahuan
kontekstual dan kondisional
Para peserta didik mengembangkan pengetahuan mengenai strategi
strategi pembelajaran dan berpikir, pengetahuan ini
mencerminkan baik strategi- strategi umum apa yang digunakan

Kata Kerja Operasional Ranah Kognitif


Mengingat Memahami Mengaplikasikan Menganalisis Mengevaluasi Mencipta/Membuat
(C1) (C2) (C3) (C4) (C5) (C6)
Mengutip Memperkirakan Menugaskan Mengaudit Membandingkan Mengumpulkan
Menyebutkan Menjelaskan Mengurutkan Mengatur Menyimpulkan Mengabstraksi
Menjelaskan Menceritakan Menentukan Menganimasi Menilai Mengatur
Menggambar Mengkatagorikan Menerapkan Mengumpulkan Mengarahkan Menganimasi
Membilang Mencirikan Mengkalkulasi Memecahkan Memprediksi Mengkatagorikan
Mengidentifikasi Merinci Memodifikasi Menegaskan Memperjelas Membangun
Mendaftar Mengasosiasikan Menghitung Menganalisis Menugaskan Mengkreasikan
Menunjukkan Membandingkan Membangun Menyeleksi Menafsirkan Mengoreksi
Memberi label Menghitung Mencegah Merinci Mempertahankan Merencanakan
Memberi indeks Mengkontraskan Menentukan Menominasikan Memerinci Memadukan

15
Memasangkan Menjalin Menggambarkan Mendiagramkan Mengukur Mendikte
Membaca Mendiskusikan Menggunakan Mengkorelasikan Merangkum Membentuk
Menamai Mencontohkan Menilai Menguji Membuktikan Meningkatkan
Menandai Mengemukakan Melatih Mencerahkan Memvalidasi Menanggulangi
Menghafal Mempolakan Menggali Membagankan Mengetes Menggeneralisasi
Meniru Memperluas Mengemukakan Menyimpulkan Mendukung Menggabungkan
Mencatat Menyimpulkan Mengadaptasi Menjelajah Memilih Merancang
Mengulang Meramalkan Menyelidiki Memaksimalkan Memproyeksikan Membatas
Mereproduksi Merangkum Mempersoalkan Memerintahkan Mengkritik Mereparasi
Meninjau Menjabarkan Mengkonsepkan Mengaitkan Mengarahkan Membuat
Memilih Menggali Melaksanakan Mentransfer Memutuskan Menyiapkan
Mentabulasi Mengubah Memproduksi Melatih Memisahkan Memproduksi
Memberi kode Mempertahankan Memproses Mengedit menimbang Memperjelas
Menulis Mengartikan Mengaitkan Menemukan Merangkum
Menyatakan Menerangkan Menyusun Menyeleksi Merekonstruksi
Menelusuri Menafsirkan Memecahkan Mengoreksi Mengarang
Memprediksi Melakukan Mendeteksi Menyusun
Melaporkan Mensimulasikan Menelaah Mengkode
Membedakan Mentabulasi Mengukur Mengkombinasikan
Memproses Membangunkan Memfasilitasi
Membiasakan Merasionalkan Mengkonstruksi
Mengklasifikasi Mendiagnosis Merumuskan
Menyesuaikan Memfokuskan Menghubungkan
Mengoperasikan Memadukan Menciptakan
Meramalkan Menampilkan

2) Ranah Afektif

Kartwohl & Bloom juga menjelaskan bahwa selain kognitif, terdapat ranah afektif yang
berhubungan dengan sikap, nilai, perasaan, emosi serta derajat penerimaan atau
penolakan suatu objek dalam kegiatan pembelajaran dan membagi ranah afektif
menjadi 5 kategori, yaitu seperti pada tabel di bawah.

Ranah Afektif
PROSES AFEKTIF DEFINISI
semacam kepekaan dalam menerima rangsangan atau
A1 Penerimaan
stimulasi dari luar yang datang pada diri peserta didik
suatu sikap yang menunjukkan adanya partisipasi aktif
A2 Menanggapi untuk mengikutsertakan dirinya dalam fenomena tertentu
dan
membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara.

memberikan nilai, penghargaan dan kepercayaan


A3 Penilaian
terhadap suatu gejala atau stimulus tertentu.

