PENDAHULUAN
karena jika tindakan yang dilakukan tidak tepat dan lambat akan
Ria, 2020). Komplikasi lain yang dapat terjadi pada demam thipoid anak
2020).
risiko terjadinya kematian mencapai 17%, dan pada suhu 43°C akan
1
2018). Demam thypoid banyak ditemukan dalam kehidupan
menurunkan suhu tubuh. Sinyal hangat yang dibawah oleh darah ini
2
menuju hipotalamus akan merangsang preoptik mengakibatkan
suhu tubuh akan turun, tidak hanya di daerah itu kompres hangat juga
3
Indonesia merupakan salah satu negara di Asia dengan insidensi
kasus demam thypoid yang tinggi yaitu 81 kasus per 100.000 populasi
terjadi pada anak dengan kelompok usia sekolah yaitu yaitu 62.0% dari
total kejadian, dan lebih banyak terjadi pada jenis kelamin laki-laki yaitu
kejadian demam tifoid anak pada tahun 2020 sebesar 16 kasus dan
4
1.2. Rumusan Masalah
Kendari.
5
1.4.3. Manfaat Bagi Masyarakat
operasional prosedur.
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. Tinjaun Tentang Demam Thypoid
2.1.1. Defenisi
2021).
2.1.2. Etiologi
7
mangram negatif, berkecimpung menggunakan rambut getar
beberapa minggu pada alam bebas mirip pada dalam air, es,
8
nyeri kepala, pusing dan tidak bersemangat, nafsu makan
kurang.
3. Demam
pada sore dan malam hari. pada minggu kedua pasien terus
ketiga.
Pada mulut ada nafas berbau tidak sedap, bibir kering dan
5. Gangguan kesadaran
pengobatan).
9
dalam kapiler kulit yang dapat ditemukan pada minggu
pertama demam.
2.1.4. Patofisiologi
2018).
2.1.5. Komplikasi
a. Komplikasi Intestinal
1. Pendarahan usus
2. Perforasi usus
10
3. Ileus paralitik
b. Komplikasi ektra-intestinal
kolesistitis
dan arthritis
2.1.6. Penatalaksanaan
11
a. Istirahat dan perwatan.
2020).
c. Pemberian antimikroba
12
Sefalo sporin Generasi ketiga, Golongan fluorokuinolon, dan
2021).
13
Pengkajian pada anak dengan demam thyfoid adalah
a. Identitas
b. Alasan Dirawat
2. Riwayat Penyakit
3. Riwayat Anak
sehari-hari :
a) Pernapasan
14
Bagaimana suara nafas anak, ada tidaknya kesulitan
satu hari.
c) Eliminasi (BAB/BAK)
Kaji pola BAB dan BAK pad anak. Pada BAB tinjau
d) Aktifitas
5. Rekreasi
Kaji pola tidur anak pada siang dan malam hari dan
oleh anak.
7. Kebersihan diri
rambut.
15
8. Pengaturan suhu tubuh
mengalami hipertermi.
9. Rasa nyaman
orang lain.
bermain.
anak.
12. Prestasi
16
Kaji bagimana hubungan anak dengan orang tua,
anak.
c. Pengawasan Kesehatan
17
Skrining Perkembangan (KPSP), buat menilai pada 4 sektor
mewaspadai.
e. Pemeriksaan Fisik
18
d) Telinga: Kaji kebersihan, keadaan alat pendengaran,
anak.
l) Pemeriksaan Genetalia
lesi.
19
n) Anus: kaji mengenai keadaan dan kebersihan, ada
f. PemeriksaanPenunjang
1. Pemeriksaan darah
dan faeces.
2.2.2. Diagnosa
20
Berdasarkan baku Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI),
hangat.
2.2.3. Intervensi
21
tindakan keperawatan dalam usaha membantu, meringankan,
2.2.4. Implementasi
22
Implementasi ialah pengelolaan serta perwujudan berasal
(Nadirawati, 2019).
2.2.5. Evalusai
1.4.1. Defenisi
23
Kompres hangat merupakan keliru satu terapi non
2018).
1.4.2. Indikasi
2018) :
24
c. Klien yang mempunyai penyakit peradanga, seperti
persendian.
sebagai berikut :
25
nyeri. Kompres hangat merupakan metode yang tepat untuk
lembar observasi.
1) Memperkenalkan diri
2) Mencuci tangan
3) Menggunakan handskun
d. Tahap orientasi
1) Memberikan salam
e. Tahap kerja
1) Menjaga privat
26
3) Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
27
2 menit
9) Angkat kain
f. Tahap terminasi
2) Membersikan alat
3) Mencuci tangan
2.5.1. Defenisi
2.5.2. Etiologi
27
Hipertermi dapat disebabkan sang beberapa hal.pada
DPP PPNI,2016)
dangkal. 29
28
5) Kulit terasa hangat Kulit dapat terasa hangat terjadi
kompres.
