Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
tuntunan sehingga Bahan Ajar ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Bahan Ajar ini diharapkan dapat memberikan tuntunan kepada peserta Diklat
Jarak Jauh berbasis e-learning Diklat Teknis Substantif Penilaian Pembelajaran
khususnya mata diklat Pemetaan Kompetensi Pembelajaran sehingga
diharapkan kedepan guru dapat menindak lanjuti pengetahuan yang
didapatkan selama kegiatan diklat dalam rangka merancang serta
menyelenggarakan proses penilaian yang efektif dan efisien serta dapat
memberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada siswa.
Penyusun
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hasil kajian pelaksanaan Kurikulum 2013 menunjukkan bahwa salah satu kesulitan
pendidik dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 adalah dalam perencanaan penilaian.
Pada perencanaan penilaian, pendidik kesulitan merumuskan indikator instrumen penilaian,
menentukan teknik penilaian yang tepat sesuai dengan kompetensi dasar yang diajarkan,
dalam mata diklat pemetaan pembelajaran diharapkan nantinya bapak ibu guru dapat
merencanakan penilaian dengan sistematis sehingga nantinya dapat menentukan Teknik dan
bentuk penilaian yang tepat untuk mengukur tujuan pembelajaran terhadap keberhasilan
kompetensi dasar yang ditentukan.
Salah satu hal yang harus dilakukan oleh guru sebelum merancang pembelajaran
adalah melakukan analisis terhadap standar isi. Ada tiga hal yang dianalisis yaitu analisis
tujuan mata pelajaran, analisis ruang lingkup mata pelajaran dan analisis Kompetensi Inti (KI)
dan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran untuk selanjutnya memetakan dan menetapkan
indikator dan teknik penilaian.
Penetapan KI, KD dan indikator merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan
seorang pendidik. Pemetaan Kompetensi sangat berperan terhadap pencapaian tujuan
pembelajaran yang dimulai dari keruntutan pembelajaran hingga kriteria keberhasilan
pembelajaran selain juga mempermudah guru untuk menilai dan mengevaluasi peserta didik.
Untuk memperoleh hasil yang objektif, penilaian harus dilaksanakan berdasarkan pendekatan
dan prinsip – prinsip yang tepat serta menggunakan berbagai alat (instrumen), baik yang
berbentuk observasi, tes maupun non-tes. Pemilihan alat penilaian harus sesuai dengan
kompetensi yang ditetapkan dan dapat mendorong kemampuan penalaran dan kreatifitas
peserta didik.
B. Deskripsi Singkat
Mata diklat ini membahas Standar kompetensi lulusan, Kompetensi Inti, Kompetensi
Dasar, penyusunan Indikator dan kata kerja operasional, sikap, pengetahuan serta
keterampilan.
D. Indikator Keberhasilan
E. Pokok Bahasan
1. Sikap:
Suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan seseorang terhadap suatu objek adalah
perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung
atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut. Dimensi sikap terdiri atas
sikap spiritual dan sikap sosial.
2. Pengetahuan:
Proses kognitif dari seseorang atau individu untuk memberi arti terhadap lingkungan,
sehingga masing-masing individu akan memberi arti sendiri-sendiri terhadap stimuli
yang diterimanya meskipun stimuli itu sama. Dimensi pengetahuan terdiri atas
pengetahuan factual, konseptual, prosedural, dan metakognitif.
3. Keterampilan:
kemampuan seseorang untuk bertindak setelah menerima pengalaman belajar
tertentu. Dimensi keterampilan terdiri atas keterampilan berpikir dan bertindak.