16
konseptualisasi nilai-nilai menjadi sistem nilai, serta
A4 Mengelola
pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimiliki.
keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki
A5 Karakterisasi
seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan
tingkah lakunya.

Kata kerja operasional yang dapat digunakan dalam ranah afektif dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut.

Kata kerja operasional ranah Afektif

Menerima Merespon (A2)Menghargai Mengorganisaikan Karakterisasi Menurut


(A1) (A3) (A4) Nilai
(A5)
Mengikuti Menyenangi Mengasumsikan Mengubah Membiasakan
Menganut Mengompromikan Meyakini Menata Mengubah perilaku
Mematuhi Menyambut Meyakinkan Membangun Berakhlak mulia
Meminati Mendukung Memperjelas Membentuk- Melayani
pendapat
Melaporkan Menekankan Memadukan Mempengaruhi
Memilih Memprakarsai Mengelola Mengkualifikasi
Memilah Menyumbang Merembuk Membuktikan
Menolak Mengimani Menegosiasi Memecahkan
Menampilkan
Menyetujui
Mengatakan

2) Ranah Psikomotor

Keterampilan proses psikomotor merupakan keterampilan dalam melakukan pekerjaan


dengan melibatkan anggota tubuh yang berkaitan dengan gerak fisik (motorik) yang
terdiri dari gerakan refleks, keterampilan pada gerak dasar, perseptual, ketepatan,
keterampilan kompleks, ekspresif dan interperatif. Keterampilan proses psikomotor dapat
dilihat pada tabel di bawah.
Proses Psikomotor
PROSES
DEFINISI
PSIKOMOTOR
P1 Imitasi Imitasi berarti meniru tindakan seseorang
Manipulasi berarti melakukan keterampilan atau
menghasilkan produk dengan cara dengan mengikut
P2 Manipulasi petunjuk umum, bukan berdasarkan observasi. Pada
kategori ini, peserta didik dipandu melalui instruksi untuk
melakukan keterampilan tertentu.

17
Presisi berarti secara independen melakukan keterampilan
P3 Presisi atau menghasilkan produk dengan akurasi, proporsi, dan
ketepatan. Dalam bahasa sehari-hari, kategori in
dinyatakan
sebagai “tingkat mahir”.

Artikulasi artinya memodifikasi keterampilan atau produk


P4 Artikulasi agar sesuai dengan situasi baru, atau menggabungkan
lebih dari
satu keterampilan dalam urutan harmonis dan konsisten.
Naturalisasi artinya menyelesaikan satu atau lebih
keterampilan dengan mudah dan membuat keterampilan
otomatis dengan tenaga fisik atau mental yang ada. Pada
P5 Naturalisasi kategori ini, sifat aktivitas telah otomatis, sadar penguasaan
aktivitas, dan penguasaan keterampilan terkait sudah pada
tingkat strategis (misalnya dapat menentukan langkah yang
lebih efisien).

Kata kerja operasional yang dapat digunakan pada ranah psikomotor dapat dilihat
seperti pada tabel di bawah.
Kata kerja operasional ranah psikomotor

Meniru Manipulasi Presisi Artikulasi Naturalisasi


(P1) (P2) (P3) (P4) (P5)
Menyalin Kembali membuat Menunjukkan Membangun Mendesain
Mengikuti Membangun Melengkapi Mengatasi Menentukan
Mereplikasi Melakukan Menyempurnakan Menggabungkan- Mengelola
Mengulangi Melaksanakan Mengkalibrasi koordinat Menciptakan
Mematuhi Menerapkan Mengendalikan Mengintegrasikan
Mengaktifkan Mengoreksi Mengalihkan Beradaptasi
Menyesuaikan Mendemonstrasikan Menggantikan Mengembangkan
Menggabungka Merancang Memutar Merumuskan
Mengatur Melatih Mengirim Memodifikasi
Mengumpulkan Memperbaiki Memproduksi Master
Menimbang Memanipulasi Mencampur Mensketsa
Memperkecil Mereparasi Mengemas
Mengubah Menyajikan