29
pasien dengan hadiah kompres hangat efektif pada menurunkan
suhu tubuh.
5. sesuai penelitian yang dilakukan oleh Della Lisia Putri pada tahun
30
BAB III
3.2.1. Lokasi
Kendari.
3.2.2. Waktu
31
Adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu
eksternal
32
d. Gangguan rasa aman adalah keadaan bahaya dalam
nyawa.
perencanaan keperawatan.
hipertemia.
33
status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang
membaik.
c. handskun
d. air hangat
34
e. termometer suhu air
f. alat tulis
g. lembar observasi
35
2) Observasi Mengadakan pengamatan langsung pada
36
3.7. Penyajian Data
didapatkan hasil studi kasus, maka data atau hasil studi kasus
hak responden.
tertentu.
37
c. Kerahasiaan (Confidentiality) Informasi yang telah dikumpulkan
tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan pada hasil riset.
38
BAB IV
a. Letak Geografis
RSUD Kota Kendari terletak di Jl. Brigjen Z.A Sugianto
Ranomeeto 38
39
b. Sumber Daya Manusia
pada tahun 2021 sebanyak 671 terdiri dari 265 PNS dan 406
1. Tenaga Medis
di lengkapi dengan :
c. Ruang Perinatologi
e. Gedung Kantor
f. Ruang Komite
g. Ruang PPI 39
i. ATM
j. Pojok Menyusui
k. Ruang Membaca
40
l. Taman Bermain Anak
HIV)
Gizi )
4) Gedung IGD
41
21) Gedung Amarilis / Infection Center (IC)
a. Pengkajian
1. Identitas Pasien
2. Keluhan Utama
42
Ny. R juga menggtakan dalam sehari bias terjadi
5. Riwayat Imunisasi
6. Pemeriksaan Fisik
43
peradangan ataupun luka terbuka dan tertutup dan juga
8. Pemeriksaan Penunjang
b. Diagnosa Keperawatan
44
menjelang malam
hari
Data Objektif
Merangsang sintesa
- Keadaan Umum
dalam pelepasan
sedang
zat pytrogen oleh
- S : 37, 9 ̊ C
leukosit pada
- Akral teraba
jaringan yang
hangat
meradang
- Mukosa bibir
kering
Infeksi disampaikan
hypotalamus bagian
termoregulator
melalui ductus
toracius ke pusat
termoregulasi
Peningkatan suhu
tubuh
45
46
c. Intervensi (Perencanaan Keperawatan)
1. Anjurkan Tirag
baring
Kolaborasi
47
1. Kolaborasi
Pemberian
cairan dan
elektrolit
intravena, jika
perlu
48
d. Implementasi Dan Evaluasi
48
4. Membasahi dan kipas
09.40 permukaan tubuh.
WITA Hasil : tubuh An. MY sudah
dibasahi dengan air hangat.
5. Melakukan pengendalian
suhu tubuh eksternal
09.50 Hasil : dilakukan tindakan
WITA kompres air hangat.
6. Menganjurkan tirah baring
Hasil : sudah dianjurkan.
7. Melakukan kolaborasi
10.00 pemberian cairan dan
WITA elektrolit intravena, jika perlu
10.10 Hasil : kolaborasi pemberian
WITA cairan Rl(20tpm)
49
Hipertermia Kamis,24 1. Memonitor suhu tubuh S:Ibu klien mengatakan
berhubunga Maret 2022 Hasil : pemeriksaan suhu anaknya masih demam
n dengan JAM : 10.00 tubuh sebelum dilakukan O:KU Lemah
proses WITA Akral terasa hangat
50
penyakit(inf 10.10 implementasi ke 2 adalah Nampak gelisah
eksi bakteri WITA 38,2 ̊ C TTV :
Salmonella 2. Melonggarkan atau R:20x/m
Thyphi) lepaskan pakaian S: 37,8℃
10.20 Hasil : pakaian An. MY N:91x/m
WITA sudah dilepaskan.
A:Masalah Belum
3. Membasahi dan kipas
Teratasi
permukaan tubuh.
10.30 Hasil : tubuh An. MY sudah P:Intervensi Dilanjutkan
WITA dibasahi dengan air hangat.
4. Melakukan pengendalian
suhu tubuh eksternal
10.40 Hasil : dilakukan tindakan
WITA kompres
10.50 air hangat.
WITA 5. Menganjurkan tirah baring
Hasil : sudah dianjurkan.