1) Ranah Kognitif
Ranah kognitif meliputi kemampuan dari peserta didik dalam mengulang atau
menyatakan kembali konsep/prinsip yang telah dipelajari dalam proses pembelajaran
yang telah didapatnya. Proses ini berkenaan dengan kemampuan dalam berpikir,
kompetensi dalam mengembangkan pengetahuan, pengenalan, pemahaman,
konseptualisasi, penentuan dan penalaran. Tujuan pembelajaran pada ranah kognitif
menurut Bloom merupakan segala aktivitas pembelajaran menjadi enam tingkatan sesuai
dengan jenjang terendah sampai tertinggi
12
Memecah materi ke dalam bagian-bagiannya
C4 Menganalisis dan menentukan bagaimana bagian-bagian itu
terhubungkan antarbagian dan ke struktur atau
HOTS tujuan keseluruhan
Menilai/ Membuat pertimbangan berdasarkan kriteria
C5
Mengevaluasi atau standar
Menempatkan unsur-unsur secara bersama-sama
C6 Mengkreasi/ untuk membentuk keseluruhan secara koheren
Mencipta atau fungsional; menyusun kembali unsur-unsur ke
dalam pola atau struktur baru
Anderson dan Krathwoll melalui taksonomi yang direvisi memiliki rangkaian proses
- proses yang menunjukkan kompleksitas kognitif dengan menambahkan dimensi
pengetahuan, seperti:
a. Pengetahuan faktual
Pengetahuan faktual berisi elemen-elemen dasar yang harus diketahui para
peserta didik jika mereka akan dikenalkan dengan suatu disiplin atau untuk
memecahkan masalah apapun di dalamnya. Elemen-elemen biasanya merupakan
simbol - simbol yang berkaitan dengan beberapa referensi konkret, atau
"benang-benang simbol" yang menyampaikan informasi penting. Sebagian
terbesar, pengetahuan faktual muncul pada level abstraksi yang relatif rendah.
Dua bagian jenis pengetahuan faktual adalah
• Pengetahuan terminologi meliputi nama-nama dan simbol-simbol
verbal dan non-verbal tertentu (contohnya kata-kata, angka-angka,
tanda-tanda, dan gambar-gambar).
• Pengetahuan yang detail dan elemen-elemen yang spesifik mengacu
pada pengetahuan peristiwa-peristiwa, tempat-tempat, orang-orang,
tanggal, sumber informasi, dan semacamnya.
b. Pengetahuan konseptual
Pengetahuan konseptual meliputi skema-skema, model- model mental, atau teori-
teori eksplisit dan implisit dalam model -model psikologi kognitif yang berbeda.
Pengetahuan konseptual meliputi tiga jenis:
- Pengetahuan klasifikasi dan kategori meliputi kategori, kelas,
pembagian, dan penyusunan spesifik yang digunakan dalam pokok
bahasan yang berbeda.
- Prinsip dan generalisasi cenderung mendominasi suatu disiplin ilmu
13
akademis dan digunakan untuk mempelajari fenomena atau
memecahkan masalah- masalah dalam disiplin ilmu.
- Pengetahuan teori, model, dan struktur meliputi pengetahuan
mengenai prinsip-prinsip dan generalisasi-generalisasi bersama
dengan hubungan- hubungan diantara mereka yang menyajikan
pandangan sistemis, jelas, dan bulat mengenai suatu fenomena,
masalah, atau pokok bahasan yang kompleks.
c. Pengetahuan prosedural,
Pengetahuan mengenai bagaimana melakukan sesuatu. Hal ini dapat
berkisar dari melengkapi latihan-latihan yang cukup rutin hingga memecahkan
masalah-masalah baru. Pengetahuan prosedural sering mengambil bentuk dari
suatu rangkaian langkah-langkah yang akan diikuti. Hal ini meliputi pengetahuan
keahlian-keahlian, algoritma-algoritma, tehnik-tehnik, dan metode-metode
secara kolektif disebut sebagai prosedur-prosedur.
- Pengetahuan keahlian dan algoritma spesifik suatu subjek
Pengetahuan prosedural dapat diungkapkan sebagai suatu rangkaian
langkah- langkah, yang secara kolektif dikenal sebagai prosedur.
Kadangkala langkah- langkah tersebut diikuti perintah yang pasti; di
waktu yang lain keputusan- keputusan harus dibuat mengenai langkah
mana yang dilakukan selanjutmya. Dengan cara yang sama, kadang-
kadang hasil akhirnya pasti; dalam kasus lain hasilnya tidak pasti.
Meskipun proses tersebut bisa pasti atau lebih terbuka, hasil akhir
tersebut secara umum dianggap pasti dalam bagian jenis
pengetahuan.
- Pengetahuan tehnik dan metode spesifik suatu subjek
Pengetahuan tehnik dan metode spesifik suatu subjek meliputi
pengetahuan yang secara luas merupakan hasil dari konsesus,
persetujuan, atau norma- norma disipliner daripada pengetahuan
yang lebih langsung merupakan suatu hasil observasi, eksperimen, atau
penemuan.