D. Menyusun Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator adalah aspek yang sangat fundamental dalam proses pemetaan, indikator pula
merupakan dasar penentuan tujuan pembelajaran. Indikator adalah perilaku yang dapat
diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar (KD) tertentu

18
yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran, (Mulyasa, 2007:139). Indikator berfungsi
sebagai pedoman dalam Mengembangkan materi pembelajaran atau bahan ajar, pedoman
dalam mendesain kegiatan pembelajaran serta pedoman merancang dan melaksanakan
penilaian hasil belajar.
Adapun ketentuan merumuskan Indikator adalah : Indikator dirumuskan dari KD,
Menggunakan kata kerja operasional (KKO) yang dapat diukur, dirumuskan dalam kalimat yang
simpel, jelas dan mudah dipahami,tidak menggunakan kata yang bermakna ganda, hanya
mengandung satu tindakan, memperhatikan karakteristik mata pelajaran, potensi dan
kebutuhan peserta didik, sekolah, masyarakat dan lingkungan/daerah.
Indikator pula dirumuskan berdasarkan Urgensi, Kontinuitas, Relevansi da keterpakaian
(UKRK). UKRK dijadikan kiteria dalam memilih dan memilah ketepatan indikator penting atau
indikator penunjang.Adapun Kategorikan Indikator sebagai berikut :
a. Indikator Kunci
- Indikator yang sangat memenuhi kriteria UKRK.
- Kompetensi yang dituntut adalah kompetensi minimal yang terdapat pada KD.
- Memiliki sasaran untuk mengukur ketercapaian standar minimal dari KD.
- Dinyatakan secara tertulis dalam pengembangan RPP dan harus teraktualisasi
dalam pelaksanaan proses pembelajaran, sehingga kompetensi minimal yang
harus dikuasai siswa tercapai berdasarkan tuntutan KD mata pelajaran.
b. Indikator Pendukung
- Membantu peserta didik memahami indikator kunci.
- Dinamakan juga indikator prasyarat yang berarti kompetensi yang
sebelumnya telah dipelajari siswa, berkaitan dengan indikator kunci yang
dipelajari.
c. Indikator Pengayaan
- Mempunyai tuntutan kompetensi yang melebihi dari tuntutan kompetensi dari
standar minimal KD.
- Tidak selalu harus ada.
- Dirumuskan oleh pendidik apabila potensi peserta didik memiliki kompetensi
yang lebih tinggi dan perlu peningkatan yang baik dari standar minimal KD.
Indikator yang harus diujikan kepada siswa (dinilai) adalah indikator kunci.
Indikator kunci tidak boleh terabaikan oleh pendidik dalam pelaksanaan penilaian, karena

Bdkdps/2023 Pelatihan Penilaian Pembelajaran Berbasis HOTS 19


indikator inilah yang menjadi tolok ukur dalam mengukur ketercapaian kompetensi minimal
siswa berdasarkan KD. Seperti halnya dengan indikator pendukung dan indikator
pengayaan di dalam melakukan penilaian disesuaikan dengan tingkat kebutuhan
pemahaman peserta didik terhadap indikator kunci yang telah diberikan.
-

Ada beberapa hal yang harus dilakukan sebelum menentukan dan memetakan KI, KD
dan indikator. Setiap kompetensi dasar dapat dikembangkan menjadi dua atau lebih indikator
pencapaian hasil belajar, hal ini sesuai dengan keluasan dan kedalaman kompetensi dasar
tersebut. Indikator merupakan ukuran, karakteristik, ciri-ciri, pembuatan atau proses yang
berkontribusi/menunjukkan ketercapaian suatu kompetensi dasar. Indikator dirumuskan dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur, seperti: mengidentifikasi, menghitung,
membedakan, menyimpulkan, menceritakan kembali, mempraktekkan, mendemonstrasikan, dan
mendeskripsikan. Indikator pencapaian hasil belajar dikembangkan oleh guru dengan
memperhatikan perkembangan dan kemampuan setiap peserta didik. Setiap kompetensi dasar
dapat dikembangkan menjadi dua atau lebih indikator pencapaian hasil belajar, hal ini
disesuaikan dengan keluasan dan kedalaman kompetensi dasar tersebut.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan sampai tahapan penentuan dan pemetaan
Kompetensi Inti, dan kompetensi dasar, serta indikator adalah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi karakteristik dan bekal kemampuan siswa. Karakter dan kemampuan
siswa harus terlebih dahulu diidentifikaasi oleh guru. Hal ini dilakukan untuk menentukan
garis batas antara perilaku yang tidak perlu dan perlu ditetapkan sebagai indikator
keberhasilan siswa dalam menguasai kompetensi.
b. Menentukan tahapan berpikir dari KI, KD dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) yang ingin
dicapai. Pemetaan KI, KD dan IPK diperlukan untuk melihat secara keseluruhan
bagaimana KI dan KD bisa dicapai Sebagai contoh jika tahapan berpikir ada di C3 maka
tahapan berpikir KD biasanya mulai C1, C2 sampai C3. Apabila akan mengembangkan
IPK untuk KD dengan ranah berpikir C2 maka dimulai dengan membuat IPK dari C1
sampai akhirnya C2 yang merupakan ranah berpikir KD.
c. Menentukan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) masing-masing KD dengan
memperhatikan tahapan berpikir KI dan KD dan diarahkan pula pengembangan

Bdkdps/2023 Pelatihan Penilaian Pembelajaran Berbasis HOTS 20


Indikatornya menuju ke ranah HOTS dimulai dari tahapan menganalisis, Mengevaluasi dan
Mencipta.
Penentuan dan pemetaan Kompetensi Inti, kompetensi dasar dan indikator sangatlah
perlu untuk dilakukan. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran serta penilaian akan mudah
dibuat setelah merumuskan indikator yang terlebih dahulu dilakukan pemetaan KI dan KD.
Beberapa manfaat pemetaan KI-KD:
a. Menentukan analisis materi pembelajaran
Penjabaran indikator dapat menentukan materi yang akan dibahas dalam
pembelajaran yang dapat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang telah
dijabarkan dalam indikator dan memudahkan menentukan kedalaman materi dengan
memperhatikan ranah berpikir KI, KD dan IPK-nya.
b. Menentukan kegiatan pembelajaran
Penjabaran indikator yang memudahkan penentuan materi tentu akan berdampak
pada penentuan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Kegiatan ini meliputi 3
bagian, yaitu kegiatan Tatap Muka, Penugasan Terstruktur dan Kegiatan Mandiri Tidak
Terstruktur untuk masing KD dan IPK.
c. Menentukan teknik penilaian
Indikator-indikator pencapaian hasil belajar dari setiap kompetensi dasar merupakan
acuan yang digunakan untuk melakukan penilaian sehingga dengan demian penilaian
yang akan dilakukan akan sesuai dan memenuhi aspek yang ingin dicapai oleh KI dan
KD.

Penentuan Teknik dan Bentuk Instrument

Kompetensi Teknik Bentuk Instrument

Sikap Observasi Jurnal


Lembar Observasi

Pengetahuan Test Soal Pilihan Ganda/essay


Penugasan Kuis
Tugas terstruktur

21
Keterampilan Unjuk Kerja/praktek Rubrik Penilaian Praktek
Produk Rubrik penilaian Produk
Proyek Rubrik Penilaian Proyek
Portofolio Daftar cek/skala penilaian

Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan perilaku


yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator
dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan,
potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat
diobservasi. Menurut E Mulyasa indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar yang
menunjukkan tanda-tanda perbuatan dan respon yang dilakukan atau ditampilkan oleh
peserta didik. Indikator juga dikembangkan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan
potensi daerah dan peserta didik dan juga dirumuskan dalam kata kerja operasional yang
dapat diukur dan diobservasi sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam penyusunan alat
penilaian. Sedangkan menurut Darwin Syah indikator pembelajaran adalah karakteristik, ciri-
ciri, tanda-tanda perbuatan atau respon yang dilakukan oleh siswa, untuk menunjukkan bahwa
siswa telah memiliki kompetensi dasar tertentu.
Jadi indikator adalah merupakan kompetensi dasar secara spesifik yang dapat
dijadikan untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran dan juga dijadikan tolak ukur sejauh
mana penguasaan siswa terhadap suatu pokok bahasan atau mata pelajaran tertentu. Dalam
mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan:
1. Tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan
dalam KD.
2. Karakteristik mata pelajaran, peserta didik
3. Potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan/ daerah. Dalam
mengembangkan pembelajaran dan penilaian, terdapat dua rumusan indikator, yaitu:
indikator pencapaian kompetensi yang dikenal sebagai Indikator Pencapaian
Kompetensi dan indikator soal yang digunakan dalam menyusun kisi-kisi dan menulis
soal yang di kenal sebagai indikator soal.

Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan kata kerja operasional.
Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua hal yaitu tingkat kompetensi dan materi

22
yang menjadi media pencapaian kompetensi. Indikator-indikator pencapaian hasil belajar dari
setiap kompetensi dasar merupakan acuan yang digunakan untuk melakukan penilaian
sehingga dengan demikian penilaian yang akan dilakukan akan sesuai dan memenuhi aspek
yang ingin dicapai oleh KI dan KD.

Bdkdps/2023 Pelatihan Penilaian Pembelajaran Berbasis HOTS 23


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendidik dapat merencanakan penilaian dengan sistematis melalui tahapan pemetaan


yang maksimal sehingga nantinya dapat menentukan Teknik dan bentuk penilaian yang tepat untuk
mengukur tujuan pembelajaran terhadap keberhasilan kompetensi dasar yang ditentukan. Untuk
menentukan tujuan pembelajaran dan meru, terlebih dahulu diperlukan menentukan dan memetakan
Kompetensi Inti, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian kompetensi. Hal ini dapat dilakukan
dengan diawali mengidentifikasi karakteristik dan bekal kemampuan siswa, menentukan tahapan
berpikir dari Kompetensi inti dan menselaraskan hubungannya dengan kompetensi dasar dan
merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) yang ingin dicapai. Pemetaan kompetensi
pembelajaran diperlukan untuk melihat secara keseluruhan bagaimana Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar dapat dicapai dengan sistematis.
Indikator pencapaian kompetensi merupakan aspek yang sangat fundamental dalam proses
pemetaan, indikator pula merupakan dasar penentuan tujuan pembelajaran. Setiap kompetensi
dasar dapat dikembangkan menjadi dua atau lebih indikator pencapaian hasil belajar, hal ini
sesuai dengan keluasan dan kedalaman kompetensi dasar tersebut. Indikator merupakan ukuran,
karakteristik, ciri-ciri, pembuatan atau proses yang berkontribusi/menunjukkan ketercapaian suatu
kompetensi dasar dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat terukur. Pemetaan
Kompetensi pembelajaran yang terarah dan konsisten akan memberikan perancangan yang
terorganisir dan memberikan efektivitas terhadap proses dan hasil belajar peserta didik.

B. Saran
Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, ketrampilan nilai dan sikap yang
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Sebelum merancang pembelajaran
pendidik terlebih dulu memahami betul tentang bagaimana memetakan KI-KD dan indikator, agar
proses penilaian belajar dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan prinsip kebermaknaan dan
memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik.

Bdkdps/2023 Pelatihan Penilaian Pembelajaran Berbasis HOTS 24


DAFTAR PUSTAKA

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.


E. Mulyasa.2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
E.Mulyasa.2009. Menjadi Guru Profesional.Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Ditjen GTK. Direktorat PG Dikdas. 2017. Peningkatan Kompetensi Pedagogik
Melalui PKB Guru Sekolah Dasar
Direktoral Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan.2018. Buku Pegangan Pembelajaran
Berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi, Jakarta: Kemendikbud
Permendikbud No. 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan
Menengah
Permendikbud No. 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Kurikulum 2013
Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pembelajaran Pendidikan Kurikulum
2013
Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Kurikulum 2013

Bdkdps/2023 Pelatihan Penilaian Pembelajaran Berbasis HOTS 25

Anda mungkin juga menyukai