51
6. Melakukan kolaborasi
pemberian cairan dan
elektrolit intravena, jika perlu
Hasil : kolaborasi pemberian
cairan Rl(20tpm)
Hipertermi Jum’at,25 1. Memonitor suhu tubuh S: Ibu klien mengatakan
berhubunga Maret 2022 Hasil : pemeriksaan suhu demam anaknya telah
n dengan 09.40 WITA tubuh sebelum dilakukan membaik
proses implementasi adalah 36,7̊C O:Ku sedang
penyakit(inf 09.50 2. Melonggarkan atau Akral membaik
eksi bakteri WITA lepaskan pakaian TTV ( S: 36 ̊ C)
Salmonella Hasil : pakaian An. MY
A:Masalah Teratasi
Thyphi) sudah dilepaskan.
10.10 3. Membasahi dan kipas P:Intervensi Dihentikan
WITA permukaan tubuh.
Hasil : tubuh An. MY sudah
dibasahi dengan air hangat.
10.20 4. Melakukan pengendalian
WITA suhu tubuh eksternal
52
Hasil : dilakukan tindakan
kompres hangat.
10.30 5. Menganjurkan tirah baring
WITA Hasil : sudah dianjurkan.
10.40 6. Melakukan kolaborasi
WITA pemberian cairan dan
elektrolit intravena, jika perlu
Hasil : Kolaborasi pemberian
cairan RL(20tpm)
53
4.1.3. Gambaran Hasil Pengukuran Penurunan Demam Thypoid Pada Anak
Responden
badan lemas dan perasaan yang gelisah, serta ketidaknyaman anak sering
dialami pada anak. Setelah pemberian kompres kepada anak dengan siklus
pengukuran, dihari pertama terlihat penurunan panas anak dari panas tubuh
dilihat dari kondisi awal yang gelisah, serta nafsu makan yang sudah mulai
ada.
54
4.2. Pembahasan
rumah sakit. Ibu klien menggatakan demam anaknya naik menjelang malam.
dan badanya lemas serta nafsu makan berkurang serta ketidaknyaman anak
sering dialami. Ny. R juga menggtakan dalam sehari bias terjadi kenaikan suhu
badan dari suhu tubuh awal sehingga klien di bawah di RSUD Kota Kendari.
Pengkajian pola kebutuhan rasa aman secara fisiologis suhu tubuh An.
MY terus meningkat hasil pemeriksaan TTV saat dikaji oleh peneliti adalah
37,8’c, selain itu pengkajian pola aktivitas dan istirahat tidur An. MY tidak
terpenuhi An. MY nampak anemis karena sering rewel dan terbangun gelisah
karena suhu tubuh meningkat selain itu aktivitas terbatas dibantu oleh orang
dengan proses penyakit dimana suatu keadaan naiknya suhu tubuh seseorang
putih atau leukosit sehingga menyebabkan sel darah putih yang berperan
sebagai antibody tidak mampu untuk menjalani perannya dan intervensi dari
55
permukaan tubuh serta berikan cairan oral, dan tindakan edukasi anjurkan tirah
fasilitas yang ada jadi metode evaluasi yang digunakan yaitu metode SOAP
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sakarya
turun, tidak hanya di daerah itu kompres hangat juga bisa dilakukan di daerah
hangat pada pembuluh darah yang besar sehingga dapat memberikan sinyal
suhu tubuh.
metode asuhan keperawatan selama 3x24 jam efektif menurunkan suhu tubuh
56
pada anak. Pemberian kompres air hangat pada An.MY dengan demam
57
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil studi kasus dan pembahasan, maka dapat di tarik
kesimpulan hasil pengkajian keluhan utama pasien dinyatakan oleh Ibu pasien
karena pasien masih anak-anak umur 3 tahun dari hasil pernyatakan Ibu
pasien mengatakan An. MY rewel, gelisah, badan terasa panas, nafsu makan
berkurang, dari hasil pemeriksaan TTV diperoleh suhu tubuh An. MY yaitu
dan menganjurkan tirah baring dan berkolaborasi dengan dokter dan tim
proses penyakit adalah kompres hangat yaitu dengan cara merendam kain di
wadah yang berisi air dengan suhu suam-suam kuku lalu meletakkan kain
tersebut di dahi An. MY. Hasil evaluasi pada hari terakhir, pada diagnosa
An.MY sudah normal yaitu 36°c dan An.MY sudah tidak rewel dan nafsu akan
5.2. Saran
58
a. Bagi Ilmuan
b. Bagi Pemerintah
c. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi dalam menerapkan hasil
prosedur.
d. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi penelitii
DAFTAR PUSTAKA
AAtik, & Eko. (2016). Asuhan Keperawatan Anak Sehat Berkebutuhan Khusus. Pustaka
Baru Press.
Askara, M. (2020) . Kompres hangat sebagai penurunan demam anak. Jurnal Kesehatan
Anak Nusantara,
59
Ayu, dkk, 2019 . Jenis kompres dan Aturan pakainya(Online), Tersedia.
http://www.alodokter.com/jenis-kompres-dan-aturan-pakainya(18 Februari 2019)
Harmoko, & Sujono. (2016). Standar Operasional Procedure Dalam Praktik Klinik
Keperawatan Dasar. Pustaka Pelajar.
Hidayat, A. (2018). Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisi Data Edisi
Pertama. salemba medika.
Ida Rahmawati, & Doby Purwanto (2020). Efektivitas PEerbedaan Kompres Hangat Dan
Dingin Terhadap Perubahan Suhu Tubuh Pada Anak Di RSUD DR. M. Yunus
Bengkulu. Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .8, No.2, 2020, hal 246-255.
Idrus, H. . (2020). The Secret of Tyfoid Fever. Scholars’ Press International Book Market
Service Ltd.
Izazi, A. (2018). Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Utama Demam Thypoid. Jurnal
Kesehatan. https://doi.org/10.24252/kesehatan.v11i2.6137
Kemenkes RI. (2018). Angka Kejadian Penyakit Menular Indonesi Tahun 2018.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Mustofa, F. L., Rafie, R., & Salsabilla, G. (2020). Karakteristik Pasien Demam Tifoid pada
Anak dan Remaja. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada.
https://doi.org/10.35816/jiskh.v12i2.372
Nadirawati. (2019). Buku Ajar Asuhan Keperawatan (Teori dan Aplikasi). In PT. Refika
Aditama.
60
Oktiawati, A., Khodijah, S, I., & Rizky, C. . (2017). Teori dan konsep Keperawatan
Pediatrik. Trans Info Media.
Permatasari, K. I., Hartini, S., & Bayu, M. A. (2013). Perbedaa Efektivitas Kompres Air
Ha Da Kompres Air Biasa Terhadap Pe Suhu Tubuh Pada a De Demam Di Rsud
Tugurejo Semara. Ejurnal Stikes Telogorejo, 34
Potter & Perry , 2018 . Anak Demam Perlu Kompres. www, Bali Post, Co,id. Minggu
Umanis, 7 September 2003.
Punjabi, N. ., & Ravi, N. (2019). Pendekatan Komprehensif Demam Tifoid Paratifoid dan
Infeksi Salmonelosis Lain. IDAI.
Rachman, Y. N. (2017). Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap Anak Di Rsud
Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. In CNR-ISTI technical report.
Rosa, N. S., & Ria, R. . (2020). Faktor Risiko Yang Memengaruhi Kejadian Demam Tifoid
Di Wilayah Kerja Puskesmas Binakal Kabupaten Bondowoso. Medical Technology
and Public Health Journal. https://doi.org/10.33086/mtphj.v4i2.1689
Setiawan, D. (2014). Keperawtan Anak & Tumbuh Kembang Pengkajian & Pengukuran.
Nuha Medika.
Syahniar, R., Fikri, K., Arumdini, M., & Rayhana, R. (2020). Profil Hematologi Pasien
Anak Dengan Thypoid Serta Korelasinya Terhadap Lama Rawat Inap. Media
Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar.
https://doi.org/10.32382/medkes.v15i1.1210
Talango, S. R. (2020). Konsep Perkembangan Anak Usia Dini. Early Childhood Islamic
Education Journal. https://doi.org/10.54045/ecie.v1i1.35
Trismiyana, E., & Agung, L. Y. (2020). Kebersihan makanan dan hand hygiene sebagai
faktor resiko demam tifoid di Bandar Jaya, Lampung. Holistik Jurnal Kesehatan.
https://doi.org/10.33024/hjk.v14i3.1601
61
Ulfa, F., & Handayani, O. W. K. (2018). Kejadian Demam Tifoid di Wilayah Kerja
Puskesmas Pagiyanten. HIGEIA (Journal of Public Health
Research and Development). https://doi.org/10.15294/higeia.v2i2.17900
World Health Organization. (2018). Infectious diseases in the tropics. WHO, 23–26.
World Health Organization. (2018). Infectious diseases in the tropics. WHO, 23–26.
Wowor, M. S., Katuuk, M. E., & Kallo, V. D. (2017). Efektivitas Kompres Air Suhu
Hangat Dengan Kompres Plester Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Anak
Demam Usia Pra-Sekolah Di Ruang Anak Rs Bethesda Gmim Tomohon. E-
Journel Kperawatan (eKp), 5(2), 8
62