- Pengetahuan kriteria untuk menentukan kapan menggunakan prosedur-
prosedur yang tepat
15
Memasangkan Menjalin Menggambarkan Mendiagramkan Mengukur Mendikte
Membaca Mendiskusikan Menggunakan Mengkorelasikan Merangkum Membentuk
Menamai Mencontohkan Menilai Menguji Membuktikan Meningkatkan
Menandai Mengemukakan Melatih Mencerahkan Memvalidasi Menanggulangi
Menghafal Mempolakan Menggali Membagankan Mengetes Menggeneralisasi
Meniru Memperluas Mengemukakan Menyimpulkan Mendukung Menggabungkan
Mencatat Menyimpulkan Mengadaptasi Menjelajah Memilih Merancang
Mengulang Meramalkan Menyelidiki Memaksimalkan Memproyeksikan Membatas
Mereproduksi Merangkum Mempersoalkan Memerintahkan Mengkritik Mereparasi
Meninjau Menjabarkan Mengkonsepkan Mengaitkan Mengarahkan Membuat
Memilih Menggali Melaksanakan Mentransfer Memutuskan Menyiapkan
Mentabulasi Mengubah Memproduksi Melatih Memisahkan Memproduksi
Memberi kode Mempertahankan Memproses Mengedit menimbang Memperjelas
Menulis Mengartikan Mengaitkan Menemukan Merangkum
Menyatakan Menerangkan Menyusun Menyeleksi Merekonstruksi
Menelusuri Menafsirkan Memecahkan Mengoreksi Mengarang
Memprediksi Melakukan Mendeteksi Menyusun
Melaporkan Mensimulasikan Menelaah Mengkode
Membedakan Mentabulasi Mengukur Mengkombinasikan
Memproses Membangunkan Memfasilitasi
Membiasakan Merasionalkan Mengkonstruksi
Mengklasifikasi Mendiagnosis Merumuskan
Menyesuaikan Memfokuskan Menghubungkan
Mengoperasikan Memadukan Menciptakan
Meramalkan Menampilkan
2) Ranah Afektif
Kartwohl & Bloom juga menjelaskan bahwa selain kognitif, terdapat ranah afektif yang
berhubungan dengan sikap, nilai, perasaan, emosi serta derajat penerimaan atau
penolakan suatu objek dalam kegiatan pembelajaran dan membagi ranah afektif
menjadi 5 kategori, yaitu seperti pada tabel di bawah.
Ranah Afektif
PROSES AFEKTIF DEFINISI
semacam kepekaan dalam menerima rangsangan atau
A1 Penerimaan
stimulasi dari luar yang datang pada diri peserta didik
suatu sikap yang menunjukkan adanya partisipasi aktif
A2 Menanggapi untuk mengikutsertakan dirinya dalam fenomena tertentu
dan
membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara.
16
konseptualisasi nilai-nilai menjadi sistem nilai, serta
A4 Mengelola
pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimiliki.
keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki
A5 Karakterisasi
seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan
tingkah lakunya.
Kata kerja operasional yang dapat digunakan dalam ranah afektif dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut.
2) Ranah Psikomotor
17
Presisi berarti secara independen melakukan keterampilan
P3 Presisi atau menghasilkan produk dengan akurasi, proporsi, dan
ketepatan. Dalam bahasa sehari-hari, kategori in
dinyatakan
sebagai “tingkat mahir”.
Kata kerja operasional yang dapat digunakan pada ranah psikomotor dapat dilihat
seperti pada tabel di bawah.
Kata kerja operasional ranah psikomotor
Indikator adalah aspek yang sangat fundamental dalam proses pemetaan, indikator pula
merupakan dasar penentuan tujuan pembelajaran. Indikator adalah perilaku yang dapat
diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar (KD) tertentu
18
yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran, (Mulyasa, 2007:139). Indikator berfungsi
sebagai pedoman dalam Mengembangkan materi pembelajaran atau bahan ajar, pedoman
dalam mendesain kegiatan pembelajaran serta pedoman merancang dan melaksanakan
penilaian hasil belajar.
Adapun ketentuan merumuskan Indikator adalah : Indikator dirumuskan dari KD,
Menggunakan kata kerja operasional (KKO) yang dapat diukur, dirumuskan dalam kalimat yang
simpel, jelas dan mudah dipahami,tidak menggunakan kata yang bermakna ganda, hanya
mengandung satu tindakan, memperhatikan karakteristik mata pelajaran, potensi dan
kebutuhan peserta didik, sekolah, masyarakat dan lingkungan/daerah.
Indikator pula dirumuskan berdasarkan Urgensi, Kontinuitas, Relevansi da keterpakaian
(UKRK). UKRK dijadikan kiteria dalam memilih dan memilah ketepatan indikator penting atau
indikator penunjang.Adapun Kategorikan Indikator sebagai berikut :
a. Indikator Kunci
- Indikator yang sangat memenuhi kriteria UKRK.
- Kompetensi yang dituntut adalah kompetensi minimal yang terdapat pada KD.
- Memiliki sasaran untuk mengukur ketercapaian standar minimal dari KD.
- Dinyatakan secara tertulis dalam pengembangan RPP dan harus teraktualisasi
dalam pelaksanaan proses pembelajaran, sehingga kompetensi minimal yang
harus dikuasai siswa tercapai berdasarkan tuntutan KD mata pelajaran.
b. Indikator Pendukung
- Membantu peserta didik memahami indikator kunci.
- Dinamakan juga indikator prasyarat yang berarti kompetensi yang
sebelumnya telah dipelajari siswa, berkaitan dengan indikator kunci yang
dipelajari.
c. Indikator Pengayaan
- Mempunyai tuntutan kompetensi yang melebihi dari tuntutan kompetensi dari
standar minimal KD.
- Tidak selalu harus ada.
- Dirumuskan oleh pendidik apabila potensi peserta didik memiliki kompetensi
yang lebih tinggi dan perlu peningkatan yang baik dari standar minimal KD.
Indikator yang harus diujikan kepada siswa (dinilai) adalah indikator kunci.
Indikator kunci tidak boleh terabaikan oleh pendidik dalam pelaksanaan penilaian, karena
Ada beberapa hal yang harus dilakukan sebelum menentukan dan memetakan KI, KD
dan indikator. Setiap kompetensi dasar dapat dikembangkan menjadi dua atau lebih indikator
pencapaian hasil belajar, hal ini sesuai dengan keluasan dan kedalaman kompetensi dasar
tersebut. Indikator merupakan ukuran, karakteristik, ciri-ciri, pembuatan atau proses yang
berkontribusi/menunjukkan ketercapaian suatu kompetensi dasar. Indikator dirumuskan dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur, seperti: mengidentifikasi, menghitung,
membedakan, menyimpulkan, menceritakan kembali, mempraktekkan, mendemonstrasikan, dan
mendeskripsikan. Indikator pencapaian hasil belajar dikembangkan oleh guru dengan
memperhatikan perkembangan dan kemampuan setiap peserta didik. Setiap kompetensi dasar
dapat dikembangkan menjadi dua atau lebih indikator pencapaian hasil belajar, hal ini
disesuaikan dengan keluasan dan kedalaman kompetensi dasar tersebut.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan sampai tahapan penentuan dan pemetaan
Kompetensi Inti, dan kompetensi dasar, serta indikator adalah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi karakteristik dan bekal kemampuan siswa. Karakter dan kemampuan
siswa harus terlebih dahulu diidentifikaasi oleh guru. Hal ini dilakukan untuk menentukan
garis batas antara perilaku yang tidak perlu dan perlu ditetapkan sebagai indikator
keberhasilan siswa dalam menguasai kompetensi.
b. Menentukan tahapan berpikir dari KI, KD dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) yang ingin
dicapai. Pemetaan KI, KD dan IPK diperlukan untuk melihat secara keseluruhan
bagaimana KI dan KD bisa dicapai Sebagai contoh jika tahapan berpikir ada di C3 maka
tahapan berpikir KD biasanya mulai C1, C2 sampai C3. Apabila akan mengembangkan
IPK untuk KD dengan ranah berpikir C2 maka dimulai dengan membuat IPK dari C1
sampai akhirnya C2 yang merupakan ranah berpikir KD.
c. Menentukan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) masing-masing KD dengan
memperhatikan tahapan berpikir KI dan KD dan diarahkan pula pengembangan
21
Keterampilan Unjuk Kerja/praktek Rubrik Penilaian Praktek
Produk Rubrik penilaian Produk
Proyek Rubrik Penilaian Proyek
Portofolio Daftar cek/skala penilaian
Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan kata kerja operasional.
Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua hal yaitu tingkat kompetensi dan materi
22
yang menjadi media pencapaian kompetensi. Indikator-indikator pencapaian hasil belajar dari
setiap kompetensi dasar merupakan acuan yang digunakan untuk melakukan penilaian
sehingga dengan demikian penilaian yang akan dilakukan akan sesuai dan memenuhi aspek
yang ingin dicapai oleh KI dan KD.
A. Kesimpulan
B. Saran
Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, ketrampilan nilai dan sikap yang
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Sebelum merancang pembelajaran
pendidik terlebih dulu memahami betul tentang bagaimana memetakan KI-KD dan indikator, agar
proses penilaian belajar dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan prinsip kebermaknaan dan
memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik.